Anda di halaman 1dari 32

EPISTAKSIS

DAN
PENATALAKSANAANNYA

dr. LUKMAN RIVAI, SpTHT


Bagian THT FK UNILA / MALAHAYATI
Bandar Lampung
PENDAHULUAN
 Kasus-kasus epistaksis cukup banyak
ditemukan dalam praktek sehari-hari :
- ringan
- berulang
- berat

 90% kasus-kasus epistaksis dapat berhenti


sendiri
 10% yang memerlukan perawatan medis
 Secara anatomis pada lapisan mukosa hidung
banyak ditemukan pembuluh-pembuluh darah
halus yang letaknya superfisial
ANATOMI VASKULARISASI HIDUNG
 Berasal dari cabang A.Karotis interna dan eksterna
A : a. etmoidal anterior

B : a. etmoidal posterior

C : a. septal nasal posterior

D : anastomosis dengan
a. palatina mayor

Arteri pada septum nasi


A : a. meningeal anterior

B : a. etmoidal anterior

C : a. etmoidal posterior

D : a. nasal lat. posterior

E : a. spenopalatina

F : a. palatina mayor &


minor

Arteri pada dinding lateral hidung


Etiologi epistaksis :
 10% tidak diketahui
 Dibagi 2 golongan besar ;
- Sebab2 lokal
- Sebab2 sistemik

1. Sebab lokal :
a. trauma:
bersin keras, rudapaksa, iritasi gas, benda asing, dan
anak-anak yang sering mengorek hidung.
b. Infeksi hidung/sinus paranasal
c. Neoplasma: hemangioma, karsinoma, angiofibroma
d. Obat Rinitis medikamentosa (dekongestan
topikal)
Etiologi
EtiologiEpistaksis
Epistaksis

2. Sebab-sebab sistemik

a. Penyakit kardiovaskular :
hipertensi, arteriosklerosis,

b. Gangguan koagulasi :
 Hemofilia,defisiensi faktor2 pembekuan
gangguan koagulasi primer
 Sirosis hepatis, gangguan pembentukan
faktor2 pembekuan gangguan
koagulasi sekunder
Etiologi
EtiologiEpistaksis
Epistaksis
c. Gangguan platelet
 Trombositopenia :
- Produksi berkurang karena :
- anemia aplastik
- keganasan
- obat-obat sitostatika
- Peningkatan destruksi : I.T.P
 Disfungsi platelet : leukemia dan uremia
d. Gangguan pembuluh darah :
 Arterosklerosis, penurunan kemampuan
haemostasis arteri
 Hereditary haemorrhagic teleangiectasia,
berkurangnya elemen kontraktil pembuluh
darah.
Etiologi
EtiologiEpistaksis
Epistaksis

e. Obat-obat : aspirin, antikoagulan,


kloramfenikol, dan
metotreksat

f. Infeksi seperti demam tifoid, difteri


hidung dan DHF

g. Gangguan endokrin ; kehamilan

h. Perubahan tekanan atmosfir


Sumber Perdarahan epistaksis :

Dua sumber utama :


1. Bagian anterior
Pleksus Kiesselbach
terbanyak dan tidak hebat

2. Bagian posterior
a. sfenopalatina, epistaksis hebat.
a. etmoidalis posterior
lebih jarang.

Lukman Rivai
PENATALAKSANAAN EPISTAKSIS

 Bahan dan Alat :


– lampu kepala
– spekulum hidung
– pinset bayonet
– pompa pengisap
– obat-obat vasokonstriktor dan anaestesi
lokal
– kapas dan kasa
 Epistaksis pada anak-anak, lakukan
penekanan pada bagian lunak hidung,
pada posisi duduk.

 Gagal, dilakukan pemasangan tampon


kapas
Epistaksis aktif

Tindakan segera : - anamnesa


- nilai KU : - infus
- transfusi
- pemeriksaan penunjang

Identifikasi sumber perdarahan

Hentikan perdarahan

Terapi kausa
ANAMNESA (BILA MEMUNGKINKAN)

 Memprediksi etiologi dan sumber perdarahan


 Riwayat : - trauma
- hipertensi
- keluarga
- penyakit2 hati
- pemakaian obat2an : aspirin
- perdarahan dari hidung atau mulut
 Identifikasi sumber perdarahan :
- bisa mudah
- bisa sulit

 Cara :
- Bersihkan rongga hidung dengan
pompa hisap
- Kapas basah (adrenalin + lidokain)
Menghentikan perdarahan
 Kauterisasi : - kimia (AgNO3 30%)
- elektrokauter (bius lokal)
- efek samping

 Tampon anterior :
 Kapas atau kasa diolesin vaselin atau salep
antibiotika
 Lama pemasangan 2 – 3 hari
 Profilaksis antibiotika
 Tampon hidung dari serat hidrokoloid yang
mengandung gelatin (Gel foam) atau serat selulosa
(Surgicel) yang bersifat hemostatik.
Tampon ini tidak perlu diangkat, diserap dalam
tempo 2 – 3 minggu.
 Tampon posterior :

Bellocque tampon, gulungan kasa


dengan dua buah benang panjang
dan satu buah benang pendek
Kateter Foley ukuran 12 – 16
Ligasi arteri
TAMPON HIDUNG ANTERIOR
MATERIAL TAMPON HIDUNG
TAMPON HIDUNG POSTERIOR
Lukman Rivai
TEMPAT-TEMPAT LIGASI
LIGASI A. MAKSILLARIS INTERNA
Terapi Kausa

 Obat-obat anti hipertensi


 Konsul ke bagian hematologi
 Pengangkatan tumor
 Ekstirpasi benda asing
 Antibiotika
Untuk mencegah Epstaksis berulang:

 Jaga kelembaban rongga hidung, dengan


mengoleskan vaselin dengan lidi kapas
 Stop rokok karena asap rokok menyebabkan
mukosa hidung kering
 Hindari pemakaian Aspirin
 Bersin mulut terbuka
 Kuku anak2 dipotong pendek
 Obat-obat anti alergi
 Obat-obat anti hipertensi
KESIMPULAN

 10% penyebab epistaksis tidak diketahui


 90% kasus2 epistaksis dapat berhenti tanpa
tindakan medik
 10% memerlukan tindakan medik
 Tampon gulung atau kapas vaselin-betadin
adalah tampon yang paling murah dan cukup
efektif sampai saat ini

Anda mungkin juga menyukai