LEUKEMIA MIELOBLASTIK
AKUT
Pembimbing:
dr. Benny Kurnia, Sp.THT-KL
PENDAHULUAN
Epistaksis adalah perdarahan akut yang berasal dari lubang hidung, rongga
hidung atau nasofaring. Epistaksis bukan suatu penyakit, melainkan gejala dari suatu
kelainan yang hampir 90 % dapat berhenti sendiri.
Perdarahan hidung diawali oleh pecahnya pembuluh darah di dalam selaput
mukosa hidung. Delapan puluh persen perdarahan berasal dari pembuluh darah
Pleksus Kiesselbach (area Little). Pleksus Kiesselbach terletak di septum nasi
bagian anterior, di belakang persambungan mukokutaneus tempat pembuluh darah
yang kaya anastomosis
ETIOLOGI
Kelainan Lokal Kelainan Sistemik
Trauma Penyakit kardiovaskular
Kelainan anatomi
Kelainan darah
Kelainan pembuluh darah
Infeksi lokal
Infeksi sistemik
M>F
AML – adults and the elderly
Adult:children = 85%:15%
UNKNOWN
Predisposing factors:
• Ionizing radiation exposure
• Previous chemotherapy : alkylating agents
• Occupational chemical exposure : benzene
• Genetic factors: Down’s Syndrome, Bloom’s, Fanconi’s Anemia
• Viral infection ( HTLV-1)
• Immunological : hypogammaglobulinemia
• Acquired hematological condition -Secondary
PATOGENESIS
110
x/menit
35
x/menit
36,7(Celcius)
Ukuran 3cm
Permukaan Berbatas tegas (+).
Tumor lidah
Konsistensi keras
Rapuh (+)
Mudah berdarah (+)
Karies/Radiks Tidak Ada Tidak ada
Gigi
Kesan -
LABORATORIUM
HEMATOLOGI NILAI RUJUKAN
Hb 3,1 ** 12,0-14,5 g/dL
Ht 8 45-55 %
Eritrosit 1,1 * 4,7-6,1 x 106/mm3
Leukosit 35,9 * 4,5-10,5 x 103/mm3
Trombosit 25 150-450 x 103/mm3
MCV 79 * 80-100%
MCH 29 27-31 %
MCHC 37 * 32-6%
RDW 15,8 * 11,5-14,5 %
Eosinofil 0 0-6 %
Basofil 0 0-2 %
Netrofil Batang 0* 2-6 %
Netrofil Segmen 32 * 50-70 %
Limfosit 27 20-40 %
Monosit 41 * 2-8 %
Waktu Perdarahan 3 1-7 menit
Waktu Pembekuan 9 5-15 menit
LABORATORIUM
KIMIA KLINIK NILAI RUJUKAN
Ur 41 13-43 mg/dL
Adanya anemia akan menyebabkan pasien mudah lelah dan pada kasus yang
lebih berat menyebabkan sesak nafas, adanya trombositopenia akan menyebabkan
tanda-tanda perdarahan, sedangkan adanya leukopenia akan menyebabkan pasien
rentan terhadap infeksi, termasuk infeksi oportunis dari flora bakteri normal yang
ada di dalam tubuh manusia. Selain itu sel-sel blast yang terbentuk juga punya
kemampuan untuk migrasi keluar sumsum tulang dan berinfiltrasi ke organ-organ
lain seperti kulit, tulang, jaringan lunak, dan sistem saraf pusat dan merusak organ-
organ tersebut dengan segala akibatnya.
ANALISA KASUS