Di susun oleh :
Indah Kusumo Wardani Puteri
11020129
Pembimbing:
dr. Gunawan kurnaedi . Sp. THT KL
dr . Elananda Sp. THT - KL
Pendahuluan
di Indonesia berdasarkan survei yang dilakukan
oleh Dep. Kes di 7 Provinsi pada tahun 1994 1996 yaitu sebesar 0,1 %.2 Tuli kongenital di
Indonesia diperkirakan sebanyak 214.100 orang
bila jumlah penduduk sebesar 214.100.000 juta
(Profil Kesehatan, 2005). Jumlah ini akan
sebesar 0,22%.
Faktor Resiko
Riwayat
keluarga
dengan tuli
kongenital
Persalinan yang
sulit dan fetal
distress pada
saat kelahiran
Adanya infeksi
prenatal
Lahir prematur
dan berat badan
lahir rendah
Ikterus
Mengkonsumsi
obat-obat
ototoksik
infeksi lainnya,
seperti
meningitis
bakterialis
ETIOLOGI
Faktor Lingkungan
Rubella
Kern ikterik
sifilis
Genetik
non-syndromic
hearing loss
(NSHL)
syndromic hearing
loss (SHL).
Non syndrome
Autosomal
Dominan
Autosomal
Resesif
X-Linked
Nonsindromik
SINDROMIK
Osteogenesis Imperfecta
neurofibromatosis
Osteogenesis
imperfect
ditandai
oleh
fragilitas
tulang,
sclera
biru,
penurunan
pendengaran
konduktif,
sensorineural,
atau
campuran,
dan
hiperelastisitas persendian
dan ligament
2 gen untuk osteogenesis
imperfect telah
diidentifikasi, COLIA1 pada
kromosom 17q dan COLIA2
pada kromosom 7q.
gangguan
genetis
yang
mengganggu pertumbuhan
sel pada sistem saraf pusat,
sehingga
menyebabkan
munculnya tumor pada
jaringan saraf. Tumor ini
dapat muncul di otak, tulang
belakang, saraf yang besar
maupun kecil.
otoklerosis
Sindrome
stickler
Sindrome
treacher
collin
Autosomal Resesif
pendengaran sensorineural sangat berat dan aritmia jantung.
Elektrokardigrafi menunjukkan gelombang T besar dan pemanjangan interval QT,
Sindrome jervell mutasi gen kanal Kalium (KVLQT1) pada kromosom 11p15.5, yang dianggap dapat
menghasilkan keterlambatan repolarisasi mioseluler jantung. Gen KCNE1 juga
and lange
terbukti bertanggungjawab terhadap
nielson
Sindrome
pendred
Sex linked
Sindrome alport
Simdrome
norrie
otopalatodigital
Aplasia
mondini
Aplasia
Scheibe
Aplasia
alexander
Manifestasi klinis
DIAGNOSIS
Pada prinsipnya tuli kongenital harus diketahui sedini
mungkin. Walaupun derajat ketulian yang dialami
seorang anak hanya bersifat ringan, namun dalam
perkembangan
selanjutnya
akan
kemampuan
berbicara
dan
menegakkan
diagnosis
sedini
mempengaruhi
berbahasa.
mungkin
Untuk
maka
elektrofisiologis
terhadap
respons
Timpanometri
Timpanometri merupakan sejenis audiometri,
yang mengukur impedansi (tahanan terhadap
tekanan) pada telinga tengah
Timpanometri digunakan untuk membantu
menentukan penyebab dari tuli konduktif.
Dengan alat ini bisa diketahui berapa banyak
suara yang melalui telinga tengah dan berapa
banyak suara yang dipantulkan kembali sebagai
perubahan tekanan di saluran telinga.
PENATALAKSANAAN
Dimulai segera setelah diagnosa
ditegakkan.
Pembedahan
Implant koklear
Pasca bedah
Program
rehabilitasi
Evaluasi
perangkat
elektronik (
PROGNOSA
Semakin dini diagnosis dan intervensi yang
dilakukan, maka prognosis juga semakin baik