STOP BANG
EPOS 2020
Executive
Summary
Pendahuluan
Rinosinusitis Akut
Prevalensi berkisar 6-15%.
Penyebab tersering akibat Virus
Self-limiting disease
Pada beberapa kasus dapat menyebabkan komplikasi yang serius
hingga mengancam nyawa
Rinosinusitis Kronik
Prevalensi 5-12%
ACUTE BACTERIALIS RS
Dewasa
Peradangan pada hidung dan sinus paranasal ditandai
dengan 2 gejala atau lebihhidung tersumbat
atau hidung meler, dengan gejala tambahan nyeri
01
wajah atau berkurangnya fungsi penciuman (atau
keduanya)
○ Rinosinusitis Kronik
▪ Rinosinusitis kronik Primer Difus
Primer terlokalisasi
■ Rinosinusitis dengan
○ Allergic Fungal eosinophilia
Rinosinusitis
■ Rinosinusitis Non
○ Isolated Sinusitis eosininofilia
Klasifikasi Rinosinusitis Kronik Berdasar Fenotipe
Tujuan utama
mencapai & Pengukuran Pengecualian Sakit
mempertahankan menggunakan VAS, kepala migraine tidak
kontrol klinis, yang tidak menggangu dimasukkan dalam
dapat ditentukan
sebagai keadaan kualitas hidup jika validasi
penyakit dimana pasien VAS≤ 5, ada
tidak memiliki gejala, keluhan/gangguan
atau gejalanya tidak kualitas hidup jika
memengaruhi kualitas
hidup. VAS >5
Definisi Rinosinusitis Kronik Eksaserbasi Akut
Post-Viral RSA,
onset >10 hari
Kombinasi dengan
steroid intranasal
Pemberian antibiotic
Terapi simtomatik hanya pada kasus RSA
bakterial
KAPAN MERUJUK / MERAWAT
PASIEN ARS
Epidemiologi, factor predisposisi, patofisiologi RSK
○ RSK tanpa polip akibat terapi RSA bacterial yang tidak adekuat
menjadi kronik
○ Tipe 2 respon imun yang dinisiasi infeksi parasite (IL-4, IL-5 & IL-13
juga rekrutment eosinophil dan sel mast)
1 2 3
Penyakit saluran
Penyakit Imunodefisie nafas bawah
Alergi nsi
4 5 6 7
ALERGI
● Keadaan imunodefisiensi pada pasien CRS menyebabkan kurang
respon terhadap terapi standar dan memerlukan terapi khusus untuk
difisinesi imunnya
● Bila terdapat kecurigaan adanya defisiensi humoral tinggi sebaiknya
dirujuk ke ahli imunologi untuk pemeriksaan kadar immunoglobulin
serum
● Penting pada anamnesa ditanyakan riwayat penggunaan agen
imunosupresive seperti rituximab, kortikosteroid dan obat lain
IMUNODEFISIENS
I
● CRS sering terjadi bersamaan dengan peradangan pada
saluran napas bawah seperti asma, PPOK atau
bronkiektasis
● Pembedahan sinus endoskopik pada pasien asma terbukti
meningkatkan parameter klinis penyakit asma yang
terkendali
PENYAKIT
SALURAN NAPAS
BAWAH
● Fibrosis kistik (CF) adalah kelainan genetic disebabkan mutasi gen
pada regulator konduksi transmembrane fibrosis kistik
● Poliposis hidung bilateral pada anak indikator klinis pasien CF.
● Operasi sinus direkomendasikan pada pasien CF tanpa infeksi paru-
paru kronis atau dengan paru-paru yang ditransplantasikan dalam
upaya untuk memberantas bakteri gram negatif di sinus paranasal,
sehingga menghindari atau mencegah kolonisasi di paru-paru
FIBROSIS
KISTIK
● Kumpulan kelainan bawaan langka yang mempengaruhi motilitas silia (resesif
autosomal)
● PCD memiliki hubungan yang kuat dengan riwayat CRS
● PCD predisposisi infeksi bakteri contoh H. influenza, S. pneumoniae dan P.
Aeruginosa
● Tidak ada kriteria klinis yang tegas untuk mendiagnosis PCD produksi
nitrat oksida (NA) hidung yang rendah dapat mengindikasikan PCD setelah
menyingkirkan kemungkinan CF dan ISPA
● Terapi makrolid jangka panjang terbukti memperlihatkan perbaikan yang
nyata
DISKINESIA
SILIA
PRIMER
●Jamur dapat ditemukan di lendir hidung baik di sinus yang sehat atau sakit.
●Ada beberapa bentuk penyakit sinus yang berhubungan dengan jamur sebagai patogen
●Terdapat 3 fenotipe CRS yang terkait jamur
●Fungus ball debris jamur non invasif manajemen dengan pembedahan
●Rinosinusitis jamur invasif (IFRS)
○ Berkaitan dengan status imunokompromise seperti diabetes, keganasan.
○ Hifa jamur terdapat di dalam mukosa memperlihatkan angio-invasi atau infiltratif
trombosis, infark dan nekrosis
○ Patogen penyebab : spesies Zygomycetes (Rhizopus, Mucor, Rhizomucor) dan
Aspergillus.
○ Biasanya bersifat unilateral
RINOSINUSITIS
JAMUR
Tiga prinsip terapi IFRS
○Terapi antijamur sistemik
○Bedah endoskopi untuk debridemen jaringan nekrotik, yang mungkin perlu diulang
○Supresi imun pasien sebisa mungkin dihindari
RINOSINUSITIS
JAMUR
● 5 Kriteria major AFRS dari kriteria diagnostic Bent-Kuhn
○ Poliposis hidung
○ Ditemukan jamur pada pewarnaan
○ Musin eosinofilik tanpa invasi jamur ke jaringan sinus
○ Hiperensitifitas tipe 1 terhadap jamur
○ Hiperdensitas padat sinus pada ctscan dengan keterlibtan unilateral
● Kriteria minor AFRS : erosi tulang, charcot leyden crystals,
penyakit unilateral, peripheral eosinophilia, kultur jamur positif,
status imunokompromise atau diabetes
● Tatalaksana AFRS : pembedahan, kortikosteroid, imunoterapi
allergen, antijamur oral
RINOSINUSITIS
JAMUR
● Vaskulitis terkait ANCA (GPA, EGPA, MPA (mikroskopik poliangitis)) sering
melibatkan saluran nafas atas khususnya sinonasal
● GPA mempengaruhi hidung , paru-paru, ginjal
● gejala hidung biasanya pengerasan kulit, sekret di hidung, hidung tersumbat,
pendarahan, menurunnya indra penciuman dan nyeri wajah
● Tes ANCA diagnosis vaskulitis.
● Manajemen : Irigasi hidung, kortikosteroid intranasal topikal, pelumas hidung
seperti tetes glukosa dan gliserin 25%, salep madu atau gel berair bersamaan
dengan debridemen yang teratur. Operasi adalah pilihan terakhir memicu
peningkatan jaringan parut
VASKULITIS
● Granulomatosis eosinofilik dengan polyangiitis (EGPA) : bentuk
vaskulitis langka ditandai dengan asma onset dewasa, rinitis parah,
polip hidung dan manifestasi sistemik lainnya sebagai akibat dari
infiltrasi granulomatosa eosinofilik luas pada jaringan
● Sarkoidosis : penyakit inflamasi kronis multi-sistem dengan etiologi
yang tidak diketahui yang ditandai dengan granuloma non-kaseosa.
VASKULITIS
THANK YOU!!!!!