Anda di halaman 1dari 25

TR A U M A A K U S TIK

D IS U S U N O LEH
M U H . FA W W A Z
JO R V I K U R N IA W A N
P EM B IM B IN G
D R . S O P H IA N S U JA N A

DIBAWAKAN DALAM RANGKA KEPANITERAAN KLINIK


DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN THT-KL
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2016

Pendahuluan
Trauma

akustik gangguan
pendengaran
akibat
pajanan
terhadap
bising
dengan
intensitas tinggi dan berlangsung
mendadak.
Kerusakan trauma akustik dapat
mencederai baik telinga dalam
maupun
telinga
tengah
tergantung dari intensitas bising
tersebut.

D efi
nisi
Trauma

akustik
merupakan
gangguan pendengaran yang terjadi
akibat pajanan terhadap bising
dengan
intensitas
tinggi
dan
berlangsung mendadak
Bising ialah suara yang tidak
diinginkan,
mengganggu,
mempunyai sumber dan menjalar
melalui media perantara

Anatom i

Fisiologi
Gelombang suara
Getaran membrana timpani
Getaran osikula auditiva
Getaran jendela oval
Gerakan cairan di dalam koklea

Getaran jendela bundar


Penghamburan energi
Defleksi stereosilia sel rambut
Pelepasan ion bermuatan listrik dari
badan sel
Pelepasan neurotransmiter ke sinapsis
yg menimbulkan aksi pada n.
auditorius

Patofi
siologiTraum a Akustik

Paparan Bising
Intensitas
Tinggi (>130
dB)

Kerusakan
sel-sel
rambut
koklea

Gangguan
telinga tengah

Gangguan
Pendengaran

Jenis G angguan Pendengaran


Tuli konduktif terjadi akibat tidak

sempurnanya fungsi organ yang


berperan menghantarkan bunyi dari
luar ke telinga dalam.
Tuli sensorineural disebabkan oleh
kerusakan pada koklea atupun
retrokoklea.
Tuli campuran

D iagnosis
ANAMNESIS
- Riwayat terpapar bising/intensitas tinggi
(kerja/tempat tinggal)
- Riwayat penyakit telinga pernah diderita
PEMERIKSAAN FISIS
- Otoskopi
PEMERIKSAAN PENUNJAN
- Tes garpu tala
- Audiometri

InterpretasiTG T
Tes Rinne
Positif

Negatif

Tes Weber

Tes

Diagnosis

Lateralisasi

Schwabach
Sama

Normal

(-)

dengan

Lateralisasi

pemeriksaan
Memanjang Tuli Konduktif

ke telinga
Positif

sakit
Lateralisasi

Memendek

Tuli

ke telinga

Sensorineura

sehat

Derajat Ketulian Menurut ISO

0 25 dB
26 40 dB
41 60 dB
61 90 dB
> 90 dB :

berat

: normal
: tuli ringan
: tuli sedang
: tuli berat
tuli sangat

G am baran Klinis

NIHL
NIHL: GANGGUAN PENDENGARAN
DISEBABKAN TERPAJAN BISING
CUKUP
KERAS DALAM WAKTU
LAMA
SIFAT TULI SNHL, PADA 2 TELINGA
BISING INTENSITAS >85 dB DAPAT
MENGAKIBATKAN KERUSAKAN PADA
RESEPTOR PENDENGARAN CORTI DI
TELINGA DALAM

Kerusakan organ corti yang


mengalami kerusakan adalah
reseptor bunyi pada frekuensi 4000Hz
Faktor2 yang mempermudah terjadi
NIHL intensitas bising lebih
tinggi, lebih lama, mendapat
pengobatan bersifat ototoksik

Noise Induced Hearing Loss

Several days later, her hearing had returned to

Gejala

Kurang pendengaran
Kadang disertai tinitus
Kesulitan dalam percakapan
Tidak nyaman

Kurang pendengaran terjadi setelah


paparan bising 10-15 th

150 dBs

Jet plane taking off

145 dB

Pain
begins at
125 dBs

Chain Saw

115 dB
Power Saw

75 dBs

110 dB
Blender

78 dB
Normalconversation

65 dB

0 dBs

Tatalaksana

Pencegahan
Occupational

Safety
and
Health
Administration
(OSHA)
memperbolehkan
maksimum 140 dB puncak tekanan suara
untuk bising impulsif.
Penggunaan earmuffs atau earplug
Hindari paparan suara keras dalam waktu
lama

TER IM A K A S IH

Anda mungkin juga menyukai