Anda di halaman 1dari 24

Dr. Putri Anugrah Rizki Sp.

THT
 Perdarahan dari hidung
 Banyak dijumpai sehari-hari
 Dapat mengenai anak kecil sp usia lanjut
 Dapat ringan dan berhenti sendiri, sampai yang
berat dan mungkin fatal.
 Seringkali merupakan manifestasi penyakit lain.
Pendarahan hidung
 Cabang a.karotis eksterna :
 a. sfenopalatina
 a. palatina desendens
 a. labialis superior
 Cabang a. karotis interna :
 a. etmoidalis anterior
 a. etmoidalis posterior
LOKAL SISTEMIK
 Keln pemb. darah  Peny. kardiovaskular
 Trauma  Keln. darah
 Benda asing  Kenaikan tekn. vena
 Infeksi  Infeksi
 Tumor  Keln. hormonal
 Udara lingkungan  Keln. kongenital
 Keln pemb. darah:
 lbh lebar, tipis, jar.ikat dn sel2 sdkt.
 Trauma
 dikorek, benturan, buang ingus.
 Keln anatomi
 Septum deviasi yg tajam
 Benda asing
 Infeksi
 Rinossinusitis. Infeksi spesifik: tbc, jamur dll
 Tumor
 Angiofibroma, karsinoma
 Udara lingkungan/iritasi zat kimia
 Peny. Kardiovaskular
 terut. hipertensi, arteriosklerosis, DM
 Keln. Darah
 Anemia, keln hemostasis, leukemia.
 Infeksi
 DHF, tifoid, inf. virus
 Keln. Hormonal, pd kehamilan
 Keln. Kongenital
 Teleangiektasis hemoragik herediter (Osler-Rendu
Weber ds), von Willenbrand ds.
Damrose & Maddalozo (Chicago)
Laryngoscope 116,2006
90 psn epistaksis: anemia 22%, keln. hemostasis 7,8%
rinosinusitis 80%

Beran, Stigendal (Swedia)


Journ.Laryngol-Otol 101, 1987
Screening 46 psn epistaksis: 27% keln hemostasis

Killey, Stuart, Johnson (Winston-Salem, USA)


Jour.Pediatrics, 1982
20 psn epistaksis: 12 keln hemostasis
 Epistaksis anterior:
▪ pleksus Kisselbach
▪ a. etmoidalis anterior
 Epistaksis posterior:
▪ a. etmoidalis posterior
▪ a. sfenopalatina*

* Dpt terjadi perdarahan hebat  syok dan anemi 


iskemia serebri  insufisiensi koroner 
kematian.
 Superfisial di mukosa septum anterior
 Sumber epistaksis anterior terbanyak
 Anastomosis ujung-ujung p.darah 
▪ a. etmoidalis anterior
▪ cab.nasopalatina dari a. sfenopalatina
▪ a. palatina mayor
▪ a. labialis superior
TUJUAN :
 Perbaiki keadaan umum
 Hentikan perdarahan
 Cegah komplikasi
 Cegah epistaksis berulang
Posisi duduk, setengah duduk, berbaring
dgn kepala ditinggikan.
Biarkan darah keluar/mengalir dari hidung.

Anak:
• Dipangku
• Badan dan tangan dipeluk
• Kepala tegak
1. Perbaiki K.U: tensi, nadi, jalan napas
2. Cari sumber perdrhan: isap atau
pasang tampon pantokain-adrenalin 10 menit
3. Hentikan perdarahan
4. Cari faktor penyebab dan komplikasi 
pemeriksaan penunjang
 Pleksus Kisselbach:
 Tekan/pencet hidung
 Kaustik AgNO3 25-30%, asam trichlor asetat
 Epistaksis anterior:
 Tampon anterior (kapas/kasa + vaselin,
betadin/salep antibiotika)
 Epistaksis posterior:
 Tampon posterior (Bellocq) / Kateter Foley +
tampon anterior
 Ligasi arteri
DUDUK
TENANG
PIJIT 10-15 MENIT
KAUSTIK PLEKSUS KISSELBACH
TAMPON ANTERIOR
TAMPON ANTERIOR
Endang Mangunkusumo 2006

* Sering perlu juga dipasang tampon anterior untuk menekan dari depan
 Antibiotik profilaktis
 Tampon anterior  boleh pulang
 Tampon posterior  dirawat inap
 Pemeriksaan lain untuk cari kausa.
 Terapi tambahan: hemostatika, antihipertensi,
analgetik dll.
 Angkat/ganti tampon: 2 x 24 jam 
mencegah infeksi dan nekrosis jaringan
 Hematologi
 Anemia, keln. hemostasis, leukemia, dll.
 Pemr utk keln hemostasis: bleeding tm, PT, APTT,
htg trombosit, analisis fungsi tromb.
 Penyakit dalam
 Hipertensi, keln. Jantung, DM dll.
 Hentikan pemakaian antikoagulansia
 Naso-endoskopi (saat angkat/ganti tampon)
 Spina septum, angifibroma NF, KaNF, Ka hdg, dll

 Dilakukan penatalaksanaan yang tepat


 Epistaksis banyak dijumpai sehari-hari
 Ringan: dpt berhenti sendiri
 Berat: perlu penatalaksanaan A,B,C
 Hentikan perdarahan
 Cegah infeksi dan epistaksis berulang
 Harus dicari faktor penyebab untuk
penatalaksanaan yang tepat

Anda mungkin juga menyukai