Anda di halaman 1dari 20

Epistaksis Anterior et

causa Trauma
Christopher
102011333

Anamnesis
Keluhan Utama
Lokasi perdarahan
Apakah darah terutama mengalir
ke
dalam
tenggorokan
(ke
posterior) ataukah keluar dari
hidung depan (anterior) bila pasien
duduk tegak?
Lama perdarahan dan frekuensinya
Kecenderungan perdarahan

Anamnesis (2)
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat perdarahan sebelumnya
Trauma hidung yang belum lama
Penggunaan antikoagulan, obat-obatan
(mis; aspirin, fenilbutazon)
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat gangguan perdarahan dalam
keluarga
Hipertensi, Diabetes melitus
Penyakit hati

Pemeriksaan Fisik
Kesadaran
Keadaan

Umum
Tanda tanda vital
Inspeksi

& Palpasi
Permukaan anterior dan inferior hidung
Tes obstruksi nasal
Inspeksi bagian dalam rongga hidung (mukosa
hidung, septum nasi, abnormalitas)

Palpasi

Nyeri tekan pada sinus.

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan
Uji

Laboratorium

Alergi
Rinomanometri
Pemeriksaan Citra

Working Diagnosis
Epistaksis

anterior ec trauma

Differential Diagnosis
Epistaksis

posterior
Epistaksis ec kelainan kongenital

Epistaksis Ant

Epistaksis Post

Lokasi arteri

Pleksus Kiesselbach
atau a. Etmoidalis
anterior

a. Etmoidalis
posterior atau a.
sfenopalatina

Posisi duduk tegak

Darah mengalir ke
hidung

Darah mengalir ke
tenggorokan

Sifat Perdarahan

Lebih ringan dan


bisa berhenti
sendiri.

Lebih hebat dan


jarang dapat
berhenti sendiri

Faktor predisposisi

Trauma, ispa, alergi,


sinusitis.

Hipertensi,
arteriosklerosis atau
pasien dengan
penyakit
kardiovaskuler
karena pecahnya
arteri sfenopalatina.

Epistaksis ec kelainan
kongenital
Pada

kelainan
kongenital
pembuluh darah hidung lebih
lebar, tipis, jaringan ikat dan selselnya lebih sedikit, sehingga
mudah terjadi epistaksis.
Hereditary
hemorrhagic
teleangiectasis atau Osler-RenduWeber
disease

sindrom
autosomal
dominan

lesi
vaskular di sekitar bibir, rongga
mulut, dan hidung epistaksis

Epidemiologi
ditentukan dapat ditangani sendiri.
Distribusi usia bervariasi, dengan puncak
pada anak-anak (2-10 tahun) dan orang
yang lebih tua (50-80 tahun).
Trauma lokal tidak terjadi sampai kemudian
di tahun-tahun balita. Anak-anak dan
remaja juga memiliki insiden lebih jarang.
Pertimbangkan
penyalahgunaan kokain
pada pasien remaja.
Prevalensi laki-laki : perempuan = 58% :
42%.
Sulit

Etiologi

Patofisiologi

Patofisiologi (2)
Epistaksis

anterior kebanyakan berasal dari


pleksus Kisselbach di septum bagian
anterior atau dari arteri etmoidalis
anterior.
Septum
nasi
anterior
inferior

berhubungan langsung dengan udara


mudah terbentuknya krusta, fisura dan
retak karena trauma pada pembuluh darah
tersebut.
Aktifitas
normal

menggosok-gosok
hidung dengan keras trauma ringan pada
pembuluh darah ruptur dan perdarahan.

Manifestasi Klinis
Pendarahan

keluar dari hidung


pada saat pasien menegakkan
badannya.
Pendarahan
biasanya
dapat
berhenti sendiri.

Penatalaksanaan
Perbaiki

keadaan umum
Cari sumber pendarahan
Hentikan pendarahan
Tekan hidung dari luar (10-15 menit)
Larutan Nitras Argenti (AgN0 3) 2530%. Sesudahnya area tersebut
diberi krim antibiotik.
Tampon Anterior
Ligasi atau embolisasi

Komplikasi
Akibat

perdarahan yang hebat dapat terjadi


aspirasi darah ke dalam saluran napas bawah
Syok, anemia dan gagal ginjal.
Turunnya tekanan darah secara mendadak
Infeksi sekunder
Rino-sinusitis, otitis media, septikemia atau
toxic shock syndrome melalui tuba
Eustachius, dan airmata berdarah (bloody
tears)
Laserasi palatum mole atau sudut bibir
Nekrosis mukosa hidung atau septum

Pencegahan
pendarahan berulang
pemasangan tampon

Mencegah
Perlu

dilakukan
pemeriksaan
laboratorium
darah
lengkap,
pemeriksaan fungsi hepar dan
ginjal, gula darah, hemostasis.

Pemeriksaan

scan sinus
sinusitis.
Konsul

foto polos atau CT


bila dicurigai ada

ke Penyakit Dalam atau

Prognosis
Secara

keseluruhan, prognosis
baik tetapi variabel, dengan
perawatan yang tepat, prognosis
akan sangat baik.
Kematian jarang terjadi, biasanya
karena hipovolemia.

Kesimpulan
Hipotesis

diterima,
pasien
menderita epistaksis anterior ec
trauma

Anda mungkin juga menyukai