Anda di halaman 1dari 11

Fibroadenoma Mamae

Yesica
NIM : 102013185
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510. Telephone : (021) 5694-2061, fax : (021) 563-1731
e-mail: yesica.ichaa@gmail.com

Pendahuluan
Fibroadenoma merupakan tumor jinak pada payudara yang paling umum ditemukan.
Fibroadenoma terbentuk dari sel sel epitel dan jaringan ikat, dimana komponen epitelnya
menunjukkan tanda tanda aberasi yang sama dengan komponen epitel normal. Etiologi
penyakit ini belum diketahui secara pasti. Namun diperkirakan berkaitan dengan aktivitas
estrogen. Fibroadenoma pertama kali terbentuk setelah aktivitas ovarium dimulai dan terjadi
terutama pada remaja muda
Fibroadenoma umumnya terjadi pada wanita muda, terutama dengan usia di bawah 30
tahun dan relatif jarang ditemukan pada payudara wanita postmenopause. Tumor ini dapat
tumbuh di seluruh bagian payudara, namun tersering pada quadran atas lateral. Penyakit ini
bersifat asimptomatik atau hanya menunjukkan gejala ringan berupa benjolan pada payudara
yang dapat digerakkan, sehingga pada beberapa kasus, penyakit ini terdeteksi secara tidak
sengaja pada saat pemeriksaan fisik. Penanganan fibroadenoma adalah melalui pembedahan
pengangkatan tumor. Fibroadenoma harus diekstirpasi karena tumor jinak ini akan terus
membesar
Anamnesis
Anamnesis adalah kegiatan wawancara antara dokter dengan pasien untuk mencari
keterangan tentang penyakitnya. Beberapa pertanyaan utama yang akan diajukan saat anamnesis
adalah identitas terlebih dahulu seperti nama, umur, alamat, agama, suku, dan riwayat kesehatan
keluarga. Anamnesis yang baik dan benar sangat membantu dalam menegakkan diagnosis.
1

Dalam skenario ini, dimana terdapat pasien wanita muda datang dengan keluhan benjolan di
payudaranya diduga mengindap tumor. Maka untuk menegakan diagnosis, anamnesis bisa
ditanyakan kearah kelainan tumor.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan untuk tumor mammae cukup dengan melakukan
inspeksi dan palpasi saja.1
Inspeksi
Minta kebenaran pasien untuk membuka baju dan pakaian dalam yang digunakan, dan
pastikan ruangan dalam pencahayaan yang baik. Posisi pasien duduk dengan tangan diletakkan
di pingang ataupun kedua tangan dibiarkan tergantung ke bawah. Hal-hal yangperlu diperhatikan
pertama adalah membandingkan bentuk dan ukuran antara kanan dan kiri, apakah simetris atau
tidak. Selanjutnya hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemeriksaan inspeksi payudara adalah
warna kulit, pembengkakan, pori-pori kulit membesar, ada kulit yang tertarik atau cekung. Perlu
juga untuk mengamati putting susu serta areola mammae apakah putting susu tertarik kedalam
atau tidak sama antara kanan dan kiri, adakah bagian yang bersisik, pelebaran pembuluh darah,
benjolan yang tampak, penonjolan di sekitar ketiak, pembesaran kelenjar di bahagian infra dan
supraklavikular, juga terdapatnya satelit nodul.

Palpasi
Untuk pemeriksaan palpasi biasanya dokter akan melakukan penekanan pada payudara
untuk melihat apakah terdapat rasa nyeri, untuk mengukur seberapa besar benjolan pada
payudara, dan juga untuk melihat konsistensinya apakah lunak atau keras. Penting juga untuk
dilihat apakah benjolan masih dapat digerakan atau tidak.1
Untuk pemeriksaan secara sendiri biasanya akan dilakukan SADARI (Pemeriksaan
Payudara Sendiri) dengan cara sebagai berikut:2
1. Berdiri di depan cermin, perhatikan payudara. Dalam keadaan normal, ukuran payudara
kiri dan kanan sedikit berbeda. Perhatikan perubahan perbedaan ukuran antara payudara
kiri dan kanan dan perubahan pada puting susu (misalnya tertarik ke dalam) atau
keluarnya cairan dari puting susu. Perhatikan apakah kulit pada puting susu berkerut.
2

2. Masih berdiri di depan cermin, kedua telapak tangan diletakkan di belakang kepala dan
kedua tangan ditarik ke belakang. Dengan posisi seperti ini maka akan lebih mudah untuk
menemukan perubahan kecil akibat kanker. Perhatikan perubahan bentuk dan kontur
payudara, terutama pada payudara bagian bawah.
3. Kedua tangan di letakkan di pinggang dan badan agak condong ke arah cermin, tekan
bahu dan sikut ke arah depan. Perhatikan perubahan ukuran dan kontur payudara.
4. Angkat lengan kiri. Dengan menggunakan 3 atau 4 jari tangan kanan, telusuri payudara
kiri. Gerakkan jari-jari tangan secara memutar (membentuk lingkaran kecil) di sekeliling
payudara, mulai dari tepi luar payudara lalu bergerak ke arah dalam sampai ke puting
susu. Tekan secara perlahan, rasakan setiap benjolan atau massa di bawah kulit. Lakukan
hal yang sama terhadap payudara kanan dengan cara mengangkat lengan kanan dan
memeriksanya dengan tangan kiri.Perhatikan juga daerah antara kedua payudara dan
ketiak.
5. Tekan puting susu secara perlahan dan perhatikan apakah keluar cairan dari puting susu.
Lakukan hal ini secara bergantian pada payudara kiri dan kanan.
6. Berbaring terlentang dengan bantal yang diletakkan di bawah bahu kiri dan lengan kiri
ditarik ke atas. Telusuri payudara kiri dengan menggunakan jari-jari tangan kanan.
Dengan posisi seperti ini, payudara akan mendatar dan memudahkan pemeriksaan
7. Lakukan hal yang sama terhadap payudara kanan dengan meletakkan bantal di bawah
bahu kanan dan mengangkat lengan kanan, dan penelusuran payudara dilakukan oleh jarijari tangan kiri.

Gambar 1: Kuadran payudara

Pemeriksaan Penunjang
Mammography
Pemeriksaan mammografy terutama berperan pada payudara yang mempunyai jaringan
lemak yang dominan serta jaringan fibroglanduler yang relatif sedikit. Mammografi merupakan
pemeriksaan yang sensitif untuk mendeteksi lesi yang tidak teraba. Pada mammografy,
keganasan dapat memberi tanda-tanda primer dan sekunder. Tanda primer adalah berupa fibrosis
reaktif, comet sign (stelata), adanya perbedaan yang nyata antara ukuran klinis dan radiologis,
adanya mikroklasifikasi, adanya spikulae, dan distensi pada struktur arsitektur payudara. Tanda
skunder berupa retraksi, penebalan kulit, bertambahnya vaskularisasi, perubahan posisi papila
dan areola, adanya bridge of tumor, keadaan daerah tumor dan jaringan fibroglandular tidak
teratur, infiltrasi dalam jaringan lunak di belakang mamma, dan adanya metastasis ke kelenjar
(gambaran ini tidak khas)
Mammografi dapat digunakan untuk mendiagnosis wanita dengan usia tua sekitar 60
tahun atau 70 tahun. Prediksi malignansi dapat dipermudah dengan menerapkan kategori BIRADS (Breast Imaging Reporting and Data system). Adapun kategori BI-RADS, yaitu :
a) Kategori 0 : diperlukan pemeriksaan tambahan
b) Kategori 1 : tidak tampak kelainan
c) Kategori 2 : lesi benigna
d) Kategori 3 : kemungkinan lesi benigna, diperlukan follow up 6 bulan
e) Kategori 4 : kemungkinan maligna
f) Kategori 5 : sangat dicurigai maligna atau maligna
Beberapa faktor yang mempengaruhi gambaran mammografi adalah usia, siklus haid, dan terapi
hormonal. Bila usia di bawah 30 tahun, struktur fibroglandular yang padat akan memberikan
gambaran densitas yang tinggi sehingga sulit mendeteksi

mikrokalsifikasi atau distorsi


4

parenkim. Dengan meningkatnya usia, struktur fibroglandular akan berkurang kepadatannya


sehingga gambaran mammografi lebih lusen dan memudahkan untuk mendeteksi kelainan pada
payudara. Kompresi pada payudara yang terjadi pada saat siklus menstruasi akan memberikan
rasa tidak nyaman bahkan nyeri pada payudara. Oleh karena itu pemeriksaan mammografi
dianjurkan dilakukan setelah haid dan sekaligus memastikan tidak ada kehamilan. Dan terapi
hormonal juga akan meningkatkan densitas fibroglandular pada mammografi, sehingga informasi
penggunaan terapi hormonal dan lamanya penggunaan penting diketahui agar interpretasi
gambaran mammografi menjadi lebih akurat.2,3
Ultrasonography (USG)
Untuk mendeteksi luka-luka pada daerah-daerah padat pada payudara usia muda karena
fibroadenoma pada wanita muda tebal. Sehingga tidak terlihat dengan baik jika menggunakan
mammografi. Pemeriksaan ini hanya membedakan antara lesi atau tumor yang solid dan kistik.
Pemeriksaan gabungan antara USG dan mammografi memberikan ketepatan diagnostik yang
lebih tinggi

Gambar 3. Gambaran USG Fibroadenoma


Aspirasi Biopsi
Mengambil kandungan payudara dengan menggunakan Fine Needle Aspiration Cytologi
(FNAC). Pada FNAC akan diambil sel dari fibroadenoma mammae dengan menggunakan
penghisap berupa sebuah jarum yang dimasukkan pada suntikan. Dari alat tersebut akan
diperoleh sel yang terdapat pada fibroadenoma dan hasil pengambilan akan di kirim ke
laboratorium patologi untuk diperiksa dibawah mikroskop.
5

MRI
Dalam pemeriksaan MRI, fibroadenoma tampak sebagi massa bulat atau oval yang rata
dan dibandingkan dengan menggunakan kontras gadolinium-based. Fibroadenoma digambarkan
sebagai lesi yang hypointense atau isointense, jika dibandingkan dengan jaringan sekitarnya
dalam gambaran T1-weighted dan hypointense and hyperintense dalam gambaran T2-weighted.

Gambar 4. Pemeriksaan fibroadenoma mammae dengan MRI


Working Diagnosis
Fibroadenoma Mammae (FAM)
Fibroadenoma mammae (FAM) adalah tumor jinak payudara yang paling sering terjadi
pada wanita, yang berasal dari jaringan fibrosa (mesenkim) dan jaringan glanduler (epitel). FAM
biasanya memiliki ciri-ciri bersimpai jelas, berbatas jelas, soliter, berbentuk benjolan yang dapat
digerakkan. Terjadinya peningkatan aktivitas estrogen secara absolut maupun relative dapat
memberikan kontribusi untuk perkembangannya, dan memang lesi serupa mungkin muncul
dengan perubahan fibrokistik (fibroadenomatoid changes). Secara makroskopis irisannya tampak
tumor jaringan payudara bentuk bulat oval, putih keabuan, ukuran bervariasi, berbatas jelas,
padat, kenyal, mobile. Pertumbuhan fibroadenoma mammae umumnya tidak menimbulkan rasa
sakit, hanya ukuran dan tempat pertumbuhannya yang menyebabkan nyeri pada mammae. Pada
saat disentuh akan kenyal seperti karet karena mengandung kolagen (serat protein yan kuat yang
ditemukan didalam tulang rawan, urat daging dan kulit).Tanda gejala fibrosis mamae khas
berupa daerah yang nyeri, lunak (terutama menjelang menstruasi), biasanya berbatas tegas

dengan konsistensi yang meningkat. Sering kepadatan dan ketegangan berkurang setelah
menstruasi, tidak terdapat tanda- tanda bahwa kelainan ini merupakan predisposisi kanker.4

Differential Diagnosis
Cystosarcoma Phyllodes
Tumor ini jauh lebih jarang ditemukan dan diperkirakan berasal dari stroma intralobulus.
Tumor ini berdiameter kecil, sekitar 3 4 cm, tetapi sebagian besar terus tumbuh dan membesar
sehingga menyebabkan payudara membesar. Tumor ini terdapat pada semua usia, namun
kebanyakan ditemukan pada usia 45 tahun. Gambaran radiologis (mammografi) dari tumor ini
berupa massa berbentuk bulat dan berbatas tegas. Gambaran USG tumor ini, pada umumnya
hipoechoic dengan batas yang masih tegas, echo-internal dapat homogen atau sedikit inhomogen
serta adanya penyangatan akustik posterior lemah, hal ini mungkin disebabkan struktur kistik
pada tumor tersebut.4
Fibrokistik
Kebanyakan benjolan yang terjadi paa payudara adalah bukan suatu kanker, tetapi
hanyalah perubahan fibrokistik. Istilah fibrokistik mengacu pada fibro dan kista dimana fibro
adalah jaringan parut, dan kista adalah kantung berisi cairan. Fibrokistik Payudara adalah suatu
kondisi medis yang ditandai dengan rasa nyeri dan benjol pada payudara, terutama sebelum
periode menstruasi. Penyebab pasti dari fibrokistik payudara belum diketahui tetapi dipengaruhi
oleh kadar hormon wanita, khususnya estrogen, di dalam aliran darah. Biasanya pada siklus
menstruasi wanita, ovarium memproduksi estrogen yang kadarnya memuncak sewaktu
pertengahan siklus tepat sebelum ovulasi dimana sel telur sepenuhnya matang dan dilepaskan
dari ovarium. Oleh karena itu, payudara menjadi membengkak, penuh dan berat. Gejala ini
memburuk tepat sebelum periode menstruasi dan meningkat setelah dimulainya menstruasi.
Kondisi ini umumnya terjadi pada wanita diatas usia 30 tahun. Biasanya tidak diperlukan
perawatan untuk orang-orang dengan gejala ringan. Namun, ketika nyeri payudara tidak dapat
ditoleransi, pil kontrasepsi oral, dan penghilang rasa sakit dapat digunakan untuk mengurangi
rasa nyeri. Meskipun fibrokistik payudara tidak meningkatkan resiko kanker payudara, hal ini
7

dapat menyulitkan interpretasi hasil mammograms, menimbulkan kesulitan dalam mendeteksi


stadium awal kanker payudara.4

Epidemiologi
FAM merupakan neoplasma jinak bukan kanker yang sering dihidapi oleh wanita muda
kira-kira diantara waktu 20 tahun setelah pubertas ataupun dibawah usia 30 tahun. Berdasarkan
laporan dari NSW Breats Cancer Institute, fibroadenoma umumnya terjadi pada wanita dengan
usia 21-25 tahun, kurang dari 5% terjadi pada usia di atas 50, sedangkan prevalensinya lebih dari
9% populasi wanita terkena fibroadenoma. Sedangkan laporan dari Western Breast Services
Alliance, fibroadenoma terjadi pada wanita dengan umur antara 15 dan 25 tahun, dan lebih dari
satu dari enam (15%) wanita mengalami fibroadenoma dalam hidupnya. Namun, kejadian
fibroadenoma dapat terjadi pula wanita dengan usia yang lebih tua atau bahkan setelah
menopause, tentunya dengan jumlah kejadian yang lebih kecil dibandingkan pada usia muda.5,6
Etiologi
Belum diketahui secara pasti apa penyebab sesungguhnya dari fibroadenoma mammae,
namun diketahui bahwa pengaruh hormonal yaitu estrogen sangat berpengaruh terhadap
pertumbuhan dari fibroadenoma mammae, hal ini diketahui karena ukuran fibroadenoma dapat
berubah pada siklus menstruasi atau pada saat kehamilan. Perlu diingat bahwa tumor ini adalah
tumor jinak, dan fibroadenoma ini sangat jarang atau bahkan sama sekali tidak dapat menjadi
kanker atau tumor ganas.5

Patofisiologis
Fibroadenoma adalah tumor jinak yang menggambarkan suatu proses hiperplasia dan
proliferasi pada satu duktus terminal, perkembangannya dihubungkan dengan suatu proses
aberasi perkembangan normal. Penyebab proliferasi duktus tidak diketahui, diperkirakan sel
stroma neoplastik mengeluarkan faktor pertumbuhan yang memengaruhi sel epitel. Peningkatan
mutlak aktivitas estrogen, diperkirakan berperan dalam pembentukannya. Kira kira 10%
fibroadenoma akan menghilang secara spontan tiap tahunnya dan kebanyakan perkembangan

fibroadenoma berhenti setelah mencapai diameter 2 3 cm. Fibroadenoma hampir tidak pernah
menjadi ganas.2,3,4
Fibroadenoma jarang ditemukan pada wanita yang telah mengalami postmenopause dan
dapat terbentuk gambaran kalsifikasi kasar. Sebaliknya, fibroadenoma dapat berkembang dengan
cepat selama proses kehamilan, pada terapi pergantian hormon, dan pada orang orang yang
mengalami penurunan kekebalan imunitas, bahkan pada beberapa kasus, dapat menyebabkan
keganasan. Pada pasien pasien yang mengalami penurunan kekebalan tubuh, perkembangan
fibroadenoma berkaitan dengan infeksi virus Epstein-Barr. Fibroadenoma terbagi atas Juvelline
Fibroadenoma, yang terjadi pada wanita remaja dan Myxoid Fibroadenoma yang terjadi pada
pasien dengan Carney complex. Carney complex merupakan suatu sindrom neoplasma autosomal
dominan yang terdiri atas lesi pada kulit dan mukosa, myxomas dan kelainan endokrin
Penatalaksanaan
Terapi dan penatalaksanaan dari kasua fibroadenoma mammae ini bergantung pada
ukurannya, adakah rasa nyeri atau tidak, usia pasien, dan juga hasil biosi yang didapatkan apakah
menunjukkan kearah keganasan atau tidak.6,7
Operasi eksisi merupakan satu-satunya pengobatan untuk fibroadenoma. Operasi
dilakukan sejak dini, hal ini bertujuan untuk memelihara fungsi payudara dan untuk menghindari
bekas luka. Pemilihan tipe insisi dilakukan berdasarkan ukuran dan lokasi dari lesi di payudara.
terdapat 3 tipe insisi yang biasa digunakan, yaitu radial incision, yaitu dengan menggunakan
sinar, circumareolar incision, dan curve/semicircular incision.6
Tipe insisi yang paling sering digunakan adalah tipe radial. Tipe circumareolar, hanya
meninggalkan sedikit bekas luka dan deformitas, tetapi hanya memberikan pembukaan yang
terbatas. Tipe ini digunakan hanya untuk fibroadenoma yang tunggal dan kecil dan lokasinya
sekitar 2 cm di sekitar batas areola. Semicircular incision biasanya digunakan untuk mengangkat
tumor yang besar dan berada di daerah lateral payudara.6
Komplikasi
Fibroadenoma mammae mempunyai risiko yang sangat rendah untuk menjadi tumor
ganas. Komplikasi yang mungkin terjadi adalah berlakunya pembesaran yang berlebihan pada
9

tumor tersebut yang dapat menyebabkan terjadinya deformitas bentuk payudara penderita.
Didalam kasus tertentu yang sangat jarang, fibroadenoma mammae akan berubah menjadi
kanker, dan mungkin akan bermetastasis ke organ lainnya.7

Pencegahan
Pencegahan dan deteksi dini untuk faktor-faktor resiko seperti zat onkogen, riwayat
keluarga, umur, pengambilan hormon, dan obat kesuburan sangatlah penting. Perlu dulakukan
juga pemeriksaan berkala dan melaporkan jika terdapat tanda dan gejala adanya benjolan pada
payudara. Pemeriksaan payudara sendiri juga merupakan hal yang penting dalam hal
pencegahan.

Gambar 5. Pemeriksaan SADARI


Prognosis
Prognosis FAM adalah baik karena risiko menjadi ganas yang sangat rendah.
Fibroadenoma mamma dapat terulang hingga 20% pada perempuan. Sebuah jumlah kecil dapat
hilang dengan sendirinya.

Daftar Pustaka
10

1. Abdulmuthalib.2007. Prinsip Dasar Terapi Sistemik Pada Kanker.Dalam buku Ilmu


Penyakit Dalam. Jakarta: FKUI.
2. Modul Blok 24 Hemaetology and Oncology Fakultas Kedokteran Ukrida, 2011.
3. Sjamsuhidajat, R, De Jong Wim. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Jakarta. 2005. Hal. 388 393.
4. Joyce & Esther, (2007), Medical Surgical Nursing : Clinical Management for Continuity
of Care, Edition 5, W.B. Saunders Company, Philadelphia.
5. Buku Ajar Patologi. Volume 2. Edisi 7. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. 2007.
Hal. 793 794.
6. Armando E. Giuliano. Breast Lange Current Medical Diagnosis and Treatment 2005; 44:
679-703.
7. Fibroadenoma. Breast Cancer Care United Kingdom, 20 November 2009. Diunduh dari
http://www.breastcancercare.org.uk/breast-cancer-breasthealth/diagnosis/benign/fibroadenoma/ pada 23 April 2011.

11

Anda mungkin juga menyukai