Anda di halaman 1dari 22

Diagnosa Cephalhematome pada Bayi Baru Lahir

Jemie Rudyan
D8
Mahasiswa Kedokteran Universitas Krida Wacana

Jl. Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat


jemierudyan@yahoo.com

Bab I
Pendahuluan

Persalinan merupakan hal alamiah yang akan dialami wanita yang telah hamil selama 37 sampai
42 minggu. Persalinan dapat dibagi menjadi persalinan pervaginam atau persalinan dengan sectio
caesaria. Persalinan pervaginam sendiri dapat dilakukan dengan menggunakan alat bantuan seperti
vacuum ataupun forcep, pada makalah ini akan dibahas mengenai trauma saat kelahiran yang dapat
dialami oleh bayi, baik oleh karena kelahiran dengan bantuan alat, ataupun karena proses kelahiran
yang kurang baik dan menyebabkan kelahiran menjadi lama.

Tujuan
Mahasiswa mampu menjelaskan jenis-jenis dari trauma lahir pada kepala, mengetahui
komplikasi, dan penatalaksanaannya.

Hipotesis
.

.
Page 1
1

Anak tersebut mengalami trauma lahir yang bertipe Cephalhematome.

Bab II
Tinjauan Pustaka
Anamnesis
Dalam hal riwayat kesehatan, banyak faktor yang perlu ditanyakan, dan karena pasien adalah
anak, maka orangtuanya wajib di lakukan anamnesis:1
a. Identitas Pasien (Nama, usia, jenis kelamin)
Identitas anak ditanyakan terutama umur anak, hal ini berguna agar dapat dinilai status gizi anak
dan imunisasi apa yang seharusnya sudah diterima oleh anak.
b. Keluhan Utama
c. Riwayat penyakit Sekarang
Jika didapatkan adanya keluhan utama, ditanyakan sejak kapan keluhan tersebut terjadi.
Ditanyakan hal yang berhubungan seperti riwayat perdarahan baik yang akut maupun kronis,
adanya tanda perdarahan pada kulit atau bawah kulit, adakah riwayat kuning pada tubuh yang
disadari pasien, dan nyeri pada abdomen atau dirasa regio abdomen pasien membesar.
d. Riwayat penyakit Dahulu
Tanyakan riwayat penyakit yang sudah pernah diderita, atau masih berlangsung hingga datang
berobat, karena dapat berhubungan dengan penyakit yang diderita sekarang.
e. Riwayat penyakit Keluarga
Tanyakan riwayat keluarga, apakah ada yang mendrita hal yang sama, karena terdapat penyakit
yang dapat diturunkan (herediter)
f. Riwayat imunisasi
Imunisasi apa yang sudah diberikan ibu pada anak.
g. Riwayat status gizi
Ditanyakan berapa berat badan anak dan panjang badan anak.
Dari hasil anamnesis didapatkan bayi 40 minggu lahir via vacuum dari seorang ibu yang
menderita DM gestasional dengan berat 4000gram. Setelah lahir bayi menangis spontan dan aktif
dengan bentuk kepala tidak simetris dan ditemukan benjolan lunak dengan diameter 10cm yang
tidak melewati sutura kranialis.

Page 2
2

Pemeriksaan fisik
Menilai keadaan umum pasien: baik/buruk, yang perlu diperiksa dan dicatat adalah tanda-tanda
vital, yaitu:2
Kesadaran penderita : - Kompos mentis (sadar sepenuhnya), Apatis (pasien tampak segan, acuh
tak acuh terhadap lingkunganya), Delirium (penurunan kesadaran disertai kekacauan motorik,
dan siklus tidur bangun yang terganggu),Somnolen (keadaan mengantuk yang masih dapat pulih
penuh bila dirangsang, tetapi bila rangsang berhenti, pasien akan tertidur lagi), Sopor/stupor
(keadaan mengantuk yang dalam, pasien masih dapat dibangunkan tetapi dengan rangsangan
yang kuat, rangsang nyeri, tetapi pasien tidak terbangun sempurna dan tidak dapat memberikan
jawaban verbal yang baik), koma.
Tanda vital seperti : tekanan darah , nadi, pernapasan, dan suhu pasien. Biasanya pasien dengan
infeksi akan menunjukan suhu yang tinggi biasanya 390C dan nadi yang juga meningkat.
Segera setelah bayi lahir, pemeriksaan yang singkat dan teliti pada wajah, mata, mulut, dada,
abdomen, tulang belakang, dan ekstremitas harus dapat menyingkirkan kelainan mayor. Tangisan yang
kuat serta warna kemerahan pada wajah dan tubuh menunjukkan penyesuain diri yang baik terhadap
kehidupan yang independen.
Cuci tangan wajib dikerjakan sebelum memulai pemeriksaan fisik.
Pemeriksaan sebaiknya dimulai dari kepala hingga kaki untuk memastikan bahwa pemeriksaan
berjalan sistematis dan menyeluruh.
Pemeriksaan dilakukan menurut kesempatan yang ada :5
1. Bila bayi tenang, jantung dan paru dapat diperiksa
2. Bila bayi menangis dan pemeriksa dapat melihat palatum dan mencetuskan rangsang
isap, telan, dan muntah, dengan harapan pemeriksa dapat melakukannya, dengan
harapan bahwa ini akan menenangkan sang bayi sehingga pemeriksaan dapat
dilanjutkan.
Pemeriksa harus selalu mengukur kembali lingkar kepala dan suhu (aksila) sebelum melakukan
pemeriksaan. Suhu aksila neonatus aterm adalah sebesar 36,5-37,2o C. Bila suhu ini berada
dalam kisaran normal, pemeriksaan boleh dimulai.
Page 3
3

Pemeriksa harus menanggalkan semua pakaian bayi agar inspeksi dapat dikerjakan secara
menyeluruh setiap saat dan memberi ruang gerak yang optimal, contohnya, pada pemeriksaan
panggul.

Berikut ini adalah pemeriksaan yang merupakan pemeriksaan rutin pada bayi baru lahir, antara lain:
Mata
: periksa dengan oftalmoskop untuk melihat refleks
merah dan bagian luar mata seperti kornea, sklera, dan
konjungtiva, iris, bilik mata depan, dan
pupil.
Plethora atau pucat
Telinga

: jika dicurigai, periksa hematokrit.


: liat letak meatus akustikus eksternus dengan senter
untuk melihat patensinya.
: periksa jari tambahan, garis tangan palmar.
: bibir harus berwarna merah muda dan berbentuk

Tangan
Mulut

melengkung, merasakan bagian dalam mulut anak


dengan satu jari, mulut anak harus lembap dan hangat,
serta meraba atap mulut untuk memeriksa palatum
mole dan palatum durum, melihat warna membran
mukosa yaitu merah muda.
Leher

: leher harus diangkat untuk melihat dan memalpasi


daerah bawah dagu guna memeriksan adanya jala-

jala serta menyingkirkan diagnosis tortikolis. Raba kelenjar


nodus limfe di sekitar dan di dalam lipatan kulit

untuk menentukan

ada tidaknya kelainan. Raba denyut

arteri karotis, pastikan

tidak teraba getaran bising.

Tulang bayi baru lahir

terasa lunak, sebagian besar

tersusun atas kartilago dan hanya

sedikit mengandung
kuat,
Ekstremitas atas

dan

kalsium. Otot bayi baru lahir harus terasa


bentuknya mulus, tidak bengkak atau mengecil.
: raba klavikula untuk menyingkirkan dugaan

fraktur ekstremitas atas dimulai dari sendi bahu; humerus dan


sendi siku; radius dan ulna; gerakan sendi putar di
pergelangan tangan dengan lembut ke belakang dan ke

depan.

Page 4
4

Periksa adanya akrosianosis. Jari biasanya

fleksi

menjadi kepalan dengan ibu jari berada di bawah

jari-jari

tersebut. Inspeksi dan palpasi daerah bawah


untuk memeriksa ada tidaknya
massa.
Hidung

lengan (aksila)
pembesaran kelenjar atau

: hidung harus terletak di tengah dan paten (tidak

tersumbat).
Ikterus
: jika terjadi dalam 24 jam pertama, perlu pemeriksaan
lebih lanjut.
Jantung
: auskultasi. Denyut jantung normal110-160 kali/menit
namun dapat menurun sampai 80 kali/menit selama tidur. Murmur jantung.
Punggung & Tulang belakang : periksa dari atas sampai bawah. Kerutan sakral di
Bawahgaris celah natal umum dijumpai dan jinak. Jika terletak proksimal dari celah natal maka
memerlukan ultrasonografi untuk mengidentifikasi jika terddapat jalur ke medula spinalis,
walaupun jarang. Periksa punggung untuk pertumbuhan rambut, pembengkakan, nervus, atau lesi
lain di atas tulang belakang yang dapat menunjukkan kelainan vertebra atau medula spinalis,
misalnya spina bifida okulta atau penyatuan medula. Jika ditemukan maka rencanakan
ultrasonografi, dan MRI mungkin diperlukan.
Nadi femoralis
: menurun pada koarktasio aorta. Jika dicurigai maka
periksalah dengan mengukur tekanan darah di keempat ekstremitas. Perbedaan > 15 mmHg dianggap
signifikan. Menguat pada duktus arteriosus paten.
Tonus otot
: amati pergerakan keempat ekstremitas. Rasakan ketika
menggendong (jaga kepala ketika mengangkat bayi). Pada posisi telungkup, bayi aterm (cukup bulan)
akan mengangkat kepalanya ke posisi horizontal.
Tampilan umum, postur,
pergerakan
Fontanel

: apakah normal ?
: terasa normal. Ukuran normal diameter fontanel
anterior bervariasi antara 1,5 dan 5 cm. Ubun-ubun

besar berbentuk berlian dan seharusnya tidak


cekung atau cembung. Penutupan fonticulus terjadi sekitar 12-

18

bulan. Palpasi hingga melewati suturan koronalis,

kemudian

susuru sutura sagitalis dari depan ke

belakang menuju

fontanel posterior. Ubun-ubun kecil

sukar

diraba

karena

Page 5
5

ukurannya hanya sekitar 0,5 cm.

Periksa ada tidaknya rambut serta

rasakan teksturnya,

rambut seharusnya lembut.

Wajah
: setiap gambaran dismorfik misalnya trisomi 21
(sindrom down).
Langit-langit/palatum
: inspeksi dan palpasi untuk mengidentifikasi celah
langit-langit.
Sianosis Lidah
: jika ragu periksa saturasi oksigen dengan oksimeter
nadi.
Pernapasan dan pergerakan : amati adanya gawat napas. Peningkatan laju
dinding dada
pernapasan, napas cuping hidung, grunting (napas
berbunyi), retraksi dada (sternal dan interkostal).
Abdomen
: hati normal 1-2 cm di bawah tepi kosta, ujung limpa
dan ginjal kiri mungkin dapat teraba. Setiap masa periksa lebih lanjut dengan ultrasonografi.
Kulit
: warna kulit, perfusi, tekstur, tonus dan turgor kulit dan
kemunculan tanda lahir
: periksa displasia perkembangan panggul.
: telungkupkan bayi untuk melihat dan meraba tonus.

Panggul
Punggung

Lihat pergerakan kepala dan pastikan bahwa garis


rambut sesuai, harus ada dua bahu yang simetris
disertai tulang belakang yang lurus, tidak tampak
kelengkungan yang berlebihan, tidak ada sumbing

atau rambut.

Perlahan, rabalah keseluruhan tulang belakang


ada kelengkungan yang

untuk memastikan tidak


abnormal, tidak ada sumbing,

lesung atau sinus.

Dengarkan sistem pernapasan ketika bayi

telentang.
Genitalia
: periksa testis di dalam skrotum dan penis normal pada
bayi laki-laki serta anatomi normal pada bayi perempuan.
Anus
: anus harus berada di garis tengah. Pastikan keluar
mekonium untuk menyingkirkan dugaan diagnosis
anomali anorektal. Pemeriksaan dengan jari tidak
Kaki

boleh dilakukan secara rutin pada bayi baru lahir.


: pastikan terdapat dua tungkai yang bergerak bebas.
Pada tiap tungkai, rasakan femur, lutut, dan sendi
engsel; ekstremitas bawah dan tibia serta fibula ke
Page 6
6

bawah hingga mencapai sendi pergelangan kaki


dan kaki. Periksa kelima jari kaki apakah bantalan kuku

utuh.

Pastikan sendi pergelangan kaki dan kaki dalam

keadaan lemas.

Akan terlihat lipatan plantar pada tiap

kaki. Refleks babinski

dapat dicetuskan dengan

menggerakan jari di sepanjang sisi

luar kaki, yang

membuat jari kaki meregang ke luar.

Inspeksi dan
Refleks

rasakan integritas kulit.


: uji refleks bertujuan memastikan bahwa
perkembangan neurologi berjalan normal atau guna

mengidentifikasi setiap masalah. Refleks moro


biasanya diperiksa terakhir. Refleks ini dicetuskan
dengan mengangkat bayi ke depan hingga dagunya

menempel

di dada. Dengan satu tangan menopang

kepala

biarkan kepala bayi jatuh ke belakang di

bayi,

atas tangan kedua. Ketika

bayi jatuh ke belakang,

reaksi yang normalnya mereka

buat adalah melambai-

lambaikan lengan ke arah luar lalu

membawanya ke

depan menuju garis tengah. Selain menilai tonus

bayi

dan kemampuannya menyokong kepala, refleks

menggenggam dapat dinilai pula dari pemeriksaan ini.3


Pertumbuhan (Pemeriksaan antropometri)
Pengukuran pada : berat badan, panjang badan, lingkar kepala dan lingkar dada, dimana :
Rata-rata berat badan, panjang badan, dan lingkar kepala bayi baru lahir berturut-turut yaitu 3,5 kg,
50cm, dan 35cm.3 dibawah ini adalah beberapa penjelasannya :3-5

Lingkar Kepala
Lingkar kepala adalah standar prosedur dalam ilmu kedokteran anak secara praktis,
biasanya untuk memeriksa keadaan patologi dari besarnya kepala atau peningkatan ukuran
kepala.

Contohnya

hidrosefalus

dan

mikrosefalus.

Lingkar

kepala

dihubungkan

denganukuran otak dan tulang tengkorak. Ukuran otak meningkat secara cepat selama tahun
pertama, tetapi besar lingkar kepala tidak menggambarkan keadaan kesehatan dan gizi.
Bagaimanapun ukuran otak dan lapisan tulang kepala dan tengkorak dapat bervariasi sesuai
Page 7
7

dengan keadaan gizi.Dalam antropometri gizi rasio Lika dan Lida cukup berarti dan
menentukan KEP pada anak. Lika juga digunakan sebagai informasi tambahan daam
pengukuran umur. Lingkar kepala bayi baru lahir normalnya 31-36 cm.

Lingkar Dada
Biasa digunakan pada anak umur 2-3 tahun, karena pertumbuhan lingkar dada pesat sampai
anak berumur 3 tahun. Rasio lingkar dada dan kepala dapat digunakan sebagai indikator
KEP pada balita. Pada umur 6 bulan lingkar dada dan kepala sama. Setelah umur ini lingkar
kepala tumbuh lebih lambat daripada lingkar dada. Pada anak yang KEP terjadi
pertumbuhan lingkar dada yang lambat rasio lingkar dada dan kepala < 1. Ada juga yang
menyatakan bahwa lingkar dada normal pada bayi baru ladir adalah 30-33cm.

Panjang Badan
Untuk anak usia < 2 tahun, pemeriksaan panjang badan dilakukan dengan bayi/anak
terlentang di atas papan ukuran, tanpa sepatu, atau topi. Diusahakan agar tubuh bayi lurus.
Panjang badan diukur dengan meletakkan verteks bayi pada kayu yang tetap, sedangkan
kayu yang dapat bergerak menyentuh tumit bayi. Pengukuran langsung dengan tali
pengukur tidak akurat hasilnya, kecuali ada asistent yang memegang kaki bayi agar tidak
bergerak dengan panggul dan lutut
lurus. Berkurangnya kurva pertumbuhan badan memperlihatkan adanya kondisi kronik dan
kelainan endokrin. Membandingkan kurva ini dengan srandard normal adalah sangat
penting. Panjang badan normal bayi baru lahir adalah 44-53 cm.

Page 8
8

Gambar 1.1 Pemeriksaan Refleks pada Mata

Gambar 1.2 Peneriksaan Fisik Bayi B

Page 9
9

Warna kulit dan mukosa dapat menjadi pucat saat Hb <8-10g/dL. Pemeriksaan fisik ini
dilakukan pada area yang dekat pembuluh darah, seperti pada membran mukosa, kuku, dan
konjungtiva.
APGAR Score
Merupakan metode praktis untuk memeriksa bayi yang baru lahir secara sistematis, untuk
membantu identifikasi apakah bayi tersebut memerlukan resusitasi dan membantu memprediksi
kemungkinan hidup bayi pada masa neonatus. Pemeriksaan APGAR pada menit pertama
bertujuan untuk identifikasi apakah resusitasi langsung diperlukan, sedangkan pemeriksaan
APGAR pada menit ke 5,10,15,20 adalah untuk melihat keberhasilan usaha resusitasi tadi. Nilai
yang rendah dari APGAR score dipengaruhi oleh beberapa sebab, seperti pemberian obat saat
persalinan atau immaturitas. APGAR score dan pH dari arteri umbilikal mampu memprediksi
kematian bayi. Pemeriksaan APGAR score pada 5 menit setelah kelahiran dengan score 0-3
merupakan prediktor yang lebih tepat untuk prediksi kematian bayi dibandingkan dengan pH
arteri umbilikal yang dibawah 7.5

Tabel 1 APGAR Score Nelson textbook of pediatrics.

2 Points

Sign

0 Point

1 Point

Activity
(Muscle
Tone)

Absent

Arms and
Legs Flexed

Active
Movement

Pulse

Absent

Below 100
bpm

Above 100
bpm

Grimace
(Reflex
Irritability)

No
Response

Grimace

Sneeze,
cough, pulls
away

Appearance
(Skin Color)

Blue-gray,
pale all

Normal,
except for

Normal over
entire body

Page
10
10

Respiration

over

extremities

Absent

Slow,
irregular

Good,
crying

Ballard score
Penilaian menurut Dubowitz adalah dengan menggabungkan hasil penilaian flsik eksternal dan
neurologis. Kriteria neurologis diberikan skor, demikian pula kriteria fisik eksternal. Jumlah skor fisik
dan neurologis dipadukan, kemudian dengan menggunakan grafik regresi tinier dicari masa gestasinya :
3,5

Maturitas neuromuskuler
Setiap kriteria itu terdiri dari angka 0 sampai 5,tapi new ballard score,terdapat score -1,yang
memungkinkan jarak -10 sampai 50,rumus ini hanya bisa dipakai saat kehamilan di atas 20 minggu .
Terdapat rumus langsung dari ballard score sendiri [ 2*score+120) /5 ]

Gambar 1.4. Ballard score,maturitas neuromuskuler

Indeks Maturity

Page
11
11

Untuk melihat penilaian skor pada bayi dimana penilaian berdasarkan neuromuscular dan fisik .
dapat dilihat pada gambar 1.5 dan gambar 1.6

Gambar
1.5.

Ballard

score,maturitas fisik

Page
12
12

Gambar 1.6. Maturity Rating


Grafik Lub Chenko
Untuk mengetahui gangguan pertumbuhan janin dapat digunakan grafik LubChenco.
Dimana pertumbuhan janin untuk suatu masa gestasi dikatakan baik kalau berat badannya sesuai
dengan berat badan seharusnya untuk masa gestasi itu. Agar dapat dilihat apakah bayi itu
mengalami retardasi pertumbuhan atau tidak, harus dimiliki baku berat badan untuk tiap masa
gestasi. Oleh karena itu dirasakan pentingnya untuk mempunyai suatu kurva berat badan sesuai
dengan masa gestasinya. Lubchenco (1963) merupakan orang pertama yang mencoba mencari
korelasi antara berat badan dan masa gestasi (lihat gambar1). Kurva ini kemudian terkenal dengan
nama Intra Uterine Growth Curve (IUGC). Sesudah Lubchenco menyusul lagi IUGC yang dibuat
oleh para sarjana lain. Lubchenco mengatakan bahwa pertumbuhan janin itu normal kalau berat
badannya terletak antara persentil ke-10 dan persentil ke 90. Bila terletak di bawah persentil ke-10
disebut kecil untuk masa kehamilan (KMK), sedangkan bila terletak di atas persentil ke-90 disebut
besar untuk masa kehamilan (BMK). Bila berat badan lahir bayi terietak di antara persentil ke-10
dan persentil ke-90 disebut sesuai untuk masa kehamilan (SMK) atau bayi normal.
Page
13
13

Gambar 1.7 Grafik LubChenco

Penangan rutin pada ruang persalinan


Pemeliharaan suhu tubuh dipengaruhi secara relatif oleh berat lahir dan area permukaan tubuh, karena
luas permukaan tubuh bayi yang baru lahir adalah sekitar 3 kali luas orang dewasa. Pada anak yang
prematur lapisan lemak subkutan yang berfungsi sebagai insulator kurang. Perkiraan hilangnya panas
tubuh pada ruang persalinan yang memiliki suhu 20-25oC adalah sekitar 0,3oC/menit untuk suhu
permukaan dan 0,1oC/menit untuk suhu tubuh dalam. Kehilangan suhu tubuh pada bayi adalah karena
proses konveksi yakni energy yang menuju benda-benda yang lebih dingin disekitar, konduksi yakni
mengalirnya panas tubuh dari tubuh bayi ke area permukaan dimana bayi berbaring, radiasi, karena
bayi berada didekat objek-objek lain yang lebih dingin dan evaporasi yakni kehilangan panas tubuh
dari kulit dan ventilasi.
Asidosis metabolik, hipoksemia, hipoglikemia, dan peningkatan dari ekskresi ginjal mungkin mengarah
pada bayi yang terekspos dingin karena usaha bayi untuk mengkompensasi kehilangan panas tubuh.
Kondisi ini akan meginduksi tubuh mengeluarkan norepinefrin dan memaksa tubuh untuk
meningkatkan metabolisme. Setelah persalinan, banyak anak yang mengalami asidosis metabolik yang
ringan hingga menengah, sehingga akan dikompensasi oleh bayi dengan hiperventilasi. Oleh karena itu

Page
14
14

penting untuk memastikan bayi sudah kering atau dibungkus dengan kain atau ditempatkan di tempat
yang hangat dengan kontak kulit dengan kulit dengan ibu.6

Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan yang dilakukan pada pasien dengan suspek anemia adalah :

Pemeriksaan hematologi yang terdiri dari kadar Hb, hitung leukosit, hitung trombosit, hitung
eritrosit, LED, hitung retikulosit, sediaan hapus darah tepi, nilai eritrosit rata-rata dan
pemeriksaan sumsum tulang (jika diperlukan).

Pemeriksaan yang lain yang terdiri dari pemeriksaan faal ginjal, faal tiroid, faal hati

Tabel 2 tabel nilai Hb dan Ht normal

sumber dari : Harrisons principles of internal medicine 7

Age/sex
Kelahiran
Anak
Dewasa muda
Dewasa pria
Dewasa wanita (mens)
Dewasa wanita

Hb
17
12
13
16(+/-2)
13(+/-2)
14(+/-2)

Ht
52
36
40
47(+/-6)
40(+/-6)
42(+/-6)

(menopause)
Kehamilan

12(+/-2)

37(+/-6)

Nilai normal MCV,MCH, MCHC:


MCV = (Htx10)/(RBCx106)

dengan nilai normal 90 +/- 8 fL

MCH = (Hbx10)/(RBCx106) dengan nilai normal 30 +/- 3 pg


MCHC = (Hbx10)/ Ht atau MCH/MCV dengan nilai normal 33 +/- 2% .8

Metode Pemeriksaan Bilirubin Total


Dalam pemeriksaan bilirubin total metode yang dipakai antara lain:
1. Metode Jendrasik- Grof
Prinsip : Bilirubin bereaksi dengan DSA (diazotized sulphanilic acid) dan membentuk senyawa
azo yang berwarna merah. Daya serap warna dari senyawa ini dapat langsung dilakukan terhadap
Page
15
15

sampel bilirubin pada panjang gelombang 546 nm. Bilirubin glukuronida yang larut dalam air dapat
langsung bereaksi dengan DSA, namun bilirubin yang terdapat di albumin yaitu bilirubin terkonjugasi
hanya dapat bereaksi jika ada akselerator. Total bilirubin bilirubin direk + bilirubin indirek.(5:9)
2. Colorimetric Test - Dichloroaniline (DCA)
Prinsip : Total bilirubin direaksikan dengan dichloroanilin terdiazotisasi membentuk senyawa
azo yang berwarna merah dalam larutan asam, campuran khusus (detergen enables ) sangat sesuai
untuk menentukan bilirubin total. Reaksi : Bilirubin + ion diazonium membentuk Azobilirubin dalam
suasana asam (Dialine Diagnostik ). (5:9)
Nilai rujukan bilirubin cara DCA Laki-laki > 10 tahun : < 1,3 mg/dL; Perempuan > 10 tahun : <
1,1 mg/dL; Usia < 10 tahun : < 0,9 mg/dL; Usia < 2 minggu : < 11,7 mg/dL.8
Pemeriksaan menggunakan radiologi konvensional, namun yang sering digunakan saat ini
adalah CT- Scan untuk anak, dapat ditemukan sebagai elevasi dari jaringan lunak subperiostal,
umumnya terletak pada tulang parietal, baru occipital dan yang paling jarang pada frontal, batas
luarnya dapat mengalami kalsifikasi, dan tulang dapat tampil menebal setelah hematome yang
berlangsung bertahun-tahun.
Berbeda dengan gambaran pada hemorrage subgaleal yang terjadi karena ruptur vena emisari
pada rongga subaponeurotik, sehingga melewati garus sutura, dan tampak lebih besar dari
cephalhematoma.

Diagnosa banding
Trauma kelahiran biasanya jarang terjadi, karena umumnya proses persalinan terjadi tanpa
masalah. Namun terkadang dapat terjadi trauma lahir yang permanen atau sementara. Tipe yang
akan dibahas sebagai diagnosa banding adalah Caput Succedaneum dan Hematoma Subgaleal.
Caput Succedaneum, perjalanan normal dari kepala fetus melalui jalan lahir menginduksi prosis
molding dari tulang tengkorang dan menimbulkan edema kulit kepala, terutama bila proses
partus berlangsung lama. Edema, yang dapat timbul dengan besar dikenal sebagai Caput
Succedaneum. Kebanyakan edema ini timbul saat lahir dan biasanya terdapat pada tulang
occipital dan parietal secara bilateral walaupun hanya sebagian. Dalam beberapa kasus, memar
Page
16
16

pada kulit kepala dapat juga muncul sebagai tanda (terutama bila Vacuum digunakan). Caput
Succadaneum dapat terjadi karena adanya ekstravasasi dari darah atau serum diatas periosteum
yang terjadi akibat adanya kongesti vena, yang terjadi karena tekanan dari uterus, cervix, dan
dinding vagina pada kepala bayi saat terjadinya proses kelahiran yang sulit atau lama.
Akumulasi dari cairan terjadi diluar dari periosteum, melewati garis tengah kepala dan tidak
terbatas sutura. Kemunculan Caput Succedaneum tidak perlu dilakukan terapi, dan resolusi
spontan dari dalam beberapa hari akan terjadi. Hasil dari molding kepala, baru akan hilang
setelah beberapa minggu. Penangangan bukanlah sebuah indikasi, kecuali bila timbul kasus
jarang seperti pendarahan yang gawat yang memerlukan transfusi darah. Membedakan Caput
dengan hematoma Subgaleal (Subaponeurotik), yang merupakan komplikasi serius namun
jarang pada saat proses partus sangat penting. Hematoma subgaleal adalah kumpulan dari darah
didalam jaringan kulit kepala dan berada di bawah aponeurosis epikranial. Palpasi pada Caput
Succedaneum yang besar terdapat benjolan yang non-pitting. Berkebalikan dengan hematoma
subgaleal, tampak kenyal (boggy). Bayi-bayi ini harus diperhatikan untuk tanda dari
hipovolemia.9,10

Working diagnosis
Trauma kelahiran dengan tipe Cephalhematoma. Sering terjadi kebingungan antara diagnosis
Caput Succedaneum dengan Cephalhematoma, Cephalhematoma adalah kumpulan darah yang
terlokalisasi dan berada dibawah periosteum (subperiostal) tulang tengkorak, yang tidak terlihat
pulsasi dan tidak terjadi langsung setelah kelahiran, melainkan umumnya beberapa jam setelah
kelahiran. Cephalhematoma dapat terjadi bilateral, namun lebih umum terjadi yang unilateral, dan
hal ini yang menjadi salah satu pembeda dengan kasus Caput Succedaneum. Cephalhematoma
terjadi akibat adanya ruptur dari vena diploik tengkorak, akibat dari partus yang lama dan sulit.
Cephalhematoma dibedakan dari Caput dengan Cephalhematoma dibatasi oleh linea sutura, yang
umumnya adalah yang disekitar tulang parietal, tetapi dapat terjadi jga di tulang occipital dengan
angka kejadian yang lebih rendah, bahkan pada angka kejadian yang sangat rendah dapat terjadi
juga pada tulang frontalis. Kasus Cephalhematoma sering terjadi pada partus yang dibantu dengan
vacuum dibandingkan dengan proses kelahiran yang menggunakan forcep atau kelahiran spontan.
Page
17
17

Namun diagnosis dapat menjadi sulit pada waktu baru lahir, dimana dapat terjadi edema kulit
kepala. Pada palpasi jaringan, ujung-ujung penonjolan dapat terasa terangkat, sedang jaringan
ditengahnya teraba turun. Kebanyakan pasien memiliki resolusi lambat yang tidak menimbulkan
komplikasi dalam satu bulan atau lebih, walau terkadang kalsifikasi dapat terjadi, dan menetap
selama bulanan atau tahunan. Umumnya, bayi-bayi ini mengalami jaundice yang disebabkan oleh
karena pemecahan darah dan proses reabsorpsi dari hematome yang terjadi. Terkadang bisa terjadi
kelainan yang jarang berupa kista leptomeninges. Investigasi radiologis untuk fraktur yang menekuk
kedalam diindikasikan untuk bayi yang punya riwayat trauma, kesadaran yang menurun, atau
kelainan neurologis pada pemeriksan. Komplikasi dapat berupa infeksi, walaupun jarang, dan hal ini
dapat terjadi apabila integritas kulit rusak.9,10

Etiologi
Penyebab tersering dari kasus Cephalhematoma adalah dikarenakan trauma kelahiran, dan
khususnya pada proses kelahiran yang lama dan sulit, dan kemungkinan dari proses kelahiran yang
kurang baik, dimana kepala anak membentur tonjolan-tonjolan tulang pada jalan lahir. Dapat juga
terjadi pada proses kelahiran yang menggunakan alat bantu seperti forcep, dan terutama Vacuum.9,10

Patofisiologi
Patofisiologi dari cephalhematoma adalah karena adanya pembuluh vena diploik tengkorak
yang ruptur, sehingga darah akan mengisi rongga subperiostal yang biasanya terjadi pada tulang
parietal.10

Gejala klinis
Gejala klinis dari Cephalhematome adalah adanya benjolan pada kepala yang bisa di palpasi,
benjolan umumnya unilateral dan terdapat pada tulang parietalis dan terletak subperiostal.10

Komplikasi
Page
18
18

Komplikasi utama dari adanya cephalhematoma walau jarang adalah anemia karena kehilangan
darah dan jaundice yang bisa berujung pada kern ikterus.
Masalah pertumbuhan pada anak dan bayi, anemia dapat berujung pada masalah pertumbuhan
dikarenakan hipoksia jaringan, dan terkadang bisa berujung pada masalah perkembangan mental
anak.10
Kern-ikterus atau yang sering disebut sebagai bilirubin ensefalopati, adalah sindrom neurologik
yang merupakan hasil dari unconjugated bilirubin yang menempel pada basal ganglia dan batang
otak. Kern-ikterus mulai terjadi apabila bilirubin melebihi 30mg/dL, onset biasanya terjadi pada
minggu pertama kelahiran, namun bisa juga terhambat hingga minggu kedua atau ketiga setelah
kelahiran. Resiko bayi dengan penakit hemolitik memiliki efek langsung pada peningkatan kadar
bilirubin.
Gejala klinis yang terdapat pada kern-ikterus umumnya muncul pada hari ke 2-5 setelah
kelahiran dan ada bayi prematur pada hari ketujuh. Tanda-tanda awal tidak dapat dibedakan dengan
tanda sepsis, asfiksia, hipoglikemia, intracranial hemorrage. Bayi dapat memiliki gejala sakit sangat
parah berupa lemas sekali, refleks tendon yang menghilang, dan kesulitan nafas, dan opistotonus.
Pada kasus yang lebih lanjut, konvulsi dan spasme terjadi. Kebanyakan bayi yang telah mencapai
tanda neurologik berat berujng pada kematian, pada bayi yang selamat biasanya telah memiliki
kerusakan neuron yang berat, namun menunjukkan perbaikan setelah 2-3 minggu, dengan
abnormalitas. Pada 1 tahun kehidupan opistotonus, kaku otot, gerakan irreguler dan kejang biasanya
akan terjadi. Pada tahu kedua kehidupan opistotonus, kejang, kaku otot, gerakan irreguler involunter
bertambah. Dan pada tahun ketiga kehidupan sindrom neurologik seperti gerakan ekstrapiramidal,
kejang, retardasi mental, kehilangan kemampuan mendengar dapat terjadi pada bayi.6

Penatalaksanaan
Penatalaksaan bukan merupakan indikasi pada kasus Cephalhematoma, namun baru diberikan terapi
apabila terjadi komplikasi berupa jaundice, anemia, ataupun infeksi.9-11

Page
19
19

Prognosis
Prognosis dari kasus Cephalhematoma umunya adalah baik tanpa terjadinya komplikasi yang lain.
Kumpulan darah yang ada pada ruang subperiostal akan hilang dalam waktu yang cukup lama bisa
berbulan-bulan atau bahkan tahunan, jika terdapat waktu penyerapan bendungan darah yang mencapai
tahunan maka akan terjadi proses kalsifikasi, yang tidak mengancam, namun mengganggu.10,11
Ad vitam (hidup)

: bonam

Ad sanatinam (sembuh)

: bonam

Ad fungsionam (fungsi)

: bonam

Bab III
Penutup
Kesimpulan
Bayi berumur 40 hari tersebut didiagnosa terkena trauma lahir berupa cephalhematome, yakni
kumpulan darah pada ruang dibawah subperiostal

Page
20
20

Daftar pustaka
1. Gleadle, Jonathan. At a glance anamnesis dan pemeriksaan fisik. Jakarta: Erlangga; 2007.h
37,47
2. Burnside, McGlynn. Adams diagnosis fisik

(alih bahasa: dr. Henny Lukmanto). Jakarta:

EGC;2004.h 117-22.
3. Damanik SM. Klasifikasi bayi menurut berat lahir dan masa gestasi. Dalam: Kosim MS,
Yunanto A, Dewi R, Sarosa GI, Usman A, penyunting. Buku ajar neonatologi. Jakarta: Badan
Penerbit IDAI;2010.h.11-5.
4. Gleadle J. Anamnesis dan Pemeriksaan Obstetrik. Dalam At a Glance :Anamnesis dan
Pemeriksaan Fisik. Jakarta: Erlangga;2005.h.35.
5. Ilmu Kesehatan Anak. Perinatalogi. Dalam : Bahan Kuliah Ilmu Kesehatan Anak.Jilid 3.
Jakarta:Infomedika: 2007;h.1044-64.

Page
21
21

6. Kliegman RM, Stanton BF, Schor NF, Geme JW, Behrman RE. Nelson textbook of pediatrics.
19th Ed. Philadelphia: Elsevier Saunders; 2011.p.592-9,605,1614-6.
7. Abrutyn E, Braunwald E, Fauci AS et all editor. Harrisons principle of internal medicine 16th
ed. New York:McGrawhill;2005.h.330-3.
8. Sudiono H, Iskandar I, Edward H, Halim SL, Santoso R. Penuntun patologi klinik hematologi.
Jakarta:UKRIDA;2009.h.103-10,190-6.
9. Zitelli B J, Davis H W. Atlas of pediatric physical diagnosis. Philadelphia:Mosby Elsevier;
2007.h 42-43.
10. Eichenfield L F, Frieden I J, Esterly N B. Textbook of neonatal dermatology. Philadelphia:
Saunder; 2009.h 105-7.
11. Osaghae DO, Sule G, and Benka-Coker J. Cephalhematoma causing severe anemia in the
newborn:

report

of

cases.

juli

2011.

Diunduh

dari

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3507110/. 27 Mei 2014.

Page
22
22

Anda mungkin juga menyukai