Anda di halaman 1dari 50

PROSEDUR

BAYI BARU
LAHIR
PROSEDUR BAYI BARU LAHIR

Anggota Kelompok :
1. Azharine Mushfira 6.M. Rizal Firmansyah
2. Della Puspitasari 7.Nurin Nahdiyatul
3. Dhiwabrina Aura 8.Ratna Dyah
4. Evi Dwi Kurnia P 9.Retno Wigati
5. Khoirus Savira 10.Titi Tuffahati
Prosedur
Pemeriksaan Fisik
Bayi Baru Lahir
Pemeriksaan Fisik
1. Kondisi Umum
Memeriksa tingkat kesadaran bayi, mengobservasi kondisi bayi
terkesan sehat/bugar atau sakit dan memeriksa kesan status
bayi
2. Pemeriksaan Head To Toe
a. kepala :
Pemeriksaan kepala meliputi amati bentuk kepala, ukuran
kepala, periksa kulit kepala, raba sutura terdapat celah atau
tidak, ada tidaknya molase, dan hematoma
b. Wajah :
Amati kesimetrisan wajah, perhatikan adanya tanda-tanda Down
Syndrome
c. Mata :
Kaji kebersihan mata, pergerakan bola mata simetris atau tidak, ada
tidaknya perdarahan subkonjungtiva, katarak juvenile, nistagmus dan
strabismus.
d. Mulut :
Amati mulut, palatum, gigi, gusi, lidah dan frenulum untuk memastikan
bayi tidak mengalami labioskizis, labiopalatoschisis dan
labiopalatogenatskisis.
e. Telinga :
Amati bentuk telinga, kesimetrisan telinga kanan dan kiri serta ukuran
daun telinga.
f. Dada :
Periksa ukuran, bentuk, simetrisitas dan gerak dada saat bayi
bernafas serta amati ada tidaknya retraksi dinding dada. Periksa
jaringan payudara dan puting, suara jantung, suara nafas, laju nafas
dan gunakan pulse oximeter. Auskultasi suara paru dan pastikan bunyi
nafas simetris kanan kiri dan bila pernafasan tidak simetris hal itu
mengindikasikan kondisi pneumothorax atau massa.
Auskultasi jantung di empat lokasi yaitu batas sternum kanan atas,
batas sternum kiri bawah, batas sternum kiri atas dan antara
spatinum intercosta ke-5 dan ke-6 di mid clavicula. Bunyi jantung
pertama harus tunggal dan kedua terdengar split. Suara murmur juga
kadang terdengar pada bayi baru lahir, hal itu merupakan kondisi
normal pada bayi.
g. Abdomen :
Amati bentuk abdomen dan simetris pada tali pusat terdapat dua
arteri dan satu vena berwarna putih kebiruan. Periksa adanya
distensi, perdarahan tali pusat, warna tali pusat.
Palpasi abdomen lunak, tidak terdapat massa. Ginjal dapat teraba
dengan posisi bayi terlentang dan tungkai bayi terlipat teraba sekitar
2-3 cm. Perkusi timpani kecuali redup pada hati, limfa dan ginjal.
Auskultasi bising usus ada
h. Genitourinar :
Bayi laki-laki : penis lurus, meatus urinarius di tengah di ujung glans
testis dan skrotum penuh. Bayi perempuan : Labia minora besar
mengikuti labia mayora, klitoris ada, meatus uretra ada di depan
orificium vagina, perdarahan dan lendir dari vagina, periksa adanya
tanda-tanda hematoma.
i. Anus Dan Rectum :
Inspeksi apakah posisi anus di tengah dan paten (uji dengan
menginsersi jari kelingking) pengeluaran mekonium terjadi dalam 24
jam.
j. Ekstremitas :
ekstremitas atas : Rentang pergerakan sendi bahu, klavikula, siku
normal pada tangan reflek genggam ada, kuat bilateral, terdapat
sepuluh jari dan tanpa berselaput, jarak antar jari sama karpal
dan metacarpal ada dan sama di kedua sisi dan kuku panjang
melebihi bantalan kuku
ekstremitas bawah : Panjang sama kedua sisi dan
sepuluh jari kaki tanpa selaput, jarak antar jari sama
bantalan kuku merah muda, panjang kuku melewati
bantalan kuku rentang pergerakan sendi penuh
Menilai APGAR Score

Setelah bayi lahir maka akan dilakukan penilaian awal untuk


mengetahui kondisi bayi. Pada menit pertama sampai lima dilakukan
penilaian APGAR. Penilaian APGAR yaitu pemeriksaan yang dilakukan
pada bayi baru lahir untuk memeriksa keadaan bayi dan menilai
responnya terhadap resusitasi yang meliputi penilaian warna kulit,
denyut jantung, reflex terhadap stimulus taktil, tonus otot dan
pernafasan. Kepanjangan dari APGAR yaitu (A) Appearance, (P)
Pulse, (G) Grimace, (A) Activity dan (R) Respiration.
Menilai APGAR Score
Menilai APGAR Score

Keterangan:
Nilai 7 – 10 : Bayi normal
Nilai 4 – 6 : Asfiksia sedang
Nilai 0 – 3 : Asfiksia berat
Antropometri
1. Berat Badan :
Pengukuran BB adalah salah satu indikator penilaian pertumbuhan anak. BB adalah
ukuran dari bertambahnya berat badan yang didapatkan dari keseluruhan organ,
otot, sel, lemak dan semua organ tubuh. Selain menentukan pertumbuhan dengan
BB juga dapat mengetahui penilaian kenormalan status gizi pada anak.
2. Panjang Badan :
Tinggi badan merupakan ukuran untuk menilai pertumbuhan fisik yang penting.
Tinggi badan merupakan indicator untuk mengetahui gangguan pertumbuhan fisik
yang sudah terlewat. Panjang badan rata-rata bayi normalnya adalah 50 cm.
3. Lingkar Kepala :
Tentukan oksipital depan dengan menempatkan pita pengukur mengelilingi bagian
depan kepala (diatas alis) pada bagian depan dan bagian oksipital. Pita pengukur
sebaiknya diletakkan diatas telinga. Ukuran normalnya 32-37 cm pada bayi normal.
4. Lingkar Lengan Atas :
Lingkar lengan atas (LILA) adalah cara untuk menentukan status gizi. Normal LILA
adalah 10-12 cm
5. Lingkar Dada :
Pada posisi supinasi, ukur lingkar dada setinggi puting pada pernapasan normal. Ini
menjadi indikator yang baik pada berat badan lahir rendah. Normalnya 30-35 cm
(lingkar kepala biasanya 2 cm lebih panjang dibanding lingkar dada).
6. Lingkar Abdomen :
Lingkar perut biasanya tidak diukur saat tidak ditemukan distensi abdomen,
tetapi sebagai data dasar perlu diukur karena jika ada pertanyaan terkait
perubahan distensi abdomen, pengukuran sangat berguna untuk membandingkan.
Pengukuran dilakukan pada jarak 1 cm diatas umbilikus pada posisi supinasi, bukan
pada atau di bawah umbilikus (kandung kemih yang penuh mungkin dapat
menyamarkan hasil pengukuran). Berbagai variabel dapat berpengaruh terhadap
hasil pengukuran: berat badan lahir, waktu makan terakhir dan waktu terakhir
BAB, tahanan pada dinding abdomen, fase pernapasan, dan jumlah lemak abdomen.
Peningkatan lingkar perut <1,5 cm
Prosedur
Pemeriksaan
Laboratorium
DEFINISI

Pemeriksaan laboratorium adalah suatu tindakan


prosedur pemeriksaan khusus dengan mengambil bahan
atau sampel dari penderita, bahan bahannya dapat
berupa urine atau darah. Pemeriksaan laboratorium ini
juga merupakan prosedur pemeriksaan khusus yang
dilakukan pada pasien untuk membantu diagnose
ditegakkan.
Jenis Pemeriksaan
1. Pemeriksaan Darah :
Pemeriksaan laboratorium “sederhana” terhadap darah bertujuan untuk mengetahui
Kadar hemoglobin : untuk mendeteksi kemungkinan adanya anemia atau
perdarahan, Dimana kadar normalnya 12–18 g/dL
Jumlah sel darah putih (leukosit) : untuk mendeteksi kemungkinan adanya infeksi,
kadar normalnya 5.000 – 10.000
Jumlah sel darah merah (eritrosit) : untuk mendeteksi kemungkinan adanya
anemia, kadar normalnya 4,2 – 6,2 juta.
Jumlah trombosit : untuk mendeteksi kemungkinan adanya perdarahan, kadar
normalnya 150 – 450 ribu.
Hematokrit : untuk mendeteksi kemungkinan adanya kekurangan cairan plasma
yang menyebabkan angkanya tinggi atau kekurangan produksi sel darah merah
yang menyebabkan angkanya rendah. Kadar normal 42 -52.
Laju endap darah : untuk mendeteksi kemungkinan adanya peradangan, kadar
normalnya 0 – 15.

2. Pemeriksaan Urine
Urine sewaktu :
Pemeriksaan ini baik untuk pemeriksaan rutin tanpa keluhan khusus. Untuk
berbagai pemeriksaan digunakan urin sewaktu, yakni urin dikeluarkan pada
waktu yang tidak ditentukan secara khusus
Urine Pagi :
Pemeriksaan urin pagi baik untuk sedimen, berat jenis, protein, dan tes
kehamilan. Yang perlu diperhatikan bahwa urin pagi tidak baik untuk pemeriksaan
penyaring karena adanya glucosuria.
Urine Postpradial :
Sampel urin ini baik sekali untuk pemeriksaan glucosuria. Urin yang pertama kali
dikeluarkan 1,5 – 3 jam sehabis maka
Urine 24 jam :
Sampel ini digunakan untuk mengetahui kendala angka analisis.
Prosedur
Tindakan Bayi
Baru Lahir
Termoregulasi

Termoregulasi adalah kemampuan untuk


menyeimbangkan antara produksi panas dan
hilangnya panas dalam rangka menjaga suhu
tubuh bayi baru lahir dalam keadaan normal.
Mekanisme kehilangan panas Bayi baru lahir dapat
kehilangan panas tubuhnya melalui cara berikut :
2. Konduksi adalah kehilangan
1. Evaporasi adalah panas tubuh melalui kontak
jalan utama bayi langsung antara tubuh bayi
kehilangan panas. dengan permukaan yang dingin.

3. Konveksi adalah kehilangan 4. Radiasi adalah kehilangan


panas tubuh yang terjadi saat panas yang terjadi karena bayi
bayi terpapar udara sekitar yang ditempatkan di dekat benda-
lebih dingin. benda yang mempunyai suhu
tubuh lebih rendah dari suhu
tubuh bayi.
Cegah terjadinya kehilangan panas
melalui upaya sebagai berikut:

1. Keringkan bayi dengan seksama


2. Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih dan
hangat
3. Selimuti bagian kepala bayi
4. Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya
5. Jangan segera menimbang atau memandikan bayi
baru lahir
Inisiasi Menyusu Dini
( IMD )
IMD adalah proses bayi menyusu segera setelah
dilahirkan, dimana bayi dibiarkan mencari puting
susu ibunya sendiri (tidak disodorkan ke puting
susu). Inisiasi Menyusu Dini (early initiation) atau
permulaan menyusu dini adalah bayi mulai
menyusu sendiri segera setelah lahir.
Tahapan Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini ( IMD )

1. Tahapan melakukan Inisiasi Menyusu Dini yang dianjurkan :


a.Dianjurkan suami atau keluarga mendampingi ibu saatpersalinan.
b.Begitu lahir, bayi diletakkan diperut ibu yang sudah dialasi dengan kain kering.
c.Keringkan seluruh tubuh bayi termasuk kepala secepatnya, kecuali bagian
lengan dan kedua tangannya.
d.Tali pusat dipotong lalu diikat.
e.Vernix (zat lemak putih) yang melekat ditubuh bayisebaiknya tidakdibersihkan,
f.Tanpa dibedong, bayi langsung ditengkurapkan di dada atau di perut ibu
dengan kontakkulit bayi dengan kulit ibu.
g.Bayi dibiarkan mencari puting susu ibu.
Tahapan Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini ( IMD )
2. Tahapan perilaku bayi saat pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini ( IMD )
a.Dalam 30 menitpertama: stadium istirahat/diam dalam keadaan siaga (rest/quite alert) bayi
dapatd ikeringkan segera setelah lahir, penimbangan dan pengukuran dapat ditunda sampai
menyusu awal selesai.
b.Bayi diam tidak bergerak, sesekali matanya terbuka lebar melihat ibunya.
c.Antara 30 – 40 menit : mengeluarkan suara, membuat gerakan menghisap, mencium,
mengecap cairan ketuban yang ada ditanggannya dan mulai memasukkan tangan ke dalam
mulutnya.
d.Mengeluarkan air liur : saat menyadari bahwa ada makanan disekitarnya, bayi mulai
mengeluarkan air liurnya.
e.Bayi mulai merangkak kearah payudara ibu.
f.Menjilat-jilati kulit ibu, menyentuh puting susu dengan tangannya, menghentakkan kepala
kearah dada ibu, menoleh kekanan dan kekiri, menemukan puting, menjilat, mengulum puting
susu, membuka mulut lebar dan menyusu dengan baik
Manfaat Inisiasi Menyusu Dini (IMD) bagi ibu dan bayi
1.Bagi Ibu :
a.Meningkatkan jalinan kasih sayangibu dan bayinya.
b.Merangsang produksi hormon oksitosin dan prolaktin, merangsang kontraksi uterus
sehingga perdarahan pasca persalinan berkurang, merangsang pengeluaran kolostrum,
meningkatkan produksi ASI, ibu lebih tenang dan lebih tidak merasa nyeri pada saat
plasenta lahirdan prosedur pasca persalinan lainnya sehingga mengurangi stress
ibusetelah melahirkan dan dapat menunda ovulasi.
c.Mendorong ibuuntuk tidur danrelaksasi setelah bayi selesai menyusu.
d.Memperbesar peluan ibu untuk memantapkan dan melanjutkan kegiatan menyusui
selama masa bayi.
Manfaat Inisiasi Menyusu Dini (IMD) bagi ibu dan bayi
2. Bagi Bayi :
a.Mempertahankan suhubayi tetap hangat
b.Menenangkan ibudan bayi sertaregulasi pernapasan dan detakjantung.
c.Menjaga kolonisasi bakteri/kuman yang aman dari ibu didalam perut bayi sehingga
memberikan perlindungan terhadap infeksi.
d.Mengurangi bayi menangis sehingga mengurangi stress dan tenaga yang dipakai bayi.
e.Mendorong ketrampilan bayi untuk menyusu lebih cepat dan efektif.
f.Meningkatkan kenaikan berat badan (kembali keberat badan lahirnya lebih cepat).
g.Bilirubin akan lebih cepat normal dan mengeluarkan mekonium lebih cepat sehingga
menurunkan kejadian ikterus bayi barulahir. Kadar gula dan parameter biokimia lain
yang lebih baik selamabeberapa jam hidupnya
Pemberian Salep Mata
Pemberian salep mata pada bayi baru lahir adalah pemberian
salepmata steril pada mata bayi baru lahir untuk profilaksi

Tujuan Pemberian Salep Mata


Untuk mencegah infeksi mata diberikan segera setelah proses
menyusu dini dan bayi selesai menyusu, sebaiknya 1 jam
setelah lahir.
Prosedur Pemberian Salep
Mata

1. Cuci tangan.
2. Jelaskan padakeluarga tentang tindakan.
3. Beri salep mata (antibiotika tetrasiklin 1%) dalam 1 garis lurus
mulai dari bagian mata yang paling dekat dengan hidung menuju
ke luar.
4. Ujung tabung salep mata tidak boleh menyentuh mata bayi.
5. Jangan menghapus salep mata.
Vitamin K
Vitamin K penting dalam koagulasi atau yang juga dikenal sebagai
pembekuan darah. Vitamin ini berfungsi mencegah pendarahan yang
berlebihan. Vitamin K adalah sekelompok senyawa yang bersatu
untuk mensintesis protein yang berperan untuk membekukan darah.

Pemberian Vitamin K
Semua bayi baru lahir harus diberikan vitamin K1 injeksi 1 mg
intramuscular setelah 1 jam kontak kulit ke kulit danbayi selesai
menyusu untuk mencegah perdarahan bayibaru lahir akibat defisiensi
vitamin K yang dapat dialami oleh sebagian bayi baru lahir.
Memandikan Bayi
Baru Lahir

Memandikan adalah membersihkan


tubuh dengan cara menyiramkan
atau memasukkannya dalam air.
Prosedur Memandikan
1. Tunggu sedikitnya enam jam setelah lahir sebelum memandikan bayi (lebih
lama jika bayi mengalami asfiksia atau hipotermi).
2. Sebelum memandikan bayi, periksa bahwa suhu tubuh bayi stabil (suhu aksila
antara 36,5 °C-37,5 °C). Jika suhu tubuh bayi masih di bawah 36,5 °C, selimuti
kembali tubuh bayi secara longgar, tutupi bagian kepala dan tempatkan bersama
ibunya di tempat tidur atau lakukan persentuhan kulit ibu-bayi dan selimuti
keduanya. Tunda memandikan bayi hingga suhu tubuh bayi tetap stabil dalam
waktu (paling sedikit) satu jam.
3. Tunda untuk memandikan bayi yang sedang mengalami masalah pernapasan.
4. Sebelum bayi dimandikan, pastikan ruang mandinya hangat dan tidak ada
tiupan angin. Siapkan handuk bersih dan kering untuk mengeringkan tubuh bayi
dan beberapa lembar kain atau selimut bersih dan kering untukmenyelimuti
tubuh bayi setelah dimandikan.
Prosedur Memandikan
5. Mandikan bayi secara cepat dengan air bersih dan hangat.
6. Segera keringkan bayi dengan menggunakan handuk bersih
dan kering.
7. Ganti handuk yang basah dengan selimut bersih dan kering,
kemudian selimuti tubuh bayi secara longgar. Pastikan bagian
kepala bayi diselimuti dengan baik.
8. Bayi dapat diletakkan bersentuhan kulit dengan ibu dan
diselimuti dengan baik.
9. Ibu dan bayi disatukan di tempat dan anjurkan ibu untuk
menyusukan bayinya.
Perawatan Tali
Pusat
Perawatan tali pusat adalah tali pusat yang dirawat
dalam keadaan yang steril bersih dan terhindar dari
infeksi tali pusat.

Tujuan Perawatan Tali Pusat


Tujuan perawatan tali pusat adalah untuk mencegah terjadinya penyakit Tetanus
Neonatorum pada bayi baru lahir penyakit ini disebabkan karena masuknya spora
kuman tetanus kedalam tubuh melalu tali pusat, baik dari alat steril, pemakaian
obat-obatan, bubuk atau daun-daunan yang ditaburkan ke tali pusat sehingga
dapat mengakibatkan infeksi (Sodikin, 2018).
Peralatan yang dibutuhkan

1. 2 Air DTT, hangat :


a) untuk membasahi dan menyabuni
b) untuk membilas.
2. Washlap kering dan basah.
3. Sabun bayi.
4. Kassa steril.
5. 1 set pakaian.
Prosedur Perawatan Tali Pusat
1.Cuci tangan.
2.Dekatkan alat.
3.Siapkan 1 set baju bayi yang tersusun rapi, yaitu: celana, baju, bedong yang sudah digelar.
4.Buka bedong bayi.
5.Lepas bungkus talipusat.
6.Bersihkan/cebokidengan washlap 2-3x dari bagianmuka sampai kaki/atas ke bawah.
7.Bersihkan talipusat, dengan cara:
a.Pegang bagianujung.
b.Basahi denganwashlap dariujung melingkar kebatang.
c.Disabuni pada bagian batang dan pangkal.
d.Bersihkan sampaisisa sabunnya hilang.
e.Keringkan sisa air dengan kassasteril.
f.Tali pusat tidak dibungkus
Prosedur Perawatan Tali Pusat

8. Pakaikan popok, ujung atas popok dibawah tali


pusat, dan talikan di pinggir. Keuntungan: tali
pusatnya tidak lembab, jika pipis tidak langsung
mengenai tali pusat, tetapi ke bagian popok dulu.
9. Pindahkan bayi ke baju dan bedong yang bersih.
10.Bereskan alat.
11.Cuci tangan.
12.Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan.
IMUNISASI
Suatu upaya untuk menimbulkan atau
meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif
terhadap suatu penyakit sehingga bila suatusaat
terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan
sakit atau hanya mengalami sakit ringan .
(Kemenkes RI, 2017).
Jenis Imunisasi
Jadwal Imunisasi Dasar
Jadwal Imunisasi Lanjutan
Prosedur Pemberian Imunisasi Hepatitis B
1. Cuci tangan (gunakan sabun dan air bersih mengalir) kemudian keringkan.
2. Buka kotak wadah uniject dan periksa:
a. Label jenis vaksin untuk memastikan bahwa Uniject tersebut memang berisi
vaksin Hepatitis B.
b. Tanggal kadaluarsa.
c. Warna pada tanda pemantau paparan panas (VVM = Vaccine Vial Monitor)
yang tertera atau menempel pada pembungkus (aluminium foil) uniject.
3. Buka kantong aluminium/plastik keluarkan uniject.
4. Pegang uniject pada bagian leher dan bagian tutup jarum. Aktifkan uniject
dengan cara mendorong tutup jarum ke arah leher dengan tekanan dan gerakan
cepat.
5. Saat uniject di aktifkan akan terasa hambatan dan rasa menembus lapisan.
6. Buka tutup jarum.
Prosedur Pemberian Imunisasi Hepatitis B

7. Selanjutnya tetap pegang uniject pada bagian leher dan tusukkan jarum
pada pertengahan paha bayi secara IM. Tidak perlu dilakukan aspirasi.
8. Pijat reservoir dengan kuat untuk menyuntikkan vaksin hepatitis B.
jangan memasang kembali tutup jarum.
9. Buang uniject yang telah dipakai tersebut ke dalam wadah alat suntik
bekas yang telah tersedia (safety box).
10.Cuci tangan (gunakan sabun dan air bersih mengalir) kemudian
keringkan.
11.Dokumentasikan seluruh catatan rekam medik bayi asuhan.
Prosedur Pemberian Imunisasi DPT
1.Petugas mencuci tangan.
2.Pastikan vaksin yang akan digunakan dalam keadaan baik.
3.Jelaskan kepada ibu anak tersebut, umur anak (2-11 bulan) jumlah
suntikan 3x untuk imunisasi DPT.
4.Ambil 0,5 cc vaksin DPT.
5.Bersihkan 1/3 paha bagian luar dengan kapas DTT.
6.Suntikan secara intra Muskuler (IM).
7.Terangkan kepada ibu, tentang panas akibat DPT, berikan obat
penurun panas/antipiretik kepada ibu.
8.Anjurkan kompres hangat di lokasi suntikan.
9.Rapikan Alat-alat.
10.Petugas mencuci tangan.
11.Dokumentasikan dalam KMS.
Prosedur Pemberian Imunisasi CAMPAK

1.Petugas mencuci tangan.


2.Pastikan vaksin yang akan digunakan dalam keadaan baik
(perhatikan kadaluarsa dan VVM).
3.Buka tutup vaksin dengan menggunakan pinset.
4.Larutkan dengan cairan pelarut campak yang sudah ada (5 cc)
5.Pastikan umur anak tepat untuk di imunisasi campak (9bulan).
6.Ambil 0,5 cc vaksin campak yang telah dilarutkantadi.
7.Bersihkan lengan kiri bagian atas anak dengan kapas DTT.
8.Suntikan secara Sub cutan (SC).
9.Rapikan Alat-alat.
10.Petugas mencuci tangan.
11. Dokumentasikan dalam KMS.
Jazakallahu
Khairan
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai