Anda di halaman 1dari 11

Modul : BIOPSIKOLOGI

Oleh : Suprianto, S.Kep.Ns, M.Psi.

Apa yang dimaksud dengan Biopsikologi ?


- Biopsikologi adalah ilmu yang mempelajari mekanisme perilaku dan
pengalaman dari sisi fisiologi, evolusi, serta perkembangan.
- Biopsikologi merupakan pendekatan psikologi dari aspek biologi.
- Biopsikologi sendiri merupakan cabang ilmu yang pembahasannya terpusat
pada fungsi otak.

Istilah biopsikologi memiliki makna yang sama dengan psikobiologi,


psikologi fisiologis, dan neurosains perilaku. Istilah biopsikologi memberi tekanan
bahwa tujuan akhirnya adalah mengkaitkan antara topik – topik biologi dengan
psikologi. Sebagai bidang studi, neurosains banyak mengandung konsep – konsep
yang berkaitan dengan perilaku. Di bidang studi tersebut pun banyak terkandung
detail – detail yang berkaitan dengan anatomi dan kimia.

Tinjauan Ulang Sistem Saraf Pusat


Yang disebut sebagai susunan saraf ialah: segenap otak yang ada di kepala,
ditambah dengan semua saraf dan sel –sel diseluruh badan. Pada jenis binatang
bertulang punggung dna manusia, susunan saraf ini terdiri atas: susunan saraf
sentral (yaitu otak besar dan otak kecil, sumsum perpanjangan dan sumsum tulang
belakang) dan susunan saraf periferi (yaitu indera dan saraf-saraf). Susunan saraf
periferi itu menghubungkan organ-organ pusat dengan semua bagian tubuh.
Seperti halnya keadaan tubuh manusia, susunan saraf itu juga terdiri atas
banyak sel-sel. Sel-sel yang mempunyai bentuk dan fungsi yang sama,
dikelompokkan menjadi ringan. Pada jaringan saraf dibedakan dua jenis, yaitu:
neuron-neuron sel-sel saraf dalam pengertian sempit, dan sel-sel neuroglia atau sel-
sel penyangga saraf, yang mempunyai paling sedikit dua tonjolan (bahkan sering
banyak tonjolan). Tubuh sel disebut sel ganglion. Tonjolan-tonjolan yang
menyampaikan perangsang-perangsang kepada sel, disebut dendrit. Sedang
tonjolan yang melepaskan perangsang dari sel, disebut neurit. Dengan bantuan
tonjolan-tonjolan tersebut yang masing-masing mempunyai bentuk-bentuk tonjolan
sendiri yang lebih halus (disebut fibri), neuron-neuron berhubungan satu sama
lainnya.
Sistem saraf pusat meliputi otak dan medulla spinalis. Otak terdiri atas
serebrum, serebelum, batang otak, dan struktur primitive yang terletak di bawah
serebrum, yaitu : diensefalon, system, limbic serta system aktivitas retikuler (RAS,
reticular activating system). Medulla spinalis merupakan lintasan primer untuk
menyampaikan pesan-pesan diantara daerah peifer tubuh dan otak.
Medulla spinalis juga mengantarai refleks. Dalam zat putih yang ada di
dalam otak besar, terdapat hubungan tanggapan-tanggapan. Pada kulit otak yang
berwarna kelabu, terletak kesadaran manusia. Sedang otak kecil menjadi organ
yang mengatur fungsi dari indera. Sedang sumsum tulang belakang membawa
semua perangsang dari dan ke otak, dan merupakan organ dari gerak-gerak refleks.

Serebrum
1
Hemisfer serebri kiri dan kanan dihubungkan oleh korpus kalosum, yaitu
massa jaringan yang memungkinkan komunikasi antara pusat-pusat terkait dalam
hemisfer kanan dan kiri. Setiap hemisfer serebri dibagi menjadi empat lobus
berdasarkan patokan anatomi dan perbedaan fungsinya. Lobus tersebut diberi nama
tulang cranial yang menutupinya (frontal, temporal, parietal, dan oksipital) :
1. Lobus frontalis – memengaruhi kepribadian, penilaian (judgement),
kemampuan berpikir abstrak, perilaku sosial, ekspresi bahasa, dan gerakan
(pada bagian motorik).
2. Lobus temporalis - mengendalikan pendengaran, pemahaman bahasa, dan
menyimpan serta mengingat memori (meskipun memori disimpan diseluruh
otak)
3. Lobus parietalis - menginterprestasi dan mengitegrasi rasa, yang meliputi
rasa nyeri, suhu dan sentuhan; juga menginterpretasi ukuran, bentuk, jarak,
tekstur (Lobus parietalis pada hemisfer nondominan, yang biasanya
hemisfer kanan, terutama penting bagi kesadaran akan skema)
4. Lobus oksipitalis – terutama berfungsi dalam menginterpretasi stimuli
visual.

Korteks serebri, yang merupakan lapisan permukaan yang tipis pada


serebrum, tersusun dari substansia grisea (badan sel sarafnya tidak bermielin).
Permukaan serebrum memiliki konvolusi (girus) dan alur atau fisura (sulkus).

Serebelum
Serebelum yang juga memiliki dua buah hemisfer berfungsi
mempertahankan tonus otot, mengoordinasi gerakan otot, dan mengendalikan
keseimbangan.

Batang otak
Batang otak, yang tersusun atas pons, mesensefalon (otak tengah), serta
medulla oblongata, meneruskan pesan antara tingkat yang lebih tinggi dan tingkat
yang lebih rendah di dalam system saraf. Nervus kranialis berasal dari pons,
mesensefalon, dan medulla oblongata :
1. Pons - menghubungkan serebelum dengan serebrum dan mesensefalon dengan
medulla oblongata ; pons mengandung satu dari beberapa pusat pernapasan.
2. Mesensefalon (midbrain) - mengantarai refleks auditorius dan visual.
3. Medulla oblongata- mengatur fungsi respirasi vasomotor, dan kardiak.
2
Struktur primitif
Diensefalon berisikan thalamus dan hipotalamus yang terletak di bawah
hemisfer serebri. Thalamus mengirimkan semua stimulus sensorik (kecuali
olfaktori) ketika rangsangan ini berjalan naik ke korteks serebri. Fungsi thalamus
meliputi kesadaran primitive akan rasa nyeri, skrining semua stimulus yang datang,
dan pemfokusan perhatian. Hipotalamus mengontrol atau memengaruhi suhu
tubuh, selera makan, keseimbangan air, sekresi hipofisis, emosi dan fungsi otonom
yang meliputi siklus tidur dan bangun.
System limbic memiliki letak yang dalam di dalam lobus temporalis. Bagian
ini memulai dorongan primitif (rasa lapar, agresi, dan pembangkitan nafsu seksual
serta emosi) dan menyaring semua pesan sensorik yang berjalan ke korteks serebri.
RAS merupakan jalinan yang difus dari neuron yang hipereksitabel dan
menyebar seperti kipas dari batang otak hingga korteks serebri. Bagian ini berfungsi
menyaring semua informasi sensorik yang datang dan menyalurkannya ke daerah
otak yang tepat untuk diinterpretasi. Aktivitas RAS juga menstimulasi keadaan
terjaga (wakefulness).

Medula spinalis
Medulla spinalis menghubungkan batang otak pada level foramen magnum
dan berakhir dekat vertebra lumbalis kedua. Penampang medulla spinalis terlihat
sebagai massa substansi grisea (badan kelabu) di daerah sentral yang berbentuk
seperti huruf H dan dibagi menjadi kornudorsalis (kornu posterior) dan kornu
ventralis (kornu anterior). Substansi grisea dalam kornu dorsalis mengirim impuls
sensorik (aferen) dan dalam kornu ventralis mengirim impuls motorik (eferen).
Substansi alba (badan putih yang merupakan akson bermielin dari serabut saraf
sensorik dan motorik) mengelilingi kedua kornu tersebut dan membentuk jaras
(traktus) saraf yang naik (asenden) dan turun (desenden).

Fungsi Otak
Komunikasi terdiri atas dua aspek yaitu aspek sensoris komunikasi dan
aspek motoric komunikasi.
1. Aspek sensoris komunikasi: terdapat pada bagian daerah asosiasi auditorius dan
visual korteks. Jika terjadi kerusakan dapat menyebabkan ketidakmampuan
untuk memahami kata yang diucapakan atau kata yang ditulis. Efek ini berturut-
turut disebut afasia reseptif auditorius dan afasia reeptif visual. Beberapa orang
dapat memahami sepenuhnya kata yang diucapkan. Pengartian kata untuk
menyatakan pikiran terjadi pada area Wernicke dalam bagian posterior girus
temporalis superior dalam hemisfer. Jika terjadi rusak dan hancur dianggap
sebagai afasia umum atau agnosia umum.
2. Aspek motoric komunikasi: proses bicara meliputi pembentukan pikiran yang
harus dinyatakan dan pilihan kata yang harus digunakan, serta tindakan
vokalisasi yang sebenarnya.
3. Pengolahan informasi merupakan proses masuknya informasi yang sedemikian
rupa sehingga terjadi reaksi motorik yang tepat. Lebih dari 99% dari semua
informasi sensoris terus dibuang karena tidak penting misalnya orang
menyadari bagian tubuh yang bersentuhan dengan pakaian, tidak menyadari
tekanan pada tempat duduk ketika sedang duduk, dan lain-lain. Perhatian
3
ditujukan pada suatu objek khusus dalam lapangan penglihatan dan bunyi yang
terus-menerus biasanya dipindahkan ke latar belakang. Bila informasi sensoris
penting telah dipilih dan akan disalurkan ke dalam daerah motorik otak yang
tepat untuk menimbulkan reaksi yang diinginkan.
4. Pembentukan pikiran dan pilihan kata merupakan fungsi daerah sensori otak.

Apa tujuan mempelajari Biopsikologi ?


Tujuan dari mempelajari biopsikologi adalah untuk mengaitkan antara topik
biologi dan topik psikologi.

Apa saja yang dipelajari dalam biopsikologi ?


Sebagian besar pembahasan di dalam biopsikologi terpusat pada fungsi
otak. Apabila dilakukan pengamatan yang mendetail terhadap bagian otak, maka
akan terungkap bahwa ada sub-area yang sangat berbeda. Pada tingkat mikroskopis,
kita akan mengetahui bahwa otak terdiri dari dua tipe sel, yaitu neuron dan glia.

Neuron
Neuron atau sel saraf merupakan jaringan dalam otak yang berfungsi untuk
menerima, meneruskan, dan memproses stimulus; memicu aktivitas sel tertentu;
pelepasan neurotransmiter dan molekul informasi lainnyaserta meneruskannya pula
ke otot-otot penggerak serta kelenjar. Sel saraf menerima sensasi atau stimulus
melalui reseptor, yang terletak di tubuh baik eksternal (reseptor somatik) maupun
internal (reseptor viseral). Reseptor mengubah stimulus menjadi impuls listrik yang
menjalar di sepanjang saraf sampai ke otakdan medulla spinalis yang kemudian
akan mengintepretasi dan mengintegrasi stimulus, sehingga respons terhadap
informasi bisa terjadi. Impuls dari otak dan medula spinalis memperoleh respons
yang sesuai dari otot dan kelenjar tubuh, yang disebut efektor.
Neuron-neuron itu bertugas sebagai penerma dan penyampai semua
perangsang; bekerjanya secara sentripetal, yaitu dari luar. Sel-sel neuroglia
menyongkong jaringan, dan memperkokoh susunannya. Pada kelelahan rokhaniah,
tonjolan-tonjolan itu menjadi saling berjauhan, sehingga penerimaan perangsang-
perangsang menjadi terlambat atau tehambat.

A. Anatomi Neuron
Neuron adalah unit fungsional system saraf yang terdiri dari badan sel dan
perpanjangan sitoplasma

4
1. Badan Sel atau Perikarion, suatu neuron mengendalikan metabolisme
keseluruhan neuron. Bagian ini tersusun dari komponen berikut :
a. Satu Nukleus tunggal, Nukleuolus yang menonjol, dan organel lain
seperti kompleks golgi dan mitokondria, tetapi nukleus ini tidak
memiliki sentriol dan tidak dapat bereplikasi.
b. Badan Nissl, terdiri dari reticulum endoplasma kasar dan ribosom-
ribosom bebas serta berperan dan sintesis protein.
c. Neurofibril, yaitu neurofilamen dan neuro tibulus yang dapat dilihat
melalui mikroskop cahaya jika diberi pewarnaan dengan perak.

2. Dendrid adalalah perpanjangan sitoplasma yang biasanya berganda dan


pendek, serta berfungsi untuk mengantar impuls ke sel tubuh.
a. Permukaan dendrid penuh dengan spina dendrid yang dikhususkan
untuk berhubungan dengan neuron lain.
b. Neurofibril dan badan Nissl memanjang kedalam dendrid.

5
3. Akson adalah suatu prosesu tunggal, yang lebih tipis dan lebih panjang dari
dendrid. Bagian ini menghantar inpuls menjauhi badan sel ke neuron lain,
ke selain (sel otot atau kelejar), atau ke badan sel neuron yang menjadi asal
akson.
a. Origo akson, akson berasal dari badan sel hillock akson, yaitu regia yang
tidak mengandung badan Nissl.
b. Ukuran akson, panjang akson berukuran kurang dari 1mm – 1m lebih
(1mm=0,04 inci ; 1m =3,28 kaki). Dibagian ujungnya, sebuah akson
dapat bercabang banyak.
1) Percabangan akhir memiliki sesuatu pembesaran yang disebut kenop
sinaptik, terminal presinaptik, atau terminal bouton.
2) Sisi percabangan (kolateral), yang berujung pada akhir yang sama
dengan pembesaran, dapat terjadi disisi distal.
c. Pelapisan akson
1) Semua akson dalam system saraf perifer dibungkus dengan lapisan
schwann, disebut juga neurilema, yang dihasil kan sel –sel schwann.
a) Akson besar (diameter diatas 2µm), memiliki lapisan dalam
yang disebut myelin, suatu kompleks lipoprotein yang dibentuk
oleh membrane plasma sel – sel schwann. Akson ini, yang
tampak berwarna puth, disebut serabut termielinilisasi.
b) Pada saraf perifer, sel – sel schwann myelinisasi akson dengan
cara melingkari dalam bentuk gulungan jelly.
c) Myelin berfungsi sebagai insulator listrik dan memprecepat
hantaran imfuls saraf.
d) Nodus ranvier menunjukan celah antara sel – sel schwann yang
berdekatan. Celah ini merupakan tempat pada akson dimana
myelin dan lapisan schwann terputus, sehingga melapisi
sebagian akson.
e) Akson yang berdiametir kecil biasanya tidak termielinisasi dan
tertanam pada sitoplasma sel schwann.
2) Akson dalam SSP tidak memiliki lapisan neurolima.
a) Serabut termielinisasin tanpa neurilema terdapat pada bagian
putih otak dan medulla spinalis.
- Dalam SSP, meilin dihasilkan dari ologodendrosit bukan
dari sel schwann.
- Meilin bertanggung jawab untuk tampilan putih pada
subtansi putih.
b) Serabut tidak termienilisasi tanpa neurilema terdapat pada
subtansi abu – abu otak dan medulla spinalis.
- Terminasi akhir dari semua sererabut saraf tidak memiliki
neurilema dan myelin.
- Regenerasi neuron yang rusak memerlukan neurilema.
• Neuron tidak dapat membelah secara mitosis, tetapi
serabut dapat bergenerasi jika badann selnya masih
utuh.
• Jika akson mengalami kerusakan berat, maka neurilema
(lapisan sel – sel schwann) yang melapisinya
melakukan pembelahan untuk menutup luka.
6
• Jika bagian distalakson rusak, bagian akson terdekat
dengan badan sel akan membuat percabangan baru.
• Lapisan neurilema kosong menjadi semacam tubulus
seluler untuk mengarahkan akson yang tergenerasi ;
setiap percabangan akson tambahan yang masuk lapisan
celah akan terdisintegrasi.
- Neuron dalam SSP tidak memiliki neurilema dan tidak
bergenerasi.

B. Klasifikasi Neuron
1. Fungsi. Neuron diklasifikasi secara fungsional berdasarkan arah transmisi
impulsnya.
a. Neuron sensori (Eferen), menghantarkan inpuls listrik dari reseptor
pada kulit, organ indra, atau sesuatu organ internal ke SSP.
b. Neuron motoric menyampaikan inpuls dari SSP ke Efektor.
c. Interneuron (neuron yang berhubungan), ditemukan seluruhnya dalam
SSP. Neuron ini menghubungkan neuron sensorik dan motoric atau
menyampaikan informasi ke interneuron lain.
2. Struktur neuron diklasifikasi secara structural berdasarkan jumlah
prosesusnya.
a. Neuron multipolar, memiliki satu akson dan dua dendrid atau lebih.
Sebagian besar neuron motoric, yang ditemukan dalam otak dan
medulla spinalis, masuk kedalam golongan ini.
b. Neuron bipolar memiliki satu akson dan satu dendrit. Neuron ini
ditemukan pada organ indra, seperti mata, telinga, dan hidung.
c. Neuron unipolar (pseudounipolar), kelihatanya memiliki sebuah
prosesus tunggal, tetapi neuron ini sebenarnya bipolar.
1) Kedua prosesus (akson dan dendrit), berfungsi selama
perkembangan menjadi satu batang tunggal yang bercabang
untuk membuat bentuk Y.
2) Semua neuron sensori (aperen), pada ganglia spinal termasuk
dalam pseudounipolar
3) Prosesus neuron pseudounipolar yang membawa pesan sensi
kedalam sel terlihat secara structural seperti akson, tetapi secara
fungsional berperan seperti dendrit.
4) Neuron unifolar memiliki sebuah prosesus tunggal. Neuron ini
terdapat pada embrio dan dalam potoreseptor mata.

Glia
Secara teknis, ukuran dan bentuk Glia jauh lebih kecil dibandingkan
Neuron. Namun pada dasarnya ada kemiripan fungsi dan peran antara Glia dengan
Neuron, yaitu sama-sama meneruskan informasi. Namun yang menjadikan Glia dan
Neuron berbeda adalah sebab Glia tidak mampu meneruskan informasi dengan
jarak yang sangat jauh.
Sel neuroglial adalah sel penunjang tarnbahan pada SSP yang berfungsi
sebagai jaringan ikat. Tidak seperti neuron, sel glial dapat menjalani mitosis selama
rentang kehidupannya dan bertanggung jawab atas terjadinya tumor sistem saraf.
A. Anatomi Sel Neuroglial
7
Sel neuroglial biasanya disebut glia, sel neuroglial adalah sel penunjang
tambahan pada SSP yang berfungsi sebagai jaringan ikat. Tidak seperti neuron,
sel glial dapat menjalani mitosis selama rentang kehidupannya dan bertanggung
jawab atas terjadinya tumor system saraf.
1. Astrosit adalah sel berbentuk bintang yang memiliki sejumlah prosesus
panjang sebagian besar melekat pada dinding kapiler darah melalui pedikel
atau “kaki vascular”.
a. Sel ini memberikan penopang strukturan dan mengatur transpor materi
diantara darah dan neuron.
b. Kaki vascular dipercaya berkontribusi terhadap barrier darah otak, atau
tingkat kesulitan makromolekul tertentu pada plasma darah untuk
masuk kejaringan otok.
c. Astrosit fibrosa terletak disubstansi putih otak dan medulla spinalis;
astrosit proto plasma ditemukan pada substansi abu – abu.
2. Oligodenroglia (oligodenrosit), menyerupai astrosit, tetapi badan selnya
lebih kecil dan jumlah prosesusnya lebih sedikit dan lebih pendek.
a. Oligodenrosit dalam SSP analog dengan sel schwann pada saraf perifer.
b. Bagian ini membentuk lapisan myelin untuk melapisi akson dalam SSP.
3. Mikroglia ditemukan dekat neuron dan pembuluh darah, dan dipercaya
memiliki peran fagositik. Sel glia berukuran kecil dan prosesusnya lebih
sedikit dari jenis sel glial lain.
4. Sel ependymal membentuk membrane epitalial yang melapisi rongga
serebral (otak) dan rongga medulla spinalis.

Sejak Psikologi lahir, pendekatan secarsa biopsikologi secara implisit sudah


diungkapkan, namun secara eksplisit baru muncul pada karya D.O Hebb (1949),
“Organization of Behavior”. Dalam karyanya tersebut, Hebb mengemukakan teori
yang komprehensif tentang fenomena psikologi yang berkaitan dengan persepsi,
emosi, pikiran dan memori yang mungkin dikontrol melalui aktivitas otak. Teori
tersebut merupakan salah satu dasar yang penting dalam menguraikan dan
mengkonkritkan pembahasan tentang perilaku manusia yang kompleks dan kasat
mata.
Meskipun biopsikologi tergolong ilmu yang masih muda, namun ia
memiliki perkembangan yang cepat dan memiliki kaitan yang erat dengan disiplin
ilmu yang lain, diantaranya :
1. Biological Psychiatry, membahas tentang biologi yamg berkaitan dengan
penyimpangan psikiatris dan perlakuan (treatment) terhadap penyimpangan
tersebut melalui manipulasi otak.
2. Developmental Neurobiology, membahas tentang perubahan sistem saraf
sejalan dengan kemasakan dan usia; neurobiology biasa juga disebut dengan
neuroscience.
3. Neuroanatomy, mempelajari tentang struktur atau anatomi sistem saraf.
4. Neurochemistry, mempelajari proses-proses kimiawi yang muncul akibat
aktivitas saraf, terutama proses yang mendasari transmisi sinyal melalui sel-sel
saraf.
5. Neuroendocrinology, mempelajari interaksi antara sistem saraf dengan
kelenjar-kelenjar endokrin dan hormon-hormon yang diproduksinya.

8
6. Neuroethology, mempelajari kaitan antara sistem saraf dan perilaku yang
muncul dalam lingkungan alami hewan dan dalam lingkungan laboratorium
yang dikontrol ketat.
7. Neuropathology, mempelajari penyimpangan sistem saraf.
8. Neuropharmacology, mempelajari efek obat-obatan pada sistem saraf, terutama
yang mempengaruhi transmisi sel saraf.
9. Neurophysiology, mempelajari respon sistem saraf, terutama yang terlibat
dalam transmisi sinyal elektronik melalui sel-sel saraf dan antara sel-sel saraf.

Hubungan Antara Otak Dan Pikiran


Setiap pikiran hampir selalu melibatkan sinyal-sinyal yang menjalar secara
bersamaan di dalam sebagaian besar korteks serebri, talamus, sistem limbik, dan
formasio retikularis batang otak. Beberapa pikiran yang bersahaja mungkin hampir
seluruhnya bergantung pada pusat-pusat yang lebih rendah. Sebaliknya ada suatu
tipe pola pikiran yang memang membutuhkan banyak keterlibatan korteks serebri,
yaitu yang melibatkan penglihatan, karena hilangnya korteks visual akan
menyebabkan pasien tak mampu mengerti bentuk visual atau warna.
Pikiran adalah hasil dari pola perangsangan berbagai bagian system saraf
pada saat yang bersamaan, melibatkan korteks serebri, thalamus, system limbik,
dan bagian atas formasio retikularis batang otak. Daerah system limbik, talamus,
dan formasio retikularis yang terangsang di duga menentukan sifat-sifat umum dari
pikiran, sehingga menimbulkan beberapa sifat seperti rasa senang, rasa tak senang,
rasa sakit, rasa tak enak, model sensasi yang sederhana, lokalisasi dari sebagian
besar daerah tubuh, dan sifat-sifat umum lainnya. Namun, area korteks serebri yang
terangsang secara khusus menentukan sifat khusus dari pikiran, seperti (1)
lokalisasi sensasi yang spesifik pada permukaan tubuh dan benda-benda yang ada
dalam lapang penglihatan (2) merasakan tekstur dari sutra (3) pengenalan visual
terhadap pola empat persegi panjang dari balok dinding beton, dan (4) sifat-sifat
individual yang terutama memerlukan kesiagaan penuh. Kesadaran mungkin dapat
digambarkan sebagai kesiagaan yang terus-menerus terhadap keadaan lingkungan
atau rentetan pikiran kita.

Rangsangan Motoris

Indera Otak Perbuatan

Rangsangan (Stimulus) Penerimaan Perasaan


(Reseptor) (Sensitifitas)
Cahaya Mata Penglihatan
Suara Telinga Pendengaran
Panas dingin dan tekanan Kulit Perabaan
9
Gas Hidung Penciuman
Bahan kimia Lidah Pengecapan

Proses pengamatan atau penyerapan melalui 3 proses:


a. Proses Fisik, stimulus mengenai alat indra.
b. Proses fisiologis, stimulus diteruskan oleh saraf sensoris ke otak.
c. Proses psikologis, proses dalam otak sehingga individu menyadari apa yang
diterima oleh indra.

Rangsangan berupa: cahaya, suara, panas dingin dan tekanan, gas, bahan
kimia → Reseptor (Mata, telinga, kulit, hidung, lidah) → Hasil dari pola “pikiran”
perangsangan berbagai system saraf pada saat yang bersamaan melibatkan korteks
serebri, talamus, sistem limbik, dan bagian atas formasio retikularis batang otak →
Otak (Pertama receptor rangsangan sensoris: ujung distal dendrit yang akan
menerima stimulus peka terhadap suatu rangsagan misalnya kulit. Kedua neuron
aferen sensoris: melintas sepanjang neuron sensorik sampai ke medulla spinalis
yang dapat menghantarkan impuls menuju ke susunan saraf pusat. Ketiga pusat
saraf yaitu pusat sinaps: sisi sinaps yang berlangsung dalam substansi abu-abu.
Impuls dapat ditransmisi, diulang rutenya, atau dihambat pada bagian lain. Tempat
integrasi dimana masuknya sensoris dan di analisa kembali ke neuron eferen.
Keempat Neuro Eferen yaitu motorik: melintas sepanjang akson neuron motorik
sampai efektor yang akan merespon impuls eferen menghantarkan impuls ke perifer
sehingga menghisalkan aksi yang khas. Kelima alat efektor: dapat berupa otot
rangka, otot jantung, atau otot polos kelenjar yang merespons, merupakan tempat
terjadinya reaksi yang diwakili oleh suatu serat otot atau kelenjar)→ motoris →
Perbuatan “Perilaku”.

Proses Berpikir
Simbol-simbol yang digunakan dalam berpikir pada umumnya berupa kata-
kata atau bahasa dan berpikir mempunyai kaitan yang erat. Dengan bahasa manusia
dapat menciptakan ratusan, ribuan simbol-simbol yang memungkinkan manusia
dapat berpikir begitu sempurna apabila dibandingkan dengan makhluk lain.
Sekalipun bahasa merupakan alat yang cukup ampuh (powerful) dalam proses
berpikir,sebab masih ada lagi yang dapat digunakan yaitu bayangan atau gambaran
(image). Untuk menjelaskan hal ini diberikan contoh sebagai berikut. Bayangkan
bahwa Anda ada disuatu tempat di sudut kota mislanya di terminal Joyoboyo, dan
Anda diminta datang di Jembatan Merah. Dalam kaitan ini, Ansa akan
menggunakan gambaran atau bayangan kota Surabaya, khususnya yang berkaitan
dengan terminal Joyoboyo dan Jembatan Merah, dan menentukan jalan-jalan mana
saja yang ditempuh untuk berangkat dari terminal Joyoboyo sampai di Jembatan
Merah. Jadi disini Anda menggunakan gambaran atau bayangan (image) yang
merupakan visual map atau juga disebut sebagai cognitive map yang memberikan
gambaran tentang keadaan yang dihadapi. Biasanya seseorang memasuki suatu kota
atau tempat yang baru, akan memperoleh gambaran tentang kota atau tempat yang
baru itu, dan ini memberikan gambaran kepada orang yang bersangkutan, atau
memberikan visual map atau cognitive map. Ini yang sering disebut non-verbal
thinking. Demikian juga apabila orang berpikir menggunakan skema-skema
tertentu, atau gambar-gambar tertentu termasuk dalam klasifikasi tersebut.
10
Walaupun berpikir dapat menggunakan gambaran-gambaran atau
bayangan-bayangan atau image, namun sebagaian terbesar dalam berpikir orang
menggunakan bahasa atau verbal, yaitu berpikir dengan menggunakan simbol-
simbol bahasa dengan segala ketentuan-ketentuannya. Karena bahasa merupakan
alat yang penting dalam berpikir, maka sering dikemukakam bila seseorang itu
berpikir, orang itu bicara dengan sendirinya.

Ringkasan
Biopsikologi adalah cabang ilmu yang mempelajari mengenai mekanisme
perilaku dan pengalaman dari sisi fisiologi, evolusi, serta perkembangan. Tujuan
dari mempelajari Biopsikologi adalah untuk mengaitkan antara topik biologi dan
topik psikologi. Biopsikologi sendiri merupakan cabang ilmu yang pembahasannya
terpusat pada fungsi otak.
Sejak Psikologi lahir, pendekatan secarsa biopsikologi secara implisit sudah
diungkapkan, namun secara eksplisit baru muncul pada karya D.O Hebb (1949),
“Organization of Behavior”. Dalam karyanya tersebut, Hebb mengemukakan teori
yang komprehensif tentang fenomena psikologi yang berkaitan dengan persepsi,
emosi, pikiran dan memori yang mungkin dikontrol melalui aktivitas otak. Teori
tersebut merupakan salah satu dasar yang penting dalam menguraikan dan
mengkonkritkan pembahasan tentang perilaku manusia yang kompleks dan kasat
mata.
Pikiran adalah hasil dari pola perangsangan berbagai bagian system saraf
pada saat yang bersamaan, melibatkan korteks serebri, thalamus, system limbik,
dan bagian atas formasio retikularis batang otak. Daerah system limbik, talamus,
dan formasio retikularis yang terangsang di duga menentukan sifat-sifat umum dari
pikiran, sehingga menimbulkan beberapa sifat seperti rasa senang, rasa tak senang,
rasa sakit, rasa tak enak, model sensasi yang sederhana, lokalisasi dari sebagian
besar daerah tubuh, dan sifat-sifat umum lainnya

11

Anda mungkin juga menyukai