Anda di halaman 1dari 9

Asuhan Pada Bayi Baru Lahir 2-6 Hari

Pengertian
Pengkajian fisik bayi adalah suatu cara untuk mendapatkan informasi tentang anak dan
keluarganya dengan menggunakan semua panca indera baik subjektif maupun objektif.
Pengkajian fisik bayi baru lahir dan perkembangannya dilakukan bersamaan pada saat
melakukan pemeriksan inspeksi dan observasi.

1. Tujuan pengkajian
a. Mendapatkan hasil yang valid.
b. Mengetahui keadaan fisik secara umum
c. Mengetahui kondisi normal/abnormal
d. Menentukan rencana asuhan yang perlu diberikan pada bayi.

2. Pengkajian Fisik Bayi Baru Lahir


 Pengumpulan Data Subjektif
Data subjektif :
 Menggambarkan pendokumentasian hanya pengumpulan data Klien melalui
anamnesa .
 Tanda gejala subjektif yang diperoleh dari hasil bertanya dari pasien, suami
atau keluarga ( identitas umum, keluhan , riwayat menarche, riwayat
perkawinan, riwayat kehamilan, riwayat persalianan, riwayat KB, riwayat
penyakit keluarga, riwayat penyakit keturunan, riwayat psikososial, pola
hidup.
 Catatan ini berhubungan dengan masalah sudut pandang pasien. Ekspresi
pasien mengenai kekawatiran dan keluhannya dicatat sebagai kutipan
langsung atau ringkasan yang berhubungan dengan diagnosa.
 Pemeriksaan Fisik Dari Kepala Sampai Ke Kaki

Aspek yang perlu dikaji :


1. Menilai keadaan umum bayi.
- Secara keseluruhan (Perbandingan bagian tubuh bayi roporsional/tidak)
- Bagian kepala, badan dan ekstremitas (Periksa adanya kelainan)
- Tonus otot, tingkat aktifitas (gerakan bayi aktif atau tidak)
- Warna kulit dan bibir (kemerahan/kebiruan)
- Tangisaan bayi (melengking, merintih, normal)
2. Tanda-tanda vital
- Periksa pernafasan bayi dengan melihat tarikan nafas pada dada dengan melihat
petunjuk waktu. Laju nafas normal 40-60 x/menit. Bayi akan menangis atau bernafas
secara spontan dalam 30 detik setelah lahir.
- Periksa laju jantung dengan menggunakan stetoskop dan petunjuk waktu. Laju
jantung normal 120-160x/menit atau lebih dai 100 x/menit sudah dianggap normal.
- Periksa suhu dengan menggunakan termometer aksila. Suhu normal 36,5 – 37,50
C.
3. Periksa bagian kepala bayi
- Ubun-ubun
- Sutura
- Moulage
- Penonjolan atau daerah mencekung. Periksa adanya kelainan karena trauma
persalinan (Caput succadaneum, Cephal hematoma) atau adanya cacat kongenital
(Hidrocephalus).
4. Periksa telinga,
Hubungkan dengan letak mata dan perhatikan adanya kelainan.
5. Periksa mata
Akan adanya tanda-tanda infeksi.
6. Periksa hidung dan mulut
Langit-langit, bibir, dan reflek hisap dan rooting. Perhatikan adanya kelainan kongenital
seperti labiopalatoskizis.
7. Periksa leher bayi.
Perhatikan adanya pembesaran atau benjolan.
8. Periksa dada.
Perhatikan bentuk dada dan puting susu bayi.

9. Periksa bahu, lengan dan tangan.


Perhatikan gerakan dan kelengkapan jari tangan.
10. Periksa bagian perut.
Perhatikan bagaimana bentuk adakah penonjolan sekitar tali pusat, perdarahan tali pusat,
lembek (pada saat bayi menangis).
11. Periksa alat kelamin.
Hal yang perlu diperhatikan :
Laki-laki :
- Testis berada dalam skrotum dan sudah turun pada bayi cukup bulan.
- Penis berlubang
Perempuan :
- Vagina berlubang
- Uretra berlubang
- Terdapat labia mayora dan labia minora
12. Periksa tungkai dan kaki.
Periksa gerakan dan kelengkapan.
13. Periksa punggung dan anus.
Periksa adanya pembengkakan atau cekungan dan adanya anus.
14. Periksa kulit.
Perhatikan adanya verniks, pembengkakan dan warna kulit.
15. Lakukan penimbangan berat badan dan panjang badan.
Berat badan lahir normal 2500gr-4000gr. Panjang badan normal 45-55 cm.

 Pengkajian Fisik Bayi Baru Lahir

Sebelum melakukan pemeriksaan fisik, perlu dilakukan pengkajian pada bayi baru lahir
antara lain:
1. Riwayat meliputi:
 Faktor lingkungan
 Faktor genetic
 Faktor ibu/maternal
 Faktor perinatal
2. Tanda-tanda vital, meliputi frekuensi nafas, frekuensi denyut jantung dan suhu.

3. Keadaan umum, meliputi ukuran tubuh keseluruhan kepala, badan dan ekstremitas,
tonus otot dan aktifitas, warna kulit dan bibir, serta tangisan bayi.
Sebelum melakukan pemeriksaan, peralatan dan perlengkapan yang perlu dipersiapkan
antara lain:
 Tempat tidur pemeriksaan
 Stetoscope
 Termometer
 Pita pengukur
 Timbangan bayi
 Sarung tangan
 Penunjuk waktu/jam
 Lampu
 Sabun
 Handuk
 Air mengalir
Ketika memeriksa bayi baru lahir, perlu diingat hal-hal penting berikut, yaitu:
1. Gunakan tempat yang hangat dan bersih untuk pemeriksaan. Pintu dan jendela
untuk sementara ditutup, ruangan diberi lampu 40 watt dengan jaraj 60 cm di atas tempat
pemeriksaan.
2. Cuci tangan dengan sabun di air mengalir sebelum dan sesudah pemeriksaan,
pasang sarung tangan.
3. Bersikap lembut pada waktu memeriksa bayi.
4. Lihat, dengar dan rasakan tiap-tiap daerah pemeriksaan, dimulai dari kepala dan
berlanjut secara sistematik menuju kaki.
5. Jika ditemukan factor risiko atau masalah, carilah bantuan lebih lanjut yang
memang diperlukan.
6. Rekam hasil setiap pemeriksaan dan tindakan.
Dalam waktu 24 jam, bila bayi tidak mengalami masalah apa pun, lakukanlah pemeriksaan
fisik secara lengkap sebagai berikut:
1. Menempatkan bayi pada tempat pemeriksaan dalam posisi terlentang dan
pastikan tempat pemeriksaannya kering, bersih dan hangat.
2. Lepaskan pakaian bayi dan nilai keadaan umum bayi, meliputi ukuran
keseluruhan (proporsional.tidak), adanya tonus otot (gerakannya aktif/tidak), warna
kulit dan bibir (merah/biru), tangis bayi (melengking, merintih, normal)
3. Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital, yaitu pernafasan normalnya 40-60x
per menit, serta suhu dengan menggunakan termometer aksila normalnya 36,5-37,2 C°
4. Memeriksa bagian kepala bayi meliputi ubun-ubun, sutura, molase, adanya
trauma persalinan dan cacat congenital (caput frontal occipitalis)
5. Memeriksa telinga dalam hubungannya dengan letak mata dan kepala
6. Memeriksa mata apakah ada tanda-tanda infeksi, seperti pus
7. Memeriksa hidung dan mulut, langitan, bibir dan refleks hisap dan refleks
Rooting, serta ada tidaknya kelainan congenital seperti labiopalatoskizis
8. Memeriksa leher bayi, apakah terdapat pembengkakan atau benjolan
9. Memeriksa dada, bagaimana bentuknya (simetris/tidak) dan perhatikan juga
puting susunya
10. Memeriksa bahu, lengan dan tangan, perhatikan gerakannya dan kelengkapan /
jumlah jari
11. Memeriksa system syaraf, yaitu berupa refleks Moro
12. Periksa bagian perut, bagaimana bentuknya, ada penonjolan/tidak pada daerah
sekitar tali pusat saat bayi menangis, perdarahan tali pusat, banyaknya pembuluh darah
pada tali pusat, apakah lembek saat bayi tidak menangis.
13. Periksa alat kelamin bayi. Perhatikan pada bayi laki-laki testisnya berada pada
skrotum, penis berlubang di ujung. Sedangkan pada bayi perempuan perhatikan vagina
berlubang, uretra berlubang, keadaan labia mayora dan minora
14. Periksa tungkai dan kaki, perhatikan gerakan dan bentuknya normal/tidak,
berapa jumlah jari kaki.
15. Periksa punggung dan anus bayi, apakah ada kelainan seperti pembengkakan
atau cekungan, spina bifida, keadaan spingter ani, ada anus/tidak
16. Memeriksa kulit bayi, adanya verniks, warna, pembengkakan atau bercak-
bercak hitam dan tanda-tanda lahir (tanda Mongol)
17. Mengenakan kembali pakaian bayi, perhatikan kemungkinan tanda-tanda
hipotermia pada bayi.
18. Mencuci tangan kembali setelah pemeriksaan
19. Menempatkan bayi kembali ke dalam boks atau apabila rawat gabung bayi
diberikan pada ibunya.
20. Bereskan peralatan dan catat hasil pemeriksaan.

 Penilaian Neourologis
Diinterpretasikan dalam bentuk releks-refleks seperti:
1. Refleks Plantar
Tekan permukaan plantar kaki di bawah ibu jari, dalam keadaan normal ibu jari akan
fleksi kearah plantar.
2. Refleks Muntah
Menunjukkan fungsi neurology glosofaringeal dan syaraf fagus normal.
3. Refleks kedipan
Merupakan respon terhadap cahaya terang yang menunjukkan normalnya syaraf optic.
4. Refleks Moro
Bayi mengembangkan tangan lebar-lebar dan melebarkan jari-jari lalu mengembalikan
dengan tarikan yang cepat seakan-akan memeluk seseorang. Refleks moro dengan cara
tangan pemeriksa menyangga bayi dan punggung posisi 45° , dalam keadaan rileks
kepala dijatuhkan 10°. Pada keadaan normal akan terjadi abduksi sendi bahu dan
ekstensi lengan
5. Refleks Rooting
Timbul karena stimulasi taktil pada pipi dan daerah mulut, bayi akan memutar kepala
seakan-akan mencari putting susu. Refeleks rooting berkaitan erat dengan refleks
menghisap dan dapat dilihat jika pipi atau sudut mulut bayi dengan pelan disentuh bayi
akan menengok secara spontan kearah sentuhan, mulutnya akan terbuka dan akan
memulai menghisap. Refleks ini biasanya menghilang pada usia 7 bulan.
6. Refleks Sucking/menghisap
Timbul bersaam dengan refleks rooting untuk menghisap puting susu dan menelan
ASI.
7. Refleks Batuk dan Bersin
Timbul untuk melindungi bayi dan obstruksi pernapasan
8. Refleks Graps/genggam
Timbul bila ibu jari diletakkan pada telapak tangan bayi maka bayi akan menutup
telapak tangannya. dengan meletakkan jari telunjuk pada palmar, tekanan dengan
gentle, normalnya bayi akan menggenggam dengan kuat. Respon yang sama diperoleh
ketika telapak kaki digores didekat ujung jari kaki, menyebabkan jari kaki menekuk.
Ketika jari-jari diletakkan pada telapak tangan bayi, bayi akan menggenggam erat jari-
jari.
9. Refleks Tonick Neck
Refleks Tonik neck dilakukan dengan cara letakkan bayi dalam posisi terlentang, putar
kepala ke satu sisi dengan badan ditahan, ekstremitas pada sisi kemana kepala diputar
terekstensi, tapi ekstremitas pada sisi lain terefleksi. Pada keadaan normal bayi akan
berusaha untuk mengembalikan kepala ketika diputar ke sisi pengujian syaraf
asesori.Refleks jika bayi mengangkat leher dan menoleh ke kanan atau kekiri jika
diposisikan tengkurap. Refleks ini tidak dapat dilihat pada bayi yang berusia 1 hari,
meskipun sekali refleks ini kelihatan, refleks ini diamati sampai bayi berusia 3-4 bulan.
10. Refleks Walking and Stapping
Refleks timbul jika bayi dalam posisi berdiri, akan ada gerakan spontan melangkah
kedepan walaupun bayi tersebut belum bisa berjalan. Refleks ini kadang-kadang sulit
diperoleh karena tidak semua bayi kooperatif. Meskipun secara terus-menerus refleks
ini biasanya dapat dilihat. Menginjak biasanya berangsur-angsur menghilang pada usia
4 bulan.
11. Refleks Babinsky
Terjadi bila ada ransangan pada telapak kaki. Ibu jari akan bergerak keatas dan jari-jari
lain membuka. Refleks ini akan menghilang setelah berusia 1 tahun.
12. Refleks Membongkokkan Badan/ Galant
Ketika bayi tengkurap goresan pada punggung menyebabkan pelvis membengkokkan
kesamping. Jika punggung di gores dengan keras kira-kira 5 cm dari tulang belakang
dengan gerakan kebawah, bayi merespon dengan membengkokkan badan kesisi yang
digores. Refleks ini berkurang pada usia 2-3 bulan.
13. Refleks Bauer/ Merangkak
Refleks akan terlihat pada bayi aterm dengan posisi bayi tengkurap. Pemeriksa
menekan telapak kaki. Bayi akan merespon dengan membuat gerakan merangkak.
Refleks ini akan menghilang pada usia 6 minggu.

 Penampilan dan Perilaku Bayi Baru Lahir


1. Penampilan atau ciri-ciri bayi baru lahir :
Pada dasarnya bayi baru lahir sudah memiliki penampilan atau ciri-ciri dan perilaku
yang khusus
1. Bernafas dan menangis spontan, terjadi sekitar 30 detik setelah lahirdengan
frekuensi 40-60x/menit
2. Frekuensi jantung berkisar 180x/menit, kemudian turun menjadi
140-120x/menit
3. Warna kulit kemerah-merahan dan terkadang terdapat verniks casseosa
4. Lemak subkutan cukup tebal
5. Rambut lanugo dan rambut kepala tumbuh dengan baik
6. Aktiitas/gerakan akti, ektremitas biasanya dalam keadaan fleksi
7. BB berkisar antara 2500-3000 gram
8. PB antara 50-55 cm
9. Ukuran lingkar kepala, antara lain: Fronto Oksipital 34 cm, Mento Oksipital
35 cm, Suboksipito Bregmatika 32 cm
10. Anus (+) dalam 24 jam pertama dapat mengeluarkan mekonium
11. Dalam 24 jam pertama bayi dapat BAK dengan volume 20-30 ml/hari
12. Genitalia: labia mayora menutupi labia minora, testis sudah turun ke dalam
skrotum
13. Sensitif terhadap cahaya terang, yang menyebabkan mata bayi akan berkedip,
dapat mengenali pola-pola hitam putih tang tercetak tebal dan bentuk wajah
manusia. Jarak focus adalah sekitar 15-20 cm
14. Bayi akan bereaksi dengan menggerakan matanya bila mendengar suara-suara
yang nyaring. Ia lebih menyukai suara yang lembut dengan pola yang sama. Jika
mendengar suara yang tiba-tiba, bayi akan bereaksi dengan menggerakan anggota
tubuhnya
15. Bayi baru lahir sudah dapat membedakam aroma susu manusia/ibunya dengan
aroma susu dari wanita lain, bereaksi secara kuat terhadap berbagai rasa dan
memperlihatkan kesukaan yang kuat pada rasa manis
16. Bayi baru lahir sangat sensitive terhadap sentuhan dan sangat menyukai
kontak langsung antara kulit dengan kulit.
17. Adalah normal bila dalam 2 minggu pertama bayi banyak tidur
18. Tangisan bayi berbeda-beda disesuaikan dengan apa yang dirasakannya,
seperti sakit, merasa tidak nyaman karena basah, dingin, lapar, merasa kesepian
dll.
3. Menentukan Diagnose Masalah Dan Kebutuhan Pada Bayi Baru Lahir Normal
Setelah dilakukannnya semua tentang pengkajian pada bayi baru lahir seperti :
1. Pengumpulan data
2. Pemeriksaan fisik dari kepala sampai ke kaki
3. Pengukuran antropometri
4. Penilaian neorologis
5. Mengidentifikasi penampilan dan perilaku BBL
Maka perawat atau bidan mementukan diagnose masalah dan kebutuhan pada
bayi baru lahir tersebut.

Anda mungkin juga menyukai