Anda di halaman 1dari 43

Lilis Komariah, SKp, M.Kes, Sp.

Mat
Standar WHO

Bayi cukup bulan/matur  masa gestasi 38-42 mgg


Bayi prematur/kurang bulan  24 - 37 mgg
Bayi post matur  >42 mgg
Bayi immatur  20 - 24 mgg
Abortus  <20 mgg

Corrected Age :
Umur bayi dihitung sejak konsepsi dan bukan
kronologis (dihitung setelah lahir).
 Setiap bayi yang dilahirkan harus beradaptasi
terhadap perubahan fisiologis dari kehidupan intra
uterin ke kehidupan ekstra uterin.
 Adanya gangguan pada masa transisi tersebut
akan mempengaruhi kesehatan bayi.
 28 hari pertama kehidupan merupakan kehidupan
yang sangat berisiko pada bayi. Insiden kematian
sangat tinggi pada hari I – III. Kematian terbanyak
bayi pada bulan pertama.
Beberapa faktor fisiologis yang dapat
mempengaruhi masa transisi adalah dimulainya
fungsi:
kardiopulmonar ekstra uterin
termoregulasi
pertahanan terhadap infeksi
perubahan neurologik
kurang cairan dan nutrisi
kelainan kongenital
gangguan pada kulit
2 periode reaktif dalam 24 jam pertama:
1.Saat kelahiran - 30 menit setelah kelahiran ditandai
dengan sadar, membuka mata, menangis kuat,
peningkatan tanda-tanda vital dan bising usus tetapi
sementara temperatur menurun. Hal ini diikuti dengan
penurunan respon dan tidur selama 2-4 jam.
2.Empat - delapan jam setelah lahir, ditandai dengan
bayi tampak sadar dengan peningkatan tanda2 vital,
sekresi dan gagging. Periode ini berakhir dua sampai
lima jam, diakhiri dengan penurunan sekresi, rasa
lapar, mengisap, tidur dan pola aktivitas menjadi
menetap.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Pemeriksaan laboratorium dilakukan bila ada


hubungannya dengan pemeriksaan fisik atau
selama dalam observasi didapatkan perubahan
pada tanda-tanda vital bayi.

Pemeriksaan yang dilakukan: Golongan darah,


Faktor resus, Dekstrostiks.
ASUHAN KEPERAWATAN

PENGKAJIAN – ADAPTASI FISIK


1. Riwayat maternal
1. ANC, usia dan tanggal perkiraan persalinan
(taksiran partus).
2. Adanya kelainan genetik
3. Kondisi abnormal atau gangguan selama kehamilan
4. Penggunaan obat-obatan, alkohol, rokok atau
cafein.
5. Hasil pemeriksaan: cairan amnion, golongan darah,
rhesus dan hasil penapisan yang lain.
6. Riwayat persalinan terutama jika ada kesulitan
dalam persalinan.
2. Perilaku
 Keadaan tidur dan bangun tidur
(sadar) bergantian.
 Biasa dengan rangsang lingkungan
 Berespon terhadap penglihatan dan
pendengaran
 Gerakan motorik tampak matur dan
dalam batas normal
3. Status kelahiran bayi
 Masa gestasi 38 – 42 minggu
 Nilai APGAR
 BB 2500 – 4000 gram
 PB 48 – 53 cm
 Lingkar kepala 33 – 36,5 cm (2 – 3 cm)
lebih besar dari lingkar dada.
4. Sistem kardiovaskuler
 Denyut jantung 110 – 160 kali/menit
 Irama jantung teratur, cenderung turun
bila tidur dan meningkat bila bayi
menangis.
 Tekanan darah: sistolik 60 – 80 mmHg
dan diastolik 30 – 45 mmHg.
 Mungkin akan terdengan suara mur-mur
 Dasar kuku berwarna kemerahan
5. Sistem pernapasan
 Hidung tidak ada kelainan, napas melalui
hidung, mukosa putih tipis dan bersih.
 Frekuensi pernapasan: 40 – 60 kali/menit,
terutama pernapasan abdomen dengan
sedikit retraksi sternal selama inspirasi
 Suara napas bronkial bilateral, mungkin
takipnea sementara dan sedikit napas
cuping hidung.
 Mungkin irama napas irreguler atau
periodik
6. Sistem gastrointestinal
 Mulut, bibir dan palatum utuh, rooting
reflex, reflex isap dan menelan baik.
 Kapasitas lambung kira-kira 90 ml.
 Abdomen lembek dan menonjol.
 Hati teraba tetapi lien tidak teraba.
 Pembuluh darah umbilikal terdiri dari 2
arteri dan 1 vena.
 Anus paten dengan pengeluaran
mekonium antara 12 jam atau ada riwayat
pengeluaran mekonium intra uterin.
7. Sistem neurologik
 Refleks Moro, genggam dan babinski sama untuk
kedua sisi (bilateral), suara tangisan kuat dan
kencang.
 Mata biasanya tertutup dengan penglihatan sedikit
berkembang dan fungsi sensori serta raba
berkembang baik. Bayi dapat merasakan,
mencium dan mendengar.
 Pola tidur dan aktifitas setiap hari: 1-4 jam sadar,
aktif dan menangis; 4-5 jam tidur teratur dan 12-15
jam tidur tidak teratur.
 Suhu kulit 36,5 - 37,5 C, suhu rektal 0,6 C lebih
tinggi dari suhu kulit.
REFLEKS PADA BAYI :
 Babinski
Mengekstensikan jari-jari kaki ketika telapak kaki
diusap (saat lahir – 9 bln)
 Galant
Melengkungkan badan ke arah sisi yang distimulasi
ketika dilakukan pengusapan di sepanjang tulang
belakang (saat lahir – periode neonatal)
 Moro (terkejut)
Ekstensi dengan tiba-tiba ke arah luar dan kembali
ke garis tengah ketika bayi terkejut akibat bunyi
keras atau perubahan posisi yang cepat
(saat lahir – 4 bulan)
 Palmar (menggenggam)
Menggenggam objek dengan jari ketika telapak
tangan disentuh (saat lahir – 4 bulan)
 Parasut
Ekstensi lengan dan tungkai ke arah depan ketika
bayi ditahan pada posisi telungkup horizontal dan
digerak-gerakkan kebawah (tidak tentu)
 Placing
Usaha untuk mengangkat dan meletakkan kaki di
tepi permukaan kaki ketika kaki disentuh bagian
atasnya (saat lahir – 12 bulan)
 Plantar
Fleksi jari-jari ke arah dalam ketika tumit
telapak kaki diusap (saat lahir – 12 bulan)
 Righting
Berusaha untuk menahan kepala pada
posisi tegak (saat lahir – 24 bulan)
 Rooting
Memiringkan kepala ke arah pipi yang diberi
stimulus (saat lahir)
 Mengisap
Mengisap objek yang diletakkan di mulut
(saat lahir – tidak tentu)
 Berenang
Menirukan gerakan berenang ketika ditahan pada
posisi horizontal di dalam air (saat lahir – 4 bulan)
 Walking (berjalan)
Membuat gerakan melangkah ketika digendong
pada posisi tegak dengan kaki menyentuh
permukaan (minggu I, muncul kembali pada usia
4/5 bulan – 12 bulan).
8. Sistem perkemihan
 Warna kulit kuning pucat dan mungkin
terjadi kekosongan urin sampai kira-kira
24 jam setelah lahir.
 Volume urin 200-300ml/24 jam dengan
kapasitas kandung kemih kira-kira 15 ml.
 Ginjal dapat teraba.
9. Sistem muskuloskeletal
 Range of motion tangan dan kaki
normal denga tonus otot baik
 Kepala, lengan dan kaki dapat fleksi
 Daun telinga fleksibel
 Tonus otot simetris
 Garis telapak kaki jelas dan banyak.
 Mungkin terdapat kelainan skeletal
karena posisi janin intra uterin.
 Tulang kepala dan rusuk masih lunak
dengan fontanel dan adanya garis
sutura yang terpisah pada kepala.
10. Sistem Integumen
 Kulit kemerahan dan halus
 Edema sekitar mata, muka, lengan,
kaki dan bagian tubuh yang lain.
 Sianosis akral.
 Mungkin ada ptekhiae, tahi lalat,
tanda lahir, ekhimosis, rash dan milia.
 Kuku jari tangan dan kaki, lanugo dan
verniks kaseosa.
 Kulit dan selaput lendir utuh.
11.Sistem reproduksi
 Perempuan: Labia minora lebih
besar dari labia mayora, labia dan
klitoris edema.
 Laki-laki: Testis dapat teraba di
skrotum; skrotum agak edema,
besar, menggantung dan ada rugae;
muara uretra berada diujung penis.
ADAPTASI PSIKOLOGIS PADA BAYI

1. Perkembangan bicara
 Karena belum mampu berbicara, bayi
mengembangkan pola komunikasi dengan cara
mereka sendiri yang disebut bentuk-bentuk
prabicara (menangis, mengoceh, isyarat dan
pengungkapan emosi). 
 Sampai dengan usia 18 bulan bayi masih
membutuhkan penguatan bahasa isyarat baik
dengan tangan, mimik muka, serta gerak tubuh
untuk memahami komunikasi.
2. Pengucapan
 Bayi belajar mengucapkan kata-kata dengan
coba-coba dengan meniru orang dewasa.
 Pola emosi pada bayi didominasi dengan emosi
menyenangkan dan tidak menyenangkan. Bayi
yang mendapat perawatan fisik yang memadai,
mendapatkan kasih sayang dari orang-orang di
sekitarnya akan menunjukkan emosi senang
 Kondisi sebaliknya membuat bayi menunjukkan
emosi tidak senang, sering menangis karena
marah atau takut, dalam kondisi tertentu
menjadikan bayi tidak bahagia atau bahkan sakit-
sakitan
3. Perkembangan bermain
 Sensomotorik, merupakan bentuk permainan
yang paling awal yaitu dengan gerakan
mengangkat tubuh, menendang, bergoyang-
goyang, menggerakkan jari jemari, berceloteh
dan berguling.
 Menjelajah, baik dengan menjelajahi bagian-
bagian tubuhnya maupun benda-benda yang
ada di sekitarnya.
 Bayi senang diceritai, dinyanyikan dan
dibacakan dongeng.
4. Perkembangan sosialisasi
 Pengalaman sosial pada masa bayi
banyak mempengaruhi pola hubungan
sosial dan pola perilaku di masa depan
 Bayi yang banyak menangis cenderung
menjadi anak yang agresif atau mencari
perhatian
 Sebaliknya bayi yang ramah dan bahagia
biasanya memiliki penyesuaian sosial
yang lebih baik pada masa dewasa
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Risiko tinggi bersihan jalan napas tidak efektif


berhubungan dengan adanya lendir/darah/mekonium
Tujuan: Jalan napas efektif
Kriteria Evaluasi:
 Tidak ada lendir/darah/mekonium pada jalan napas
 Bayi bernapas spontan, nilai apgar 7-10, tidak ada
sesak, tidak ada retraksi, tidak ada sianosis
 Frekuensi napas 40-60x/menit
 SaO2 >90 %
 Nilai analisa gas darah normal
Intervensi:
 Tetapkan nilai apgar setelah bayi lahir
 Isap lendir kalau perlu
 Lakukan rangsang taktil jika perlu
 Berikan oksigen dengan metode yang
sesuai
 Kaji frekuensi, irama, kedalaman
bernapas setiap 3 jam atau kalau perlu
 Dengarkan suara paru kanan dan kiri
Intervensi :
Kaji adanya peningkatan produksi lendir seperti
adanya darah atau cairan amnion yang tertelan selama
proses persalinan.
Atur posisi bayi miring, kesalah satu sisi terlentang
dengan kepala agak rendah sedikit, ganjal bagian leher
dengan kain yang tidak terlalu tebal.
Observasi adanya takhipnea, napas cuping hidung,
merintih saat ekspirasi, retraksi, sianosis, ronkhi dan
takikardia.
Ukur saturasi oksigen jika perlu.
Kolaborasi dalam pemeriksaan analisa gas darah dan
koreksinya.
2. Risiko tinggi perubahan suhu tubuh:
hipotermi berhubungan dengan perubahan
lingkungan dan peningkatan aktifitas.
Tujuan: Tidak terdapat gangguan/perubahan
suhu tubuh.
Kriteria Evaluasi:
 Suhu klien 36,5 – 37,5 C
 Akral hangat
Intervensi:
 Hangatkan radiant warmer pada saat
pembukaan hampir lengkap.
 Keringkan bayi segera setelah lahir
dengan handuk hangat dibawah radiant
warmer.
 Anjurkan ibu memeluk bayi untuk
memberikan kehangatan pada bayi.
 Pakaikan topi pada kepala bayi.
Intervensi :
Rawat bayi/ letakkan bayi dalam inkubator.
Tunda mandi dan prosedur lain sampai suhu
bayi stabil (3 jam setelah lahir).
Observasi suhu bayi setiap 3 jam atau kalau
perlu
Observasi suhu kulit, penurunan suhu, pucat,
sianosis, kemerahan, edema lengan/kaki,
bradikardia, letargi, aktifitas bayi, merintih saat
ekspirasi, malas minum, muntah, kembung dan
penurunan aktifitas atau refleks.
3. Risiko tinggi gangguan kebutuhan nutrisi: kurang
dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kalori
yang meningkat karena peningkatan metabolisme.
Tujuan: Mempertahankan dan mendukung kebutuhan
nutrisi.
Kriteria Evaluasi:
 BB tidak turun > 10% dalam 1 minggu pertama
setelah lahir.
 BB naik 10 – 30 gr/hari setelah 1 minggu pertama.
 Tidak ada edema
 Tidak ada muntah, tidak ada residu
 Tidak ada kembung
Intervensi:
 Timbang BB segera setelah lahir dan setiap
hari.
 Lakukan penilaian antropometri (pengukuran
lingkar kepala, lingkar dada, lingkar lengan dan
panjang badan).
 Hitung kebutuhan nutrisi, pemberian ASI/ susu
formula sesuai dengan BB dan kebutuhan bayi.
 Kaji tanda-tanda kesiapan minum pada bayi:
dengarkan bising usus, adanya kembung atau
tidak, adanya rooting refleks dan refleks isap,
pengeluaran mekonium.
Kebutuhan nutrisi dan cairan :

Neonatus Cukup Bulan :


100 – 120 KCal/KgBB/hr
150 – 180 cc/KgBB/hr

Neonatus Kurang Bulan :


110 – 120 KCal/KgBB/hr
120 – 150 cc/Kg BB/hr
 Berikan ASI/ susu formula sesuai dengan
kebutuhan bayi dan catat respon bayi.
 Sendawakan bayi setiap selesai memberikan
minum.
 Observasi adanya muntah, kembung atau sianosis
selama dan sesudah pemberian minum.
 Hentikan pemberian minum bila ada muntah,
kembung atau sianosis dan lapor ke dokter.
 Tidurkan bayi miring kekanan setiap selesai
memberi minum.
PERAWATAN BAYI MENURUT ISLAM
1.Memberikan nama yang baik dan bermakna
 Nama adalah do’a dari orangtua kepada
anak2nya.
 Memberikan nama yang baik agar tidak menjadi
cemoohan dan ejekan
 Gunakanlah nama-nama Islami yang diajarkan
oleh Rasulullah, dan jauhi penggunaan nama-
nama yang menyerupai penamaan orang2 kafir.
 “Sesungguhnya kalian akan dipanggil pada hari
kiamat dengan menggunakan nama-nama kalian
dan dengan nama-nama bapak kalian, maka
baguskanlah nama-nama kalian.” (Rasulullah
SAW).
PERAWATAN BAYI MENURUT ISLAM
2.Diazani dan diperdengarkan Iqomat
 Mengadzani bayi hukumnya sunnah
 Bayi yang baru dilahirkan ke dunia wajib
dikumandangkan azan oleh ayah/wali di telinga
sebelah kanan, lalu iqamat di telinga kiri.
 “Pembahasan tentang tempat-tempat yang
disunnahkan mengumandangkan adzan untuk
selain (tujuan) shalat, maka disunnahkan
mengadzani telinga bayi” (Syekh Ibnu Abidin
dari mazhab Hanafi)
PERAWATAN BAYI MENURUT ISLAM
3.Menyusui bayi sampai usia 2 tahun
 Dalam Islam dianjurkan untuk menyusui sampai dua
tahun.
 Memberikan ASI dari kedua payudara
 “Para ibu hendaklah menyusukan anak2nya selama
dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin
menyempurnakan penyusuan (QS Al Baqoroh: 233)
 Jika ibu kesulitan dalam menyusui, maka dapat
meminta bantuan pada wanita yang dipercaya.
 "... dan jika menemukan kesulitan, maka perempuan
lain boleh menyusukan (anak itu) untuknya." (QS.
At-Talaaq: 6).
PERAWATAN BAYI MENURUT ISLAM

4.Perawatan tali pusat

 Menjaga prinsip septik dan aseptik dalam


melakukan perawatan tali pusat.

 Tali pusat dibersihkan dengan alkohol 70%,


dan dibiarkan terbuka tanpa dibungkus kasa
atau dapat dibungkus kasa.

 Perhatikan tanda2 infeksi dan adanya


discharge pada tali pusat
PERAWATAN BAYI MENURUT ISLAM

5.Menjaga suhu tubuh bayi dengan mengatur suhu


ruangan

 Suhu ruangan antara 24-32 ⁰ C.

 Gunakan pakaian yang kering dan hangat

 Observasi suhu bayi, normal >36,5 C


PERAWATAN BAYI MENURUT ISLAM
6.Aqiqah pada hari ke 7 kelahiran
7.Mencukur rambut
8.Sunat
9.Diadposi bagi yang tak punya orang tua
10.Dikunjungi keluarga

Anda mungkin juga menyukai