Anda di halaman 1dari 15

ANALISA KASUS

PADA BAYI BARU LAHIR


MENGGUNAKAN METODA SEVEN JUMPS
Kelompok 3

• Restia Septiani
• Fajar Gaos
• Firdha Rizky F
• Indri Oktavia
• Meli
• Muhammad Fauzy
• Mutiara Yunita
• Putik Ananda
• Sonia
Skenario Kasus

Seorang perempuan G2P1A0 berusia 27 tahun dengan usia kehamilan


39 minggu melahirkan seorang bayi perempuan dengan berat 3 kg,
panjang 48 cm secara spontan, warna ketuban jernih, tidak ada
mekoneum. Saat bayi lahir didapatkan bayi tidak bernapas, tonus otot
kurang baik. Setelah dilakukan resusitasi sampai dengan pemberian
ventilasi tekanan positif didapatkan bayi bernapas tidak teratur,
lambat, denyut jantung <100x/menit. Dari anamnesis riwayat
kehamilan didapatkan ANC tidak teratur, ketuban pecah 24 jam, tidak
ada demam sebelum melahirkan. Pemeriksaan fisik bayi diperoleh
kulit berwarna kebiruan, tonus otot terlihat lemah.
Klarifikasi Istilah
1. Air ketuban adalah cairan yang melindungi dan menompang saat janin
tumbuh dalam rahim yang diproduksi setelah kantung ketuban terbentuk
atau 12 hari setelah pembuahan.

2. Mekoneum adalah feses pertama bayi setelah lahir yang memiliki


tekstur kental, lengket dan berwarna hijau gelap.

3. Tonus otot adalah kontraksi atau ketegangan pada otot yang terjadi dan
selalu dipertahankan keberadaannya oleh otot itu sendiri.

4. Resusitasi adalah tindakan untuk mengembalikan fungsi sistem


pernafasan, peredaran darah dan otak yang terhenti untuk mencegah
kematian.
LANJUTAN...

5. Anamnesis adalah teknik pemeriksaan yang dilakukan dengan


wawancara baik langsung kepada pasien ataupun pendamping pasien.

6. Ventilasi tekanan positif adalah tindakan memasukan sejumlah udara


kedalam paru-paru dengan tekanan positif yang memadai untuk
membuka alveoli.

7. ANC (Antenatal Care) adalah pemeriksaan kehamilan yang bertujuan


untuk meningkatkan kesehatan fisik dan mental ibu hamil secara optimal
hingga mampu menghadapi masa persalinan, nifas, pemberian ASI
eksklusif serta kembalinya kesehatan alat reproduksi dengan wajar.
Menetapkan Permasalahan

• Saat lahir bayi tidak bernapas


• Tonus otot lemah
• Setelah resusitasi bayi bernapas tidak teratur
dan lambat4.
• Denyut jantung <100x/menit5.
• Warna kulit bayi kebiruan
• ANC tidak teratur
Menganalisa Masalah

1. Apa penyebab bayi saat lahir tidak bernapas?


2. Apa yang menyebabkan tonus otot bayi tersebut lemah?
3. Mengapa warna kulit bayi kebiruan?
4. Bagaimana pengaruh resusitasi pada bayi?
5. Apa hubungannya ANC dengan kondisi bayi saat
dilahirkan?
Menarik Kesimpulan

• Kondisi bayi baru lahir tidak bisa bernapas spontan dan teratur disebut dengan
Asfiksia Neonatorum. Secara umum, penyebabnya adalah adanya gangguan
pertukaran gas atau pengangkutan Oksigen dari ibu ke janin pada masa
kehamilan, persalinan atau segera setelah lahir.

• Tonus otot lemah diakibatkan kekurangan oksigen pada otak, otot dan organ
lain bayi. Pada saat pasokan oksigen berkurang, akan terjadi kontriksi arteriol
pada organ seperti usus, ginjal, otot dan kulit.

• Kondisi warna kulit bayi kebiruan disebut dengan sianosis. Sianosis terjadi
karena rendahnya kadar oksigen dalam sel darah merah sehingga kulit akan
terlihat kebiruan atau keunguan.
Lanjutan...

• Salah satu penatalaksanaan pada bayi dengan afiksia adalah melakukan


resusitasi. Resusitasi yang efektif dapat merangsang pernapasan awal dan
memberikan ventilasi yang adekuat sehingga pasokan oksigen pada organ vital
akan terpenuhi dan bayi akan bernapas spontan.

• Dengan rutin melakukan Antenatal Care (ANC) kesehatan ibu dan tumbuh
kembang janin akan terpantau dan juga masalah kesehatan pada ibu dan janin
akan terlihat sejak dini sehingga dapat mempersiapkan persalinan untuk
melahirkan bayi dengan selamat. Melalui ANC ibu juga akan mendapatkan
informasi dan edukasi terkait kehamilan dan persiapan kelahiran.
Pengumpulan Informasi
 
• Bayi Baru Lahir
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu sampai 42
minggu dan BB lahir 2500 gr sampai 4000 gr.
 
• Tanda-Tanda Bayi Lahir Normal
Bayi baru lahir dikatakan normal jika mempunyai tanda APGAR antara lain:
1. Appearance color (warna kulit) : seluruh tubuh ke merah-merahan,
2. Pulse (heart rate) atau frekuensi jantung : >100x/menit
3. Gremace (reaksi terhadap rangsangan) : menangis kuat dan batuk/bersin
4. Activity (tonus otot) : gerak aktif
5. Respiration (usaha napas) : pernapasan baik dan teratur
Pemeriksaan FisikPengumpulan
Pada Bayi Baru LahirInformasi
Normal

1) Tanda-tanda vital:
 Suhu: aksila 36,5-37°C
 Frekuensi Jantung: 120-140 denyut/menit
 Pernafasan: 30-60 kali/menit
 Tekanan Darah: 78/42mmHg
2) Pengukuran umum:
 Berat: berat badan lahir 2500-4000gr
 Panjang badan: dari kepala sampai tumit 45-55cm
 Lingkar kepala: diukur pada bagian yang terbesar yaitu oksipito-frontalis 33-35cm
 Lingkar dada: 30-33cm
 Lingkar abdomen: mengukur di bawah umbilikalis, ukuran sama dengan lingkaran dada.
Pengumpulan Informasi
3) Kepala:
• Kulit kepala: rambut keperakan, helai rambut satu-satu, jumlah bervariasi.
• Bentuk dan ukuran: ukuran kepala bayi baru lahir seperempat panjang tubuh
• Fontanel: fontanel anterior bentuk berlian, 2-5 sampai 4,0 cm. Fontanel posterior
bentuk segitiga 0,5 sampai 1 cm. Fontanel harus datar, lunak dan padat.
• Sutura: teraba dan tidak menyatu
4) Mata: ukuran dan bentuk simetris, kedua bola mata ukuran sama, adanya refleks
kornea, refleks pupil, dan reflek berkedip. Gerakan bola mata acak.
5) Hidung: terdapat sedikit mucus
6) Telinga: berespon terhadap suara dan bayi.
7) Mulut: Gerakan bibir simetris , gusi berwarna merah muda,palatum lunak dan palatum
keras utuh, uvula digaris tengah, terdapat reflek menghisap, rooting dan ekstrusi.
8) Leher: Leher pendek, dikelilingi lipatan kulit dan tidak terdapat selaput.
9) Dada: Bentuk hampir bulat, gerakan dada simetris, gerakan dada dan perut sinkron
dengan pernapasan.
Pengumpulan Informasi
10) Abdomen: Bentuk abdomen bulat, menonjol, hati teraba 1-2 cm di bawah batas iga kanan.
Bising usus terdengar 1-2 jam setelah lahir, mekonium keluar 24-28 jam setelah lahir, tali
pusat kering didasar dan tidak berbau.
11) Genetalia:
• Wanita: labia dan klitoris biasanya edema, labia minora lebih besar dari labia mayora,
meatus uretral di belakang klitoris, vernika kaseosa di antara labia, berkemih dalam 24
jam
• Laki-laki: lubang uretra pada puncak glen penis, testis dapat diraba di dalam setiap
skrotum, skrotum biasanya besar.
• Periksa anus ada atau tidak menggunakan termometer anus.
12) Integumen: kulit biasanya berwarna merah muda, hari kedua sampai ketiga, mengelupas,
kering.
13) Ekstremitas: biasanya empertahankan posisi seperti dalam rahim, jari tangan dan jari kaki
sepuluh, rentang gerak penuh, tonus otot baik.
Konsep Asfiksia
Pengumpulan Neonatorum
Informasi
• Asfiksia neonatorum adalah keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara spontan
dan teratur segera setelah lahir. Keadaan ini biasanya disertai dengan keadaan hipoksia dan
hiperkapnu serta sering berakhir dengan asidosis

• Penyebab Asfiksia Neonatorum


Karena adanya gangguan pertukaran gas atau pengangkutan O ₂ dari ibu ke janin, pada masa
kehamilan, persalinan atau segera setelah lahir. Penyebab kegagalan pernafasan pada bayi yaitu:
1. Faktor ibu
Hipoksia ibu akan menimbulkan hipoksia janin.
2. Faktor plasenta
Meliputi solutio plasenta, pendarahan pada plasenta previa, plasenta tipis, plasenta kecil,
plasenta tak menempel pada tempatnya.
3. Faktor janin dan neonatus
Meliputi tali pusat menumbung, tali pusat melilit ke leher, kompresi tali pusat antara janin dan
jalan lahir, gamelli, IUGR, kelainan kongenital daan lain-lain.
4. Faktor persalinan
Meliputi partus lama, partus tindakan dan lain-lain.
Penatalaksanaan Pada Bayi dengan Asfiksia (Surasmi, 2013):

1. Membersihkan jalan napas dengan pengisapan lendir dan kasa steril


2. Potong tali pusat dengan teknik aseptik dan dengan antiseptik
3. Apabila bayi tidak menangis lakukan sebagai berikut :
a. Rangsangan taktil dengan cara menepuk-nepuk kaki, mengelus-elus dada, perut dan
punggung
b. Bila dengan rangsangan taktil belum menangis lakukan resusitasi mouth to mouth
c. Pertahankan suhu tubuh agar tidak perburuk keadaan asfiksia dengan cara : membungkus
bayi dengan kain hangat, badan bayi harus dalam keadaan kering, jangan memandikan bayi
dengan air dingin gunakan minyak atau baby oil untuk membersihkan tubuh bayi, kepala
bayi ditutup dengan baik atau kenakan topi
4. Apabila nilai APGAR pada menit ke lima sudah baik (7-10) lakukan perawatan selanjutnya :
bersihkan badan bayi, perawatan tali pusat, pemberian ASI sedini mungkin dan adekuat,
melaksanakan antromentri dan pengkajian kesehatan, memasang pakaian bayi dan mengenakan
tanda pengenal bayi.
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai