Disusun :
TA 2022/2023
A. KONSEP DASAR TEORI
1. Definisi
Bayi baru lahir (BBL) normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37-42
mingguatau 294 hari dan berat badan lahir 2500 gram sampai dengan 4000 gram,
bayi baru lahir (newborn atau neonatus) adalah bayi yang baru di lahirkan sampai
dengan usia empat minggu (Deasy, kk... 2020).
Ciri-ciri bayi baru lahir normal adalah lahir aterm antara 37-42 minggu,
berat badan 2500-4000 gram, panjang lahir 48-52 cm. lingkar dada 30-38 cm,
lingkar kepala 33-35 cm, lingkar lengan 11-12 cm. frekuensi denyut jantung 120-
160 kali permenit, kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan yang
cukup, rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah sempurna,
kuku agak panjang dan lemas, nilai Appearance Pulse Grimace Activity
Respiration (APGAR)>7, gerakan aktif, bayi langsung menangis kuat, genetalia
pada laki-laki kematangan ditandai dengan testis yang berada pada skrotum dan
penis yang berlubang sedangkan genetalia pada perempuan kematangan ditandai
dengan labia mayora menutupi labia minora, refleks rooting susu terbentuk
dengan baik, refleks sucking sudah terbentuk dengan baik (Armini, 2017).
2. ETIOLOGI
3. MANIFESTASI KLINIS
1. Secara umum, gambaran klinis dari bayi BBLR adalah sebagai berikut :
a) Berat kurang dari 2500 gram
b) Panjang badan kurang dari 45 cm.
c) Lingkar dada kurang dari 30 cm.
d) Lingkar kepala kurang dari 33 cm.
e) Umur kehamilan kurang dari 37 minggu.
f) Kepala lebih besar dari badan (Saleha, 2012: 27).
g) Kulit tipis, transparan, rambut lanugo banyak, lemak kurang.
h) Otot hipotonik lemah.
i) Pernapasan tak teratur dapat terjadi apnea.
j) Ekstremitas : paha abduksi, sendi lutut / kaki fleksi-lurus.
k) Kepala tidak mampu tegak.
l) Pernapasan 40 –50 kali / menit. m. Nadi 100 –140 kali / menit.
4. PATOFISIOLOGI
Adaptasi fisiologis
1) Sistem pernafasan
Masa alveoli akan kolaps dan paru-paru kaku. Pernafasan pada neonatus
biasanya pernafasan diafragma dan ahnominal. Sedangkan respirasi setelah
beberapa saat kelahiran yaitu 30-60 x/menit.
2) Jantung dan sirkulasi darah
Ketika janin dilahirkan segera, bayi menghirup dan menangis kuat.
Dengan demikian paru-paru akan berkembang, tekanan paru-paru mengecil
dan darah mengalir ke paru-paru. Dengan demikian duktus botali tidak
berfungsi lagi, foramen ovale akan tertutup. Penutupan foramen ovale terjadi
karena pemotongan tali pusat
3) Saluran pencernaan
Mekonium merupakan tinja pertama yang biasanya dikeluarkan dalam 24
jam pertama.
4) Hepar
Fungsi hepar janin dalam kandungan setelah lahir dalam keadaan imatur
(belum matang). Hal ini dibuktikan dengan ketidakseimbangan hepar untuk
menindakan bekas penghancuran darah dari peredaran darah. Enzim hepar
belum aktif benar pada neonatus, misalnya enzim UDPGT (Urin Difosfat
Glukoronide Transferase) dan enzim GGFD (Glukosa 6 Fosfat Dehidrigerase)
yang berfungsi dalam sintesis bilirubin sering kurang sehingga neonatus
memperlihatkan gejala ikterus fisiologis.
5) Metabolisme
Pada jam-jam pertama sesudah lahir diambil dari hasil metabolisme
6) Produksi panas
Thermogenesis) yaitu dengan pembakaran "brown fat" (lemak coklat)
yang memberikan lebih banyak energi daripada lemak biasa.
7) Kelenjar endokrin
Kelenjar tiroid yang sudah terbentuk sempurna sewaktu lahir dan mulai
berfungsi sejak beberapa bulan sebelum akhir.lemak sehingga kadar gula
darah dapat mencapai 120 mg/100 ml. Pada neonatus yang mengalami
hipotermi, bayi mengadakan penyesuaian suhu terutama dengan NST (Non
Sheviring
8) Keseimbangan air dan ginjal
Tubuh bayi mengandung banyak air dan kadar natrium relatif lebih besar
daripada kalium .
9) Susunan saraf
Gerakan menelan pada janin, sehingga janin yang dilahirkan diatas 32
Minggu dapat hirup diluar kandungan. Pada kehamilan 7 bulan maka janin
amat sensitif terhadap cahaya
10) Imunologi
Bayi yang menyusui mendapat kekebalan pasif dari kolostrum dan asi
5. Pathways
6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
7. KOMPLIKASI
1. Sebore
2. Ruam
3. Moniliasis
4. Ikterus fisiologi
8. PENATALAKSANAAN
Semua bayi diperiksa segera setelah lahir untuk mengetahui apakah transisi
dari kehidupan intrauterine ke ekstrauterine berjalan dengan lancar dan tidak ada
kelainan. Pemeriksaan medis komprehensif dilakukan dalam 24 jam pertama
kehidupan. Pemeriksaan rutin pada bayi baru lahir harus dilakukan, tujuannya
untuk mendeteksi kelainan atau anomali kongenital yang muncul pada setiap
kelahiran dalam 10-20 per 1000 kelahiran, pengelolaan lebih lanjut dari setiap
kelainan yang terdeteksi pada saat antenatal, mempertimbangkan masalah
potensial terkait riwayat kehamilan ibu dan kelainan yang diturunkan, dan
memberikan promosi kesehatan, terutama pencegahan terhadap sudden infant
death syndrome (SIDS)
2) Penilaian awal untuk memutuskan resusitasi pada bayi Untuk menilai apakah
bayi mengalami asfiksia atau tidak dilakukan penilaian sepintas setelah
seluruh tubuh bayi lahir dengan tiga pertanyaan:
3) Pemotongan dan perawatan tali pusat Setelah penilaian sepintas dan tidak ada
tanda asfiksia pada bayi, dilakukan manajemen bayi baru lahir normal dengan
mengeringkan bayi mulai dari muka, kepala, dan bagian tubuh lainnya kecuali
bagian tangan tanpa membersihkan verniks, kemudian bayi diletakkan di atas
dada atau perut ibu. Setelah pemberian oksitosin pada ibu, lakukan
pemotongan tali pusat dengan satu tangan melindungi perut bayi. Perawatan
tali pusat adalah dengan tidak membungkus tali pusat atau mengoleskan
cairan/bahan apa pun pada tali pusat (Kementerian Kesehatan RI, 2013).
Perawatan rutin untuk tali pusat adalah selalu cuci tangan sebelum
memegangnya. menjaga tali pusat tetap kering dan terpapar udara,
membersihkan dengan air, menghindari dengan alkohol karena menghambat
pelepasan tali pusat, dan melipat popok di bawah umbilikus (Lissauer, 2013).
Setelah bayi lahir dan tali pusat dipotong, segera letakkan bayi
tengkurap di dada ibu, kulit bayi kontak dengan kulit ibu untuk melaksanakan
proses IMD selama 1 jam. Biarkan bayi mencari. menemukan puting, dan
mulai menyusu, Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan IMD dalam
waktu 60-90 menit, menyusu pertama biasanya berlangsung pada menit ke-
45-60 dan berlangsung selama 10-20 menit dan bayi cukup menyusu dari satu
payudara (Kementerian Kesehatan RI. 2013). Jika bayi belum menemukan
puting ibu dalam waktu 1 jam, posisikan bayi lebih dekat dengan puting ibu
dan biarkan kontak kulit dengan kulit selama 30-60 menit berikutnya. Jika
bayi masih belum melakukan IMD dalam waktu 2 jam, lanjutkan asuhan
perawatan neonatal esensial lainnya (menimbang, pemberian vitamin K, salep
mata, serta pemberian gelang pengenal) kemudian dikembalikan lagi kepada
ibu untuk belajar menyusu (Kementerian Kesehatan RI, 2013).
5) Pencegahan kehilangan panas melalui tunda mandi selama 6 jam. kontak kulit
bayi dan ibu serta menyelimuti kepala dan tubuh bayi (Kementerian Kesehatan
RI, 2013).
6) Pemberian salep mata/tetes mata Pemberian salep atau tetes mata diberikan
untuk pencegahan infeksi mata. Beri bayi salep atau tetes mata antibiotika
profilaksis (tetrasiklin 1%, oxytetrasiklin 1% atau antibiotika lain). Pemberian
salep atau tetes mata harus tepat jam setelah kelahiran. Upaya pencegahan
infeksi mata tidak efektif jika diberikan lebih dari 1 jam setelah kelahiran
(Kementerian Kesehatan RI, 2013).
di paha kiri Semua bayi baru lahir harus diberi penyuntikan vitamin K1
(Phytomenadione) 1 mg intramuskuler di paha kiri, untuk mencegah
perdarahan BBL akibat defisiensi vitamin yang dapat dialami oleh sebagian
bayi baru lahir (Kementerian Kesehatan RI, 2010). Pemberian vitamin K
sebagai profilaksis melawan hemorragic disease of the newborn dapat
diberikan dalam suntikan yang memberikan pencegahan lebih terpercaya, atau
secara oral yang membutuhkan beberapa dosis untuk mengatasi absorbsi yang
bervariasi dan proteksi yang kurang pasti pada bayi (Lissauer, 2013). Vitamin
K dapat diberikan dalam waktu 6 jam setelah lahir (Lowry, 2014).
ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan
lain pada bayi berusia 0-6 bulan dan jika memungkinkan dilanjutkan dengan
pemberian ASI dan makanan pendamping sampai usia 2 tahun. Pemberian ASI
ekslusif mempunyai dasar hukum yang diatur dalam SK Menkes Nomor
450/Menkes/SK/IV/2004 tentang pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0-6
bulan. Setiap bayi mempunyai hak untuk dipenuhi kebutuhan dasarnya seperti
Inisiasi Menyusu Dini (IMD), ASI Ekslusif, dan imunisasi serta pengamanan
dan perlindungan bayi baru lahir dari upaya penculikan dan perdagangan bayi.
1) Pengkajian
a) Aktivitas
Status sadar mungkin 2-3 jam beberapa hari pertama. Bayi tampak semi-
koma.saat tidur dalam meringis atau tersenyum adalah bukti tidur dengan
gerakan mata cepat (REM) tidur schari rata-rata 20 jam.
b) Sirkulasi
Rata-rata nadi apical dpm, meningkat sampai 120 dpm pada jam setelah
kelahiran). Nadi perifer mungkin melemah,murmur jantung sering ada selama
periode transisi, TD berentang dari mmHg (sistolik)/40-45 mmHg (diastolik)
Tali pusat diklem dengan aman tanpa rembesan darah,menunjukan tanda-tanda
pengeringan dalam 1-2 jam kelahiran mengerut dan menghitam pada hari ke 2
atau ke 3.
c) Eliminasi
Abdomen lunak tanpa distensi,bising usus aktif pada beberapa jam setelah
kelahiran. Urin tidak berwarna atau kuning pucat,dengan 6- 10 popok basah
per 24 jam. Pergerakan feses mekonium dalam 24 sampai 48 jam kelahiran.
Berat badan rata-rata gram. Penurunan berat badan di awal 5%- 10%c.
Neurosensori Lingkar kepala cm, fontanel anterior dan posterior lunak dan
datar, Kaput suksedaneum dan molding mungkin ada Selama 3-4 hari. Mata
dan kelopak mata mungkin edema, Strabismus dan fenomena mata boneka
sering ada.
e) Pernapasan
f) Seksualitas
Genitalia pria :Testis turun, skrotum tertutup dengan rugae, fimosis biasa
terjadi(lubang prepusium sempit, mencegah retraksi foreksim ke glan).
2) ANALISA DATA
Gelisah,sianosis,Bunyi
napas menurun, Frekuensi
napas berubah,Pola napas
berubah
adekuat,Bayi menghisap
tidak terus,Bayi menangis
saat disusui, Bayi rewel
dan menangis terus dalam
jam-jam pertama setelah
menyusui,Menolak untuk
menghisap
c. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan spasme jalan nafas
(D.0001)
1. Kolaborasi Pemberian
Imunisasi. Jika
Perluinformasikan Penundaan
Pemberian Imunisasi Tidak
Berarti
2. Informasikan Penyedia
Layanan Pekan Imunisasi
Nasional Yang Menyediakan
Vaksin Gratis
2. Frekuensi Ataksik)
2. Respirasi Sesuai
KondisiPasienDokumentasikan
Hasil Pemantauan
Eduakasi
2. Informasikan Hasil
Pemantauan,Jika Perlu
Armini, N.W., Sriasih, NG.K., dan Marhaeni, G.A. 2017, Asuhan Kebidanan
Yogyakarta.
Deasy, dkk (2020).Ilmu kuliah Ilmu kesehatan Anak. Medan: Yayasan kita
menulis
Dewi, M. P., & Mahmudah, M. (2011). Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang
Indrayani, T., & Fatimah, S. K. (2018). Hubungan Pengetahuan Ibu. Sikap Ibu
Pada bayi baru lahir di BPM Hj. Darmis syaiful Jakarta Timur. Dinamika
Kesehatan: Jurnal Kebidanan Dan Keperawatan, 9(1), 195-204.
https://ojs dinamikakesehatan.unism.ac.id/index.php/dksm/article/
Rahardjo, K., Marmi. 2015. Asuhan Neonatus Bayi Balita dan Anak Pra Sekolah.