Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN

BAYI BARU LAHIR NORMAL (BBLN)

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Keperawatan Maternitas
Dosen Koordinator : Monna Maharani Hidayat,M.Kep., Ns.Sp.Kep.Mat.
Dosen Pembimbing : Murtiningsih, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat

Disusun Oleh :
Delia Ananda Putri
2350321133

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
CIMAHI
2023
1. Pengertian BBLN
Bayi baru lahir atau neonatus adalah masa kehidupan (0-28 hari), Dimana
terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan di dalam rahim Menuju luar rahim
dan terjadi pematangan organ hampir pada semua sistem. Bayi hingga umur kurang
satu bulan merupakan golongan umur yang Memiliki risiko gangguan kesehatan
paling tinggi dan berbagai masalah Kesehatan bisa muncul, sehingga pada
penanganan yang tepat bisa berakibat Fatal (Kemenkes RI, 2020).
Bayi yang baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi Belakang
kepala melalui vagina tanpa memakai alat (Jamil et al, 2017). Kriteria bayi normal
adalah lahir dengan umur kehamilan genap 37 minggu Sampai 42 minggu, dengan
berat badan lahir 2500-4000 gram, panjang badan: 48-52 cm, lingkaran dada: 30-38
cm, nilai APGAR 7-10 dan tanpa cacat Bawaan (Ribek et al, 2018). Lingkar kepala
bayi baru lahir yang normal Adalah 34-35 cm, dimana ukuran lingkar kepala
mempunyai hubungan dengan Perkembangan bayi yaitu pertumbuhan lingkar kepala
umumnya mengikuti Pertumbuhan otak, sehingga bila ada hambatan/gangguan pada
pertumbuhan Lingkar kepala, pertumbuhan otak juga biasanya terhambat (Ribek et al,
2013).

2. Karakteristik BBLN
a. Menurut masa gestasinya
1) Kurang bulan (preterm infant) : <259 hari (37 minggu).
2) Cukup bulan (term infant) : 259-293 hari (37 minggu-42 minggu).
3) Lebih bulan (postterm infant) : >249 hari (<42 minggu).
b. Neonatus menurut berat badan lahir
1) Bayi berat badan lahir rendah : <2500 kg.
2) 2). Bayi berat badan lahir cukup : 2500 kg-4000 kg.
3) Berat badan lahir lebih : >4000 kg.
c. Neonatus menurut bedat badan lahir terhadap masa gestasi (masa gestasi Dan
ukuran berat lahir yang sesuai untuk masa kehamilan) :
1) Neonatus cukup/kurang/lebih bulan
2) Sesuai/kecil/besar ukuran masa kehamilan
d. Tahapan bayi baru lahir :
1) Umur 0 – 7 hari disebut neonatal dini.
2) Umur 8 – 28 hari disebut neonatal lanjut (Sabillah, 2021).

3. Adaptasi Fisiologis pada BBLN


Adaptasi bayi baru lahir menurut (Hidyat, 2015) :
a. Perubahan Sistem Pernafasan
Selama dalam uterus, janin mendapat oksigen dari pertukaran gas Melalui plasenta
dan setelah bayi lahir pertukaran gas terjadi pada paru-Paru (setelah tali pusat
dipotong). Saat kepala bayi melewati jalan lahir, ia Akan mengalami penekanan
yang tinggi pada thoraksnya dan tekanan ini Akan hilang setelah bayi lahir. Proses
mekanis ini menyebabkan cairan Yang ada didalam paru-paru terdorong kebagian
perifer paru. Tekanan Intrathoraks yang negatif disertai dengan aktivasi nafas yang
pertama memungkinkan adanya udara masuk kedalam paru-paru. Setelah beberapa
Kali nafas pertama, udara dari luar mulai mengisi jalan nafas pada trakea Dan
bronkus, sehingga semua alveolus mengembang karena terisi oleh Udara. Fungsi
alveolus dapat maksimal jika dalam paru-paru bayi terdapat Surfaktan yang
adekuat. Surfaktan membantu menstabilkan dinding Alveolus agar tidak kolaps atau
akhir pernapasan.
b. Perubahan Sistem Peredaran Darah
Darah bayi baru lahir harus melewati paru untuk mengambil Oksigen dan
bersirkulasi keseluruh tubuh guna menghantarkan oksigen Kejaringan. Agar
terbentuk sirkulasi yang baik guna mendukung kehidupan Luar rahim, terjadi dua
perubahan besar, yaitu :
1) Foramen ovale pada atrium paru dan aorta
2) Penutupan duktus arteriosus antara arteri paru dan aorta
Dua peristiwa yang mengubah tekanan dalam pembuluh darah :
1) Pada saat tali pusat dipotong, resistensi pembuluh darah sistemik Meningkat dan
tekanan atrium kanan menurun. Aliran darah menuju Atrium kanan berkurang
sehingga menyebabkan penurunan volume Dan tekanan pada atrium tersebut
2) Pernapasan pertama menurunkan resistensi pembuluh darah paru dan
Meningkatkan tekanan atrium kanan. Oksigen pada pernafasan pertama Ini
menimbulkan relaksasi system pembuluh darah paru.
c. Sistem Gastrointestinal
Pada saat lahir aktivitas mulut seperti menghisap dan menelan Sudah berfungsi,
rasa kecap dan penciuman sudah ada, saliva tidak Mengandung enzim ptyalin
dalam 3 bulan pertama. Volume lambung Bayi baru lahir berkisar antara 25 – 50 ml
kemudian bertambah menjadi 100 ml pada hari ke 10. Defisiensi lifase pada
pancreas menyebabkan Terbatasnya absorpsi lemak sehingga kemampuan bayi
untuk mencerna lemak belum matang, maka susu formula sebaiknya tidak diberikan
Pada bayi baru lahir.
d. Keseimbangan Cairan dan Elektrolit
Pada neonatus fungsi ginjal belum sempurna karena jumlah Nefron matur belum
sebanyak jumlah pada orang dewasa, luas Permukaan glomerulus dan volume
tubulus proksimal tidak seimbang, Serta aliran darah pada ginjal yang kurang. Bayi
baru lahir cukup bulan Memiliki beberapa defisit structural dan fungsional pada
system Ginjalnya. Pada ginjal bayi baru lahir terjadi penurunan aliran darah dan
Penurunan kecepatan filtrasi glomerulus sehingga menyebabkan retensi Cairan dan
intoksikasi air.
e. Sistem Kekebalan Imunologi
Pada sistem imunologi terdapat beberapa jenis immunoglobulin (suatu protein yang
mengandung zat antibodi) diantaranya adalah IGG (Immunoglobulin Gamma G),
dibentuk banyak dalam bulan kedua bayi dilahirkan, Immunoglobulin Gamma G
pada janin berasal Dari ibunya melalui plasenta. Sistem imunitas bayi baru lahir
masih Belum matang, sehingga menyebabkan rentan terhadap berbagai infeksi Dan
alergi. Sistem imunitas yang matang dan memberikan kekebalan Alami maupun
yang didapat. Kekebalan alami terdiri dari struktur Pertahanan tubuh yang berfungsi
mencegah atau meminimalkan infeksi.
f. Sistem Neurologi
Sistem neurologi neonatus belum berkembang sempurna baik Secara anatomic
maupun fisiologis. Bayi baru lahir menunjukkan Gerakan-gerakan yang tidak
terkoordinasi, kontrol otot masih buruk, Mudah terkejut, dan tremor pada
ekstremitas.
g. Sistem Hepatika
Segera setelah lahir, kadar protein meningkat, sedangkan kadar Lemak dan glikogen
menurun. Sel hemopoetik mulai berkurang. Enzimhati (seperti gluconil transferase)
masih kurang. Daya detoksifikasi hati Belum sempurna, sehingga bayi
menunjukkan gejala ikterus fisiologis. Apabila ibu dapat cukup asupan besi selama
hamil, bayi akan memiliki Simpanan besi yang dapat bertahan sampai bulan kelima
kehidupannya Di luar rahim.
h. Sistem Ginjal
Biasanya sejumlah kecil urine terdapat dalam kandungan kemih Bayi saat lahir,
tetapi bayi baru lahir mungkin tidak mengeluarkan urine Selama 12 jam sampai 24
jam. Bayi berkemih 6-10 kali dengan warna Urin pucat menunjukkan masukan
cairan yang cukup.
i. Sistem Integumen
Kulit bayi sangat sensitive dan dapat rusak dengan mudah. Bayi Cukup bulan
memiliki kulit kemerahan beberapa jam setelah lahir, Setelah itu warna memucat
menjadi warna kulit normal. Kulit sering Terlihat bercak, tangan dan kaki terlihat
sedikit sianotik. Warna kebiruan Ini, akrosianosis, disebabkan oleh ketidakstabilan
vasomotor, statis Kapiler, dan kadar hemoglobin yang tinggi. Keadaan ini normal,
bersifat Sementara, dan bertahan selama 7 – 10 hari, terutama bila terpajan pada
Udara dingin.
j. Sistem Neuromuskuler
Sewaktu lahir fungsi motorik terutama dikendalikan oleh Subkortikal. Setelah lahir,
jumlah cairan otak berkurang, sedangkan Lemak dan protein bertambah. Mielinisasi
terjadi setelah bayi berusia Dua bulan. Pertambahan sel berlangsung terus sampai
anak berusia dua Tahun.

4. Pathway
5. Pengkajian Reflek Fisiologis pada Bayi
Yaitu suatu gerakan yang terjadi secara otomatis dan spontan tanpa Disadari pada bayi
normal, dibawah ini beberapa penampilan dan perilaku bayi, Baik secara spontan
karena adanya rangsangan atau bukan.
1) Tonik neek reflex, yaitu gerakan spontan otot kuduk pada bayi normal, bila
Ditengkurapkan akan secara spontan memiringkan kepalanya.
2) Rooting reflex, yaitu bila jari menyentuh daerah sekitar mulut bayi membuka
Mulutnya dan memiringkan kepalanya kearah maka ia akan datangnya jari
3) Grasping reflex, bila jari kita menyentuh telapak tangan bayi maka jarijarinya
akan langsung menggenggam sangat kuat.
4) Moro reflex, reflek yang timbul diluar kemauan, kesadaran bayi.
5) Starle reflex, reaksi emosional berupa hentakan dan gerakan
sepertimengejang pada lengan dan tangan dan sering diikuti dengan nangis.
6) Stapping reflex, reflek kaki secara spontan apabila bayi diangkat tegak dan
7) Kakinya satu persatu disentuhkan pada dasar muka bayi seolah olah berjalan.
8) Refleks mencari putting (rooting), yaitu bayi menoleh kearah sentuhan di
Pipinya atau didekat mulut, berusaha untuk menghisap.
9) Refleks menghisap (suckling), yaitu areola putting susu tertekan gusi bayi,
Lidah dan langit-langit sehinggasinus laktiferus tertekan dan memancarkan
ASI
10) Refleks menelan (swallowing), dimana ASI dimulut bayi mendesak
ototdidaerah mulut dan faring sehingga mengaktifkan refleks menelan dan
Mendorong ASI kedalam lambung (Rukhiyah, Yulianti, 2012)

Pemerikasaan Cara Kondisi normal Kondisi patologis


reflek pengukuran
Berkedip Sorotkan cahaya Dijumpai pada Jika tidak dijumpai
ke mata bayi tahun pertama menunjukkan
kebutaan
Tanda babinski Gores telapak Jari kaki Bila pengembangan
kaki sepanjang mengembang dan jari kaki dorsofleksi
tepi luar, di ibu jari kaki setelah umur 2 tahun
mulai dari tumit dorsofleksi, di adanya lesi
jumpai sampai ekstrapiramidal
umur 2 tahun
Moro’s Ubah posisi Lengan ekstensi Refleks yang menetap
dengan tiba-tiba jari-jari lebih dari 4 bulan
atau pukul mengembang adanya kerusakan
meja/tempat kepala terlempar otak, respons tidak
tidur ke belakang, simetris adanya
tungkai sedikit hemiparesis, fraktur
ekstensi, lengan klavikula atau cidera
kembali ke tengah fleksus branchialis.
dengan tangan Tidak ada respons
menggenggam ekstremitas bawah
Tulang belakang adanya dislokasi atau
dan ekstremitas cidera medulla
bawah ekstens. spinalis
Lebih kuat selama
2 bulan
menghilang pada
umur 3-4 bulan
Menggenggam Letakkan jari di Jari-jari bayi Fleksi yang tidak
(Palmars telapak tangan melengkung di simetris menunjukkan
Grap’s) bayi dari sisi sekitar jari yang adanya paralysis,
ulnar, jika diletakkan di refleks menggenggam
refleks lemah telapak tangan yang menetap
atau tidak ada bayi dari sisi unar, menunjukkan
berikan bayi refleks ini Gangguan serebral
botol/dot, karena menghilang dari
menghisap akan umur 3-4 bulan
mengeluarakan
reflek
Rooting Gores sudut Bayi yang Tidak adanya refleks
mulut bayi garis memutar kearah menunjukkan adanya
tengah bibir pipi yang di gangguan
gores, refleks ini pendengaran
menghilang pada
umur 3-4 bulan.
Tetapi bisa
menetap sampai
umur 12 bulan
khususnya tidur
Kaget Bertepuk tangan Bayi Tidak adanya refleks
dengan keras mengekstensi dan menunjukkan adanya
memfleksi lengan gangguan
dalam berespons pendengaran
terhadap suara
yang keras tangan
tetap rapat,
refleks ini akan
menghilang
setelah umur 4
bulan
Menghisap Berikan bayi Bayi menghisap Refleks yang lemah
botol atau dot dengan kuat atau ada menunjukkan
dalam berespons kelambatan
terhadap stimulus, perkembangan atau
reflek ini menetap keadaan neurologi
selama masa bayi yang abnormal
dan mungkin
terjadi selama
tidur tanpa
stimulus

6. Pengkajian APGAR Score


Pengertian APGAR
APGAR score adalah suatu metode tes sederhana untuk melakukan Penilaian
kesejahteraan bayi baru lahir untuk menentukan tindakan yang harus Dilakukan
supaya proses adaptasi kehidupan intra-uteri ke ekstra uteri dapat terfasilitasi dengan
baik. Tes ini dapat dilakukan dengan mengamati bayi segera Setelah lahir (dalam
menit pertama) dan setelah 5 menit. Lakukan hal ini dengan Cepat, karena jika
niainya rendah, berarti bayi tersebut membutuhkan tindakan Segera. (Wagino dan
Putrono, 2016).
Indikator metode APGAR adalah sebagai berikut :
1) A = “Appearance” (warna kulit), perhatikan warna tubuh bayi.
2) P = “Pulse” (denyut), dengarkan denyut jantung bayi dengan stetoskop atau
Palpasi denyut jantung dengan jari.
3) G = “Grimace” (seringai), gosok berulang-ulang dasar kedua tumit kaki Bayi
dengan jari. Perhatikan reaksi pada muka, ketika lender pada mukanya
Dibersihkan, atau ketika lender dari mulu dan tenggorokannya dihisap.
4) A = “Activity”, perhatikan cara bayi baru lahir menggerakkan kaki dan
Tangannya bergerak sebagai reaksi terhadap rangsangan tersebut.
5) R = “Respiration” (pernafasan), perhatikan dada dan abdomen bayi atau
Perhatikan upaya bernafasnya.

Nilai 0 1 2
A = “Appearance” Seluruh badan Warna kulit tubuh Warna kulit
(warna kulit) biru atau pucat normal merah tubuh, tangan dan
muda, tetapi kaki normal
tangan dan kaki merah muda,
kebiruan tidak ada sianosis
P = “Pulse” Tidak ada <100 x/menit 100 x/menit
(denyut)
G = “Grimace” Tidak ada Menangis atau Meringis atau
(seringai), respon terhadap menangis lemah bersin atau batuk
stimulasi ketika di stimulus saat stimulasi
saluran nafas
A = “Activity” Lemah atau Sedikit bergerak Bergerak aktif
(Tonus otot) tidak ada
R = “Respiration” Tidak ada Lemah atau Menangis kuat,
(pernafasan), teratur pernafasan baik
dan teratur
Kriteria penilaian APGAR adalah :

1) Jika skor APGAR 7-10 : bayi dianggap sehat dan tidak memerlukan Tindakan
istimewa.
2) Jika skor APGAR 4-6 : Asfiksia neonatorum sedang, pada Pemeriksaan fisik akan
terlihat frekuensi jantung lebih dari 100x/menit, tonus otot kurang baik atau baik,
sianosis, reflek Iritabilitas tidak ada.
3) Jika skor APGAR 0-3 : asfiksia neonatorum berat, pada pemeriksaan Fisik
ditemukan frekuensi jantung kurang dari 100x/menit, tonus otot Buruk, sianosis
berat dan kadang-kadang pucat, reflek iritabilitas Tidak ada.

7. Pemeriksaan Penunjang
a. pH tali pusat 7,20 sampai 7,24 menunjukan status praasidosis, tigkat rendah
menunjukan gangguan asfiksia bermakna.
b. Hemoglobin mencapai 15 sampai 20g. hematocrit berkisar Antara 43% sampai
61%.
c. Tes Coombs langsung pada daerah tali pusat menentukan adanya kompleks
antigen-antibodi pada membaran sel darah merah yang menunjukan kondisi
hemolitik.
d. Bilirubin total sebanyak 6mg/dl pada hari pertama kehidupan, 8 mg/dl 1 sampai 2
hari dan 12 mg/dl pada 3 sampai 5 hari.

8. Penatalaksanaan BBL
Menurut Prawirohardjo, (2005) tujuan utama perawatan bayi segera sesudah lahir
adalah:
a. Membersihkan jalan napas
Bayi normal akan menangis spontan segera setelah lahir. Apabila tidak
langsung menangis, penolong segera membersihkan jalan napas dengan cara
sebagai berikut :
1) Letakkan bayi pada posisi telentang di tempat yang keras dan hangat.
2) Gulung sepotong kain dan letakkan di bawah bahu sehingga leher bayi lebih
lurus dan kepala tidak menekuk. Posisi kepala diatur lurus sedikit tengadah
ke belakang.
3) Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokan bayi dengan jari tangan
yang dibungkus kasa steril.
4) Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok kulit bayi
dengan kain kering dan kasar. Dengan rangsangan ini biasanya bayi segera
menangis.
5) Alat penghisap lendir mulut (De Lee) atau alat penghisap lainnya yang steril,
tabung oksigen dengan selangnya harus sudah ditempat.
6) Segera lakukan usaha menghisap mulut dan hidung
7) Memantau dan mencatat usaha bernapas yang pertama (APGAR skor), warna
kulit, adanya cairan atau mekonium dalam hidung atau mulut.
b. Memotong dan merawat tali pusat
Tali pusat dipotong sebelum atau sesudah plasenta lahir tidak begitu
menentukan dan tidak akan mempengaruhi bayi, kecuali pada bayi kurang bulan.
Apabila bayi lahir tidak menangis, maka tali pusat segera dipotong untuk
memudahkan melakukan tindakan resusitasi pada bayi. Tali pusat dipotong 5 cm
dari dinding perut bayi dengan gunting steril dan diikat dengan pengikat steril.
Sebelum memotong tali pusat, dipastikan bahwa tali pusat telah diklem dengan
baik, untuk mencegah terjadinya perdarahan. Association of Woman’s Health,
Obstetric and Neonatal Nurses (AWHONN) merekomendasikan untuk perawatan
tali pusat menggunakan air steril. Jika puntung tali pusat kotor, bersihkan (hati-
hati) dengan air steril dan segera keringkan secara seksama dengan meggunakan
kain bersih
c. Mempertahankan suhu tubuh bayi
Pada waktu bayi lahir, bayi belum mampu mengatur tetap suhu badannya,
sehingga membutuhkan pengaturan dari luar untuk membuatnya tetap hangat.
Mengeringkan bayi pada saat lahir membantu mengurangi hilangnya panas
melalui evaporasi. Kontak antara kulit bayi dan kulit ibu, misalnya meletakkan
bayi di atas perut ibu ketika lahir, dapat menolong bayi mempertahankan panas.
Untuk menghindari kehilangan panas yang berlebihan dapat dilakukan dengan
menyelimuti bayi menggunakan selimut penahan panas, membedong bayi, atau
memakaikan baju yang longgar. Penting sekali untuk menutup kepala bayi, dan
topi dengan bahan penahan panas lebih efektif digunakan dibandingkan dengan
topi rajutan dalam mencegah kehilangan panas. Jangan segera memandikan bayi.
Bayi sebaiknya dimandikan enam jam setelah lahir
d. Memberikan vitamin K
Kejadian perdarahan karena defisiensi vitamin K pada bayi baru lahir
dilaporkan cukup tinggi, berkisar 0,25 - 0,5%. Untuk mencegah terjadinya
perdarahan tersebut, semua bayi baru lahir normal dan cukup bulan perlu diberi
vitamin K.
e. Memberi obat tetes/salep mata
Di beberapa negara perawatan mata bayi baru lahir secara hukum diharuskan
untuk mencegah terjadinya oftalmia neonatorum. Di daerah dimana prevalensi
gonore tinggi, setiap bayi baru lahir perlu diberi salep mata sesudah 5 jam bayi
lahir. Pemberian obat mata eritomisin 0,5% atau tetrasiklin 1% dianjurkan untuk
pencegahan penyakit mata karena klamidia (penyakit menular seksual).
f. Pemberian ASI dini
Memberikan ASI dini akan memberikan keuntungan yaitu:
1) Merangsang produksi ASI Rangsangan isapan bayi pada puting susu ibu akan
diteruskan oleh serabut syaraf ke hipofise anterior untuk mengeluarkan
hormon prolaktin (hormon ini yang memacu payudara untuk menghasilkan
ASI.
2) Memperkuat reflek menghisap
3) Mempererat hubungan batin ibu dan bayi (membina ikatan emosional dan
kehangatan ibu-bayi).
4) Memberikan kekebalan pasif yang segera kepada bayi melalui kolostrum.
5) Merangsang kontraksi uterus dan mencegah terjadi perdarahan pada ibu.

9. Komplikasi
a. Sebore
Suatu kondisi kulit yang menyebabkan bercak bersisik dan kulit merah, terutama
pada kulit kepala.
b. Ruam
Munculnya lesi kulit berwarna merah, menonjol, bersisik, ataupun gatal.
c. Moniliasis
Infeksi jamur yang disebabkan oleh jamur candida albicans.
d. Icterus fiiologis
e. Gangguan sistem saraf pusat: koma, menurunnya reflex mata (seperti mengedip)
f. Cardiovascular: penurunan tekanan darah secara berangsur. Menghilangnya
tekanan darah sistolik.
g. Pernafasan: menurunnya konsumsi oksigen.
h. Sara dan otak: tidak adanya gerakan, menghilangnya reflex perifer.

10. Pengkajian Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian Fokus
Menurut Doenges (2001), pengkajian dasar pada neonatus cukup bulan meliputi :
a. Aktivitas/istirahat
Aktivitas spontan, status terjaga yang terlihat (mengantuk, sadar aktif, sadar
diam, menangis), status tidur yang terlihat (tidur dalam, tidur sebentar).
b. Sirkulasi
Nadi apikal, bunyi jantung (murmur), warna kulit (kebiruan, belangbelang,
abu-abu), sianosis (lokasi, efek menangis), haemoglobin, hematokrit.
c. Integritas ego
Area umum dari masalah perhatian terhadap rangsang (penglihatan,
auditorium), kebiasaaan terhadap rangsang, perilaku sosial/keinginan untuk
digendong.
d. Eliminasi
Bising usus, abdomen (utuh, lunak, masa), anus (paten, fisura, kista pilonidal),
mekonium keluar (waktu), urine (waktu pertama berkemih, jumlah/frekuensi,
warna).
e. Makanan/cairan
Berat badan, panjang badan, kulit (lembab/kering, turgor), fontanel (normal,
tertekan), kekuatan refleks (menghisap, menelan), muntah.
f. Hygiene
Bayi tidak mampu merawat diri dan tergantung secara total (tingkat 4)
g. Neurosensori
Tingkat kesadaran, respons terhadap rangsang, menangis (kekuatan, karakter),
respons pendengaran dan pengelihatan, tonus otot, refleks.
h. Nyeri/ketidaknyamanan
Observasi (tidak dites untuk) respons terhadap rangsang nyeri : gelisah,
iritabilitas, menangis konstan.
i. Pernapasan
APGAR skor 1 menit dan 5 menit, frekuensi pernapasan, bunyi napas,
pernapasan cuping hidung,
j. Keamanan
Tipe kelahiran, suhu, kulit (tekstur, lembab/kering, warna, verniks kaseosa,),
tali pusat (jumlah pembuluh, warna, perdarahan, eksudat, hernia, navel kutis),
klavikula (utuh, ikatan/krepitasi/lokasi), ekstremitas (kesamaan panjang,
jumlah jari), spinal (lurus, melengkung).
k. Seksualitas
Payudara (jarak, diameter areola), genitalia wanita (labia mayor lebih besar
dari labia minor, kemerahan, bengkak, perdarahan), genitalia pria ( skrotum
ada rugae , bengkak , testis turun)
2. Pemeriksaan Fisik
Pengkajian atau pemeriksaan fisik pada bayi dilakukan secara menyeluruh.
Pengkajian fisik pada bayi baru lahir merupakan bagian dari prosedur perawatan
bayi segera setelah lahir. Pengkajian ini bertujuan untuk mengkaji adaptasi bayi
baru lahir dan untuk memastikan bayi dalam keadaan normal atau mengalami
penyimpangan (Muslihatun,2010; h.28).
a. pengukuran
1) Lingkar kepala
Lingkar kepala diukur mulai dari bagian depan kepala (diatas alis/area
frontal) dan area oksipital. Lingkar kepala normalnya 32- 36,8 cm.
Apabila lingkar kepala lebih kecil dari pada lingkar dada dicurigai adanya
mikrosefalus. Jika lingkar kepala 4 cm lebih besar dari lingkar dada atau
tetap menetap atau bertambah meningkat selama beberapa hari, maka
harus dicurigai adanya hidrosefalus.
2) Lingkar dada Lingkar dada pada bayi cukup bulan normalnya 30-33 cm.
Sekitar 2 cm lebih kecil daripada lingkar kepala. Pengukuran tepat
dilakukan pada garis buah dada. Bila lingkar kepala <30 cm perlu
dicurigai adanya premature.
3) Panjang badan
Panjang badan yang diukur dari puncak kepala sampai tumit, pada bayi
cukup bulan normalnya adalah 45-55 cm. bila panjang badan 55 cm perlu
dicermati adanya penyimpangan kromosom. 4) Berat badan Berat badan
pada bayi cukup bulan normalnya 2500-4000 gram.
b. Pengukuran tanda-tanda vital
1) Suhu/temperatur
Sebaiknya mengukur temperatur melalui aksila, karena mengukur
temperatur melalui rektum dapat menyebabkan perforasi pada mukosa.
Temperatur normal adalah 36,5-37,2°C.
2) Pernafasan
Pernafasan biasanya dimulai beberapa detik dari kelahiran, Pernafasan
yang normal pada bayi baru lahir adalah berkisar 30-60 x/menit,
pengukuran dilakukan selama 60 detik (1 menit). Pengukuran dilakukan
dengan menghitung 60 detik penuh untuk mendeteksi ketidakteraturan
dalam kecepatan. Kecepatan pernafasan dipengaruhi seperti menangis.
Bila tidak terjadi pernafasan yang teratur menunjukan suatu kelainan yaitu
asfiksia.
3) Nadi
Denyut nadi normal pada bayi baru lahir adalah 110-160 x/menit.
Pengukuran juga dilakukan dengan menghitung selama 60 detik.
c. Kondisi Umum
Yang perlu diperhatikan dalam kondisi umum meliputi:
1) Keadaan umum : kesadaran dan keaktifan
2) Kulit : pada bayi baru lahir kulit tampak berwarna merah. Observasi
warna kulit bayi dalam hubungannya dengan perubahan aktifitas, posisi
dan temperatur. Pada umumnya bayi akan memerah jika dia menangis ,
penurunan temperatur dapat meningkatkan derajat sianosis karena
vasokontriksi (Maryunani dkk,2008; h.74)
d. Pemeriksaan bagian tubuh (pemeriksaan fisik)
1) Kepala Ubun-ubun besar, ubun-ubun kecil, sutura, moulase, caput
succedaneum, cephal hematome, hidrosepalus. Berikut ini merupakan
tabel perbedaan antara caput succedenum dan caput cephalhematoma
(Maryunani dkk ,2008; h.83):
a) Caput succedenum
i. Muncul pada saat lahir
ii. Tidak bertambah besar
iii. Hilang dalam beberapa hari
iv. Batas tidak jelas
v. Kadang-kadang melewati sutura
vi. Penyebab: bengkak melewati jaringan lunak
vii. Komplikasi: tidak ada
b) Cephalhematoma
i. Muncul beberapa jam setelah lahir
ii. Lebih besar hari ke-2 atau ke3
iii. Hilang setelah 6 minggu
iv. Batas tegas
v. Tidak pernah lewat sutura
vi. Penyebab : perdarahan subperiosteal
vii. Komplikasi: ikterus, fraktur, perdarahan intrakranial, syok.
2) Mata
Ukuran, bentuk (strabismus, pelebaran efikantus), kesimetrisan, bengkak
pada kelopak mata, perdarahan subkonjungtiva.
3) Telinga
Kesimetrisan letak dihubungkan dengan mata dan kepala serta adanya
gangguan pendengaran
4) Hidung
Bentuk hidung, pola pernafasan, kebersihan
5) Mulut
Bentuk simetris/tidak, mukosa mulut kering/basah, lidah, palatum, bercak
putih pada gusi, refleks menghisap, ada labio/palatoskisis
6) Leher
Bentuk simetris/tidak, adakah pembengkakan dan benjolan, kelainan
tiroid.
7) Klavikula dan lengan tangan
Adakah fraktur klavikula, gerakan, jumlah jari.
8) Dada
Bentuk dan kelainan bentuk dada, puting susu, gangguan pernafasan,
auskultasi bunyi jantung, dan pernafasan.
9) Abdomen
Penonjolan sekitar tali pusat pada saat menangis, perdarahan tali pusat,
dinding perut dan adanya benjolan, gastroskisis, omfalokel, bentuk
simetris/tidak, palpasi hati, ginjal.
10) Genetalia
Kelamin laki-laki: skrotum sudah turun, urifisium uretra diujung penis
(fimosis, hipospadia/epispadia).
Kelamin perempuan: labia mayora, labia minora, orifisium vagina,
orifisium uretra, sekret dan lain-lain.
11) Tungkai dan kaki
Gerakan, bentuk simetris/tidak, jumlah jari (sindaktili, polidaktili)
12) Anus
Berlubang/tidak, posisi, fungsi sfingter ani, adanya atresia ani.
13) Punggung
Bayi tengkurap, raba kurvatura kolumna vertebralis, pembengkakan, spina
bifida.
14) Pemeriksaan kulit
Verniks caseosa, lanugo, warna, udema, bercak tanda lahir, memar.
Muslihatun (2010; h.53).

11. Analisa Data

No Data Etiologi Masalah


1. Ds :- Jaringan lemak subkutan Risiko hipotermia
Do : tipis
b.d bayi baru lahir
Bayi berada dalam
Pemaparan dengan suhu (D.0140)
incubator, daya hisap
luar
lemah, bayi tampak
Resiko Hipotermia
lemah, bayi gerak saat
tidak nyaman, hanya
tertidur.
2. Ds : BBLR Risiko Infeksi b,d
Do :
efek prosedur
Kulit memerah, sianosis, Perubahan fisiologis
invasif (D.0142)
bunyi napas menurun,
Fungsi organ belum baik
frekuensi napas berubah
Daya tahan tubuh rendah

Resiko infeksi

12. Diagnosa Keperawatan


a. Risiko hipotermia b.d bayi baru lahir (D.0140)
b. Risiko Infeksi b,d efek prosedur invasif (D.0142)

13. Rencana Asuhan Keperawatan

NO Dx Keperawatan Tujuan Intervensi


1. Risiko hipotermia Setelah dilakukan Manajemen hipotermia (I.14507)
(D.0140) asuhan keperawatan Observasi
selama …x24 jam, 1. Monitor suhu tubuh
diharapkan 2. Identifikasi penyebab
termoregulasi
neonates dapat hipotermia
membaik dengan 3. Monitor tanda dan gejala
kriteria : akibat hipotermia
Terapeutik
1. Sediakan lingkungan yang
hangat
Termoregulasi 2. Lakukan penghangatan pasif
neonatus (L.14135)
1. Menggigil
2. Suhu tubuh
2. Risiko infeksi Setelah dilakukan Perawatan luka (I.14565)
(D.0142) asuhan keperawatan Observasi
selama …x24 jam, 1. Monitor karakteristik luka
diharapkan tingkat 2. Monitor tanda-tanda infeksi
infeksi dapat menurun Terapeutik
dengan kriteria: 1. Pertahankan Teknik steril saat
Tingkat infeksi melakukan perawatan luka
(L.14137)
1. Kemerahan
2. Nyeri
3. Bengkak
4. Kultur area
luka

Anda mungkin juga menyukai