Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Keperawatan Maternitas
Dosen Koordinator : Monna Maharani Hidayat,M.Kep., Ns.Sp.Kep.Mat.
Dosen Pembimbing : Murtiningsih, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat
Disusun Oleh :
Delia Ananda Putri
2350321133
2. Karakteristik BBLN
a. Menurut masa gestasinya
1) Kurang bulan (preterm infant) : <259 hari (37 minggu).
2) Cukup bulan (term infant) : 259-293 hari (37 minggu-42 minggu).
3) Lebih bulan (postterm infant) : >249 hari (<42 minggu).
b. Neonatus menurut berat badan lahir
1) Bayi berat badan lahir rendah : <2500 kg.
2) 2). Bayi berat badan lahir cukup : 2500 kg-4000 kg.
3) Berat badan lahir lebih : >4000 kg.
c. Neonatus menurut bedat badan lahir terhadap masa gestasi (masa gestasi Dan
ukuran berat lahir yang sesuai untuk masa kehamilan) :
1) Neonatus cukup/kurang/lebih bulan
2) Sesuai/kecil/besar ukuran masa kehamilan
d. Tahapan bayi baru lahir :
1) Umur 0 – 7 hari disebut neonatal dini.
2) Umur 8 – 28 hari disebut neonatal lanjut (Sabillah, 2021).
4. Pathway
5. Pengkajian Reflek Fisiologis pada Bayi
Yaitu suatu gerakan yang terjadi secara otomatis dan spontan tanpa Disadari pada bayi
normal, dibawah ini beberapa penampilan dan perilaku bayi, Baik secara spontan
karena adanya rangsangan atau bukan.
1) Tonik neek reflex, yaitu gerakan spontan otot kuduk pada bayi normal, bila
Ditengkurapkan akan secara spontan memiringkan kepalanya.
2) Rooting reflex, yaitu bila jari menyentuh daerah sekitar mulut bayi membuka
Mulutnya dan memiringkan kepalanya kearah maka ia akan datangnya jari
3) Grasping reflex, bila jari kita menyentuh telapak tangan bayi maka jarijarinya
akan langsung menggenggam sangat kuat.
4) Moro reflex, reflek yang timbul diluar kemauan, kesadaran bayi.
5) Starle reflex, reaksi emosional berupa hentakan dan gerakan
sepertimengejang pada lengan dan tangan dan sering diikuti dengan nangis.
6) Stapping reflex, reflek kaki secara spontan apabila bayi diangkat tegak dan
7) Kakinya satu persatu disentuhkan pada dasar muka bayi seolah olah berjalan.
8) Refleks mencari putting (rooting), yaitu bayi menoleh kearah sentuhan di
Pipinya atau didekat mulut, berusaha untuk menghisap.
9) Refleks menghisap (suckling), yaitu areola putting susu tertekan gusi bayi,
Lidah dan langit-langit sehinggasinus laktiferus tertekan dan memancarkan
ASI
10) Refleks menelan (swallowing), dimana ASI dimulut bayi mendesak
ototdidaerah mulut dan faring sehingga mengaktifkan refleks menelan dan
Mendorong ASI kedalam lambung (Rukhiyah, Yulianti, 2012)
Nilai 0 1 2
A = “Appearance” Seluruh badan Warna kulit tubuh Warna kulit
(warna kulit) biru atau pucat normal merah tubuh, tangan dan
muda, tetapi kaki normal
tangan dan kaki merah muda,
kebiruan tidak ada sianosis
P = “Pulse” Tidak ada <100 x/menit 100 x/menit
(denyut)
G = “Grimace” Tidak ada Menangis atau Meringis atau
(seringai), respon terhadap menangis lemah bersin atau batuk
stimulasi ketika di stimulus saat stimulasi
saluran nafas
A = “Activity” Lemah atau Sedikit bergerak Bergerak aktif
(Tonus otot) tidak ada
R = “Respiration” Tidak ada Lemah atau Menangis kuat,
(pernafasan), teratur pernafasan baik
dan teratur
Kriteria penilaian APGAR adalah :
1) Jika skor APGAR 7-10 : bayi dianggap sehat dan tidak memerlukan Tindakan
istimewa.
2) Jika skor APGAR 4-6 : Asfiksia neonatorum sedang, pada Pemeriksaan fisik akan
terlihat frekuensi jantung lebih dari 100x/menit, tonus otot kurang baik atau baik,
sianosis, reflek Iritabilitas tidak ada.
3) Jika skor APGAR 0-3 : asfiksia neonatorum berat, pada pemeriksaan Fisik
ditemukan frekuensi jantung kurang dari 100x/menit, tonus otot Buruk, sianosis
berat dan kadang-kadang pucat, reflek iritabilitas Tidak ada.
7. Pemeriksaan Penunjang
a. pH tali pusat 7,20 sampai 7,24 menunjukan status praasidosis, tigkat rendah
menunjukan gangguan asfiksia bermakna.
b. Hemoglobin mencapai 15 sampai 20g. hematocrit berkisar Antara 43% sampai
61%.
c. Tes Coombs langsung pada daerah tali pusat menentukan adanya kompleks
antigen-antibodi pada membaran sel darah merah yang menunjukan kondisi
hemolitik.
d. Bilirubin total sebanyak 6mg/dl pada hari pertama kehidupan, 8 mg/dl 1 sampai 2
hari dan 12 mg/dl pada 3 sampai 5 hari.
8. Penatalaksanaan BBL
Menurut Prawirohardjo, (2005) tujuan utama perawatan bayi segera sesudah lahir
adalah:
a. Membersihkan jalan napas
Bayi normal akan menangis spontan segera setelah lahir. Apabila tidak
langsung menangis, penolong segera membersihkan jalan napas dengan cara
sebagai berikut :
1) Letakkan bayi pada posisi telentang di tempat yang keras dan hangat.
2) Gulung sepotong kain dan letakkan di bawah bahu sehingga leher bayi lebih
lurus dan kepala tidak menekuk. Posisi kepala diatur lurus sedikit tengadah
ke belakang.
3) Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokan bayi dengan jari tangan
yang dibungkus kasa steril.
4) Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok kulit bayi
dengan kain kering dan kasar. Dengan rangsangan ini biasanya bayi segera
menangis.
5) Alat penghisap lendir mulut (De Lee) atau alat penghisap lainnya yang steril,
tabung oksigen dengan selangnya harus sudah ditempat.
6) Segera lakukan usaha menghisap mulut dan hidung
7) Memantau dan mencatat usaha bernapas yang pertama (APGAR skor), warna
kulit, adanya cairan atau mekonium dalam hidung atau mulut.
b. Memotong dan merawat tali pusat
Tali pusat dipotong sebelum atau sesudah plasenta lahir tidak begitu
menentukan dan tidak akan mempengaruhi bayi, kecuali pada bayi kurang bulan.
Apabila bayi lahir tidak menangis, maka tali pusat segera dipotong untuk
memudahkan melakukan tindakan resusitasi pada bayi. Tali pusat dipotong 5 cm
dari dinding perut bayi dengan gunting steril dan diikat dengan pengikat steril.
Sebelum memotong tali pusat, dipastikan bahwa tali pusat telah diklem dengan
baik, untuk mencegah terjadinya perdarahan. Association of Woman’s Health,
Obstetric and Neonatal Nurses (AWHONN) merekomendasikan untuk perawatan
tali pusat menggunakan air steril. Jika puntung tali pusat kotor, bersihkan (hati-
hati) dengan air steril dan segera keringkan secara seksama dengan meggunakan
kain bersih
c. Mempertahankan suhu tubuh bayi
Pada waktu bayi lahir, bayi belum mampu mengatur tetap suhu badannya,
sehingga membutuhkan pengaturan dari luar untuk membuatnya tetap hangat.
Mengeringkan bayi pada saat lahir membantu mengurangi hilangnya panas
melalui evaporasi. Kontak antara kulit bayi dan kulit ibu, misalnya meletakkan
bayi di atas perut ibu ketika lahir, dapat menolong bayi mempertahankan panas.
Untuk menghindari kehilangan panas yang berlebihan dapat dilakukan dengan
menyelimuti bayi menggunakan selimut penahan panas, membedong bayi, atau
memakaikan baju yang longgar. Penting sekali untuk menutup kepala bayi, dan
topi dengan bahan penahan panas lebih efektif digunakan dibandingkan dengan
topi rajutan dalam mencegah kehilangan panas. Jangan segera memandikan bayi.
Bayi sebaiknya dimandikan enam jam setelah lahir
d. Memberikan vitamin K
Kejadian perdarahan karena defisiensi vitamin K pada bayi baru lahir
dilaporkan cukup tinggi, berkisar 0,25 - 0,5%. Untuk mencegah terjadinya
perdarahan tersebut, semua bayi baru lahir normal dan cukup bulan perlu diberi
vitamin K.
e. Memberi obat tetes/salep mata
Di beberapa negara perawatan mata bayi baru lahir secara hukum diharuskan
untuk mencegah terjadinya oftalmia neonatorum. Di daerah dimana prevalensi
gonore tinggi, setiap bayi baru lahir perlu diberi salep mata sesudah 5 jam bayi
lahir. Pemberian obat mata eritomisin 0,5% atau tetrasiklin 1% dianjurkan untuk
pencegahan penyakit mata karena klamidia (penyakit menular seksual).
f. Pemberian ASI dini
Memberikan ASI dini akan memberikan keuntungan yaitu:
1) Merangsang produksi ASI Rangsangan isapan bayi pada puting susu ibu akan
diteruskan oleh serabut syaraf ke hipofise anterior untuk mengeluarkan
hormon prolaktin (hormon ini yang memacu payudara untuk menghasilkan
ASI.
2) Memperkuat reflek menghisap
3) Mempererat hubungan batin ibu dan bayi (membina ikatan emosional dan
kehangatan ibu-bayi).
4) Memberikan kekebalan pasif yang segera kepada bayi melalui kolostrum.
5) Merangsang kontraksi uterus dan mencegah terjadi perdarahan pada ibu.
9. Komplikasi
a. Sebore
Suatu kondisi kulit yang menyebabkan bercak bersisik dan kulit merah, terutama
pada kulit kepala.
b. Ruam
Munculnya lesi kulit berwarna merah, menonjol, bersisik, ataupun gatal.
c. Moniliasis
Infeksi jamur yang disebabkan oleh jamur candida albicans.
d. Icterus fiiologis
e. Gangguan sistem saraf pusat: koma, menurunnya reflex mata (seperti mengedip)
f. Cardiovascular: penurunan tekanan darah secara berangsur. Menghilangnya
tekanan darah sistolik.
g. Pernafasan: menurunnya konsumsi oksigen.
h. Sara dan otak: tidak adanya gerakan, menghilangnya reflex perifer.
Resiko infeksi