BAYI BARU LAHIR (NEONATUS) DI RUANG PERINATOLOGI RS
BHAYANGKARA TK III BANJARMASIN HOEGENG IMAM SANTOSO
A. Konsep Bayi Baru Lahir
1. Definisi Bayi Baru Lahir Bayi baru lahir merupakan individu yang sedang bertumbuh dan baru saja mengalami trauma kelahiran serta harus dapat melakukan penyesuaian diri dari kehidupan kehidupan intrauterin ke kehidupan ekstrauterin (Dewi, 2011). Menurut Yeyeh (2012) bayi baru lahir adalah bayi yang lahir dalam presentasi belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan genap 37 minggu sampai dengan 42 minggu, dengan berat badan 25004000 gram, nilai apgar > 7 dan tanpa cacat bawaan. Sedangkan menurut Rahadjo (2014) bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara 2500-4000 gram, cukup bulan, lahir menangis, dan tidak ada kelainan kongenital (cacat bawaan) yang berat. 2. Karakteristik Bayi Baru Lahir Normal Karakteristik bayi normal antara lain: (Depkes RI, 2017) a. Dilahirkan pada usia kehamilan antara 37-42 minggu b. Berat lahir 2500-4000 gram c. Panjang badan waktu lahir 48-51 cm d. Warna kulit merah muda/pink e. Kulit diliputi verniks caseosa f. Lanugo tidak seberapa lagi hanya pada bahu dan punggung g. Pada dahi jelas perbatasan tumbuhnya rambut kepala h. Tulang rawan pada hidung dan telinga sudah tumbuh jelas i. Kuku telah melewati ujung jari j. Menangis kuat k. Referleks menghisap baik l. Pernafasan berlangsung baik (40-60x/ menit) m. Pergerakan anggota badan baik n. Alat pencernaan mulai berfungsi sejak dalam kandungan ditandai dengan adanya / keluarnya meconium dalam 24 jam pertama o. Alat perkemihan sudah berfungsi sejak dalam kandungan ditandai dengan keluarnya air kemih setelah 6 jam pertama kehidupan p. Pada bayi laki-laki testis sudah turun ke dalam skrotum dan pada bayi perempuan labio minora ditutupi oleh labia mayora q. Anus berlubang 3. Adaptasi Fisiologis Bayi Baru Lahir Normal Perubahan fisiologi pada bayi baru lahir merupakan suatu proses adaptas dengan lingkungan luar atau dikenal dengan kehidupan ekstrauteri. Sebelumnya bayi cukup hanya beradaptasi dengan kehidupan intrauteri. (Aziz Alimul, 2008). Saat lahir, bayi mengalami perubahan fisiologi yang cepat dan hebat. Kelangsungan hidup bergantung pada pertukaran oksigen dan kerbondioksida yang cepat dan teratur. Agar pertukaran efesien, alveolus paru yang semula terisi cairan harus terisi oleh udara. (Kenneth J, 2009). a. Sistem Kardiovaskuler Sistem kardiovaskuler berubah bermakna setelah lahir. Nafas pertama bayi, disertai dengan peningkatan distensi kapiler alveolus, mengembangkan paru-paru dan mengurangi restensi pembuluh darah paru terhadap aliran darah paru dari arteri pulmonaris. Tekanan arteri pulmonaris menurun, dan tekanan dalam atrium menurun. Meningkatnya aliran darah paru dari sisi jantung kiri meningkatkan tekanan di atrium kiri, yang menyebabkan penutupan fisiologis dari foramen ovale. Selama beberapa hari pertama kehidupan, menangis dapat membuat aliran balik melalui fpramen ovale untuk sementara dan dapat menyebabkan sianosis ringan. b. Sistem Pernafasan Pernafasan pada bayi normal terjadi dalam waktu 30 menit pertama sesudah lahir. Usaha bayi pertama kali untuk mempertahankan tekanan alveoli, selain adanya surfaktan yang dengan menarik nafas dan mengeluarkan nafas dengan merintih sehingga udara tertahan didalam. Respirasi pada neonates biasanya pernafasan diagfragmatik dan abdominal, sedangkan frekuensi dan dalam tarikan belum teratur. Apabila surfaktan berkurang, maka alveoli akan kolaps dan paru-paru kaku sehingga terjadi atelectasis, dalam keadaan anoksia neonatus masih dapat mempertahankan hidupnya karena adanya kelanjutan metabolism anerobik. (Indriyani, 2013). c. Sistem Hematopoietik Pada bayi baru lahir menunjukan beberapa variasi dari orang dewasa. Kadar sel darah merah dan leukosit berada namun kadar trombosit relatif sama. (Lowdermilk, 2013). 1) Sel Darah Merah dan Hemoglobin 2) Leukosit 3) Trombosit 4) Golongan Darah d. Sistem Termogenik Setelah terjadinya pernapasan dan sirkulasi yang adekuat regulasi panas merupakan hal terpenting untuk kelangsungan hidup bayi baru lahir. Termoregulasi adalah mempertahankan keseimbangan antara kehilangan panas dan produksi panas. Bayi baru lahir berusaha untuk menstabilkan temperature inti tubuhnya dalam rentang yang sempit. Hipotermia akibat kehilangan panas berlebih sering terjadi dan berbahaya bagi neonatus. Kemampuan bayi baru lahir untuk memproduksi panas (thermogenesis) sering kali menyerupai orang dewasa, namun kecenderungan terhadap kehilangan panas yang cepat dalam lingkungan dingin meningkat pada bayi baru lahir dan menyebabkan bahaya. (Lowdermilk, 2013). e. Sistem Gastrointestinal Bayi baru lahir cukup bulan mampu menelan, menverna, memetabolisme dan mengabsorsi protein dan karbohidrat sederhana serta mengemulsi lemak. Pada bayi baru lahir denga hidrasi yang adekuat membrane mukosa mulutnya lembab dan berwarna merah muda. Saat bayi lahir, tidak terdapat bakteri dalam saluran cernanya. Bising usus bayi dapat didengar satu jam setelah lahir. Kapasitas lambung bervariasi dari 30 hingga 50 mltergantung pada ukuran bayi. Beberapa factor, seperti waktu pemberian makanan dan volume makanan, jenis dan suhu makanan, serta stress psikis dapat mempengaruhi waktu pengosongan lambung. Waktu ini bervariasi dari 1 sampai 24 jam. (Babok, 2005). f. Sistem Renal Fungsi ginjal bayi baru lahir mirip dengan fungsi ginjal pada orang dewasa. Biasanya pada bayi saat lahir terdapat sejumlah kecil urine dalam kandung kemih, tetapi bayi baru lahir mungkin tidak mengeluarkan urine selama 12-24 jam. Dan biasanya bayi baru lahir akan sering berkemih setelah periode ini. Berkemih 6 – 10x, dengan warna urine pucat menunjukan masukan cairan yang cukup. Umumnya bayi cukup bulan mengeluarkan urine 15 – 60 ml/kgBB/hari. (Babok, 2005). g. Sistem Hepatika Hati dan kandung kemih dibentu pada minggu keempat gestasi. Pada bayi baru lahir, hati dapat dipalpasi sekitar 1cm dibawah batas iga kanan keraena hati membesar dan menempati sekitar 40% dari rongga abdomen. Hati bayi memainkan peranan penting dalam penyimpanan besi, memetabolisme karbohidrat, konjugasi bilirubin dan koagulasi. (Lowdermilk, 2013). h. Sistem imun Sistem imun pada bayi baru lahir mormal terhadap sel yang memberikan imunitas pada bayi telah terbentuk sejak awal kehidupan janin; namun, sel-sel ini tidak aktif selama beberapa minggu hingga beberapa bulan, setelah lahir. Selama 3 bulan pertama kelahiran, bayi matur yang sehat terlindungi oleh imunitas pasif yang didapat dari ibu; namun, status izi tergantung pada pajajan ibu sebelumnya terhadap antigen dan respons immunoloinya. Immunoglobulin A (IgA) yang memproteksi membrane menghilang dari saluran pernapasan dan saluran keih, dan bila bayi tidak menyusui, IgA juga menghilang dari saluran cerna. i. Sistem Integumen Bayi cukup bulan memiliki kulit kemerahan (merah daging) bebrapa jam setelah lahir, setelah itu warna kulit memucat menjadi warna normal. Kulit sering terlihat berbercak, terutama di daerah sekitar ekstermitas. Tangan dan kaki terlihat sedikit sianotik. Warna kebiruan ini, akrosianosis disebabkan oleh ketidakstabilan vasomotor, statis kapiler, dan kadar hemoglobin yang tinggi. Keadaan ini bersifat normal, bersifat sementara, dan bertahan selama tujuh sampai sepuluh hari, terutama bila terpajan dengan udara dingin. (Lowdermilk, 2013). j. Sistem reproduksi 1) Wanita Pada bayi baru lahir cukup bulan labia mayora dan labia minora menurupi vestibulum. 2) Pria Pada bayi laki-laki testis sudah turun, skrotum sudah ada. Testis turun ke skrotum pada 90% bayi baru lahir normal. 3) Pembengkakan payudara Pembengkakan jaringan payudara pada kedua jenis kelamin bayi baru lahir disebabkan oleh peningkat estrogen selama masa hamil. k. Sistem skeletal Kepala bayi cukup bulan berukuran seperempat dari panjang tubuh. Lengan sedikit lebih panjang dari pada tungkai. Pada bayi baru lahir, lutut saling berjauhan saat kaki diluruskan dan tumit disatukan, sehingga tungkai bawah terlihat agak melengkung. Saat baru lahir, tidak terlihan lengkungan pada telapak kaki. Garis-garis telapak tangan sudah terlihat, terlihar juga garis pada telapak kaki bayi cukup bulan. (Babok, 2005). l. Sistem neoruvaskuler Aktivitas motoric yang spontan dapat dilihat dalam tremor sementara pada mulut dan dagu khususnya selama menangis dan pada ekstermitas khususnya lengan dan tangan. Tremor ini adalah normal dan dapat dilihat segera pada setiap bayi. gerakan tonik dan klinik yang mencolok serta kdutan otot wajah merupakan tanda konvulsi (kejang). Berbagai reflex membantu meningkatkan keselamatan mereka dan pamasukan makanan yang mencukupi. (Lowdermilk, 2013). 1) Refleks morro 2) Refleks tonik leher (Tonik neck) 3) Refleks menyusui 4) Refleks melangkah (stapping) 5) Refleks Startle 6) Refleks Babinski 7) Refleks Babinski 4. Pemenuhan Kebutuhan Dasar a. Kebutuhan Fisik Nutrisi, Cairan dan Personal Hygiene 1) Pemberian minum a) Pengertian ASI adalah makanan pokok untuk bayi, berikan ASI 2-3 jam sekali atau on demand (semau bayi). Berikan ASI dengan satu payudara samai teras kosong setelah itu baru ganti payudara yang lain. ASI eksklusive adalah memberiakn ASI saja sampai usia 6 bulan tanpa tambahan makanan apapun kecuali imunisasi, vitamin. Berikan ASI sampai 2 tahun dengan tambahan makan lunak sesuai tahapan usia bayi. b) Pedoman menyusui ASI antara lain: Inisiasi menyusu dini adalah bayi berusaha menyusu sendiri diatas perut ibu segera setelah minimal 1 jam. Tanda posisi bayi menyusu dengan baik yaitu dagu menyentuh payudara, mulut membuka lebar, hidung mendekat terkadang menyentuh payudara, mulut mencakup areola, lidah menopang putting dan areola bagian bawah, bibir melengkung keluar, bayi menghisap dengan kuat namun perlahan dan kadang-kadang berhenti sesaat. c) Perawatan payudara selama ibu menyusui Perhatikan posisi menyusui, oleskan ASI sebelum dan sesudah menyusui untuk mencegah lecet. Jika mengalami bendungan payudara atau mastitis tetap susukan ke bayi sesering mungkin serta lakukan perawatan payudara. 2) Menolong BAB pada Bayi BAB hari 1-3 disebut mekoneum yaitu feces berwana kehitaman, hari 3-6 feces tarnsisi yaitu warna coklat sampai kehijauan karena masih bercampur mekoneum, selanjutnya feces akan berwarna kekuningan. Segera bersihkan bayi setiap selesai BAB agarbtidak terjadi iritasi didaerah genetalia 3) Menolong BAK pada bayi Bayi baru lahir akan berkemih paling lambat 12-24 jam pertama kelahirannya, BAK lebih dari 8 kali sehari salah satu tanda bayi cukup nutrisi. Setiap habis BAK segera ganti popok supaya tidak terjadi ritasi didaerah genetalia. 4) Kebutuhan Istirahat/ tidur Dalam 2 minggu pertama bayi sering tidur rata-rata 16 jam sehari. Pada umumnya bayi mengenal malam setelah usia 3 bulan. Jaga kehangatan bayi dengan suhu kamar yang hangat dan selimut bayi. 5) Menjaga kebersihan kulit Bayi sebaiknya mandi minimal 6 jam setelah kelahiran, sebelum mandi sebaiknya periksa suhu tubuh bayi. Jika terjadi hipotermi lakukan skin to skin dan tutpi kepala bayi dengan ibu minimal 1 jam. Sebaiknya bayi mandi minimal 2 kali sehari, mandikan dengan air hangat dan di tempat yang hangat. 6) Menjaga keamanan bayi Hindari memberikan makanan selain ASI, jangan tinggalkan bayi sendirian, jangan menggunakan alat penghangat buatan. 7) Mendeteksi tanda-tanda bahaya pada bayi a) Sulit bernafas b) Hipotermi atau hipertermi c) Kulit bayi kering, biru, pucat, atau memar d) Hisapan melemah, rewel, muntah, mengnatuk e) Tali pusat merah, bengkak, keluar cairan, berbau busuk, berdarah f) Tanda-tanda infeksi: suhu meningkat, merah, bengkak, bau busuk, keluar cairan, sulit bernafas g) Tidak BAB dalam 3 hari atau tidak BAK selama 24 jam h) Diare i) Menggigil, rewel, lemas, ngantuk, kejang 8) Penyuluhan sebelum bayi pulang a) Perawatan tali pusat b) Pemberian ASI c) Refleks laktasi d) Memulai pemberian ASI e) Posisi menyusui f) Jaga kehangatan bayi g) Mencegah kehilangan panas h) Tempatkan dilingkungan yang hangat i) Tanda-tanda bahaya\ j) Imunisasi k) Perawatan haria b. Kebutuhan Kesehatan Dasar meliputi pakaian, perumahan, sanitasi lingkungan yang baik c. Kebutuhan Psikososial meliputi Rasa Aman, Kasih Sayang, Harga Diri, Rasa Memiliki, Kebutuhan mendapat Pengalaman, Kebutuhan Stimulasi. 5. Penatalaksanaan a. Tes Diagnostik (Hutahaean, 2009) 1) Hemoglobin (14-22 g/dl) 2) Hematocrit (43-61%) 3) Eritrosit (4,2-6 juta/mm3) 4) Leukosit (5.000-30.000/mm3 , Jika ada infeksi <5.000/mm3) 5) Trombosit (150.000-350.000/mm3) 6) Volume darah (85cc/kgBB) 7) Pemeriksaan golongan darah resus 8) Bilirubin total (6 mg/dl pada hari pertama kehidupan, 8 mg/dl pada hari ke 1 sampai ke 2, 12 mg/dl pada hari ke 3 - ke 5) b. Terapi 1) Pemberiaan vitamin K Pemberiaan vitamin K penting untuk mempertahankan mekanisme pembekuan darah yang normal pada bayi yang baru lahir. Vitamin K diberikan juga sebagai tindakan pencegahaan terhadap perdarahan (Patricia, 2005). Vitamin K yang diberikan yaitu vitamin K1 (phytonadione) untuk meningkatkan pembentukan promthrombin. Pemberiannya bisa secara parenatal, 0,5-1 mg IM di paha kiri dengan satu kali segera setelah lahir (sebelum 24 jam). Pemberia vitamin K1 bisa juga secara oral dengan ketentuan 2 mg apabila berat badan lahir lebih dari 2500 gram segera setelah lahir dan diulangi dengan dosis yang sama (2 mg) pada hari keempat. Bila berat badan lahir kurang dari 2500 gram, dosis yang diberikan adalah 1 mg dengan cara pemberian yang sama yaitu pertama dan keempat setelah lahir (Ummukautsar, 2010). 2) Pemberian obat tetes mata Pada jam pertama persalinan perlu diberikan obat tetes mata untuk mencegah penyakit mata, yaitu diteteskan eritomisin 0,5% atau ertetrasikin 1%. Yang sering dipakai adalah larutan pera nitrat/Neosporin. Pemberiannya diteteskan pada bagian dalam dari konjungtiva kelopak baawah mata. Dosis umumnya masingmasing mata satu tetes. Sedangkan salep mata biasanya diberikan 5 jam setelah bayi lahir. (Ummukautsar, 2010)` 3) Pemberiaan imunisasi Hepatitis B Berikan imunisasi Hepatitis B regimen tunggal sebanyak 3 kali, pada usia 0 bulan (segera setelah lahir). Usia 1 bulan, usia 6 bulan; atau pemberian regimen kombinasi sebanyak 4 kali, pada usia 0 bulan, usia 2 bulan (DPT+Hep B), usia 3 bulan, usia 4 bulan pemberian imunisasi Hepatitis B. (JNPK-KR, 2007). B. Konsep Asuhan Keperawatan 1. Pengkajian Keperawatan a. Pengkajian pada bayi baru lahir menurut Doenges (2001) adalah sebagai berikut: 1) Sirkulasi Nadi apical dapat berfluktuasi dari 110 sampai dengan 180x/menit. Tekanan darah 60 sampai 80 mmHg (sistolik), 40 sampai 45 mmHg (distolik). Bunyi jantung: lokasi di mediastinum dengan titik intensitas maksimal tepat dikiri dari midsternum pada ruang intercostal ketiga atau empat. Murmur bias terjadi selama beberapa jam pertama kehidupan, tali pusat putih dan bergelatin, mengandung dua arteri, dan satu vena. 2) Eliminasi a) Dapat berkemih saat lahir, urin tidak berwarna atau kuning pucat, dengan 6 sampai 10 popok basah per 24 jam. b) Abdomen lunak tanpa distensi, bising usu aktif ada beberapa jam setelah kelahiran. c) Pergerakan feses meconium dalam 24-48 jam kelahiran. 3) Aktivitas/istirahat Status sadar mungkin 2-3 jam beberapa hari pertama, bayi tampak semikoma, saat tidur dalam: meringis atau tersenyum, tidur sehari rata-rata 20 jam. 4) Makanan/cairan a) Berat badan 2500-4000 gram b) Panjang badan 44-55 cm c) Turgor kulit elastis (bervariasi sesuai usia gestatis) d) Penurunan berat badan di awal 5% sampai 10% e) Mulut: saliva banyak 5) Neurosensori Tonus otot: fleksi hipertonik dari semua ekstermitas sadar dan aktif. Mendemonstrasikan refleks menghisap selama 30 menit pertama setelah kelahiran (periode pertama reaktifitas). Penampilan simetris (molding, edema, hematoma). Menangis kuat, sehat, nada sedang (nada menangis tinggi menunjukan abnormalitas gerak, hipoglikemia, atau efek narkotik yang memanjang). 6) Pernafasan Skor APGAR, Menit pertama: ____ Menit kelima: _____. Skor optimal harusantara 7 sampai 10. Pernafasan pada bayi baru lahir normal biasanya 30 sampai 60 x/menit. Pola periodic dapat terlihat. Bunyi napas bilateral, kadangkadang krekels umum pada awalnya. Silindrik torak: kartilago xifoid menonjol, umum terjadi.
7) Keamanan Suhu terterang dari 36,5o C sampai 37,5o C. ada verniks
(jumlah dan distribusi tergantung pada usia gestasi). Kulit: lembut, fleksibel, pengelupasan tangan atau kaki dapat terlihat, warna merah muda atau kemerahan, mungkin belangbelang menunjukan memar minor (misalnya kelahiran dengan forcep), peteckie pada kepala atau wajah (dapat menunjukan peningkatan tekanan berkenan dengan kelahiran). Bercak nevi telangiktatis (kelopak mata antara alis mata, atau pada oksipital, atau bercak Mongolia (terutama punggu bawah dan bokong) dapat terlihat. Abrasi kulit kepala mungkin ada (penempatan elektroda internal). 8) Seksualitas a) Genetalia wanita: lania vagina agak kemerahan atau edema, tanda vagina/hymen dapat terlihat. b) Genetalia pria: testis turun, skrotum tertutup dengan rugae, fimosis biasa terjadi (lubang prepusium sempit). b. Pengkajian Fisik menurut Babok (2005) adalah sebagai berikut: 1) Postur Bokong sempurna (frank branch). Kaki lebih lurus dan kaku, bayi baru lahir akan memperlihatkan posisi didalam Rahim selama beberapa hari. Tekanan parental pada anggota gerak atau bahu bias menyebabkan ketidaksimetrisan wajah untuk sementara untuk menimbulkan tahanan saat ekstermitas eksternal. 2) Tanda-tanda vital Denyut jantung dan denyut nadi 100x/menit saat tidur sampai 160x/menit saat menangis, bida tidak teratur untuk periode singkat terutama setelah menangis. Suhu 36,5o C sampai 37,5o C, frekuensi napas 30 sampai 50x/menit, tekanan darah bervariasi sering perubahan tingkat aktivitas terjaga, menangis, dan teratur. 3) Berat Berat badan 2500 sampai 400 gram. Panjang badan 45 sampai 55 cm. Lingkar kepala 32 sampai 36,5 cm. Lingkar dada 2 cm lebih kecil dari pada lingkar kepala rata-rata sekitar 30 sampai 33 cm. Lingkar abdomen membesar setelah bayi diberi makan karena otot abdomen meregang, ukuran sama dengan lingkar dada. 4) Intergumen Biasanya merah muda bervariasi pada setiap etnik, eritema toksium atau neonatorum (ruam pada bayi baru lahir) milia, tanda lahir bintik Mongolia bayi kulit hitam, keturunan Asia, dan Amerika asli 70% bayi kulit putih 90% kondisi agak tebal kerak dipermukaan mengelupas terutama ditangan dan kaki. Hidrasi dan konsistensi kehilangan berat badan normal setelah lahir sampai mencapai 10% berat lahir. Pada pengeluaran urin berkemih dalam 24 jam setelah lahir berkemih 6 sampai 10 kali sehari, verniks kaseosa jumlahnya bervariasi biasanya lebih banyak terdapat pada lipatan kulit lanugo jumlah bervariasi. 5) Kepala Kaput suksedanum biasanya memperlihatkan adanya ekstermitas, palpasi suture: sutura teraba dan tidak menyatu, inspeksi pola, distribusi, jumlah rambut, raba tekstur keperakan helai rambut satu- satu menempel datar pada kulit kepala pola pertumbuhan adalah menuju muka dan leher. 6) Mata Kedua mata dan jarak antar mata masing-masing 1/3 jarak dari bagian luar kantus ke bagian luar kantus lain, bentuk dan ukuran simetris refleks mengedip. Kelopak mata lipatan epikantus merupakan karakteristik ras yang normal. Bola mata kadang-kadang ada airmata perdarahaan subkonjungtiva. Pupil ada, ukuran sama, bereaksi terhadap cahaya. Gerak bola mata strabismus (dimana kondisi mata yang tidak sejajar atau mistagmu, dimana kondisi mata yang berguncang secara bersama berirama tanpa disengaja) sementara sampai bulan ketiga atau keempay, alis mata terpisah (tidak berhubungan digaris tengah). Hidung terdapat sedikit deformitas akibat tekanan jalan lahir. 7) Telinga Ukuran kecil, besar, lentur tuberkel Darwin (nodul pada belika posterior). Pendengaran berespon terhadap suara dan bunyi lain. 8) Wajah Bayi tampak normal raut wajah sesuai letak proposional terhadap wajah simetris. 9) Mulut Gerakan bibir simetris, gusi berwarna merah muda, lidah tidak menonjol bergerak bebas bentuk dan gerakan simetris, palatum (lunak, keras) palatum lunak utuh palatum keras utuh, uvula digaris tengah, dagu, celah dagu, refleks rooting, menghisap respons refleks tergantung pada tingkat kesadaran dan rasa lapar. 10) Leher Inspeksi dan palpasi pendek, tebal dikelilingi lipatan kulit tidak ada selaput (no webbing). 11) Dada Inspeksi dan palpasi bentuk hamper bulat tebentuk seperti tong, gerak pernafasan dada simetris, gerak dada dan perut secara sinkron dengan pernapasan. Putting susu menonjol sudah terbentuk dengan baik letak simetris, jaringan payudara 3 sampai 10 mm, sekresi suara palsu. 12) Abdomen Tali pusat mongering dan tidak berbau, tali pusat tetap berada ditempatnya selama 24 jam. Bising usus terdengar suara satu sampai dua jam setelah lahir. Meconium keluar 24 sampai 48 jam setelah lahir. 13) Genetalia Wanita: biasanya edema menutupi labia minora pada bayi cukup bulan labia minora keluar dari balia mayora. Laki-laki: kelamin pria meatus diujung penis, ukuran besar edematosa pendulosa pada bayi cukup bulan, testis tebaba pada setiap sisi, berkemih dalam waktu 24 jam aliran adekuat jumlah adekuat. 14) Ekstermitas Memepertahankan posisi di dalam Rahim sikap semuanya fleksi. 15) Punggung Tulang punggung lurus dan mudah fleksi. Bayi dapat mengangkat dan menahan kepala sebentar saat tengkurap. 16) Anus Pengeluaran meconium dalam 24 jam setelah bayi lahir refleks berkedut sfingter ani yang baru. 2. Diagnosa Keperawatan Diagnosa keperawatan pada bayi baru lahir menurut Doenges (2001) adalah sebagai berikut: a. Resiko tinggi terhadap perubahan suhu tubuh berhubungan dengan eperdemis tipis dengan pembuluh darah dekat pada kulit. 3. Perencanaan keperawatan Perencanaan pada bati baru lahir menurut Doenges (2001) adalah sebagai beikut: a. Resiko tinggi terhadap perubahan suhu tubuh berhubungan dengan eperdemis tipis dengan pembuluh darah dekat pada kulit. Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan perubahasuhu tidak terjadi. Kriteria hasil: 1) Mempertahaan kan suhu dalam batas normal (36,5o C – 37,5 o C). 2) Bebas dari tanda-tanda stress dingis/hipotermi. 3) Tidak ada letargi. 4) Membrane mukosa mulut lembab. 5) Badan/akral teraba hangat. 6) Ekstremitas bayi tidak sianosis Rencana tindakan: 1) Kaji keadaan lingkungan terhadap kehilangan termal melalui konduksi, konveksi, radiasi dan evaporasi. 2) Kaji suhu aksila neonatus, pantau suhu kulit secara continue dengan alat periksa kulit dengan tepat. 3) Ajarkan atau anjurkan keluarga untuk tetap menjaga kehangatan bayi (membedong, menutup kaepala dengan kain, menutup tangan dan kaki bayi dengan sarung tangan dan sarung kaki, mendekap bayinya menempel dengan kulit ibu). 4) Keringkan kepala bayi dan tubuh bayi baru lahir, balut bayi dengan selimut hangat. 5) Tempelkan bayi baru lahir dalam lingkungan hangat. 6) Pertahankan suhu lingkungan (25o C). 7) Perhatikan tanda-tanda dehidrasi (misalnya tugor kulit buruk, membrane mukosa kering, peningkatan suhu, dan fontanel cekung). 8) Hindarkan menempatkan/ meletakan bayi dekat dengan sumber panas atau dingin. 9) Mandikan bayi pada 6 jam setelah lahir dengan suhu aksila bayi normal (36,5o C – 37,5 o C). 4. Pelaksanaan Keperawatan Prinsip-prinsi pelaksanaan yang dapat dilakukan menurut Doenges (2001) adalah sebagai berikut: a. Memonitor keadaan suhu dan menjaga keadaan suhu tubuh. b. Memonitor pernapasan dan pola napas. c. Memonitor intake dan mencegah terjadinya penurunan BB. d. Mencegah terjadinya infeksi. e. Mencegah terjadinya cedera dan memberikan keamanan pada lingkungan bayi. f. Mengkaji hidrasi dan tanda-tanda dehidrasi. g. Mencegah terjadinya konstipasi dan memonitor BB bayi pertama kali. h. Memberikan penjelasan tentang kehadiran anggota keluarga baru. 5. Evaluasi Evaluasi yang dapat dilakukan dan diharapkan pada bayi baru lahir adalah sebagai berikut: a. Kerusakan pertukaran gas tidak terjadi. b. Perubahan suhu tubuh tidak terjadi. c. Nutrisi adekuat. d. Infeksi tidak terjadi. e. Cedera tidak terjadi. f. Kebutuhan cairan adekuat. g. Konstipasi tidak terjadi. h. Proses penerimaan keluarga dengan adanya anggota baru dapat diterima. DAFTAR PUSTAKA
Amalia, Kartika Nur, 2016. Asuhan Keperawatan Dalam Pemenuhan Kebutuhan
Dasar Pada Bayi Ny. N Dengan Bayi Baru Lahir Normal Di Paviliun Al- Adawiyah Rumah Sakit Islam Sukapura Jakarta Utara, Jakarta : Universitas Muhammadiyah Jakarta
Kemenkes RI, 2015. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Kementrian Kesehatan