ALDY PRAYOGA
NIM : 1114160499
PENDAHULUAN
Kesehatan gigi dan mulut sebagai bagian dari kesehatan badan, ikut
gigi merupakan salah satu gangguan kesehatan gigi dan mulut. Karies gigi
terjadi akibat adanya kerusakan jaringan keras gigi yang meliputi enamel,
dentin, dan sementum. Proses kerusakan gigi ini dimulai adanya proses
Salah satu kesehatan mulut adalah kesehatan gigi. Kesehatan gigi menjadi
hal yang penting, khususnya bagi perkembangan anak. Karies gigi adalah
salah satu gangguan kesehatan gigi. Karies gigi terbentuk karena ada sisa
karies gigi pada anak masih besar yaitu 60-90%. Di Indonesia kejadian karies
gigi pada anak masih tinggi, menurut data PDGI (Persatuan Dokter Gigi
Indonesia) menyebutkan bahwa sebanyak 89% penderita karies adalah anak-
Hal ini melebihi dari target WHO yakni DMF-T hanya 1%, sehingga dapat
dikatakan bahwa Negara kita masih belum berhasil memenuhi target WHO.
Indonesia, yakni penderita karies gigi aktif meningkat sebesar 9,8% dari
43,4% pada tahun 2007 menjadi 53,2% pada tahun 2013, sedangkan penderita
pengalaman karies meningkat 5,1% dari 67,2% pada tahun 2007 naik menjadi
Data Riskesdas tahun 2013, proporsi penduduk bermasalah gigi dan mulut
ditemukan persentase nursing mouth caries (NMC) pada anak usia 2-5 tahun
kejadian NMC ini bisa disebabkan banyak faktor, salah satunya kebiasaan
Sulawesi Utara sebesar 31,6 % lebih tinggi dari presentase nasional sebesar
Hal ini bertujuan untuk membersihkan plak yang terbentuk pada gigi
berkumur. Biasakan anak menyikat gigi sesudah makan dan sebelum tidur
agar supaya kebiasaan ini akan terus dilakukan hingga dewasa nanti agar
(Achmad, 2015).
sedini mungkin. Hal ini bertujuan untuk membersihkan plak yang terbentuk
pada gigi anak. Teknik umum membuang plak adalah dengan menyikat gigi
dan berkumur serta biasakan anak menyikat gigi sesudah makan dan sebelum
tidur agar supaya kebiasaan ini akan terus dilakukan hingga dewasa nanti
untuk menjaga supaya gigi tetap sehat, maka ada beberapa hal pokok yang
tingkat kecerdasan anak, yang secara jangka panjang akan berdampak pada
Keberhasilan perawatan gigi anak tidak lepas dari kerja sama antara
pemahaman yang lebih baik kepada anak tentang apa yang baik untuk
perawatan gigi anak dan orang tua sebagai motivator yang akan selalu
penelitian ini adalah : Hubungan peran orang tua terhadap kebersihan gigi dan
Mengetahui hubungan peran orang tua terhadap kebersihan gigi dan mulut
mengenai perawatan kebersihan gigi dan mulut dengan kejadian karies gigi
TINJAUAN PUSTAKA
struktur bervariasi dan banyak fungsi. Fungsi utama dari gigi adalah untuk
terdiri dari tiga bagian : kepala, leher, akar. Gigi yang sehat tampak putih,
lainnya strukturnya berlapis mulai dari email yang amat keras, dentil
2010 :
1. Pengunyahan
2. Berbicara
tertentu seperti hutuf T, V, F, D, dan S. tanpa gigi, bunyi huruf ini tidak
terasa sempurna.
3. Estetik
1. Email
2. Dentin
3. Pulpa
4. Sementum
terdapat pada mulut yaitu gigi seri (ada delapan buah), gigi taring (ada
empat buah), gigi geraham kecil (ada delapan buah) dan gigi geraham
besar (ada dua belas buah). Bentuk dan fungsi gigi menurut tarwoto dkk,
(2009):
1. Gigi seri
Jumlah ny ada 8 buah, yaitu empat buah gigi seri atas dan empat
terletak di sudut mulut, bentuk mahkotanya runcing dan akar gigi taring
Jumlahnya ada delapan buah, empat buah di atas dan empat buah
Letaknya di belakang gigi taring, akar gigi geraham kecil semua satu,
kecuali yang atas depan memiliki dua akar. Gigi geraham kecil
Jumlahnya dua belas buah, enam buah di atas dan enam buah di
bawah. Gigi geraham besar terletak di belakang gigi geraham kecil, tiga
buah sisi permukaannya lebar dan bertonjol, gigi geraham besar bawah
akarnya dua dan yang atas memiliki tiga akar, gigi geraham terakhir
makanan.
gigi yang terasa saat saraf gigi teriritasi yang di sebabkan oleh berbagai
masalah gigi. Gigi merupakan salah satu alat pencernaan yang bertugas
sempurna. Oleh sebab itu kesehatan gigi sangatlah penting (Tri Enrik
kuman yang tak terbentuk, kenyal dan lengket yang terkumpul pada
gigi, di atas dan di bawah gusi. Jika plak tidak di bersihkan, kuman plak
2. Hipersensitifitas Gigi
Merupakan rasa nyeri pada gigi atau terjadinya bengkak pada gigi
ataupun gusi. Sering terjadi pada gigi geraham, pada gigi bawah
maupun gigi atas. Gangguan pada gigi ini biasanya di sebut juga
gusi menyusut dan membentuk kantong di anatara gigi dan gusi. Ini
perangkap kantong karang gigi plak dan juga sisa-sisa makanan yang
orang dewasa.
4. Gigi Berlubang
berlubang.
Plak merupakan masalah bagi mulut dan tidak terlihat oleh mata. Plak
endapan garam mineral yang keras. Plak muncul sebagai substansi yang
lembut dan lengket yang melekat pada gigi seperti selai yang melekat di
bakteri dalam mulut, terakumulasinya bakteri dan sisa makanan. Jika tidak
substrat, sebagai factor tambahan yaitu waktu. Factor sekunder lain yang
penting adalah praktik hygiene oral, aliran saliva. Karies gigi adalah
gigi dan mulut atau tidak pernah sama sekali memeriksa kesehatan gigi
(Listonio, 2013).
Mulut kita penuh akan bakteri yang terdapat pada gigi dalam bentuk
plak, yang berasal dari saliva, maupun yang berasal dari sisa makanan.
Disini, bakteri tersebut memakan sisa makanan yang tertinggal pada gigi,
kelapisan denin dan sampai kerongga pulpa dan gigi, sehingga dapat
menghancurkan lapisan denin dan pulpa serta dapat mematikan saraf pada
Menurut tanda dan gejala karies gigi( Tarigan 2004 dalam Solikin
f. Timbul rasa sakit jika terkena air dingin, dan kemasukan makanan
sedini mungkin sehingga karies gigi dapat dicegah agar tidak sampai
gigi. Teknik dan metode yang dapat dilakukan di sekolah terkait dengan
kesehatan gigi dan mulut karena pada usia sekolah dasar merupakan awal
menjaga kesehatan gigi dan mulut agar tetap sehat adalah dengan melatih
setelah makan di pagi hari dan sebelum tidur malam. Menyikat gigi
dengn cara memasuki struktur gigi dan mengganti mineral yang hilang
akibat pengaruh asam, proses ini di sebut reminelisasi. Potter dan Perry
email gigi.
siang dan malam sebelum tidur, atau minimal 2x sehari setelah makan
Pagi hari setelah sarapan, dan malam sebelum tidur adalah waktu
yang tepat untuk menyikat gigi, karena air liur tidak banyak keluar pada
menjadi kurang sehingga resiko anak terkena penyakit gigi dan mulut
6. Tingkat ekonomi
hidup dalam kemiskinan menderita karies gigi dua kali lebih banyak
radang pulpa.
ketebalan email.
2. Karies moderat yaitu karies yang mengenai lebih dari setengah
4. Karies parah yaitu karies yang mengenai lebih dari setengah jarak ke
atas lima bagian berdasarkan permukaan gigi yang terkena karies gigi
yaitu:
1. Kelas I adalah karies yang terdapat pada bagian oklusal (ceruk dan
fissure) dari gigi premolar dan molar (gigi posterior) dan dapat juga
2. Kelas II adalah karies yang terdapat pada bagian aproximal dari gigi-
gigi molar atau premolar yang umumnya meluas sampai bagian oklusal.
3. Kelas III adalah karies yang terdapat pada bagian aproximal dari gigi
4. Kelas IV adalah karies yang terdapat pada bagian aproximal dari gigi-
2.2.1. Pengertian
tangga dan sebagai pencari nafkah untuk keluarganya, dan posisi ibu
keadaan sosial baik dari dalam suatu sistem. maupun luar yang bersifat
1. peran formal
tugas pokok sebagai pengasuh anak. jika salah satu anggota keluarga
2. peran informal
berbeda, tidak terlalu didasarkan pada usia, jenis kelamin dan lebih
Keluarga dengan orang tua lengkap dengan (ayah dan ibu) akan
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anggota keluarga
terutama anak, dimana anggota keluarga dengan adanya ayah dan ibu
mengenal salah satu sosok orang tua sehingga anggota keluarga atau
keadaan.
dengan masalah sehat ataupun sakit. Peran ibu disini adalah sebagai
(Prihantina P, 2014).
kepada anak agar anak dapat memelihara kebersihan gigi dan mulutnya.
Selain itu orang tua juga mempunyai peran yang cukup besar di dalam
mencegah terjadinya aku- mulasi plak dan terjadinya karies pada anak.
mulut anak. Pengeta- huan tersebut dapat diperoleh secara alami maupun
faktor predisposisi dari perilaku yang tidak mendukung kesehatan gigi dan
dengan orang tua atau pengasuh mereka, khususnya ibu. Hal inilah yang
telah melihat ada kelainan pada gigi anaknya. Rasa khawatir tersebut dapat
di- tanggulangi dengan cara mempersiapkan para calon ibu, dan para ibu
huan para ibu mengenai kelainan-kelainan pada gigi dan mulut anak yang
Gosok gigi adalah cara paling mudah untuk menjaga kesehatan gigi
gosok gigi. Terdapat cara-cara untuk menggosok gigi dengan baik dan
a. Ambil sikat dan pasta gigi, peganglah sikat gigi dengan cara sendiri
b. Sikat gigi (gigi depan dengan cara menjalankan sikat gigi pelan-pelan
dan naik turun. Kenapa harus pelan-pelan karena biasanya orang yang
berdarah.
c. Langkah selanjutnya gosok bagian gigi sebalah kanan dan kiri. Cara
perlahan dengan irama naik turun. Jika susah mengosok naik turun
bisa menggosok biasa namun dengan durasi lebih lama, karena
d. Setelah selesai menggosok area gigi bagian kanan, kiri dan depan,
namun kotoran tak ada yang tertinggal karena biasanya plak kuning
terjadi di area ini jika gosok giginya tidak bersih. Caranya, gunakanan
ujung bulu sikat untuk menjangkau area gigi geraham dengan sedikit
menegakan lurus sikat gigi, lalu sikat gerakkan sikat keatas kebawah.
dilihat secara fisik, anak tunarungu tidak berbeda dengan anak normal,
dua katagori yaitu tuli (deaf) dan kurang dengar (low of hearing). Tuli
tetapi masih dapat berfungsi untuk mendengar, baik dengan mampu tanpa
mereka sulit untuk belajar tentang kata dan suara sehingga sulit pula untuk
berikut: (1) Keturunan, kedua atau salah satu dari orangtua mengalami
hamil.
2. Faktor eksternal
penyebab lainnya.
faktor, yaitu :
a. salah satu atau kedua orang tua anak menderita tunarungu atau
lain.
lain-lain.
1. Tingkat I
2. Tingkat II
Kehilangan kempuan mendengar antara 55-69 dB, penderita
3. Tingkat III
4. Tingkat IV
1. Segi fisik
a. Cara berjalannya agak kaku dan cenderung membukuk
b. Pernapasanya pendek
2. Segi bahasa
abstrak (idiomatik)
sebenarnya pada diri anak tuna rungu ada garis khayal dalam
dengan jari
1. Terapi Visual
biarkan juga anak melangkah tanpa alat bantu dengan dan putar
kosa kata. Lebih dari itu musik dapat memberikan terapi pada
3. Terapi Bermain
4. Terapi Wicara
Penyandang tunarungu biasanya berhubungan erat dengan
Tunarungu
sebagai berikut:
berbagai hal. Hal tersebut akan membawa anak ke arah yang lebih baik
kata
BAB 3
pembuatan kerangka teori adalah dari paparan satu atau lebih teori yang
dirumuskan oleh peneliti sesudah membaca berbagai teori yang ada kemudian
penelitinya (Wibowo, 2014). Kerangka konsep dari peneliti ini dapat dilihat pada
skema berikut :
keterangan : : Diteliti
: Tidak diteliti
3.3. Hipotesis penelitian
H0 :Ada pengaruh antara peran orang tua tentang perawatan gigi terhadap
H1 :Tidak ada pengaruh antara peran orang tua tentang perawatan gigi
METODE PENELITIAN
dan hanya satu kali pada satu saat. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
N
Rumus : n =
1+ Nd ²
Keterangan :
n = Jumlah Sampel
N = Jumlah Populasi
Jadi :
122
n= =54,9549=60
1+122(0,1) ²
menggunakan 60 responden.
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang akan
inklusi dan eksklusi untuk menentukan dapat atau tindakannya sampel tersebut
3. Orang tua dengan anak yang mengalami karies gigi dan tidak
b. Kriteria ekslusi
dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sampel dilakukan
segi waktu, tenaga, dana dan jumlah populasi yang sangat banyak. Maka
sebagai berikut:
(Notoatmodjo, 2010).
bebas. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah terjadinya karies gigi.
c. Gigi nampak
berkapur, coklat
kehitaman yang
telah mendekati
atau telah
mencapai pulpa
sehingga terjadi
peradangan
pada pulpa
2. Tidak mengalami
karies gigi
a. Warna gigi
putih bersih
b. Tidak terdapat
lubang
berwarna
berkapur coklat
atau kehitaman
1. Data Primer
Tanah Bumbu tahun 2020 untuk mengetahui Peran orang tua di SLB
2. Data Sekunder
2020.
dilaksanakan,sebagai berikut :
1.Persiapan penelitian
a. Persiapan penelitian diawali setelah diberikan ijin untuk melakukan
penelitian.
penelitian dilaksanakan.
2. Tahap penelitian
Setelah mendapat surat pengantar dari STIKes Darul Azhar
berikut :
2020.
1. Editing
dahulu oleh peneliti untuk menghindari kesalahan atau hal yang masih
2. Cooding
Kode 1 : Baik
3. Transferring
Mentrasfer atau memasukkn data yang telah kumpulkan kedalam
SPSS. Data yang ada disusun dalam bentuk table atau grafik distribusi
2013).
4. Tabulating
100% : Seluruhnya
50% : Setengahnya
0% : Tidak satupun
dan persentase dari tiap variabel. Variabel dalam penelitian ini meliputi
karies gigi).
Square yang bertujuan untuk mengetahui ada tidak nya pengaruh atau
X 2 =∑ ¿ ¿ ¿
Keterangan :
𝑥2 : Uji chi-square
𝑓𝑜 ∶ Frekuensi Observasi
1. Informed Consent
lembar persetujuan.
nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode
disajikan.
3. Confidentiality (kerahasiaan)
hasil riset.
DAFTAR PUSTAKA
Asmaul, h.2017. Peranan orang tua dan perilaku anak dalam menyikat gigi dengan kejadian
karies anak. Diakses dari http://ejournal.poltekkes-pontianak.ac.id
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Yogyakarta: Rineka Cipta.
Amirin, T., 2011, Populasi Dan Sampel Penelitian 4: Ukuran Sampel Rumus Slovin, Erlangga,
Jakarta..
Avi, D. (2017). Pemberian Motivasi Orang Tua Dalam Menggosok Gigi Pada Anak Usia
Prasekolah Terhadap Timbulnya Karies Gigi.Diakses dari http://jurnal.strada.ac.id
Chandra, S. (2017). Hubungan peran orang tua dengan kejadian karies gigi
pada anak prasekolah di tk karta rini sleman yogyakarta.
Darsini, 2014. Pengaruh peran orang tua tentang perawatan gigi terhadap terjadinya karies
dentis pada anak pra sekolah. Diakses dari https://docplayer.info
Darsini. (2017). Pengaruh peran orang tua tentang perawatan gigi terhadap terjadinya karies
dentis pada anak pra sekolah.
Dinkes kota surabaya. 2015. Profil kesehatan kota surabaya tahun 2015. Seleksi pelayanan
kesehatan. Surabaya. Tersedia di http://www.depkes.go.id
Friedman, M. 2010. Buku ajar keperawatan keluarga : riset, teori, dan praktek. Edisi ke-5.
Jakarta: egc.
Gofur, abdul, 2012. Buku pintar kesehatan gigi dan mulut, yogyakarta.
Hanum, F. (2015). Hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang karies dan peran
ibu dalam mencegah karies pada anak tunagrahita.
Hermawan, (2015). Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut
anak usia prasekolah di pos paud perlita vinolia kelurahan mojolangu
Houwink dkk, (2008). Ilmu kedokteran gigi pencegahan. Gadjah mada University press
yogyakarta indonesia. Yogyakarta
Hidayat. 2009. Metode penelitian keperawatan dan analisa data. Jakarta: Salemba Medika.
Kozier, barbara, dkk. (2010). Buku ajar fundamental keperawatan: konsep, proses dan praktik,
edisi 7, volume 1. Jakarta : egc
Kidd eam., & Bechal, (2008). Sj. Dasar-dasar karies: penyakit dan penanggulanganny. Egc.
Jakarta
Leeson C., & Roland. (2007). Buku ajar histologi. Edisi 5. Egc.jakarta
Lstiono B, (2013). Kesehatan gigi dan mulut, skrips. Gadjah Mada University Press yogyakarta
indonesia Yogyakarta
Marcia. (2015). The relationship between methamphetamine use and dental caries and missing
teeth.
Mirna, D. (2014). Insidensi karies gigi pada anak usia prasekolah di tk merahmandiangin
martapura periode 2012-2013.
Mustofa, B. (2016). Dasar-dasar pendidikan anak pra sekolah : yogyakarta. Penerbit parama
ilmu
Widayati, N, 2014. faktor yang berhubungan dengan karies gigi pada anak usia 4–6 tahun
potter, p. 2005. Buku ajaran fundamental keperawatan konsep, proses dan praktik.jakarta: egc.
Potter dan Perry. (2010). Buku ajar fundamental keperawatan konsep, proses dan praktek.edisi 4
volume 2.egc.jakarta
Pratiwi, donna. (2009). Gigi sehat-merawat gigi sehari-hari. Jakarta : pt. Kompas media
nusantara
Rohmawati. (2015). Hubungan pengetahuan dan perilaku menggosok gigi dengan kejadian
karies gigi tahun 2015 di studi pada siswa sd yos sudarso dan sdn 02 desa sungai
ayak kecamatan belitang hilir kabupaten sekadau.diakses
http://repository.unmuhpnk.ac.id
Ramadhan., Gilang., & Ardyan, (2010). Serba serbi kesehatan gigi dan mulut. Bukune. Jakarta
Rizki p, 2017. Hubungan tindakan menggosok gigi dengan tingkat keparahan karies gigi pada
anak usia sekolah dasar di sd negri kembaran kecamatan kembaran. Diakses dari
http://repository.ump.ac.id
Riyanti, E. 2013. Hubungan pendidikan penyikatan gigi dengan tingkat kebersihan gigi dan
mulut siswa-siswi sekolah dasar islam terpadu (sdit) imam bukhori. Skripsi.
Universitas padjajaran. Bandung. Diakses http:// repository.unpad.ac.id
Sher, A. (2015). Prevalence of early childhood caries among preschool children in dawadmi
saudi Arabia.
Situmorang N. (2007). Dampak karies gigi dan penyakit periodontal terhadap Kualitas hidup.
Solikin, (2013).Hubungan tingkat pengetahuan orang tua tentang kesehatan gigi dan mulut
dengan kejadian karies gigi pada anak prasekolah di tk 01 pertiwi karangbangun
karanganyar.
Sugiyono. 2014.Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif Dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta, CV.
Tarwoto dkk, (2009). Anatomi dan fisiologi untuk mahasiswa keperawatan.cv. Trans info media.
Jakarta
Virda, R. (2017). Hubungan peran ibu dengan perkembangan anak usia prasekolah. Diakses
dari http://repo.stikesicme-jbg.ac.id.pdf