Anda di halaman 1dari 74

PROPOSAL PENELITIAN

PENGARUH LINGKUNGAN SOSIAL TERHADAP PRILAKU


MEROKOK PADA REMAJA LAKI-LAKI DI
SMKN 1 SIMPANG EMPAT
TAHUN 2020

M USMAN RAMADAN
NIM.1114160514

PRODI STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DARUL AZHAR
BATULICIN
2020
PROPOSAL PENELITIAN
PENGARUH LINGKUNGAN SOSIAL TERHADAP PRILAKU
MEROKOK PADA REMAJA LAKI-LAKI DI
SMKN 1 SIMPANG EMPAT
TAHUN 2020

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh


Gelar S1 Keperawatan Program Studi Ilmu Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Darul Azhar

Disusun Oleh :
MUHAMMAD USMAN RAMADAN
NIM. 1114160514

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DARUL AZHAR


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN (S1)
BATULICIN
2020

i
HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi dengan judul “Pengaruh Lingkungan Sosial Terhadap Prilaku Merokok


Pada Remaja Laki-Laki Di Smkn 1 Simpang Empat” ini telah disetujui untuk
diseminarkan pada :

Hari :
Tanggal :
Jam :
Tempat :

Mengetahui,

Pembimbing I Pembimbing II

Ritna Udiyani, S.Kep.,Ns.,M.Kep Farhandika Putra, S.Kep.,Ns., M.Kep


NIDN : 11 31128701 NIDN : 1107068701

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

atas kesempatan dan kekuatan yang diberikan sehingga peneliti dapat

menyelesaikan proposal dengan judul “Pengaruh Lingkungan Social Terhadap

Prilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki Di SMKN 1 Simpang Empat” dalam

rangka untuk memenuhi persyaratan memperoleh derajat Strata 1 Keperawatan

STIKes Darul Azhar Batulicin Kabupaten Tanah Bumbu.

Peneliti menyadari bahwa penyusunan proposal ini tidak akan berhasil

sesuai yang diharapkan tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk

itu dalam kesempatan ini dengan segala kerendahan hati peneliti mengucapkan

terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. dr. H. M. Zairullah Azhar M.Sc, selaku Ketua Yayasan Darul Azhar Bersujud

Kabupaten Tanah Bumbu yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk

menuntut ilmu di Program Studi S1 Keperawatan STIKes Darul Azhar

Batulicin Kabupaten Tanah Bumbu.

2. DR. Ir. H. Budi Santoso, MS. selaku Ketua STIKes Darul Azhar Batulicin

Kabupaten Tanah Bumbu yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk

menuntut ilmu di Program Studi S1 Keperawatan STIKes Darul Azhar

Batulicin Kabupaten Tanah Bumbu..

3. Herdy Juniawan, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku Wakil Ketua I Bidang Akademik

dan Kemahasiswaan STIKes Darul Azhar Batulicin Kabupaten Tanah Bumbu.

iii
4. Amrullah Anggu, S.Pd.MM selaku Wakil Ketua 2 Bidang Administrasi umum

yang telah membantu peneliti untuk menuntut ilmu dengan beasiswa Bidik

Misi di Program Studi S1 Keperawatan STIKes Darul Azhar Batulicin

Kabupaten Tanah Bumbu.

5. Ritna Udiyani, S.Kep., Ns., M. Kep selaku pembimbing 1 yang telah banyak

memberikan pengarahan, pemikiran dan perhatian dalam menyelesaikan

Proposal ini.

6. Farhandika Putra, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku pembimbing 2 yang telah banyak

memberikan pengarahan, pemikiran dan perhatian dalam menyelesaikan

proposal ini.

7. Seluruh dosen dan staf Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Darul Azhar

Batulicin Kabupaten Tanah Bumbu yang telah banyak memberikan dukungan

dan bimbingan selama peneliti mengukuti pendidikan.

8. Kedua orang tua, saudara dan keluarga besar penulis yang telah memberikan

dukungan material maupun spiritual.

Peneliti menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari sempurna dan

banyak terdapat kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran

yang menunjang perbaikan dan kesempurnaan proposal ini. Akhirnya peneliti

berharap semoga proposal ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Batulicin, 19 Maret 2020

Penulis

iv
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN.......................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................. iii
DAFTAR ISI.................................................................................................. v
DAFTAR SKEMA ........................................................................................ vii
DAFTAR TABEL.......................................................................................... viii
DAFTAR SINGKATAN .............................................................................. ix
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................. x
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................... 6
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................... 6
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................. 6
1.5 Keaslian Penelitian ................................................................. 7
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Remaja....................................................................... 9
2.2 Konsep Lingkungan Sosial...................................................... 17
2.3 Konsep Prilaku merokok......................................................... 20
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN
3.1 Kerangka Teori............................................................................ 30
3.2 Kerangka Konsep......................................................................... 31
3.3 Hipotesis Penelitian .......................................................................32
BAB 4 METODE PENELITIAN
4.1 Waktu dan Tempat Penelitian ................................................. 33
4.2 Desain Penelitian...................................................................... 33
4.3 Populasi, Sampel, dan Sampling ............................................. 34
4.4 Variabel Penelitian .................................................................. 36
4.5 Definisi Operasional ................................................................ 36

v
4.6 Instrumen Penelitian ............................................................... 37
4.7 Uji Validitas & Realibilitas...................................................... 38
4.8 Prosedur Pengumpulan Data ................................................... 40
4.9 Pengolahan Data....................................................................... 41
4.10Analisa Data ............................................................................ 43
4.11Etika Penelitian ........................................................................ 44

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vi
DAFTAR SKEMA

Skema 3.1 Kerangka Teori........................................................................... 30


Skema 3.2 Kerangka Konsep........................................................................ 31

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian....................................................................... 7


Tabel 4.1 Definisi Operasional .................................................................. 3
6
Tabel 4.2 Indikator Kisi-Kisi Kusioner Prilaku Merokok.......................... 3
7...................................................................................................
Tabel 4.3 Indikator Kisi-Kisi Kusioner Lingkungan Sosial....................... 38
.....................................................................................................

viii
DAFTAR SINGKATAN

KEMINFO : Kementrian Komunikasi dan Informatika


SMKN : Sekolah Menengah Kejuruan Negeri
KEMENKES : Kementrian Kesehatan
STIKes : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
SPSS : Software Product and Service Solution
WHO : World Healt Organization

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Jadwal Kegiatan Penelitian


Lampiran 2 : Permohonan Kesediaan Menjadi Responden
Lampiran 3 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 4 : Kuesioner Lingkungan Sosial
Lampiran 5 : Kuesioner Prilaku Merokok
Lampiran 6 : Surat Izin Pengambilan Data Awal
Lampiran 7 : Surat Balasan Izin Pengambilan Data Awal
Lampiran 8 : Lembar Konsultasi Bimbingan Proposal
Lampiran 9 : Syarat-syarat Persetujuan Ujian Proposal T.A 2020/2021
Lampiran 10 : Surat Persetujuan Seminar Proposal T.A 2020/2021

x
xi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Merokok adalah suatu kebiasaan menghisap rokok yang dilakukan

dalam kehidupan sehari-hari, merupakan suatu kebutuhan yang tidak bisa

dihindari bagi orang yang mengalami kecenderungan terhadap rokok.

Rokok merupakan salah satu bahan adiktif artinya dapat menimbulkan

ketergantungan bagi pemakainya. Sifat adiktif rokok berasal dari nikotin

yang dikandungnya. Setelah seseorang menghirup asap rokok, dalam 7

detik nikotin akan mencapai otak (Soetjiningsih, 2017).

Bahaya rokok sudah banyak diketahui, tetapi masih banyak remaja

yang menjadi perokok aktif. Kebiasaan merokok umumnya dilakukan pada

saat usia remaja, kebiasaan tersebut sebanyak 47% pada remaja usia 11-15

tahun adalah populasi laki-laki, sedangkan 12% adalah populasi wanita

(Caldwell, 2019).

Saat ini Indonesia menghadapi ancaman serius akibat meningkatnya

jumlah perokok, prevalensi perokok laki-laki di Indonesia merupakan yang

tertinggi di dunia dan diprediksi lebih dari 97 juta penduduk Indonesia

terpapar asap rokok (Riskesdas, 2013). Kecenderungan peningkatan

prevalensi merokok terlihat lebih besar pada kelompok anak-anak dan

remaja, Riskesdas 2018 menunjukan bahwa terjadi peningkatan prevalensi

merokok penduduk usia 18 tahun dari 7,2% menjadi  9,1%.

1
2

Kajian Badan Litbangkes Tahun 2015 menunjukkan Indonesia

menyumbang lebih dari 230.000 kematian akibat konsumsi produk

tembakau setiap tahunnya. Globocan 2018 menyatakan, dari total kematian

akibat kanker di Indonesia, Kanker paru menempati urutan pertama

penyebab kematian yaitu sebesar 12,6%. Berdasarkan data Rumah Sakit

Umum Pusat Persahabatan 87% kasus kanker paru berhubungan dengan

merokok. Dalam berbagai riset, diketahui bahwa faktor risiko penyakit

tidak menular (PTM) utama yang bisa dicegah bersama adalah perilaku

buruk merokok.

Data terbaru Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM)

yang diterbitkan pada tahun 2016, prevalensi Hipertensi di Kalimantan

Selatan yang paling tinggi dengan mencapai angka 38,60% dari semua

penduduk yaitu kabupaten Tanah Bumbu. Tingginya prevalensi hipertensi

ini disebabkan salah satunya yaitu kebiasaan merokok yang bermula pada

saat remaja.

Secara lebih spesifik, sebuah penelitian di Jepang mengungkapkan,

merokok sangat erat sekali hubungannya dengan pengaruh teman, pengaruh

orang tua, lingkungan sekolah, dan uang saku. Banyak penelitian yang

memperkuat pernyataan tersebut. Dalam sebuah penelitiannya, Shiramizu

mendapatkan suatu kesimpulan bahwa seseorang dapat menjadi perokok

jika ia mempunyai teman yang merokok. Bahkan ada sebuah penelitian lain

yang menghasilkan kesimpulan bahwa remaja yang temannya merokok


3

memiliki resiko delapan kali lebih besar untuk ikut merokok dibanding

remaja yang memiliki teman tidak merokok (Megawati, 2016).

Merokok merupakan masalah yang belum dapat terselesaikan hingga

saat ini. Diberlakukannya kebijakan dan peraturan yang tegas terhadap

rokok ini seharusnya membuat perilaku merokok di kalangan remaja

semakin berkurang, namun kenyataannya tidak demikian dan cenderung

sebaliknya. Kenyataannya pada hasil Riskesdas terakhir 2018 membuktikan

angka semakin tinggi penggunaan rokok. Merokok sudah melanda berbagai

kalangan masyarakat di Indonesia, dari anak-anak sampai orang tua, laki-

laki maupun perempuan (Pusat Promkes Kemkes RI, 2018).

Perilaku remaja yang sudah mulai aktif merokok ini dipengaruhi oleh

banyak faktor. Perilaku merokok dimulai dengan adanya rokok pertama.

Studi Mirnet mengatakan bahwa perilaku merokok diawali oleh rasa ingin

tahu dan pengaruh teman sebaya. Remaja mulai merokok terjadi akibat

pengaruh lingkungan sosial. Modelling (meniru perilaku orang lain)

menjadi salah satu determinan dalam memulai perilaku merokok (Nasution,

2017). Oskamp dalam Nasution (2017) menyatakan bahwa setelah mencoba

rokok pertama, seorang individu menjadi ketagihan merokok, dengan

alasan-alasan seperti kebiasaan, menurunkan kecemasan, dan mendapatkan

penerimaan. Mirnet dalam Nasution (2017) juga menambahkan bahwa dari

survei terhadap para perokok, dilaporkan bahwa orang tua dan saudara yang

merokok, rasa bosan, stres dan kecemasan, perilaku teman sebaya

merupakan faktor yang menyebabkan keterlanjutan perilaku merokok pada


4

remaja. Alamsyah (2019) dalam penelitiannya menyebutkan faktor- faktor

yang berpengaruh terhadap perilaku merokok pada remaja diantaranya

adalah pengetahuan remaja terhadap rokok, pengaruh lingkungan sosial,

sarana dan prasarana yang tersedia dan alasan psikologis. Faktor-faktor ini

mampu mempengaruhi perilaku merokok pada remaja karena masa remaja

adalah masa yang rawan oleh pengaruh-pengaruh negatif. Remaja lebih

meniru kepada apa yang dia lihat atau dia dengar dari orang lain. Pada masa

ini remaja menghadapi konflik tentang apa yang mereka lihat dan apa yang

mereka pandang tentang struktur tubuh yang ideal (Wong, dkk, 2019).

Merokok dapat mengakibatkan hipertensi akibat zat-zat kimia yang

terkandung di dalam tembakau yang dapat merusak lapisan dalam dinding

arteri, sehingga arteri lebih rentan terjadi penumpukan plak

(arterosklerosis). Hal ini terutama disebabkan oleh nikotin yang dapat

merangsang saraf simpatis sehingga memacu kerja jantung lebih keras dan

menyebabkan penyempitan pembuluh darah, serta peran karbon monoksida

yang dapat menggantikan oksigen dalam darah dan memaksa jantung

memenuhi kebutuhan oksigen tubuh (Setyanda, 2015).

Setiap individu mengalami perkembangan dan salah satu hal yang

mempengaruhi masa perkembangan adalah keluarga dimana individu

bertumbuh dan berkembang. Bagaimana anak berperilaku tidak lepas dari

bagaimana orangtua memperlakukan mereka. Keluarga merupakan

masyarakat terkecil tetapi justru memilki kompleksitas dari kehidupan.

Keluarga merupakan lembaga social pertama dan utama bagi anak dan
5

remaja, artinya untuk pertama kalinya anak melakukan sosialisasi nilai

dalam hidup, sehingga keluarga terutama orangtua sangat berpengaruh pada

pembentukan perilaku anak (Helmi, 2018).

Perilaku merokok merupakan perilaku yang dipelajari, sehingga perlu

ada agen sosialisasi dalam proses munculnya perilaku tersebut, dan

lingkungan merupakan faktor penting yang pertama kali memperkenalkan

remaja terhadap perilaku merokok. Aktivitas merokok yang ada di

lingkungan menstimulasi remaja untuk mencoba hal yang sama agar dapat

diterima sebagai anggota dari lingkungan tersebut (Cahyani, 2015).

Mengingat banyaknya dampak yang ditimbulkan dari perilaku

merokok, seharusnya konsumsi rokok pada remaja semakin menurun, tetapi

tidak begitu pada kenyataannya. Dalam kondisi di lapangan peneliti masih

menjumpai beberapa siswa yang kedapatan merokok berjumlah 10 orang

siswa SMK di Simpang Empat khususnya di SMK Negeri 1 Simpang

Empat merokok bahkan di lingkungan sekolah dan pada jam sekolah.

Berdasarkan terdapat beberapa faktor yang mendorong prilaku

merokok pada remaja, salah satu faktor terpenting adalah faktor lingkungan

sehingga peneliti tertarik untuk meneliti Pengaruh lingkungan Sosial

terhadap perilaku merokok pada remaja.


6

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah

dalam penelitian ini adalah “apakah ada pengaruh ingkungan sosial

terhadap prilaku merokok pada remaja laki-laki di SMK Negeri 1 Simpang

Empat”.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh lingkungan social terhadap prilaku

merokok pada remaja laki-laki di SMKN 1 Simpang Empat.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi lingkungan sosial remaja di SMKN 1 Simpang

Empat.

2. Mengidentifikasi perilaku merokok pada remaja di SMKN 1 Simpang

Empat.

3. Menganalisis pengaruh lingkungan sosial terhadap perilaku merokok

pada remaja laki-laki di SMKN 1 Simpang Empat.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Responden

Menambah wawasan dan pengetahuan tentang pengaruh lingkungan

sosial terhadap prilaku merokok pada remaja.


7

1.4.2 Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan pembelajaran dan

pengetahuan lebih dalam mengenai pengaruh lingkungan sosial terhadap

prilaku merokok pada remaja laki-laki di SMKN 1 Simpang Empat.

1.4.3 Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini dapat menambah pengetahuan secara teorotis bagi teori

keperawatan mengenai pengaruh lingkungan sosial terhadap prilaku

merokok pada remaja laki-laki di SMKN 1 Simpang Empat.

1.5 Keaslian Penelitian

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

Persamaan(Metode: Perbedaan (Metode :


sampel, variabel, desain,sampel variebel,
No Judul, penulis, Tahun
instrumen, analisis instrumen, analisi dan
dan hasil penelitian) hasil penelitian)

1. Gambaran perilaku merokok 1. Instrumen 1. Metode deskriptif


pada remaja laki-laki, (koesione) 2. Sampel 50 responden
Misbakhul Munir 2. Variable dependen 3. Variable independen
(2019) (prilaku merokok) (lingkungan social)

2. Dukungan sosial dan 1. Rancangan cross 1. Sampel 47 responden


perilaku merokok pada sectional 2. Variabel independen
remaja di smk 2. Instrument (lingkungan social)
muhammadiyah bangunjiwo (koesioner)
kasihan bantul Yogyakarta, 3. Variable dependen
Siti Hasanah, (prilaku merokok)
Gani Apriningtyas Budiyati
(2019)

3. Analisis lingkungan sosial 1. Rancangan cross 1. Sampel 214 responden


terhadap perilaku merokok sectional 2. Variable dependen
remaja Di kecamatan 2. Variable independen (prilaku merokok)
pangarengan kabupaten (lingkungan
sampan Madura,
Diah Wijayanti Sutha,
(2016)
8

4. The effect of structural and 1. Rancangan cross 1. Sampel 157 responden


functional social sectional 2. Variable independen
relations on smoking among 2. Variabel dependen (lingkungan social)
adolescents – data from (prilaku merokok)
HBSC Greenland 2018,
Stina Kaarde Hansen ,
Lykke Aviaaja Birkemose
Holm, Birgit Volmer-Larsen
Niclasen & Christina
Schnohr (2018)
5. The importance of social 1. Instrument 1. Sampel 480 responden
environment in preventing Kuesioner 2. variable dependen
smoking: an analysis of the 2. Variabel independe (lingkungan
Dead Cool intervention, (prilaku merokok) social)
Jennifer Badham, Helen
mcaneney,
Laura Dunne,
Frank Kee, Allen Thurston
and Ruth F Hunter (2019)
2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Remaja

2.1.1 Definisi Remaja

Masa remaja merupakan periode terjadinya pertumbuhan dan

perkembangan yang pesat baik secara fisik, psikologis, maupun

intelektual. Menurut WHO, remaja adalah penduduk dalam rentang usia

10-19 tahun, menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 2014

tahun 2014, remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-18

tahun dan menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana

(BKKBN) rentang usia remaja adalah 10-24 tahun dan belum menikah

(Kemenkes RI, 2015).

Remaja, dalam bahasa aslinya artinya disebut dengan Adolescence,

yang artinya tumbuh atau tumbuh untuk mencapai kematangan. Masa

remaja berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi

wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria (Triningsih, 2017).

Masa remaja adalah masa peralihan, ketika individu tumbuh dari masa

anak-anak menjadi individu yang memiliki kematangan. Pada masa tersebut

, ada dua hal penting yang menyebabkan remaja melakukan pengendalian

diri. Dua hal tersebut adalah, pertama, hal yang bersifat eksternal, yaitu

adanya perubahan lingkungan, dan yang kedua adalah bersifat internal, yaitu

karakteristik didalam diri remaja yang membuat remaja lebih relatif lebih
10

bergejolak dibandingkan dengan masa perkembangan lainnya (Storm and

stress period) (Nessi, Maryamah & Willa., 2018).

2.1.2 Tahap Perkembangan Remaja

Dalam proses penyesuaian diri menuju kedewasaan, ada tiga tahapan

perkembangan remaja menurut Abrori (2014), yaitu :

1. Early Adolescence (12-14 tahun)

Pada tahap ini remaja masih bingung akan perubahan-

perubahan yang terjadi pada tubuhnya sendiri dan dorongan yang

menyertai perubahan itu. Mereka mengembangkan pikiran baru, cepat

tertarik pada lawan jenis dan mudah terangsang secara erotis. Hal ini

menyebabkan pada remaja awal sulit mengerti dan dimengerti oleh

orang dewasa.

2. Middle Adolescence (15-18 tahun)

Pada tahap ini remaja sangat membutuhkan teman. Ia merasa

senang apabila banyak teman yang menyukai dan terdapat

kecenderungan narcistic yaitu mencintai diri sendiri dengan menyukai

teman-teman yang mempunyai sifat yang sama dengan dirinya. selain

itu berada dalam kondisi kebingungan karena ia tidak tahu harus

memilih yang sama, peka atau tidak peduli, ramai-ramai atau sendiri,

optimis atau pesimis, idealis atau materialistis dan sebagainya. Remaja

pria harus membebaskan diri dari oedipoes complex (perasaan cinta

pada ibu sendiri pada masa kanak-kanak) dengan mempererat

hubungan kawan dari lain jenis.


11

3. Late Adolescence (19-21 tahun)

Tahap ini adalah masa konsodilasi menuju periode dewasa dan

ditandai dengan pencapaian lima hal di bawah ini :

a. Minat yang mantap terhadap fungsi-fungsi intelek

b. Egonya mencapai kesempatan untuk bersatu dengan orang lain

dan dalam pengalaman-pengalaman baru

c. Terbentuk identitas seksual yang tidak akan berubah lagi

d. Egosentrisme (terlalu memusatkan terhadap diri sendiri) diganti

dengan keseimbangan diantara kepentingan diri sendiri dengan

orang lain

e. Tumbuh dinding yang memisahkan diri pribadinya (private self)

dan masyarakat umum (the public). Menurut Freud, seksualitas

pada remaja dimulai dengan perubahan-perubahan tubuh yang

menimbulkan tujuan baru dari dorongan seksual reproduksi.

Tahap ini disebut dengan fase genital. Fase genital merupakan

perkembangan terakhir dari tahap-tahap sebelumnya dan

bertujuan reproduktif. Fase genital diwujudkan melalui tiga hal

yaitu :

1. Melalui rangsangan dari luar (rabaan, sentuhan) terhadap

daerah-daerah erogen (bagian tubuh yang menimbulkan

gairah seksual).

2. Melalui ketegangan dari dalam dan kebutuhan faali untuk

menyalurkan sekresi seksual (sperma).


12

3. Melalui kegairahan

4. Psikologi yang disebabkan oleh rangsangan dari luar dan

menyebabkan terjadinya dorongan untuk beronani.

2.1.3 Tugas Perkembangan Remaja

Tugas perkembangan remaja adalah sikap dan perilakunya sendiri

dalam menyikapi lingkungan di sekitarnya. Perubahan pada fisik maupun

psikolognya menuntut individu untuk dapat menyesuaikan diri dalam

lingkungan dan tantangan hidup yang dihadapinya. Tugas-tugas

perkembangan masa remaja difokuskan pada upaya meninggalkan sikap dan

perilaku kekanak-kanakan serta berusaha untuk mencapai kemampuan

bersikap dan berprilaku secara dewasa (Triningsih, 2017).

Adapaun tugas-tugas perkembangan masa remaja menurut Triningsih,

(2017), adalah sebagai berikut:

1. Mampu menerima keadaan fisiknya.

2. Mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa.

3. Mampu membina hubungan baik dengan anggota yang berlainan jenis.

4. Mencapai kemandirian emosional.

5. Mencapai kemandirian ekonomi.

6. Mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual untuk melakukan

peran sebagai anggota masyarakat.

7. Memahami dan menginternalisasikan nilai-nilai orang dewasa dan

orang tua.
13

8. Mengembangkan perilaku tanggung jawab sosial yang diperlukan untuk

memasuki masa remaja.

9. Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan.

10. Memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung jawab kehidupan

keluarganya.

2.1.4 Karakteristis Perkembangan Remaja

Menurut Abrori (2017) karekteristik perkembangan remaja meliputi aspek:

1. Perkembangan Fisik

Perkembangan fisik adalah perubahan-perubahan pada tubuh,

otak, kapasitas sensoris dan keterampilan motorik. Perubahan pada

tubuh ditandai dengan pertambahan tinggi, berat tubuh, pertumbuhan

tulang dan otot, kematangan organ seksual dan fungsi reproduksi.

Tubuh remaja dan kanak-kanak menjadi tubuh orang dewasa yang

cirinya adalah kematangan dan meningkatkan kemampuan kognitif.

Menurut Santrock bahwa tanda yang paling penting

dimulainya masa remaja adalah pubertas. Pubertas adalah perubahan

cepat pada kematangan fisik yang meliputi perubahan tubuh dan

hormonal terutama terjadi selama masa remaja awal.

2. Perkembangan Kognitif

Berkaitan dengan perkembangan kognitifnya, umumnya remaja

menampilkan tingkah laku :


14

a. Kritis

Segala sesuatu harus rasional dan jelas, sehingga remaja

cenderung mempertanyakan aturan -aturan yang diterimanya.

b. Rasa ingin tahu yang kuat

Perkembangan intelektual remaja merangsang adanya kebutuhan

akan sesuatu yang harus dipecahkan. Keingintahuan yang kuat ini

beriringan dengan kebutuhan bereksplorasi terhadap hal-hal yang

ada disekitarnya.

c. Jalan pikiran egosentris

Remaja kembali memusatkan perhatian dan pikirannya pada hal-

hal yang dipikirkannya. Segala sesuatu masih dilihat dari sudut

pandangnya. Jalan pikiran egosentris ini berkaitan dengan :

1. Memandang pendapat berbeda, cara pikir yang kritis dan

egosentris, remaja cenderung sulit menerima pola pikir yang

berbeda dengan pola pikirnya.

2. Image audience. Remaja merasa ia selalu diperhatikan atau

menjadi pusat perhatian orang lain. Hal ini menyebabkan

remaja sangat terpengaruh oleh penampilan fisiknya, dan

dapat mempengaruhi konsep dirinya.

3. Personal fables. Remaja merasa dirinya sangat unik dan

berbeda dari orang lain. Ini menjadi berbahaya, misalnya

ketika remaja mulai mencoba sesuatu, seperti obat terlarang,


15

ia merasa yakin bahwa dia tidak akan menjadi ketagihan

seperti orang lain.

3. Perkembangan Kepribadian dan Sosial

Perkembangan kepribadian yang penting pada masa remaja

adalah pencarian identitass diri. Pencarian identitas diri adalah proses

menjadi seorang yang unik dalam peran yang penting dalam hidup.

Pada perkembangan sosial, perubahan dalam sikap dan perlaku sosial

yang paling menonjol terjadi dalam hubungan heteroseksual.

Remaja mulai mempunyai objek minat yang menetap dan

mulai mengikuti kegiatan sosial yang lebih formal. Pada masa ini

terjadi peningkatan penghayatan terhadap hubungan antar sesama

(human relation). Hal ini ditandai adanya hubungan pertemanan yang

lebih akrab dan peningkatan hubungan dan mempersiapkan untuk

kehidupan berkeluarga. Kencan dimasa remaja membantu individu

dalam membentuk hubungan romantis selanjutnya, bahkan pernikahan

pada masa remaja dipercaya memainkan peran penting dalam

perkembangan identitas dan keakraban.

4. Perkembangan Moral dan Kepribadian

Tingkat moralitas sudah lebih matang jika dibandingkan dengan

usia anak. Mengenal tentang nilai-nilai moral atau konsep-konsep

moralitas seperti kejujuran, keadilan, kesopanan dan kedisiplinan.

Pada masa ini muncul dorongan untuk melakukan perbuatan yang

dapat dinilai baik oleh orang lain.


16

Perkembangan kepribadian merupakan sistem yang dinamis dari

sifat, sikap dan kebiasaan yang menghasilkan tingkat konsistensi

respon individu yang beragam. Masa remaja merupakan saat

berkembang identitas atau jati diri. Masa ini saat pertama berkembang

usahanya yang sadar untuk menjawab pertanyaan.

5. Sosial Budaya Remaja

Pergeseran ikatan pada teman sebaya merupakan upaya remaja

untuk mandiri. Remaja berupaya keras agar diterima oleh lingkungan

sebayanya. Bila seseorang memasuki masa remaja, akan timbul dari

keinginan dalam dirinya untuk menjadi mandiri. Salah satu bentuk

kemandirian itu adalah dengan mulai melepas diri ketergantungan

secara emosional pada orang tua. Perbedaan nilai yang dimiliki oleh

orang tua seringkali bertentangan dan menyebabkan konflik antar

orang tua dan remaja. Disatu sisi ia membuktikan kemandiriannya

dengan melepaskan diri dari orang tuanya, disisi lain, mereka juga

masih memerlukan dan tergantung pada orang tuanya. Misalnya

ketika remaja menghadapi masalah yang berat, berkaitan dengan masa

depannya, atau berakibat jangka panjang, remaja akan tetap meminta

pertimbangan dari orang tuanya. Sedangkan ketergantungan kepada

teman sebaya akan lebih pada hal-hal yang berkaitan dengan relasi

sosialnya atau penerimaan lingkungan.


17

2.2 Konsep Lingkungan Sosial

2.2.1 Definisi

Lingkungan sosial merupakan salah satu faktor yang dapat

mempengaruhi seseorang atau kelompok untuk dapat melakukan sesuatu

tindakan serta perubahan-perubahan perilaku setiap individu. Lingkungan

sosial yang kita kenal antara lain lingkungan keluarga, lingkungan teman

sebaya, dan lingkungan tetangga. Keluarga merupakan lingkungan sosial

yang pertamakali dikenal oleh individu sejak lahir.

Lingkungan Sosial menurut Stroz (2018: 76) meliputi “semua kondisi-

kondisi dalam dunia yang dalam cara-cara tertentu mempengaruhi

tingkahlaku seseorang, termasuk pertumbuhan dan perkembangan atau life

processe, yang dapat pula dipandang sebagai penyiapan lingkungan (to

provide environment) bagi generasi yang lain“.

Menurut Mu’din (2019) faktor penyebab remaja merokok adalah

pengaruh Keluarga, pengaruh teman sebaya, faktor kepribadian dan

pengaruh iklan.

1. Pengaruh keluarga

Salah satu temuan tentang remaja perokok adalah bahwa anak-

anak muda yang berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia,

dimana orang tua tidak begitu memperhatikan anak-anaknya dan

memberikan hukuman fisik yang keras lebih mudah untuk menjadi

perokok dibanding anak-anak muda yang berasal dari lingkungan

rumah tangga yang bahagia (Bear & Corado dalam Adisti, 2019).
18

Remaja yang berasal dari keluarga konservatif yang

menekankan nilainilai sosial dan agama dengan baik dengan tujuan

jangka panjang lebih sulit untuk terlibat dengan rokok/tembakau/obat-

obatan dibanding dengan keluarga yang permisif dengan penekanan

falsafah “kerjakan urusanmu sendirisendiri”, dan yang paling kuat

pengaruhnya adalah bila orang tua sendiri menjadi figur contoh yaitu

sebagai perokok, maka anak-anaknya akan memilki kemungkinan

besar untuk mencontohnya dan menjadi perokok.

2. Pengaruh teman sebaya

Berbagai fakta mengungkapkan bahwa semakin banyak remaja

merokok maka semakin besar kemungkinan teman-temannya adalah

perokok juga dan demikian sebaliknya. Fakta tersebut menunjukkan

kemungkinan terjadi. Pertama remaja tadi terpengaruh oleh teman-

temannya atau bahkan temanteman remaja tersebut di pengaruhi oleh

diri remaja tersebut yang akhirnya mereka semua menjadi perokok. Di

antara remaja perokok terdapat 87% mempunyai sekurang-kurangnya

satu atau lebih sahabat yang perokok begitu pula dengan remaja non

perokok (Harlianti, 2018).

3. Faktor Kepribadian

Orang mencoba untuk merokok karena alasan rasa ingin tahu

atau ingin melepaskan diri dari rasa sakit fisik dan jiwa, melepaskan

diri dari kebosanan. Namun satu sifat kepribadian yang bersifat

prediktif pada pengguna obatobatan (termasuk rokok) ialah


19

konformitas sosial. Orang yang memiliki skor tertinggi pada berbagai

konformitas sosial, akan lebih mudah menjadi pengguna dibandingkan

dengan memiliki skor yang rendah. Hal lain yang mendorong

mengapa remaja ingin merokok adalah rasa ingin dipuja dengan cara

prilaku yang mereka anggap dapat mengundang kekaguman,

meskipun mungkin dapat membahayakan dirinya sendiri, yaitu antara

lain dengan merokok.

Masih banyak faktor yang mempengaruhi perilaku merokok

yang dilakukan oleh individu. Faktor-faktor tersebut adalah :

a. Bersifat internal diantaranya adalah identitas diri (agar tampak

dewasa,gagah, mode, dan gengsi), mencontoh tokoh idola,

sebagai pelarian karna depresi dan frustasi, sekedar iseng, dan

rasa ingin tahu.

b. Bersifat eksternal diantaranya adalah faktor kedudukan sosial,

pengaruh iklan / promosi, ketidak harmonisan kehidupan bersama

dalam keluarga dan masyarakat, keterbatasan sarana sebagai

penyalur minat, kretivitas, dan kegiatan lain yang positif.

4. Pengaruh Iklan

Melihat iklan di media massa dan elektrolit yang menampilkan

gambaran bahwa perokok adalah lambang kejantanan atau glamor,

membuat remaja seringkali terpicu untuk mengikuti perilaku seperti

yang ada dalam iklan tersebut.


20

2.2.2 Klasifikasi Lingkungan Sosial

a. Lingkungan Sosial Primer

Lingkungan sosial primer merupakan jenis lingkungan sosial dimana

didalamnya terdapat hubungan yang erat, dimana salah satu ciri-ciri

hubungan sosial adalah adanya interaksi antar individu atau kelompok

sebagai anggota lingkungan sosial tersebut. Para anggota lingkungan

sosial primer juga saling mengenal baik satu sama lainnya.

b. Lingkungan Sosial Sekunder

Berkebalikan dengan lingkungan sosial primer, didalam lingkungan

sosial sekunder para anggota atau individu dan kelompok tidak

memiliki hubungan yang erat. Dapat dikatakan bahwa antar anggota

lingkungan sosial sekunder memiliki jarak dan kurang akrab satu sama

lain, sehingga interaksi yang berlangsung juga minim adanya.

Jenis-jenis lingkungan sosial dapat dilihat dari bagaimana hubungan

dan interaksi yang terjadi antar anggota didalamnya. Interaksi sosial

memang merupakan unsur penting dalam suatu lingkungan sosial, namun

karena kebutuhan dan kepribadian orang berbeda-beda satu sama lain maka

kondisi atau lingkungan sosial yang timbul juga akan terpengaruh dan

bergantung pada bagaimana semua proses sosial berlangsung.

2.3 Konsep Prilaku Merokok

2.3.1 Definisi
Kata merokok berasal dari suku kata yaitu rokok, rokok adalah

silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi


21

tergantung Negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun

tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan

dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung

lainnya (Juliansyah, 2015).

Merokok merupakan kegiatan yang menyebabkan efek kenyamanan.

Rokok memiliki antidepressant yang menimbulkan efek kenyamanan pada

efek pada perokok, walaupun perilaku merokok merupakan perilaku yang

membahayakan kesehatan karena terdapat 4000 racun dalam sebatang rokok

(Roschayati, 2015).

2.3.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Merokok Pada Remaja

Sejumlah studi menyebutkan sebagian besar perilaku merokok

dimulai di usia remaja (Doe dan DeSanto, 2009). Data Riskesdas 2018

menunjukan bagaimana pola merokok yang ada di Indonesia, dimana

ratarata umur mulai merokok secara nasional adalah pada anak usia remaja

dengan persentase penduduk yang mulai merokok tiap hari terbanyak pada

umur 15-19 tahun (Depkes, 2017). Lawrence Gren dalam Ade sulistawan

(2012) mencoba menganalisis perilaku manusia dari tingkat kesehatan.

Kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh dua faktor pokok,

yaitu faktor perilaku (behavior causes) dan faktor luar lingkungan

(nonbehavior causes). Selanjutnya perilaku itu sendiri ditentukan atau

terbentuk dari tiga faktor yaitu:

1. Faktor-faktor predisposisi (predisposing factors)


22

Faktor-faktor predisposisi merupakan faktor internal yang ada

pada diri individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat yang

mempermudah individu, untuk berperilaku yang terwujud dalam

pengetahuan, sikap, tindakan, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, dan

sebagainya.

2. Faktor-faktor pendukung atau pemungkin (enabling factors)

Sarana dan prasarana yang berupa uang saku dan tersedianya

tempat membeli rokok. Fasilitas ini pada hakikatnya mendukung atau

memungkingkan remaja dapat dengan bebas memperoleh perokok dan

menjadi perokok, maka faktor-faktor ini disebut faktor pendukung atau

faktor pemungkin (Alamsyah, 2017). Pendapat ini juga didukung oleh

Hussin dan Mariani (2015) yang mengatakan salah satu faktor remaja

merokok adalah karena rokok mudah didapat.

3. Faktor-faktor pendorong (reinforcing factors)

Faktor-faktor pendorong yang dapat mempengaruhi perilaku

merokok yaitu lingkungan sosial seseorang akan berperilaku merokok

dengan memperhatikan lingkungan sosialnya, pengaruh perilaku orang

tua, pengaruh teman dan pengaruh faktor kepribadian serta pengaruh

iklan yang dapat mempengaruhi perilaku merokok pada remaja

(Nasution, 2017).
23

2.3.3 Dampak Merokok

Menurut AdMedika (2015) adapun beberapa dampak merokok dianatarya :

1. Wajah keriput, merokok dapat mengurangi aliran oksigen dan zat gizi

yang diperlukan sel kulit seseorang dengan jalan menyempitkan

pembuluh darah disekitar wajah. Sehingga akan menyebabkan keriput

2. Gigi berbercak dan napas bau, partikel dari rokok sigaret dapat

memberikan bercak kuning hingga coklat pada gigi. Dan juga akan

memerangkap bakteri penghasil bau di mulut. Kelainan gusi dan gigi

tunggal juga sering terjadi pada perokok

3. Disekitaran menjadi bau, rokok memiliki bau yang tidak menyenangkan

dan menempel paada segala sesuatu, dari kulit dan rambut, pakaian

hingga barang-barang disekitar

4. Kebakaran, jika seseorang ceroboh saat merokok membuang puntung

rokok yang masih menyala ke sembarang tempat dapat menyebabkan

kebakaran

5. Gerbang narkoba, nikotin mempunyai sifat mempengaruhi dopamine

otak dengan proses yang sama seperti obat-obatan tersebut

2.3.4 Tahapan Perilaku Merokok

Perilaku merokok tidak terjadi secara kebetulan, karena ada tahap

yang dilalui seseorang perokok sebelum ia menjadi perokok reguler yaitu

Seorang yang telah menganggap rokok telah menjadi bagian dari hidupnya.

Menurut Leventhal dan Cleary dalam Fajar Juliansyah (2015) ada 4 tahap

dalam perilaku merokok sehingga menjadi perokok, yaitu:


24

1. Tahap preparatory

Tahap ini remaja mendapatkan model yang menyenangkan dari

lingkungan dan media. Remaja yang mendapatkan gambaran yang

menyenangkan mengenai merokok dengan cara mendengar, melihat,

atau dari hasil bacaan yang menimbulkan minat untuk merokok. Life

model remaja yaitu:

a. Teman sebaya yang paling utama menjadi life model, remaja akan

menularkan perilaku merokok dengan cara menawari teman-teman

remaja lain tentang kenikmatan merokok, atau solidaritas

kelompok. Dari teman sebaya ini kemudian remaja yang belum

merokok menginterprestasi bahwa dengan merokok dia akan

mendapatkan kenyamanan, dan atau dapat diterimah oleh

kelompok, dari hasil interpretasi tersebut kemunkinan remaja

membentuk dan memperkokoh anticipatory belief yaitu belief

yang mendasari bahwa remaja membutuhkan pengakuan teman

sebaya.

b. Orang tua, orang tua yang merokok kemungkinan berdampak

besar pada pembentukan perilaku merokok pada remaja. Hal

tersebut membuat permission belief remaja. Interpretasi remaja

yang mungkin terbentuk adalah bahwasanya merokok tidak

berbahaya, tidak melanggar peraturan norma. Hasil dari

interpretasi tersebut memungkinkan terbentuknya permission

belief system.
25

c. Model lain yang sangat berpengaruh juga adalah peran media

massa.

2. Tahap Initiation

Tahap perintisan merokok yaitu tahap seseorang meneruskan untuk

Tetap mencoba-coba merokok, setelah terbentuk interpretasiinpretasi

tentang model yang ada, kemudian remaja mengevaluasi hasil

interpretasi tersebut melalui persaan dan perilaku.

3. Tahap Becoming Smoker

Menurut Leventhal dan Clearly dalam Rochayati (2015) tahap

becoming smoker merupakan tahap dimana seseorang telah

mengkonsunsi rokok sebanyak empat batang perhari. Hal ini didukung

dengan adanya kepuasan psikologis dari dalam diri, dan terdapat

reinforcement positif dari teman sebaya. Untuk memperkokoh

perilaku merokok paling tidak ada kepuasan psikologis tertentu yang

diperoleh ketika remaja merokok, dijelaskan oleh Helmi dan

Komalasari (2013) sebagai akibat atau efek yang diperoleh dari

merokok berupa kayakinan dan perasaan yang meyenangkan. Hal ini

memberikan gambaran bahwa perilaku merokok bagi remaja dianggap

bisa memberikan kenikmatan yang menyenangkan. Selain

mendapatkan kepuasan psikologis, reinforcement positif dari teman

sebaya juga merupakan faktor yang menentukan remaja untuk

merokok karena lingkungan teman sebaya mempunyai arti yang

penting bagi remaja untuk bisa diterima. Menurut Brigham dan Helmi
26

(2013) remaja tidak ingin dirinya disebut banci atau pengecut dan

merokok dianggap sebagai simbolisasi kejantanan, kekuasaan dan

kedewasaan. Bisa jadi simbol kedewasaan kejantanan dan kekuasaan

merupakan hasil evaluasi proses kognisi atas interpretasi remaja

terhadap orang tua yang bertindak sebagai life-model merokok yang

kemudian dievaluasi melalui perasaan dan tindakan yaitu dengan

merokok akan terlihat jantan, dewasa, dan berkuasa tentunya akan

sangat membanggakan.

4. Tahap Maintenance Of Smoking

Pada tahap ini merokok sudah menjadi salah satu bagian dari cara

pengaturan diri (self-regulating). Merokok dilakukan untuk

memperoleh efek fisiologis yang menyenangkan, pada tahap ini

individu telah betul-betul merasakan kenikmatan dari merokok

sehingga merokok sudah dilakukan sesering munkin untuk

mengeliminasi kecemasan, menghindari kecemasan juga sebagai

upaya untuk relaksasi menghilangkan kelelahan, rasa tidak enak

ketika makan ketika bekerja, ketika lelah berpikir, bahkan ketika

merasa terpojokan. Tahap ini terjadi setelah keyakinan ini terbentuk

yaitu keyakinan dengan merokok mendapat pengakuan dari teman

sebaya (anticipatory beliefs), serta keyakinan bahwa merokok bukan

merupakan suatu pelanggaran norma (permissions beliefs). Selain itu

perilaku permisif orang tua tentang bagaimana menyikapi remaja yang

merokok dapat berpengaruh pada perilaku merokok remaja, jika saja


27

orang tua mau bersikap tegas maka perilaku merokok pada tahap

maintenance of smoking ini dapat ditekan atau diminimalisir

(Rochayai, 2015).

2.3.5 Jenis-Jenis Rokok

Memurut Hajjah (2016), rokok dibedakan menjadi beberapa jenis.

Pembedaan ini didasarkan atas bahan pembungkus rokok, bahan baku atau

isi rokok, proses pembuatan rokok, dan penggunaan filter pada rokok.

1. Jenis rokok berdasarkan bahan pembungkus :

a. Klobot : rokok yang pembungkusnya berupa daun jagung

b. Kawung : rokok yang bahan pembungusnya berupa daun aren

c. Sigaret : rokok yang pembungkusnya berupa kertas

d. Cerutu : rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun tembakau

2. Jenis rokok berdasarkan bahan baku atau isi rokok yaitu :

a. Rokok putih : rokok yang bahan baku atau isinya hanya daun

tembakau yang diberi bahan tertentu untuk mendapatkan efek rasa

dan aroma tertentu.

b. Rokok kretek : rokok yang bahan bakunya atau isinya berupa daun

tembakau dan cengkeh yang diberi saos untuk mendapatkan efek

rasa dan aroma tertentu.

c. Rokok klembek : rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun

tembakau, cengkeh, daan kemenyan yang diberi saus untuk

mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.


28

3. Jenis rokok berdasarkan proses pembuatanya terbagi menjadi dua

yaitu :

a. Sigaret kretek tangan (SKT) : rokok yang proses pembuatanya

dengan cara digiling atau diliting dengan menggunakan tangan dan

bantu sederhana.

b. Sigaret kretek mesin (SKM) : rokok yag proses pembuatanya

menggunakan mesin. Sigaret kretek mesin sendiri dikategorikan ke

dalam 2 bagian :

1. Sigaret kretek mesin full flavor (SKM FF) : rokok yang dalam

proses pembuataya ditambhakan aroma rasa yang khas. Contoh

: gudang garam filter internasional, djarum super dan lain-lain

2. Sigaret kretek mesin light mild (SKM LM) : rokok mesin yang

menggunakan kandungan tar dan nikotin yang rendah. Rokok

jenis ini jarang menggunakakan aroma khas. Conth : A Mild,

Clas Mild, Star Mild, U Mild, LA Light, Surya SSli, dan lain-

lain.

4. Jenis rokok berdasarkan penggunaan filter terbagi menjadi 2 yaitu :

a. Rokok filter (RF) : rokok yang pada bagian pangkalnya terdapat

gabus.

b. Rokok non filter (RNF) : rokok yang pada bagian pangkalnya tidak

terdapat gabus.

2.3.6 Jenis-Jenis Perokok

Menurut Hajjah (2016), perokok dibedakan menjadi dua yaitu:


29

1. Perokok pasif

Perokok pasif atau yang disebut juga Involuntary Smoking adalah

istilah yang diberikan kepada orang yang tidak merokok tapi ikut

menghirup asap rokok yang dari orang yang merokok di sekitarnya.

2. Perokok aktif

Perokok aktif yaitu orang yang secara langsung melakukan aktivitas

merokok.Kebiasaan merokok sudah menjadi kebiaasaan sehari-hari.

Sedangkan menurut (Roszkwiski, Neubaver and Zelykowskin,

2014) dapat dibedakan menjadi:

a. Perokok aktif ialah individu yang benar-benar memiliki kebiasaan

merokok. Merokok sudah menjadi kebiasaan sehingga rasanya

tidak enak apibila sehari tidak merokok.

b. Perokok pasif yaitu individu yang tidak memiliki kebiasaan

merokok, namun terpaksa menghirup asp rokok yang

dihembuskan orng lain yang ada di dekatnya. Tipe perokok ini

banyak ditemui di halte bus, didalam kereta atau ditempat

pertemuan yang didekat mereka ada yang merokok. Perokok pasif

disebut juga korban dai perokok aktif.


2

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka Teori

Kerangka teori dari penelitian ini dapat dilihat pada bagan berikut:
Lingkungan sosial Prilaku merokok pada remaja

1. Pengaruh kepribadian
merupakan salah satu faktor yang 2. Pengaruh iklan
dapat mempengaruhi seseorang
atau kelompok untuk dapat
melakukan sesuatu tindakan serta
perubahan-perubahan perilaku Tahapan prilaku merokok:
setiap individu.
1. Tahap preparatory
2. Tahap Initiation
3. Tahap Becoming Smoker
1. pengaruh Keluarga 4. Tahap Maintenance Of
2. pengaruh teman sebaya Smoking

1. Melihat ada keluarga yang


merokok
2. Ada ajakan dari teman

Sumber : Irma & Siti, (2019) ; Abrori, (2014) ; Diana, (2017); Hasdianah, (2015) ;
Doring, (2014) ; Scholes Balog, (2016) ; Quayle, (2017) ; Andrea, (2017) ;
Setty, (2019) ; Prather & Vandiver, (2014).

Skema 3.1: Kerangka Teori Mengetahui Pengaruh Frekuensi Menonton Pornografi


Melalui Media Internet Terhadap Perilaku Menyimpang Sexting Pada
Remaja di SMKN 1 Simpang Empat.
31

3.2 Kerangka Konsep

Kerangka konsep dari penelitian ini dapat dilihat pada bagan berikut :

Variabel Independen Variabel Dependen


Lingkungan sosial Reamaja Merokok

Faktor-Faktor Yang
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prilaku
Mempengaruhi Merokok :
Lingkungan Sosial:
1. Pengaruh
1. Teman sebaya Kepribadian
2. Pengaruh keluarga 2. Pengaruh iklan

Keterangan :

: Diteliti

-------------- : Tidak Diteliti

Skema 3.2 Kerangka konsep Mengetahui Pengaruh Frekuensi Menonton Pornografi


Melalui Media Internet Terhadap Perilaku Menyimpang Sexting Pada
Remaja di SMKN 1 Simpang Empat.
32

3.3 Hipotesis Penelitian

Hipotesis dapat diartikan sebagai dugaan sementara. Setiap melakukan

hipotesis, ada dua kemungkinan jawaban yang disimbolkan H. H symbol

untuk melihat apakah ada atau tidak adanya hubungan antara variable

dependen dan independen, dua kemungkinan tersebut sebagai jawaban

berdasarkan teori dan penelitian sebelumnya (Donsu,J.D.T,2016).

H0 : Tidak ada Pengaruh Lingkungan Social Terhadap Prilaku

Merokok Pada Remaja Laki-Laki Di SMKN 1 Simpang

Empat..

H1 : Ada Pengaruh Lingkungan Social Terhadap Prilaku

Merokok Pada Remaja Laki-Laki Di SMKN 1 Simpang

Empat.
2

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Waktu dan Tempat Penelitian

4.1.1 Waktu penelitian

Waktu penelitian akan dilakukan pada bulan Juni 2020.

4.1.2 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMKN 1 Simpang Empat Kecamatan

Simpang Empat Kabupaten Tanah Bumbu tahun 2020. Alasan peneliti

memilih tampat penelitian tersebut karena pada saat dilakukan studi

pendahuluan dan wawancara dengan guru BK banyak siswa SMKN 1

Simpang Empat yang kedapatan merokok dan ada 10 siswa yang merokok

dilingkungan sekolah, sehingga peneliti tertarik melakukan penelitian di

SMKN 1 Simpang Empat kecamatan Simpang Empat Kabupaten Tanah

Bumbu tahun 2020.

4.2 Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adala korelasi dengan pendekatan menggunakan

cross sectional. Penelitian korelasi bertujuan untuk mengungkapkan

hubungan korelatif antar variable. Cross sectional adalah desain penelitian

yang menekankan waktu pengukuran/observasi data variable independen

dan dependen hanya satu kali pada satu saat (Nursalam, 2013).
34

4.3 Populasi, Sampel dan Sampling

4.3.1 Populasi Penelitian

Populasi adalah objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulan (Nursalam, 2013). Populasi yang diambil

dalam penelitian ini adalah semua siswa laki-laki kelas X dan XI di SMKN

1 Simpang Empat yang berjumlah 680 orang.

4.3.2 Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah

dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2014). Sampel

dalam penelitian ini adalah seluruh siswa laki-laki SMKN 1 Simpang

Empat berjumlah 680 orang.

Nursalam (2013) penetapan jumlah sampel dalam penelitian dapat

dilakukan dengan menggunakan rumus berikut :

n = N/(1 + Ne2)

n = Number of samples (jumlah sampel)

N = Total population (jumlah seluruh anggota populasi)

e = Error tolerance (toleransi terjadinya galat; taraf signifikansi; untuk

sosial dan pendidikan lazimnya 0,05) –> (e2 = pangkat dua)

n = N/(1 + Ne2) = 680/(1 + 680 x 0,05 x 0,05) =251,85=252 orang


35

1. Kriteria inklusi

Menurut Supardi & Rustika (2013) kreteria inklusi adalah

persyaratan umum yang harus dipenuhi oleh subjek

penelitian/populasi agar dapat diikutsertakan dalam penelitian.

Adapun kreteria inklusi dalam penelitian ini adalah:

a. Remaja yang bersedia menjadi responden.

b. Remaja yang merokok

c. Remaja yang kooperatif

2. Kriteria Eksklusi

Menurut Supardi & Rustika (2013) kreteria eksklusi adalah

keadaan yang menyebabkan subyek penelitian yang memenuhi

kreteria inklusi tetapi tidak diikutsertakan dalam penelitian. Adapun

kreteria eksklusi dalam penelitian ini adalah responden yang mengisi

google formulir secara tidak lengkap.

4.3.3 Sampling

Teknik sampling meerupakan suatu proses seleksi sampel yang

digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah sampel

akan mewakili keseluruhan populasi yang ada. Teknik sampling yang

digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Purposive

sampling adalah salah satu teknik sampling non random sampling dimana

peneliti menentukan pengambilan sampel dengan cara menetapkan ciri-ciri

khusus yang sesuai dengan tujuan penelitian sehingga diharapkan dapat

menjawab permasalahan penelitian (Supardi & Rustika, 2013).


36

4.4 Variabel Penelitian

Variable adalah perilaku atau karakterisitik yang memberikan nilai

beda terhadap sesuatu (benda,manusia dan lain-lain) (Syahdrajat, 2015).

Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah variable independen

(bebas) dan variable dependen (terikat).

1. Variabel Independen (Bebas)

Variabel independen dalam penelitiaan ini adalah pengaruh

lingkungan sosial

2. Variabel Dependen (Terikat)

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah perilaku merokok pada

remaja SMKN 1 Simpang Empat.

4.5 Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan variable operasional yang dilakukan

penelitian berdasarkaan karakteristik yang diamati. Definisi operasional

ditentukan berdasarkan parameter ukuran penelitian. Definisi operasional

mengungkapkan variable dari skala pengukuran masing-masing variable

tersebut (Donsu,J.D.T, 2016).

Tabel 4.2 Definisi Operasional

N Definisi
Variabel Parameter Skala Alat Ukur Hasil
No Operasional
1 Lingkungan Lingkungan Lembar pertanyaan Ordinal Kuesioner 1. Ya=1
1 social saat remaja itu terdiri dari 20 2. Tidak=
(Variabel berinteraksi, pertanyaan jawaban 0
Indeprnden) yaitu keluarga, diantaranya apakah
sekolah, dan ada pengaruh
teman sebaya lingkungan
kelauarga atau
teman sebaya(ya,
tidak)
37

2 Prilaku Aktivitas Lembar pertanyaan Ordinal Kuesioner 1. prilaku


2 merokok remaja yang terdiri dari 41 Merokok
(Variabel berhubungan pertanyaan yang berat=68
Dependen) dengan terdiri ya atau tidak -82
kegiatan sesuai, tidak sesuai, 2. prilaku
merokok sangat tidak sesuai merokok
diukur melalui sedang=5
intensitas 5-67
merokok, 3.prilaku
waktu merokok
merokok dan ringan=
fungsi 41-55
merokok

4.6 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk

mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati, secara spesifik

semua fenomena ini (Sugiyono, 2014).

1. Instrument penelitian prilaku merokok

Tabel 4.3 Kisi-Kisi Kuesioner

No Pertanyaan Nomor soal


1 Fungsi rokok dalam kebiasaan sehari-hari 1-9
2 Intensitas merokok 10-18
3 Tempat merokok 19-28
4 Waktu merokok 29-41
Total pertanyaan 41

2. Instrumen lingkungan sosial


38

Tabel 4.4 Kisi-kisi kuesioner

No Pertanyaan Nomor soal


1 Pengaruh keluarga 1-5
2 Pengaruh guru di lingkungan sekolah 6-10
3 Pengaruh teman sebaya 11-15
4 Pengaruh idola 16-20
Total pertanyaan 20

4.7 Uji Validitas dan Realibilitas

4.7.1 Uji Validitas

1. Uji Validitas Kuesioner prilaku Merokok

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukan alat ukur itu

benar mengukur apa yang ingin diukur dan reabilitas adalah kesamaan

hasil pengukuran atau pengamatan bila fakta atau kenyataan hidup tadi

diukur atau diamati berkali-kali dalam waktu yang berlainan (Nursalam,

2013).

Pada penelitian ini, kuesioner prilaku merokok yang dilakukan

oleh Gandis Pricillia.p di kelas X Dwijaya Bhakti Jombang tahun 2017,

telah diuji validitas menggunakan Pearson Correlation mendapatkan

nilai r tabel untuk n=41 dan Alpha 0,05 adalah 0.514, semua nilai r pada

setiap pertanyaan memiliki nilai diatas 0,514 artinya semua pertanyaan

sudah valid.

2. Uji validitas koesioner lingkungan sosial


39

Instrumen lingkungan sosial terdiri dari 20 butir pernyataan.

Berdasarkan hasil pengujian diperoleh nilai KMO = 0,589 dengan

signifikansi Bartlett’s Test= 0,000. Karena nilai KMO melebihi 0,5 dan

nilai signifikansi Bartlett di bawah 0,05 maka instrumen lingkungan

sosial dapat dikatakan valid atau sudah memadai untuk dilakukan analisis

faktor lebih lanjut. Prasyarat berikutnya yang harus dipenuhi adalah

kecukupan sampel yang diukur dari nilai MSA (Measure of Sampling

Adequacy). Syarat minimal MSA yang harus dipenuhi adalah 0,5. Hasil

analisis menunjukkan bahwa butir nomor 6, 14 dan 15 memiliki nilai

MSA kurang dari 0,5 karena itu butir tersebut kurang memenuhi syarat

dan harus diperbaiki. Setelah diperbaiki maka butir tersebut dapat

dikatakan valid.

4.7.2 Uji Reabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat

ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Suatu pengukuran dikatakan

reliable saat didapatkan nilai yang sama atau hampir sama ketika dilakukan

pemeriksaan berulang (Syahdrajat, 2015). Kuesioner kebiasaan merokok,

reabilitas diukur menggunakan Alpha Crombach’s mendapatkan nilai r

tabel Nilai Alpha Crombach’s sebesar 0,985 hal ini menunjukan bahwa data

sudah sangat reliable.

4.8 Prosedur Pengumpulan Data


40

4.8.1 Tahap pengumpulan data

Tahap pengumpulan data dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Mengajukan beberapa judul ke pembimbing skripsi.

2. Setelah judul disetujui oleh kedua pembimbing, peneliti mengajukan

surat pengambilan data awal ke pembimbing 1 dan 2.

3. Surat yang sudah ditanda tangani pembimbing 1 dan 2 diserahkan ke

bagian TU (STKes Darul Azhar) untuk mendapatkan persetujuan oleh

pembantu ketua 1 STIKes Darul Azhar.

4. Peneliti menyerahkan surat izin pengambilan data awal dari institusi

(STIKes Darul Azhar) ke SMKN 1 Simpang Empat.

5. Peneliti menerima surat balasan dari SMKN 1 Simpang Empat untuk

mengambil data-data yang diperoleh, kemudian disimpan.

4.8.2 Prosedur pelaksanaan

Prosedur pelaksanaan dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Sebelum melakukan penelitian, peneliti ke SMKN 1 Simpang Empat

terlebih dahulu yaitu di kecamatan Simpang Empat untuk mengetahui

jumlah siswa.

2. Setelah melakukan pemilihan, didapatkan populasi remaja sebanyak

680 orang, maka saya lakukan pemilihan sampel yaitu sebanyak 252

responden.

3. Setelah didapatkan sampel sebanyak 252 siswa di SMKN 1 Simpang

Empat, maka saya langsung melakukan Studi pendahuluan di SMKN 1

Simpang Empat.
41

4. Setelah dilakukan Studi pendahuluan, saya mendapatkan data dari hasil

wawancara & observasi saya.

4.9 Pengolahan Data

Pengolahan data pada penelitian ini didasarkan pada teori menurut

(Hidayat, 2014) yaitu setelah data terkumpul langkah-langkah pengolahan

data dilakukan dengan editing, coding, data entry, cleaning, dan tabulating.

1. Penyuntingan data (editing)

Penyuntingan data (editing) adalah upaya untuk memeriksa

kembali kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing

dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data atau setelah data

terkumpul (Hidayat, 2014). Secara umum editing merupakan kegiatan

untuk pengecekan dan pengisian formulir atau kuisioner

(Notoatmodjo, 2012).

2. Pemberian kode (coding)

Pemberian kode (coding) merupakan kegiatan pemberian kode

numerik (angka) terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori.

Pemberian kode ini sangat penting bila pengolahan dan analisis data

menggunakan komputer. Biasanya dalam pemberian kode dibuat juga

daftar kode dan artinya dalam satu buku untuk memudahkan kembali

melihat lokasi dan arti suatu kode dari suatu variabel.

a. Coding pada variabel independen lingkungan soisal yaitu sebagai

berikut :

1. = A
42

2. = B

b. Coding pada variabel dependen (prilaku merokok) aitu sebagai

berikut

1 =Merokok Berat

2 =Merokok Sedang

3 =Merokok Ringan

3. Memasukkan data (entry)

Entry data adalah kegiatan memasukkan data yang telah

dikumpulkan ke dalam master tabel atau database komputer,

kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana atau bisa juga

dengan membuat tabel kontingensi.

4. Melakukan teknik analisis

Dalam melakukan analisis, khususnya terhadap data

penelitian akan menggunakan ilmu statistik terapan yang

disesuaikan dengan tujuan yang akan dianalisis.

5. Cleaning data

Cleaning data merupakan tahap pemeriksaan kembali

terhadap data yang sudah ada dimasukkan untuk melihat

kemungkinan kemungkinan adanya kesalahan kode,

ketidaklengkapan, dan sebagainya. Kemudian dilakukan

pembetulan atau koreksi kembali (Notoatmodjo, 2012).

4.10 Analisa Data

4.10.1 Analisa Univariat


43

Analisa Univariat adalah analisa yang bertujuan untuk menjelaskan

atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian, bentuk analisis

univariat tergantung dari jenis data, untuk data numerik digunakan nilai

mean atau rata-rata, median menggunakan standar deviasi, dalam analisis ini

menggunakan distribusi tabel frekuensi dan presentasi dari tiap-tiap variabel

(Notoatdmojo, 2012). Pada penelitian ini peneliti mengidentifikasi variabel

indenpenden (kebiasaan merokok) dan variabel dependen (kejadia asma).

Analisa univariat menggunakan sistem komputerisasi program SPSS

(Software Product and Service Solution) versi 16,0.

Menurut Hidayat (2014) hasil pengolahan data dibuat dalam bentuk dan

diinterpretasikan dalam skala sebagai berikut :

100 % = Seluruhnya

76 - 99 % = Hampir Seluruhnya

51 - 75 % = Sebagian Besar

50 % = Setengah

26 - 49 % = Hampir Setengah

1 - 25 % = Sebagian Kecil

1% = Tidak Ada Satupun.

4.10.2 Analisa Bivariat

Analisa bivariat yaitu analisa data yang digunakan untuk menganalisis

dua variabel. Analisa jenis ini sering digunakan untuk mengetahui

hubungan dan pengaruh x dan y antar variabel satu dengan variabel


44

lainnya (Donsu, 2016). Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui ada

tidaknya antara variabel independen dan variabel dependen. Analisa

bivariat dalam penelitian ini menggunakan uji sperman Analisa

menggunakan system komputerisasi program SPSS (Soft Product and

Service Solution) Versi 16.0.

4.11 Etika Penelitian

Adapun prinsip dasar etik penelitian kesehatan menurut Supardi & Rustika,

(2013) antara lain:

1. Prinsip etik menghornati martabat manusia (respect for person), dengan

tujuan menghormati otonomi untuk mengambil keputusan dan

melindungi manusia yang otonominya terganggu dari perlakuan dan

penyalahgunaan. Dalam etik penelitian menghormati martabat manusia

peneliti akan menghormati segala keputusan dan melindungi responden

dari apapun dengan bertanggung jawab sepenuhnya terkait penelitian

yang akan dilakukan dengan diberikan inisial pada data responden.

2. Prinsip etik berbuat baik (beneficence), yang menyangkut upaya

manfaat maksimal dan kerugian minimal, yaitu :

a. Resiko penelitain wajar diandingkan manfaat yang diharakan.

b. Desain penelitain memenuhi persyaratan ilmiah.

c. peneliti dapat melaksanakan penelitian dengan menjaga

kesejahteraan responden.

d. Tidak merugikan responden.


45

3. Prinsip etik keadilan (justice), yaitu keadilan antara beban dan manfaat

yang diperoleh subjek dari keikutsertaannya dalam penelitian

menghormati privasi dan kerahasian subjek penelitian. Dalam penelitian

ini etik keadilan yang dilakukan oleh peneliti yaitu menjaga

kerahasiann responden dengan sepenuhnya bertanggung jawab atas

segala resiko dan dampak yang akan terjadi paa responden terkait

penelitian yang dilakukan dengan menyimpan dan menjaga segala

kerahasiaan data dari responden.


DAFTAR PUSTAKA

Adistie, F., dkk. (2015). Factor-faktor yang Mendukung Perilaku Merokok


Mahasiswa. Jurnal Keperawatan, Vol 2 No 1.
Alamsyah, A., & Nopianto. (2017). Determinan Perilaku Merokok Pada Remaja.
Jurnal Endarance, Vol 2 No 1.
Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI. 2017.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2017. Jakarta.
Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan RI. Indeks Pembangunan
Kesehatan Masyarakat 2014. Jakarta.
Depkes. 2010. Riset Kesehatan Dasar 2015. Jakarta: Departemaen Kesehatan RI.
Depkes, R. I. (2017). Profil kesehatan republik indonesia. Jakarta: Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes RI.

Dinkes Kabupaten Tanah Bumbu. (2020). Profil Kesehatan Kabupaten Tanah


Bumbu : Batulicin

Durkin & Helmi, A.F .2010. Faktor-Faktor Penyebab Perilaku Merokok pada
Remaja.http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkP/article/download/6800/
63 24.

Donsu, J.D.T. (2016). Metodelogi Penelitian Keperawatan. Jakarta : Pustaka Baru


Pres

Hajjah, N. (2016). Perilaku Sosial Para Perokok Aktif Dan Respom Terhadap
Poster Peringatan Bahaya Merokok Pada Kemasan Rokok. Jom
Fisip, 3(1), 1-15.

Handayani, I., Febriyanto, E., & Bachri, E. W. (2018). Statcounter Sebagai Alat
Monitoring Aktivitas Website PESSTA+ Pada Perguruan
Tinggi. SISFOTENIKA, 8(2), 188-197.

Hidayat. (2014). Metode Penelitian Keperawatan dan teknis analisa data.


Jakarta : Salemba Medika
Jacinto, T., Malinovschi, A., Janson, C., Fonseca, J., & Alving, K. (2017).
Differential effect of cigarette smoke exposure on exhaled nitric oxide and
blood eosinophils in healthy and asthmatic individuals. Journal of breath
research, 11(3), 036006. Diakses pada 10 Februari 2020 dari
http://eprints.umm.ac.id/41786/3/jiptummpp-gdl-mohamadroh-48282-3-
babii.

Juels, A., & Weis, S. A. (2009). Defining strong privacy for RFID. ACM
Transactions on Information and System Security (TISSEC), 13(1), 1-23.

Kemenkes, R. I. (2018). Hasil utama RISKESDAS 2018. Online) http://www.


depkes. go. id/resources/download/info-
terkini/materi_rakorpop_2018/Hasil% 20Riskesdas, 202018.

Kurniawan, S. (2016). Pendidikan Karakter: Konsep dan Implementasi Secara


Terpadhu di Lingkungan Keluarga, Sekolah, Perguruan Tinggi dan
Masyarakat. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Pramintari, R. D. (2013). Pengaruh gaya pengasuhan dan teman sebaya terhadap


perilaku konsumsi rokok dan minuman beralkohol siswa SMA di Kota
Bogor (Tesis). Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Maulidya, F., & Adelina, M. (2018). Periodesasi Perkembangan


Dewasa. Periodesasi Perkembangan Dewasa, 1-10.

Nursalam. (2013). Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan : Pendekatan


Praktis. Edisi 3. Jakarta : Salemba Medika

Notoatmojo,S. (2012). Metodelogi penelitian kesehatan. Jakarta : PT Rineka


Cipta

Sutaryono, S., Hartono, H., Probandari, P., Setyono, S., Budiastuti, B., &
Masykuri, M. (2017). Paparan Asap Rokok Lingkungan Rumah Tangga
dan Lama Waktu Serangan Asma pada Anak. Diakses pada 11 Februari
2020 dari http://repository.wima.ac.id/9283/1/abstrak%20a5.pdf
Syahdrajat, T., (2015). Panduan Menulis Tugas Akhir Kedokteran dan Kesehatan.
Jakarta : Prenada Media Group.
Usman, M., Daud, W. W., & Abbas, H. F. (2015). Dry reforming of methane:
Influence of process parameters—A review. Renewable and Sustainable
Energy Reviews, 45, 710-744.
Utam, Saktya. Y. A. (2018). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Sistem
Respirasi. Deepublish.
Virga, L. R. (2016). Literasi Iklan Rokok dan Perilaku Konsumtif Remaja Melalui
Pemberdayaan Remaja Masjid. Profetik Jurnal Komunikasi, Vol 9 No 2.
Wismaningsih, R. E., Widati, S., & Mochny, S. M. (2014). Peran Siswa Dalam
Pencegahan Perilaku Merokok Pada Sekolah Menengah Pertama di
Kecamatan Pare Kabupaten Kediri. Jurnal Promkes, Vol 2 No 1.
Lampiran 1

JADWAL KEGIATAN PENELITIAN

Jadwal
No. Kegiatan
Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt
Penyusunan
1. Topik Proposal
Penelitian
Mengajukan
2.
Judul Penelitian
Pengambilan
3.
Data Awal
Penyusunan
4. Proposal
Peneitian
Ujian Proposal
5.
Penelitian
Revisi Proposal
Penelitian dan
6.
Pengumpulan
data
Penelitian dan
7.
pengoahan data
Penyusunan
Hasil
8.
Penelitian/
Skripsi
Ujian Akhir
9.
Skripsi
Perbaikan draft
10.
skripsi (revisi)

Lampiran 2

PERMOHONAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN


Pengaruh Lingkungan Sosial Terhadap Prilaku Merokok Pada Remaja Laki-laki
Di SMKN 1 Simpang Empat
Kepada :
Calon Responden
Di-
Tempat
Dengan Hormat,
Sehubungan dengan pelaksanaan penelitian yang berjudul “Pengaruh Lingkungan
Sosial Terhadap Prilaku Merokok Pada Remaja Laki-laki Di SMKN 1 Simpang
Empat”. Saya memohon kepada saudara/i untuk bersedia menjadi responden
untuk kepentingan pelaksanaan penelitian diatas tersebut. Apabila saudara/i
bersedia terlibat dalam penelitian ini dimohon menandatangani lembar
persetujuan yang telah disediakan.
Demikian permohonan ini, atas bantuan dan partisipasinya saya ucapkan
terimakasih.

Batulicin, Maret 2020

MUsman Ramadan
Lampiran 3

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN


(INFORMED CONSENT)

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Alamat :
Setelah mendapatkan keterangan secukupnya serta mengetahui manfaat
dan resiko penelitian dengan judul “Pengaruh Lingkungan Sosial Terhadap
Prilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki Di SMKN 1 Simpang Empat”.
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa saya secara sukarela bersedia menjadi
responden dalam penelitian ini tanpa adanya paksaan dari pihak manapun.

Peneliti Responden

M Usman Ramadan (.......................................................)


NIM: 1114160514
Lampiran 4

LEMBAR KOESIONER LINGKUNGAN SOSIAL

Identitas Responden

A. Nama (Inisial) :

B. Umur :

C. Tanggal :

1. Petunjuk pengisian : Beri tanda () pada kolom jawaban yang telah

disediakan yang menurut anda benar.

2. Berikanlah jawaban yang sejujur-jujurnya.

NO PERATAAN YA TIDAK
1 Orangtua pernah menyuruh saya untuk menjauhi rokok
Bapak, ibu, adik/kakak kandung, atau orang lain yang
2
tinggal serumah dengan saya ada yang merokok
Bapak, ibu, adik/kakak kandung, atau orang lain yang
3 tinggal serumah dengan saya bebas merokok didepan
saya atau orang lain
Bapak, ibu, adik/kakak kandung, atau orang lain yang
4 tinggal serumah dengan saya pernah menawari saya
rokok
Saya akan mendapatkan masalah (dimarahi orangtua)
5
jika saya merokok
6 Guru saya disekolah ada yang merokok
7 Guru saya terang-terangan merokok didepan murid
Guru saya pernah memberi larangan untuk tidak
8
merokok
9 Guru saya pernah mengajar sambil merokok di kelas
Guru saya pernah memberikan pelajaran tentang
10
bahaya merokok
11 Teman saya banyak yang perokok daripada yang tidak
merokok
12 Teman saya pernah menawari saya rokok
Teman saya banyak yang merokok saat kita nongkrong
13
bareng
Teman saya tidak takut merokok didepan orang
14
dewasa
15 Teman saya tidak ada satupun yang merokok
16 Saya mempunyai idola yang saya sukai
Saya sering meniru dan melakukan hal yang sama
17
dengan idola saya tersebut
18 Idola saya merokok
Idola saya pernah menjadi bintang dalam iklan rokok
19
(atau hal-hal apa saja yang berkaitan dengan rokok)
Saya sering mencari informasi tentang idol saya
20
tersebut
Lampiran 5

LEMBAR KUESIONER MEROKOK

Identitas Responden

D. Nama (Inisial) :

E. Umur :

F. Tanggal :

1. Petunjuk pengisian : Beri tanda ( ) pada kolom jawaban yang telah

disediakan yang menurut anda benar.

2. Berikanlah jawaban yang sejujur-jujurnya.

N PERNYATAAN YA TIDAK
O
1. Saya merokok supaya merasa tenang.
2. Rokok sangat penting bagi saya.
3. Dengan merokok saya akan terlihat jantan.
4. Setiap membutuhkan konsentrasi saya merokok.
5. Dengan merokok saya jadi bersemngat.
6. Saya merokok untuk menghilangkan suntuk.
7. Merokok dapat mempererat pergaulan saaat berkumpul
dengan teman.
8. Bagi saya merokok sama saja membakar uang.
9. Bagi saya kesehatan lebih penting dibandingkan dengan
nikmatnya merokok.
10. Setiap hari saya biasa mehabiskan 15 batang rokok.
11. Setiap hari saya selalu menyempatkan diri untuk merokok.

12. Setiap hari saya menghabiskan 5-14 batang rokok.

13. Saya mampu menghabiskan satu bungkus rokok setiap hari.


14. Saya menghabiskan rokok tidak lebih dari 4 batang rokok
stiap hari.
15. Saya hanya merokok satu batang rokok setiap hari.
16. Saya merokok hanya saat di beri oleh teman.
17. Saya tidak merokok jika saya tidak punya uang untuk
membelinya.
18. Saya merokok pda saat di lingkungan sekolah.
19. Saya merokok walaupun di tempat itu terdapat larangan
merokok.
20. Saat berada di kendaraan umum saya merokok.
23. Ketika berada di dekat anak kecil saya merokok.
24. Saya tidak merokok ketika berada di lingkungan orang yang
saya kenal.
25. Saya tidak merokok saat berada di sekolahan.
26. Saya merokok ketika berada di dalam kamar.
27. Saya sering merokok ketika sedang di WC.
28. Saya tidak merokok saat berada di dalam rumah.
29. Saya merokok saat mendengarkan music.
30. Saya sering merokok saat sedang sendirian.
31. Jika sedang minum kopi saya merokok.
32. Ketika sedang telpon saya saya merokok.
33. Saya merokok sesudah makan.
34. Jika ada waktu luang saya gunakan untuk merokok.
35. Saya merokok ketika berkumpul dengan teman-teman.
36. Ketika ada maslah saya tidak merokok.
37. Saya tidak merokok ketika saya dalam keadaaan cemas.
38. Saya tidak merokok ketika bangun tidur pagi hri.
39. Ketika sedang mengendarai kendaraan saya tidak merokok.
40. Saya tidak merokok jika sedang pusing.

KETERANGAN :

1 Kebiasaan Merokok berat : 68-82

2 Kebiasaan Merokok sedang : 55-67

3 Kebiasaan Merokok ringan : 41-55


Lampiran 6

Surat izin pengambilan data awal


Lampiran 7

Surat balasan pengambilan data awal


Lampiran 8

Lembar konsul
Lampiran 9

Surat Syarat Persetujuan Ujian Proposal


T.A. 2020/2021

Yang Bertanda tangan di bawah ini :


Koordinator Evaluasi
Nama : Tika Sari Dewy, Ns., M.Kep
Jabatan : Sekretaris Prodi Ilmu Keperawatan
Bagian Keuangan
Nama : Lies Prawasti, S.E
Jabatan : Kasubag Keuangan

Dengan ini memberitahukan bahwa mahasiswa bimbingan kami


Nama : Muhammad Usman Ramadan
NPM : 1114160475
Judul : Pengaruh Lingkungan Sosial Terhadap Prilaku Merokok Pada
Remaja Laki-laki Di SMKN 1 Simpang Empat.

Telah disetujui untuk melaksanakan ujian proposal dengan catatan


Checklist
Tidak ada matakuliah yang BELUM LULUS (Mahasiswa
Melampirkan KHS)
Telah Menyelesaikan Administrasi Keuangan
(Biaya SKripsi Tahap I dan Tahap II)

Atas perhatian dan kerjasama yang baik, kami sampaikan terimakasih.


Mengetahui,

Koordinator Evaluasi Bagian Keuangan

Tika Sari Dewy, Ns., M.Kep Lies Prawasti, S.E

Lampriran 10

Surat Persetujuan Seminar Proposal


T.A. 2020/2021

Yang Bertanda tangan dibawah ini :


Pembimbing I
Nama : Ritna Udiyani, S.Kep., Ns., M. Kep
Jabatan : Ketua SPMI

Pembimbing II
Nama : Farhandika Putra, S.Kep., Ns., M.Kep
Jabatan : Ketua Prodi S1 Keperawatan

Dengan ini memberitahuan bahwa mahasiswa bimbingan kami


Nama : Muhammad Usman Ramadan
NPM : 1114160475
Judul : Pengaruh Frekuensi Menonton Pornografi Melalui Media Internet
Terhadap Perilaku Menyimpang Sexting Pada Remaja Di SMKN 1
Simpang Empat

Telah disetujui untuk melaksanakan ujian seminar Proposal pada :


Hari/Tanggal : ……………………………………………………………………..
Jam : ……………………………………………………………………..
Tempat : STIKes Darul Azhar Batulicin

Atas perhatian dan kerjasama yang baik, kami sampaikan terimakasih.

Mengetahui,
Pembimbing I Pembimbing II

Ritna Udiyani, S.Kep., Ns., M. Kep Farhandika Putra, S.Kep., Ns., M.Kep

Anda mungkin juga menyukai