Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat tuhan yang maha Esa, karena berkat limpahan
Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun maklah ini dengan baik dan benar,
serta tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai Keperawatan
gawat darurat dalam ruang lingkup Keperawatan.
Makalah ini telah dibuat dengan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu
menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu,
kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwamasih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini.Oleh
karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat
membangun.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Tiga persen sampai lima persen kasus yang masuk ke IGD (Instalasi Gawat
Darurat) adalah karena pingsan dan pingsan menempati jumlah 1%-3% dari total
pasien yang masuk rumah sakit. Dua puluh lima persen pasien pingsan dapat ditegakkan
diagnosisnya setelah pemeriksaan fisik sedangkan pada 40% pasien pingsan belum
diketahui penyebabnya (Rad et al,2014) .
Pingsan dapat terjadi karena kurang aliran darah ke otak, sehingga terjadi
penurunan perfusi serebral. Sebelum terjadinya pingsan akan ada episode presinkop.
Tanda-tanda pingsandilaporkan pasien seperti kram, mata berkunang, pusing,
pandangan melayang, terlihat pucat, merasa sesak (stress pernapasan) dan telinga
berdengung (Crain & Gershel, 2010).
1.3 Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami dengan baik dan benar tentang asuhan keperawatan
pada klien yang mengalami sinkop.
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu memahami definisi sinkop
2. Mahasiswa mampu memahami etiologi sinkop
3. Mahasiswa mampu memahami patofisiologi sinkop
4. Mahasiswa mampu memahami manifestasi klinis sinkop
5. Mahasiswa mampu memahami diagnosis sinkop
6. Mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan klien dengan sinkop
7. Mahasiswa dapat mengetahui evidance based nursing yang dapat diberikan terhadap
pasien sinkop.
1.4 Manfaat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
2. Persyarafan
a. Vasovagal syncope
Di dalam tubuh manusia terdapat system reflek pada saraf yang secara tidak
sadar reflek saraf ini bisa menyebabkan penurunan tekanan darah
mendadak. Vasovagal syncope akibat dari tindakan saraf vagus yang kemudian akan
mengirim sinyal ke jantung kemudian memperlambat denyut jantung sehingga seseorang
pingsan. Vasovagal syncope ini biasanya dipicu oleh rasa takut, nyeri, cedera, kelelahan
dan berdiri terlalu lama. Situasi-situasi lain umumnya menyebabkan denyut jantung
untuk sementara melambat dan menyebabkan pingsan seperti mengejan, batuk, bersin
(Ocupational syncope) yang dapat menyebabkan vagal response.
b. Sinus Karotis
Sinus Karotis merupakan bagian dari pembuluh darah leher yang sangat sensitif
terhadap perubahan fisik dan regangan pembuluh darah pada daerah tersebut. Karena
terlalu sensitif, maka hal ini akan mengakibatkan pengiriman impuls pada saraf pusat
sehingga menstimulasi system saraf yang membuat kehilangan kesadaran.
5. Penyebab lain
a. Kehamilan
Hal ini disebabkan oleh tekanan dari inferior vena cava (vena besar yang
mengembalikan darah ke jantung) oleh kandungan yang membesar dan
oleh orthostatic hypotension.
b. Obat-obatan
Obat-obat lain mungkin juga penyebab yang berpotensi dari pingsan atau
syncope termasuk yang untuk tekanan darah tinggi yang dapat melebarkan pembuluh-
pembuluh darah, antidepressants yang dapat mempengaruhi aktivitas elektrik jantung,
dan yang mempengaruhi keadaan mental seperti obat-obat nyeri, alkohol, dan kokain.
2.3 Patofisiologi
Hilangnya pada setiap jenis sinkop disebabkan oleh penurunan oksigenasi pada bagian-
bagian otak yang merupakan bagian kesadaran. Terdapat penurunan aliran darah, penggunaan
oksigen dan serebral. Jika iskemia hanya berakhir beberapa menit, tidak terdapat efek otak.
Iskemia yang lama mengakibatkan nekrosis jaringan otak pada daerah perbatasan dari perfusi
antara daerah vaskuler dari arteri serebralis mayor. Masalah pada jantung mungkin menyebabkan
jantung untuk berdenyut terlalu cepat atau terlalu perlahan.
Selain itu masalah pada klep jantung juga berpengaruh terhadap kekuatan aliran darah
yang dipompa menuju otak. Denyut jantung yang cepat atau tachycardia adalah irama abnormal
yang dihasilkan ruang jantung bagian atas atau bagian bawah dan mungkin mengancam nyawa.
Jika jantung berdenyut terlalu cepat, mungkin tidak ada cukup waktu untuknya untuk mengisi
dengan darah diantara setiap denyut jantung, yang mengurangi jumlah darah yang dapat diantar
jantung keseluruh tubuh. Tachycardia bisa terjadi pada segala umur dan mungkin tidak
berhubungan pada penyakit jantung atherosclerotic. Dengan bradycardia, atau denyut jantung
yang lamban, kemampuan jantung untuk memompa darah mungkin dikompromikan. Ketika
jantung menua, sistik elektrik dapat menjadi rapuh dan jantung terhalang, atau gangguan-
gangguan dari sistim elektrik dapat terjadi, menyebabkan denyut jantung untuk melambat.
Selain itu vasovagal syncope adalah penyebab yang paling umum dari pingsan. Pada
situasi ini, keseimbangan antara kimia-kimia adrenaline dan acetyl choline terganggu. Adrenaline
menstimulasi tubuh, termasuk membuat jantung berdenyut lebih cepat dan pembuluh-pembuluh
darah menyempit. Acetyl choline melakukan sebaliknya. Ketika syaraf vagus distimulasi, acetyl
choline yang berlebihan dilepas, denyut jantung melambat dan pembuluh-pembuluh darah
melebar, membuat darah lebih sulit untuk mengalahkan gaya berat (gravitasi) dan dipompa ke
otak. Pengurangan sementara ini pada aliran darah ke otak menyebabkan episode pingsan
(syncope). Nyeri dapat menstimulasi syaraf vagus dan adalah penyebab yang umum dari
vasovagal syncope.
Dan elektrolit
Gangguan
Pompa jantung Tekanan darah menurun
Nurisi sel otak Gangguan suplai darah
Tidak adequat
Gangguan curah jantung
Kelemahan Penurunan
Kinerja otak Gangguan suplay O2 Penurunan suplay darah
Pada jaringan tubuh dan otak
KONSEP ASKEP
3.1 Kasus
Seorang siswi SMP usia 15 tahun di temukan jatuh dan kehilangan kesadaran
pada saat melakukan upacara, siswi tersebut memang sedang memiliki penyakit jantung
dan sering kali ketika upacara atau pun berdiri terlalu lama siswi tersebut sering pingsan.
Setelah diperiksa didapatkan keluhan nafas pendek, dangkal dan tidak teratur, bradikardi,
nadi teraba lemah, wajah yang keabu-abuan dan kulit ekstermitas yang pucat dan
didapatkan Tanda-tanda vital: tekanan darah 90/70 mmHg, pernapasan 28x/menit, suhu
38°C dan nadi 56x/menit . Apakah tindakan yang tepat dilakukan pada pasien tersebut ?
3.2 Pengkajian
a. Circulacion
Periksa nadi karotis apabila nadi karotis tidak teraba lakukan resusitasi dan cek
tanda –tanda vital pasien yaitu didapatkan :
TD : 90/70mmHg
N : 56x/menit
R : 28x/menit
S : 38°C
Nadi teraba lemah, wajah yang keabu-abuan dan eksterimats kulit pucat
b. Airway
Bebaskan jalan nafas pasien menggunakan posisi head tilt-chin lift periksa
apakah ada sumbatan jalan nafas
c. Breathing
Lihat apakah ada pergerakan dinding dada, dengarkan apakah ada suara napas
tambahan pada pasien dan rasakan hembusan napas pasien. Didapatkan napas
pendek dangkal dan tidak teratur.
3.2.2. Analisa Data
penurunan aliran
oksigen ke serebral
1. ………..
2. Jurnal ke2
Judul : Hubungan Pengetahuan Siswa Palang Merah Remaja dengan Tindakan
Pertolongan Pertama Penderita Sinkop di Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Bukittinggi
Abastrak : Sinkop ialah suatu keadaan hilangnya kesadaran seseorang secara tiba-tiba. Penderita
sinkop membutuhkan pertolongan cepat dan tepat untuk mencegah kondisi penderita semakin
menurun, tetapi sebagian orang tidak mengetahui cara penanggulangannya. Tujuan penelitian ini
adalah menentukan hubungan antara pengetahuan anggota Palang Merah Remaja (PMR) dan
tindakan pertolongan pertama penderita sinkop di MTsN 1 Bukittinggi. Penelitian analitik ini
menggunakan rancangan cross sectional study. Subjek adalah 47 orang anggota PMR MTsN 1
Bukittinggi tahun ajaran 2013-2014 yang memenuhi kriteria inklusi dan eklusi. Analisis yang
digunakan adalah uji chisquare. Hasil studi ialah 72,3% anggota PMR MTsN 1 Bukittinggi
memiliki pengetahuan yang baik tentang sinkop dan 27,7% kurang baik. Ada 51,1% anggota
memiliki tindakan yang baik dalam pemberian pertolongan pertama pada penderita sinkop dan
48.9% anggota memiliki tindakan yang kurang baik. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh
hubungan antara pengetahuan anggota PMR dengan tindakan pertolongan pertama penderita
sinkop di MTsN 1 Bukittinggi (p = 0,024 derajat kemaknaan p< 0,05 ). Simpulan studi ini adalah
sebagian besar anggota PMR MTsN 1 Bukittinggi memiliki pengetahuan dan tindakan
pertolongan pertama yang baik pada penderita sinkop.
No Kreteria Keterangan
1 V Penelitian ini bersifat analitik dengan menggunakan rancangan
cross-sectional study.
2 I Berdasarkan keterangan dari pembina Palang Merah Remaja di
MTsN 1 Bukittinggi maka diketahui sinkop paling sering
terjadi pada hari Senin yaitu saat siswa–siswi sedang
melaksanakan upacara bendera di sekolah dan siswa–siswi
yang sinkop pada saat itu dapat mencapai empat hingga lima
orang.
3 A Dapat diterapkan karena Tindakan pemberian pertolongan
pertama yang benar dapat menyelamatkan nyawa penderita
mencegah terjadinya kecacatan, serta dapat menunjang
terjadinya penyembuhan.
BAB IV
PENUTUP
a. Kesimpulan
Sinkop atau pingsan merupakan permasalahan yang penting dewasa ini.
Sinkopsecara substansial mengakibatkan penurunan kualitas hidup pada semua
dimensikesehatan terutama pada mobilitas, aktivitas sehari-hari, dan perawatan diri
sendiri.Sinkop merupakan salah satu penyebab penurunan kesadaran yang
banyakditemukan di Unit Gawat Darurat (UGD). Sinkop adalah kehilangan
kesadaransementara dengan awitan akut yang diikuti dengan jatuh, dan
dengan pemulihan spontan dan sempurna tanpa intervensi. Sinkop merupakan gejala
dari suatu penyakit sehingga harus dicari etiologinya.
b. Saran
Diharapkan untuk pembaca makalah ini, dapan mengaplikasikan serta
mengembangkan materi yang telah di paparkan, dan untuk dosen pembimbing dapat
memberi masukan serta arahan agar dapat meningkatkan pengetahuan kami.
DAFTAR PUSTAKA
Benditt, Jean DG, Blanck J, Brignole M, Sutton R. Syncope. Amerika: Blackwell; 2006.hlm.3-4..
Tim Esensi. Mengenal UKS. Jakarta: Erlangga; 2012.hlm.33-4 Sumanto A. Petunjuk palang
merah remaja. Jakarta: Arya Pustaka; 2011.hlm.1-2. 5. Bala DKY, Rakhmat A, Junaidi.