Anda di halaman 1dari 6

SINKOP PADA ANAK

dr. Rini Gitasari, dr. Msy Mutiara, dr. Yoza Franola, dr. NRF Shelly,
dr. Anggie KY, dr. Ratna Setia Asih

Pendahuluan

Sinkop merupakan kehilangan kesadaran yang terjadi secara cepat, bersifat sementara
dan berkaitan dengan penurunan mendadak perfusi otak. Sinkop disebabkan berbagai
penyebab mulai dari ringan dan sembuh sendiri sampai ke berat, berulang dan terkadang
berakibat fatal. Sinkop berulang merupakan keluhan utama yang sering ditemukan di unit
gawat darurat sekitar 3% kasus dan 1% kasus sinkop memerlukan rawat inap. Sebagian besar
sinkop disebabkan proses ekstravagal yang bersifat ringan dan sembuh sendiri sehingga tidak
membutuhkan tatalaksana medis. Diagnosis sinkop merupakan tantangan bagi tenaga medis,
sinkop sering di salah artikan sebagai serangan epilepsi. Tatalaksana sinkop juga dapat
membingungkan bila tidak memahami penyebab dasarnya. Diagnosis sinkop bergantung pada
anamnesis yang baik. Tantangan bagi dokter untuk membedakan sinkop ringan misalnya
sinkop vasovagal dan sinkop berakibat fatal seperti sinkop berkaitan dengan penyakit
jantung.1

Definisi

Sinkop berasal dari bahasa Yunani, ‘syn’ berarti ‘dengan’ dan ‘kopto’ berarti
‘memotong sendiri’ atau lebih tepatnya ‘memotong/interupsi sendiri’. Sinkop adalah
kehilangan kesadaran dan tonus otot yang bersifat sementara akibat penurunan perfusi
seluruh otak yang terjadi secara tiba-tiba dan berlangsung cepat serta dapat sembuh dengan
cepat ke kondisi semula. Sinkop juga didefinisikan sebagai kehilangan fungsi otak sementara
akibat kekurangan sumber energi (seperti penurunan tekanan darah, tekanan oksigen kurang
dan kadar gula darah turun), akibatnya akan terjadi peurunan kesadaran dan kekuatan tubuh.
Berdasarkan etiologi ini, bentuk sinkop tidak termasuk serangan epilepsi dan gangguan
psikogenik.1,2

Epidemiologi

Frekuensi pasti kejadian sinkop sulit ditentukan karena sinkop yang terjadi pertama
kali sering tidak dibawa ke dokter. Suatu studi menunjukkan insiden sinkop anak dan remaja
yang datang ke rumah sakit/dokter sekitar 126/100.000. diperkirakan 15% anak normal dapat
mengalami setidaknya satu kali sinkop sebelum usia 18 tahun. Kebanyakan kasus sinkop
disebabkan sinkop neurokardiogenik (vasovagal). Puncak insiden sinkop pada anak sekitar
usia 15-19 tahun dengan risiko lebih tinggi pada perempuan.
Klasifikasi, kategori dan penyebab sinkop

Sinkop harus dibedakan apakah benar-benar sinkop atau bukan sinkop ( Gambar 1).1

 Sinkop terkait proses neurologi: terjadi akibat vasodilatasi dan atau bradikardi
mendadak pada otak.
 Presinkop : gejala awal sinkop namun tidak disertai penurunan kesadaran seperti
pusing, mual, terasa panas, keringat dingin kadang disertai suara bergemuruh di
telinga.
 Sinkop ringan: sinkop yang sembuh cepat dalam hitungan detik.
 Sinkop berat : penurunan kesadaran memanjang, sembuh dalam hitungan menit
sampai jam. Pada gambaran EEG iktal/pasca iktal menunjukkan gambaran ‘pola
lambat-cepat-lambat’.

Gambar 1. Klasifikasi kehilangan kesadaran sementara3

 Sinkope vasovagal: terkait emosional atau stres dan sering didiagnosis berdasarkan
anamnesis.
 Sinkop sinus karotis: terjadi akibat manipulasi pijat sinus karotis.
 Sinkop situasional: berkaitan dengan kondisi spesifik seperti batuk dan BAK.
 Hipotensi ortostatik: sinkop akibat perubahan posisi dari duduk ke tegak akibat
hipotensi arteri. Hal ini terjadi ketika sistem saraf otonom gagal atau tidak mampu
merespon perubahan postur tubuh yang mendadak. Penyebab lainnya disebabkan
deplesi volume yaitu sistem saraf otonom tidak mampu menjaga tekanan darah akibat
berkurangnya volume sirkulasi darah.
 ‘aritmia jantung’: dapat menyebabkan penurunan output jantung.

Tabel 1 dan 2 menunjukkan faktor penyebab sinkop dan bukan sinkop.


Tabel 1. Klasifikasi penyebab sinkop1

Tabel 2. Penyebab non sinkop1

Klasifikasi penyebab non sinkop


Sinkop neurokardiogenik (sinkop vasovagal)

Sinkop neurokardiogenik merupakan bentuk sinkop yang sering terjadi. Bentuk


sinkop ini biasanya disebabkan rangsangan pada mekanoreseptor di dalam jantung ( strech
reseptor atau serat C). Rangsangan ini diakibatkan oleh kontraksi kuat miokardial dari
berbagai penyebab seperti penurunan preload jantung karena lama berdiri. Impuls saraf dari
miokardium dikirim ke batang otak, menyebabkan refleks yang merangsang withdrawal
saraf simpatis dan/atau meningkatkan tonus vagal menyebabkan bradikardi parodiksal
dan/atau vasodilatasi. Hal ini disebut juga ‘Bezold-Jarisch reflex’. Mekanisme ini
menjelaskan bagaimana sinkop terjadi pada anak yang lama berdiri di sekolah pada cuaca
panas. Teori ini digunakan sebagai dasar pengobatan pada sinkop vasovagal dengan
pemberian obat yang mengurangi kontraksi otot jantung seperti beta adrenergik blocker atau
obat vagolitik seperti disopyramid.1,2,4

Beberapa jalur aferen yang dapat memicu sinkop vasovagal lainnya adalah:

1. Korteks serebri: akibat perubahan emosi berlebih seperti melihat darah, atau nyeri.
2. Reseptor sistem pernapasan, genitoureter, gastrointestinal: sinkop akibat batuk,
defekasi dan BAK.
3. Stimulasi lainnya: hair grooming syncope.

Sinkop kardial

Penyakit jantung yang sering menyebabkan sinkop pada anak adalah defek struktur
jantung berat, anomali atau aneurisma arteri koroner, atau sindrom aritmia yang dapat
menyebabkan takiaritmia ventrikuler. Beberapa etiologi sinkop dapat menyebabkan kematian
seperti hipertensi pulmonal berat, sianotik spell, sick sinus syndrome, blokade jantung,
sindrom QT memanjang, sindrom WPW, obstruksi koroner pasca penyakit kawasaki.1,4

Etiologi dan diagnosis sinkop kardial2:

1. Obstruksi aliran jantung kanan dan kiri. Biasanya terdapat murmur jantung yang
keras.
a. Stenosis aorta berat
b. Stenosis pulmonal berat
c. Cardiomiopati hipertrofi dengan obstruksi
2. hipertensi pulmonal berat akibat peningkatan tekanan arteri berat. Pemeriksaan fisik
secara teliti dapat menunjukkan terdengar bunyi jantung ke dua + murmur sistolik
dari regurgitasi katup trikuspid.
3. Iskemia pembuluh koroner
a. Anomali koroner seperti adanya penonjolan left main coronary artery(LMCA)
dari sinus valsava kanan di antara pangkal aorta dan arteri pulmonal utama.
Latihan olahraga disertai dilatasi kedua arteri besar tersebut dapat menekan
LMCA dan menyebabkan iskemia jantung.
b. Obstruksi koroner akibat penyakit pasca kawasaki.
c. Penyebab jarang: miokardial brdging, spasme koronal.
d. Aterosklerosis koronal, jarng pada anak kecuali ada riwayat keluarga,
diperlukan pemeriksaan kadar kolesterol darah.
4. Sianotik spell: sianosis berat akibat penyakit jantung kongenital. Pasien akan tampak
sianosis nyata dan pada pemeriksaan fisik dijumpai bunyi jantung tambahan.
5. Aritmia jantung: sindrom aritmia jantung, sindrom pemanjangan QT, WPW, brugada
sindrom.

Tatalaksana1,2,

 Anamnesis
o Kegiatan presinkop dan posisi
o Gejala terkait pre sinkop
o Faktor pencetus vasovagal sinkop
o Laporan dari saksi saat sinkop terjadi (adakah kejang dan mengompol)
o Lama sinkop
o Keadaan paska sinkop
o Riwayat keluarga (kematian mendadak, ketulian, penyakit jantung kongenital,
penyakit metabolik, miokard infark pada usia muda)
o Medikasi (beberapa obat dapat menyebabkan pemanjangan interval QT dan
pencetus Tousade de Points)
 Pemeriksan fisik
o Tekanan darah dan nadi saat berdiri
o Pemeriksaan saraf
o Pemeriksaan darah profil lipid
o Pemeriksaan fisik jantung dan paru

 Pemeriksaan penunjang
o Monitor EKG
o EEG

Kesimpulan

Sinkop berulang dapat menyebabkan kebingungan dan kecemasan bagi anak maupun
keluarga. Walaupun bentuk sinkop terbanyak adalah sinkop ringan, namun sinkop yang
berpotensi megancam nyawa perlu dipertimbangkan saat mendiagnosa sinkop. Anamnesis
yang teliti dan tepat dapat membantu menegakkan penyebab sinkop dan tatalaksana yag tepat
sesuai penyebab yang mendasarinya.
DAFTAR PUSTAKA

1. Viswanath D dkk. Syncope in Children. J Indian Acad Oral Med Radiol. 2013;25(4):294-
299.

2. Khongphatthanayothin A. Syncope in children. Bangk Med J. 2014;4.


http://www.submit.bangkokmedjournal.com/index.php/bangkok-medical-
journal/article/viewFile/92/86. Accessed September 8, 2017.

3. ESC Guidelines. Guidelines on Management ( Diagnosis and Treatment) of Syncope


Update 2004. Task Force Eur Soc Cardiol. 2004;6:467-537.

4. Sanatani S dkk. Canadian Cardiovascular Society and Canadian Pediatric Cardiology


Association Position Statement on the Approach to Syncope in the Pediatric Patient. Can
J Cardiol. 33(2):189-198.

Anda mungkin juga menyukai