Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN MAKALAH SEMINAR

KEPERAWATAN ANAK 1
“DEMAM KEJANG”
KELOMPOK 5B

DISUSUN OLEH:
1. Helviyora Alda Kasnur 18031053
2. Trinovea Gumelinsi 18031065
3. Shintia Rosdina 18031066
4. Endra Irawan 18031073
5. Tengku Atika Rahmanisa 18031077
6. Ayu Pratiwi 18031091

DOSEN FASILITATOR :
Ns.Agnita Utami, M.kep., Sp. Kep. AN.

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


STIKES HANG TUAH PEKANBARU
2020
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT


yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tanpa pertolongan-Nya kami tidak
akan bisa menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Kami menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan


dan tuntunan Allah SWT dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk
itu dalam kesempatan ini kami menghaturkan rasa hormat dan terimakasih
yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan
makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan baik secara materi maupun cara penulisannya. Namun
demikian, kami telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan
yang kami miliki sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya,
kami dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan, saran
dan usul dari berbagai pihak guna penyempurnaan makalah ini.

Akhir kata kami selaku penulis makalah berharap semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca. Terimaksih.

Pekanbaru, 14 Mei 2020


Penulis

(Kelompok 5B)
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang............................................................................................................ 1
1.2 Tujuan ........................................................................................................................ 1
1.3 Manfaat ...................................................................................................................... 2

BAB II LANDASAN TEORI


2.1 Defenisi Demam Kejang Pada Anak........................................................................... 3
2.2 Etiologi Demam Kejang Pada Anak .......................................................................... 3
2.3 Manifestasi Demam Kejang Pada Anak .................................................................. ..3
2.4 Klasifikasi Demam Kejang Pada Anak ....................................................................... 4
2.5 Patofisiologi Demam Kejang ...................................................................................... 4
2.6 Komplikasi Demam Kejang ........................................................................................ 5
2.7 Pencegahan Demam Kejang ....................................................................................... 5
2.8 Pemeriksaan Penunjang Demam Kejang ................................................................... 5
2.9 Penatalaksanaan Demam Kejang Pada Anak .............................................................. 6
2.10 Kebutuhan Nutrisi dan Cairan Pada anak dengan Demam Kejang .......................... 6

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN


3.1 Pengkajian ................................................................................................................... 7
3.2 Diagnosa Keperawatan................................................................................................ 8
3.3 Intervensi Keperawatan .............................................................................................. 8

BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan ................................................................................................................. 9

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 10


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kejang adalah suatu perubahan fungsi pada otak secara mendadak dan
sangat singkat atau sementara yang dapat disebabkan oleh aktifitas yang
abnormal serta adanya pelepasan listrik serebal yang sangat berlebihan.
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terdiri pada kenaikan suhu
tubuh (suhu rektal diatas 38 C) yang disebabkan oleh proses ekstranium
kejang. Demam kejang merupakan tipe kejang yang sering ditemukan pada
masa kanak-kanak.angka kejadian kejang demam terjadi 2-5% pada anak
antara usia 6 bulan sampai 5 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kejang demam paling sering terjadi pada anak laki-laki dignosisnya kejang
demam kompleks (Novi, Dwi, et al, 2019).
Kejang demam merupakan kejang yang paling sering pada anak dan
memilki kemungkinan untuk berulang. Hasil penelitian mengatakan bahwa
kejang demam berulang lebih banyak terjadi pada pasien yang kejang pertama
pada usia 11-20 bulan (47,5%), pasien perempuan (62,5%). Pasien dengan
riwayat demam keluarga (72,5%), pasien tanpa riwayat epilepsi keluarga
(97,5%), dan kejang demam sederhana pada bangkitan kejang demam pertama
(60%) (Novi, Dwi, et al, 2019).
WHO memperkirakan pada tahun 2005 terdapat lebih dari 21,65 juta
penderita kejang demam dan lebih dari 216 ribu diantaranya
meninggal.berdasarkan hasil survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI )
tahun 2007, di indonesia tahun 2005 kejang demam termasuk sebagai lima
penyakit anak terpenting yaitu sebesar 17,4% meningkat pada tahun 2007
dengan kejadian kejang demam sebesar 22,2%.prevelensi demam pada balita
didaerah perdesaan lebih tinggi (33%)dibanding diperkotaan yaitu sebesar
29%. (Novi, Dwi, et al, 2019).
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Agar mahasiswa/i dapat memahami konsep dasar Demam kejang dan
asuhan keperawatan pada Anak demam kejang
1.2.2 Tujuan khusus
1. Agar mahasiswa/i mampu memahami apa itu defenisi demam kejang,
klarifikasi demam kejang, dan bagaimana menifestasi klinis pada
anak demam kejang.
2. Agar mahasiswa/i mampu memahami etiologi dan patofisiologi pada
anak demam kejang
3. Agar mahasiswa/i mampu memahami bagaimana komplikasi dan
pencegahan pada anak demam kejang.
4. Agar mahasiswa/i mampu melakukan pengkajian,menegakkan
diagnosa keperawatan dan dapat menentukan intervensi keperawatan
untuk masalah keperawatan yang dialami oleh anak demam kejang
1.3 Manfaat
1. Mahasiswa/i mampu memahami apa itu defenisi demam kejang, klarifikasi
demam kejang, dan bagaimana menifestasi klinis pada anak demam
kejang.
2. Mahasiswa/i mampu memahami etiologi dan patofisiologi pada anak
demam kejang
3. Mahasiswa/i mampu memahami bagaimana komplikasi dan pencegahan
pada anak demam kejang.
4. Mahasiswa/i mampu melakukan pengkajian, menegakkan diagnosa
keperawatan dan dapat menentukan intervensi keperawatan untuk masalah
keperawatan yang dialami oleh anak demam kejang
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Definisi Demam Kejang


Demam kejang adalah suatu kejang yang terjadi pada usia antara 3 bulan
sampai dengan 5 tahun yang berkaitan dengan demam tanpa adanya tanda-
tanda infeksi intrakranial atau penyebab yang jelas. Kejang demam adalah
bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (sus rektal lebih dari
38 C) yang disebabkan oleh suatu proses step. Kejang demam terjadi pada
anak usia 3 bulan hingga 5 bulan. Setelah kejang demam pertama, ada
kemungkinan terulang pada anak akan maningkat bila didapatkan faktor-
faktor usia dini pada saat pertama mengalami kejang, cepatnya anak mendapat
kejang setelah demam timbul, suhu tubuh yang sangat rendah saat kejang,
adanya riwayat keluarga yang kejang demam dan adanya riwayat keluarga
yang epilepsi.

2.2 Klasifikasi Demam Kejang


1. Kejang Parsial
Kejang berasal dari satu fokus neuron. Sesekali fokus terdapat pada lokasi
kerusakan otak sebelumnya (misalnya akibat kerusakan anoksia pada
lobus temporal selama konvulsi yang berkepanjangan).
2. Kejang Sederhana
Jenis ini muncul tanpa gangguan kesadaran. Pergerakan konvulsif secara
dominan hanya mempengaruhi satu area. Aktivitas kejang dapat fokal
kemudian menyebar pada batang tubuh dan menjadi menye- luruh (kejang
Jacksonian). Kadang - kadang kejang diikuti oleh kelemahan sementara
pada anggota badan yang terlibat (paralisis Todd).
3. Kejang Kompleks
Fenomena motoric, sensorik, atau emoesional muncul sendiri-sendiri atau
bergabung satu sama lain, bersamaan dengan kesadaran yang terganggu.
Diagnosis dipastikan dengan EEG yang umumnya menunjukkan letupan
dari lobus temporal.
2.3 Etiologi Demam Kejang
Penyebab kejang demam hingga kini belum diketahui, Namun kondisi ini
sering disebabkan oleh infeksi saluran pernapasan atas, infeksi telinga bagian
tengah, infeksi paru-paru, infeksi saluran percernaan dan infeksi saluran
kemih. Kejang tidak selah timbul pada suhu yang tinggi, kadang-kadang
demam yang tidak begitu tinggi dapat menyebabkan kejang.
Umumnya, kejang demam berlangsung singkat, berupa serangan kejang
klonik (kejang dengan kontraksi dan relaksasi otot yang kuat dan berirama)
atau tonik-tonik bilateral (kejang dengan kontraksi dan kekakuan otot
menyeluruh bergantian dengan kontrasi dan relaksasi otot yang kuat dan
berirama) bentuk kejang yang lain dapat juga terjadi seperti mata terbalik ke
atas dengan disertai kekakuan atau kelemahan, gerakan sentakan berulang
tanpa didahului kekakuan, atau bisa juga hanya berupa sentakan atau terjadi
kekakuan keseluruhan. Sebagian besar kejang berlangsung kurang dari 6
manit dan 8% berlangsung lebih dari 15 menit.

2.4 Manifestasi Klinis Demam Kejang


Manifestasi kejang demam dibagi menjadi kejang demam simpleks dan
kompleks. Kejang demam sederhana (simple febrile seizure) yaitu kejang
demam yang berlangsung singkat kurang dari 15 menit dan umumnya akan
berhenti sendiri. Kejang berupa umum tonik atau klonik tanpa gerakan fokal.
Kejang demam tidak berulang dalam 24 jam, kejang jenis ini merupakan 80%
dari seluruh kejang demam. Kejang demam komplek (complex febrile seizure)
yaitu kejang dengan salah satu ciri kejang lama lebih dari 15 menit, kejang
fokal atau parsial satu sisi atau kejang umum yang didahului kejang parsial,
berulang atau lebih dari satu kali 24 jam (Arif, 2015). Gambaran klinis yang
dapat dijumpai pada pasien kejang demam adalah:
1. Suhu tubuh mencapai 39 C.
2. Anak sering hilang kesadaran saat kejang.
3. Kepala anak seperti terlempar ke atas, mata mendelik
4. Tungkai dan lengan mulai kaku, bagian tubuh anak menjadi
berguncang. Gejala kejang bergantung pada jenis kejang.
5. Kulit pucat dan mungkin menjadi biru.
6. Serangan terjadi beberapa menit setelah itu anak sadar.
2.5 Patofisiologi Demam Kejang
Patofisiologi kejang demam adalah akibat meningkatnya suhu tubuh
menyebabkan peningkatan metabolisme tubuh meski sedang tidak
berkegiatan. Dengan meningkatnya metabolisme maka pasokan oksigen ke
otak menurun. Pada anak yang peka terjadilah kejang demam. Apabila
berkurangnya oksigen ke otak sampai meningkatkan tekanan intra kranial
(TIK) maka dapat terjadi gangguan suplai (perfusi) nutrisi ke jaringan seluruh
tubuh sehingga terjadilah gangguan tumbuh kembang.

2.6 Komplikasi Demam Kejang


Komplikasi kejang yang paling banyak terjadi adalah kejang berulang.
Angka Komplikasi 25-50%. Faktor risiko berulangnya kejang demam adalah
riwayat kejang demam dalam keluarga, usia kurang dari 18 bulan,
temperature kurang dari 40C saat kejang pertama, kejang terjadi kurang dari 1
jam setelah onset demam. Dampak dari kejang demam ke system tubuh lain
diantaranya pada otot, kulit, dan bronkus. Pada otot dan kulit mengalami
kontraksi otot karena peningkatan pengaturan suhu tubuh di hipotalamus
karena penyebaran toksik, sedangkan pada bronkus mengalami spasma
menyebabkan anak beresikoterhadap injuri dan berlangsungnya jalan nafas.

2.7 Pencegahan Demam Kejang


1. Pantau selalu suhu anak, hati-hati jika suhu anak sudah melebihi 38° C
2. Berikan obat penurun panas, seperti parasetamol sesuai dosis. Dosis
paracetamol pada anak adalah 10-15 mg/kgBB. Biasanya, paracetamol
yang disediakan dalam sirup mengandung 120mg/5mL. pada anak-anak
dengan berat badan 20kg, dapat diberikan paracetamol 2 sendok
mengandung yang memiliki takaran(bukan sendok makan atau sendok
teh). Untuk sedian tablet, tersedia 500mg tablet paracetamol sehingga
dapat di berikan setengan tablet paracetamol pada anak 20kg yang sudah
dapat menelan tablet.
3. Kompres air hangat di bagian ketiak, leher, dan lipat paha(bukan dahi)
4. Beri minum yang banyak untuk mencegah dehidrasi akibat banyak
berkeringat
5. Hindari penggunaan pakaian berlapis atau selimut tebal
(Dewi Anggraini Kusumoningrum:2019)

2.8 Pemeriksaan Penunjang Demam Kejang


1. Periksa darah, seperti hitung darah lengkap untuk mencari penyebab
demam / lab: Hb, Ht, Leukosit, Trombosit
2. EKG
3. Lumbal fungsi
4. CT-SCAN, misalnya jika anak kejang tanpa demam

2.9 Penatalaksanaan Demam Kejang


1. Penatalaksanaan medis
a. Menghentikan kejang secepat mungkin diberikan antikonvulsan secara
intravena jika klien masih kejang
b. Pemberian oksigen
c. Penghisapan lender kalau perlu
d. Mencari dan mengobati penyebab pengobatan rumah profilaksis
intermiten, untuk mencegah kejang berulang, diberikan obat campuran
anti konvulsan dan antipiretika
2. Penatalaksanaan keperawatan
a. Semua pakaian ketat di buka
b. Posisi kepala sebaikanya miring untuk mencegah aspirasi isi lambung
c. Usahakan agar jalan nafas bebas untuk menjamin kebutuhan oksigen
d. Monitor suhu tubuh
e. Obat untuk penurun panas, pengobatan ini dapat mengurangi
ketidaknyamanan anak dan menurunkan suhu 1 sampai 1,5 °C
f. Berikan kompres hangat
Mengompres dilakukan dengan handuk atau waschcloth (washlap atau
lap khusus badan) yang di basuhi dengan dibasahi air hangat (30 °C)
Kemudian lap kan seluruh badan
g. Menaikan asupan cairan anak
Anak dengan demam dapat merasa tidak lapar dan sebaiknya tidak
memaksa anak untuk makan.
2.10 Kebutuhan Nutrisi dan Cairan Pada anak Yang Demam Kejang
1. Terapi cairan yang diberikan pasien ini menggunakan asering. Asering
merupakan cairan resusitasi yang berfungsi untuk menggantikan
kehilangan cairan akut. Asering mengandung Na+ 130 mEq/l, K+ 4 mEq/l,
Cl- 109 mEq/l, Ca2+ 3 mEq/l, acetate 28 meq/l, anhydrous dextrosa 50 g/l.
Pemakaian asering yang berlebihan dapat menyebabkan terjadi
hipernatremia mengingat kadar Na+ yang tinggi pada asering,
2. Terapi rumatan bertujuan untuk memelihara keseimbangan cairan tubuh
dan nutrisi. Terapi rumatan dapat diberikan infus cairan elektrolit dan
karbohidrat atau infus yang mengandung karbohidrat saja. Larutan
elektrolit yang mengandung karbohidrat contohnya larutan KA-EN,
Dextran+saline, Ringer’s dextrose 5, N4D5 sedangkan larutan rumatan
yang hanya mengandung karbohidrat adalah dextrose 5%. (Erwika, A.,
2014)
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian Keperawatan Teoritis


A. Anamnesis
1) Identitas pasien Meliputi nama lengkap, tempat tinggal, jenis kelamin,
tanggal lahir, umur, tempat lahir, asal suku bangsa, agama, nama orang
tua, pekerjaan orang tua, penghasilan orang tua. Wong (2009),
mengatakan kebanyakan serangan kejang demam terjadi setelah usia 6
bulan dan biasanya sebelum 3 tahun dengan peningkatan frekuensi
serangan pada anak-anak yang berusia kurang dari 18 bulan.
2) Riwayat kesehatan
a) Keluhan utama Biasanya anak mengalami peningkatan suhu tubuh
>38,0⁰C, pasien mengalami kejang dan bahkan pada pasien dengan
kejang demam kompleks biasanya mengalami penurunan kesadaran.
b) Riwayat penyakit sekarang Biasanya orang tua klien mengatakan
badan anaknya terasa panas, nafsu makan anaknya berkurang, lama
terjadinya kejang biasanya tergantung pada jenis kejang demam yang
dialami anak.
c) Riwayat kesehatan
 Riwayat perkembangan anak : biasanya pada pasien dengan
kejang demam kompleks mengalami gangguan keterlambatan
perkembangan dan intelegensi pada anak serta mengalami
kelemahan pada anggota gerak (hemifarise).
 Riwayat imunisasi : Biasanya anak dengan riwayat imunisasi
tidak lengkap rentan tertular penyakit infeksi atau virus seperti
virus influenza.
 Riwayat nutrisi Saat sakit, biasanya anak mengalami penurunan
nafsu makan karena mual dan muntahnya
B. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum biasnaya anak rewel dan kesadaran compos mentis
2) TTV
 Suhu : biasanya >38,0⁰C
 Respirasi: pada usia 2- < 12 bulan : biasanya > 49 kali/menit Pada usia
12 bulan - 40 kali/menit
 Nadi : biasanya >100 x/i
3) BB Biasanya pada nak dengan kejang demam tidak terjadi penurunan
berar badan yang berarti
3.2 Diagnosa Keperawatan
1. Hipertermia berhubungan dengan peningkatan laju metabolisme ditandai
dengan Apnea, Bayi tidak dapat mempertahankan menyusu , Gelisah,
Hipotensi, Kulit kemerahan, Kulit terasa hangat dan Latergi
2. Gangguan pertukaran gas b.d kongesti paru, hipertensi pulmonal,
penurunan perifer yang mengakibatkan asidosis laktat dan penurunan
curah jantung ditandai dengan pola pernafasan abnormal, nafas cuping
hidung, takikardi

3.3 Rencana Asuhan Keperawatan

No. Diagnosa Keperawatan NOC NIC


1. Hipertermia berhubungan dengan Termoregulasi Pengaturan suhu
peningkatan laju metabolisme Kriteria hasil : Kriteria Hasil:
ditandai dengan Apnea, Bayi 1) Merasa merinding saat 1. monitor suhu
tidak dapat mempertahankan dingin paling tidak setiap
menyusu , Gelisah, Hipotensi, 2) Berkeringat saat panas 2 jam sesuai
Kulit kemerahan, Kulit terasa 3) Tingkat pernapasan kebutuhan
hangat dan Latergi 4) Melaporkan 2. monitor dan
kenyamanan suhu laporkan adanya
5) Perubahan warna kulit tanda gejala
6) Sakit kepala hipotermia dan
hipertermia
3. tingkatka intake
cairan dan nutrisi
adekuat
4. berikan
pengobatan
antipiretik sesuai
kebutuhan.
Perawatan demam
Kriteria Hasil:
1. Pantau suhu dan
tanda-tanda vital
lainya
2. Monitor warna
kulit dan suhu
3. Monitor asupan
dan keluaran,
sadari perubahan
kehilangan cairan
yang tak di rasakan
4. Beri obat atau
cairan IV
5. Tutup pasien
dengan selimut
atau pakaian
ringan
2. Gangguan pertukaran gas b.d Status Pernafasan: Terapi oksigen
kongesti paru, hipertensi Pertukaran Gas Aktivitas – aktivitas:
pulmonal, penurunan perifer yang Kriteria Hasil: 1. Periksa mulut,
mengakibatkan asidosis laktat dan 1. Frekuensi pernafasan hidung, dan sekret
penurunan curah jantung ditandai 2. Deviasi cukup berat (2) trakea
dengan pola pernafasan abnormal, ditingkatkan ke deviasi 2. Pertahankan jalan
nafas cuping hidung, takikardi normal (4) napas yang paten
3. Irama pernafasan 3. Atur peralatan
Deviasi cukup berat (2) oksigenasi
ditingkatkan ke deviasi 4. Monitor aliran
normal (4) oksigen
4. Kemampuan 5. Pertahankan
mengeluarkan sekret posisi pasien
Deviasi cukup berat (2) 6. Observasi tanda-
ditingkatkan ke deviasi tanda
normal (4) hipoventilasi
7. Monitor adanya
kecemasan pasien
terhadap
oksigenasi.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Demam kejang adalah suatu kejang yang terjadi pada usia antara 3 bulan
sampai dengan 5 tahun yang berkaitan dengan demam tanpa adanya tanda-
tanda infeksi intrakranial atau penyebab yang jelas. kejang demam
berlangsung singkat, berupa serangan kejang klonik, atau tonik tonik bilateral.
Penyebab kejang demam hingga kini belum diketahui, Namun kondisi ini
sering disebabkan oleh infeksi saluran pernapasan atas, infeksi telinga bagian
tengah, infeksi paru-paru, infeksi saluran percernaan dan infeksi saluran
kemih.
DAFTAR PUSTAKA

Bulecheck, G. M., Butcher, H. K., Dochterman, J. M., & Wagner, C. M. (2013).


Nursing Intervention Classification (NIC). Singapore : Elevesier

Cendhikalistya, G.O. (2018). Ibuku Dokterku. Jakarta: Elex Media Komputindo

Dewanto, G. dkk. (2009). Panduan Praktis Diagnosa & Tatalaksana. Jakarta:


EGC

Erwika, A. (2014). Therapy Management of Simple Febrile Seizure with


Hyperpirexia in Three Years Old Child. Jurnal Medula Unila. Volume 3
Nomor 2:1-9

Febry. A. B. Mahendra. Z. (2010). Smart parents. Jakarta: Gagasmedia.

Herdman, H. (2018). Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klsifikasi 2018-2020.


Jakarta: EGC

Indrayati.V. Haryanti. D. (2019) Gamabaran kemampuan orang tua dalam


penanganan pertama kejang demam pada anak usia. Jurnal Ilmiah Permas,
9(2).

Irdawati. (2009). Kejang demam dan penatalaksanaannya. Berita ilmu


keperawatan ISSN 1979-2697, Vol 2 No.3 September, 144-145

Kusumoningrum, D. A. (2019). Apa yang harus dilakukan?pertolongan pertama


pada kecelakaan. Duta

Meadow. S. R. dan Simon. (2005). Pediatrika. Jakarta: Erlangga.

Moohead, S., Johnson, M., Maas, M. L & Swanson. (2013). Nursing outcomes
classification. Singapore : Elevesier

Munawaroh, K. dkk. (2008). Penanganan kejang demam pada balita di puskesmas


lubuk baja kota batam. Jurnal Berita Ilmu Keperawatan. Vol 1 (2), 97-
100

Ridha, N.H. (2014). Buku ajar keperawatan anak. Yogyakarta : Pustaka Penerbit
Wibowo, D. dkk. (2019). Hubungan dehidrasi dengan komplikasi kejang pada
pasien diare di RSD idaman banjarbaru. Jurnal Kebidanan &
Keperawatan. Vol 10 (1), 117

Anda mungkin juga menyukai