KEPERAWATAN KOMUNITAS II
“GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT (GERMAS):
BAHAYA MINUMAN BERALKOHOL BAGI KESEHATAN”
KELOMPOK 2B
DOSEN FASILITATOR
Ns. Abdurrahman Hamid, M.Kep., Sp. Kep. KOM
DISUSUN OLEH:
1. Dian Puspita Sari 18031061
2. Shintia Rosdina 18031066
3. Nurjannah 18031076
4. Tengku Atika Rahmanisa 18031077
5. M. Farezi Alfaneanda 18031095
A. Latar Belakang
Dampak meningkatnya kejadian Penyakit Tidak Menular adalah meningkatnya
pembiayaan pelayanan kesehatan yang harus ditanggung oleh masyarakat dan
pemerintah, menurunnya produktivitas masyarakat yang pada akhirnya mempengaruhi
kondisi sosial ekonomi masyarakat. Pendekatan kesehatan masyarakat yang
diluncurkan Kementrian Kesehatan pada tahun 2016 adalah pendekatan keluarga
dengan 12 indikator keluarga sehat dan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS)
yang berfokus pada 3 aspek perubahan perilaku yaitu melakukan aktivitas fisik,
mengonsumsi sayur dan buah, dan melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala
untuk mendeteksi faktor resiko yang ada pada setiap orang
Berdasarkan Global status report on alcohol and health 2014, dari 241.000.000 orang
penduduk Indonesia, Prevalensi gangguan karena penggunaan alkohol adalah 0,8% dan
prevalensi ketergantungan alkohol adalah 0,7% pada pria maupun wanita. Apabila
dilihat dari persentasenya, prevalensi gangguan karena penggunaan alkohol dan
prevalensi ketergantungan alkohol sangatlah kecil. Namun, apabila angka tersebut
dikalikan dengan jumlah penduduk Indonesia, sebanyak 1.928.000 orang penduduk
Indonesia mengalami gangguan karena penggunaan alkohol dan sebanyak 1.180.900
orang penduduk Indonesia mengalami ketergantungan alkohol.
Alkohol mengganggu pengaturan eksitasi atau inhibisi di otak, sehingga
mengkonsumsi alkohol dapat mengakibatkan terjadinya disinhibisi, ataksia dan sedasi.
Efek farmakologis etanol meliputi pengaruhnya pada proses timbulnya penyakit,
perkembangan prenatal, sistem gastrointestinal, kardiovaskular dan sistem saraf pusat.
Etanol mengganggu keseimbangan eksitasi dan inhibisi transmisi listrik di otak, yang
menyebabkan disinhibisi, ataksia dan sedasi. Toleransi terhadap etanol mulai timbul
setelah penggunaan kronis yang ditunjukkan antara lain dengan gangguan psikis dan
aktivitas bila konsumsi alkohol dihentikan secara tiba-tiba.
Bahaya mengkonsumsi alkohol termasuk dalam lima besar faktor resiko untuk
penyakit, kecacatan dan kematian di seluruh dunia.2 Konsumsi alkohol dapat
meningkatkan berbagai resiko terhadap kesehatan seperti ketergantungan alkohol,
sirosis hepar, kanker dan luka-luka akibat efek langsung maupun tidak langsung dari
intoksikasi alkohol.
LEADER
Keterangan:
: Leader
: Co-leader
AUDIENS : Audiens/peserta
: Fasilitator
: Observer
H. Pengorganisasian
1) Leader
Mengkoordinasi seluruh kegiatan
Memimpin jalannya penyuluhan dari awal hingga berakhirnya penyuluhan
Membuat suasana penyuluhan agar lebih tenang dan kondusif.
2) Co Leader
Membantu leader mengkoordinasi seluruh kegiatan
Mengingatkan leader jika ada kegiatan yang menyimpang
Membantu memimpin jalannya kegiatan
Menggantikan leader jika terhalang tugas
3) Fasilitator
Memotivasi anak agar dapat kooperatif dalam permainan yang akan dilakukan
Bertanggung jawab terhadap program antisipasi masalah
Fasilitator bertugas sebagai pemandu dan memotivasi anak agar dapat kooperatif
dalam permainan yang akan dilakukan.Leader
Mengkoordinasi seluruh kegiatan
Memimpin jalannya penyuluhan bermain dari awal hingga berakhirnya
penyuluhan
Membuat suasana bermain agar lebih tenang dan kondusif.
4) Co Leader
Membantu leader mengkoordinasi seluruh kegiatan
Mengingatkan leader jika ada kegiatan yang menyimpang
Membantu memimpin jalannya kegiatan
Menggantikan leader jika terhalang tugas
5) Fasilitator
Memotivasi peserta agar dapat kooperatif dalam permainan yang akan dilakukan
Bertanggung jawab terhadap program antisipasi masalah
Fasilitator bertugas sebagai pemandu dan memotivasi anak agar
dapat kooperatif dalam permainan yang akan dilakukan.
Kegiatan Penyuluhan
Winurini, S. (2018). Remaja dan Perilaku Berisiko terhadap Minuman Keras (MIRAS)
Oplosan. Info Singkat Bidang Kesejahteraan Sosial, 10(8), 13–18.
berkas.dpr.go.id/puslit/files/info_singkat/Info Singkat-X-8-II-P3DI-April-2018-
217.pdf
Yerkohok, F., Kanto, S., & Chawa, A. F. (2020). Budaya Konsumsi Minuman
Beralkohol (studi kasus pada masyarakat Moskona di Kelurahan Bintuni Barat,
Distrik Bintuni Barat, Kabupaten Teluk Bintuni. Jurnal Ilmu Sosial Dan Ilmu
Politik, 9(2), 147–153.
https://publikasi.unitri.ac.id/index.php/fisip/article/view/2231/pdf
GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT (GERMAS):
BAHAYA MINUMAN BERALKOHOL BAGI KESEHATAN
KELOMPOK 2B
•Dampak yang terjadi akibat mengkonsumi minuman keras (Alcohol) gangguan amnesia, lesi
N, abducen (N. VI) dan terjadi sindrom korsakoff, dengan gejala amnesia antrogarde dan
amnesia antrograde dan amnesia retro grade, gangguan dalam pengertian abstrak,
gangguan pemahaman visnospastial dan gangguan belajar.
1. Air
Salah satu cara terbaik mengurangi rasa sakit adalah minum banyak air. Banyak ahli gizi menyarankan bahwa seseorang harus
minum segelas air putih untuk setiap satu gelas alkohol yang dikonsumsi.Hal ini untuk membantu mencairkan alkohol dan
mengurangi tingkat racun di dalam tubuh Anda.
2. Milk thistle
Tanaman ini sudah dibuat dalam banyak bentuk suplemen dan dapat digunakan untuk mengobati berbagai penyakit selain
mabuk, seperti mulas atau masalah kantung empedu
3. Minuman berenergi
Jika merasa mabuk, maka sangat penting untuk mengganti elektrolit yang hilang dengan cara minum minuman berenergi yang
mengandung elektrolit. Ini diperlukan bagi sel, sehingga sel dengan mudah memproses rehidrasi dalam tubuh Anda.
4. Buah dan sayuran segar
Berbagai vitamin dan mineral, seperti vitamin C dan kalium dapat meningkatkan fungsi tubuh dan tingkat energi.
5. Tidur
Tidur Salah satu cara untuk mengurangi mabuk,meskipun alkohol susah untuk membuat seseorang bisa istirahat tenang
dimalam hari
THANKS!