Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN MAKALAH KELOMPOK 1 B

“ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA POPULASI


YANG MENGALAMI GANGGUAN JIWA”
KEPERAWATAN KOMUNITAS

DISUSUN OLEH :

8. Mardiangra D 18031070
1. Marchtia Lyora S 18031052
9. Tri Yuda Juniansyah 18031071
2. Helvyora Alda K 18031053
10. Gina Tambunan 18031072
3. Hanaa Nabilla 18031054
11. Tri Zulfiandi 18031079
4. Cut Siti Nurhafizah 18031055
12. Tria Masithoh A 18031089
5. Dian Puspita Sari 18031061
13. Reka Apriliani 18031090
6. Siti Nurasiah 18031064
14. Ayu Pratiwi 18031091
7. Nancy Hidayah Oktari 18031069

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
HANG TUAH PEKANBARU
PEKANBARU
2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Puji syukur atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunianya
sehingga makalah kami ini dapat diselesaikan. Makalah ini sangat diperlukan sebagai bahan
belajar bagi mahasiswa/mahasiswi yang membaca, dan sebagai tugas pelengkap tugas dari
dosen bagi kelompok kami. Kami mengucapkan terimakasih atas terselesaikannya makalah
ini, terutama kepada dosen pembimbing. Makalah ini telah kami buat dengan sebaik-
baiknya, kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih ada kekurangan dan
kelemahan, oleh sebab itu kami minta maaf kepada dosen pembimbing dan pembaca, kritik
dan saran yang membangun sangat kami harapkan untuk memperbaiki makalah berikutnya.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Pekanbaru, 19 Mei 2021

Kelompok 1B
DAFTAR ISI

KATA PENGATAR......................................................................................................I
DAFTAR ISI..................................................................................................................II
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.........................................................................................................4
1.2. Tujuan......................................................................................................................4
1.3. Manfaat....................................................................................................................4

BAB II LANDASAN TEORI


2.1. Definisi Gangguan Jiwa ..........................................................................................6
2.2. Penyebab dan Faktor Risiko Gangguan Jiwa...........................................................6
2.3. Tanda dan Gejala Gangguan Jiwa............................................................................7
2.4. Jenis-Jenis Gangguan Jiwa......................................................................................9
2.5. Pencegahan Gangguan Jiwa.....................................................................................12
2.6. Strategi Kesehatan Jiwa Masyarakat.......................................................................13

BAB III PEMBAHASAN


3.1. Kasus .......................................................................................................................14
3.2. Pengkajian Keperawatan Komunitas ......................................................................14
3.3. Diagnosa Keperawatan Komunitas .........................................................................16
3.4. Intervensi Keperawatan Komunitas ........................................................................16

BAB IV PENUTUP
3.1. Simpulan .................................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................21

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perawat kesehatan komunitas merupakan praktik promotif dan proteksi
kesehatan populasi menggunakan pengetahuan keperawatan, sosial dan ilmu kesehatan
masyarakat (American PublicHealthAssociation, 1996). Praktik yang dilakukan berfokus
pada populasi dengan tujuan utama promosi kesehatan dan mencegah penyakit serta
kecacatan untuk semua orang melalui kondisi yang dicipakandimana orang bisa menjadi
sehat. Meskipun praktik yang dilakukan berada pada berbagai jenis organisasi dan
masyarakat, semua perawat kesehatan komunitas berfokus pada populasi. Populasi dapat
didefinisikan pada mereka yang hidup pada area geografis yang spesifik (contoh :
tetangga, komunitas, kota atau negara) atau mereka kelompok etnik atau ras khusus yang
mengalami beban berlebihan dari outcome kesehatan yang rendah. (Effendi, F.,
&Makhfudli. 2015).

Perawat kesehatan komunitas bisa bekerja sama dengan komunitas dan populasi
untuk mengurangi resiko kesehatan dan meningkatkan, mempertahankan serta
memperbaiki kembali kesehatan. Perawat kesehatan komunitas melakukan advokasi
pada tingkat sistem untuk merubah kesehatan. Perawat kesehatan komunitas harus
memahami dan menerapkan konsep dari berbagai area. Perawat komunitas juga harus
mengaplikasikan konsep pengorganisasian dan pengembangan komunitas, koordinasi
perawatan, pendidikan kesehatan, kesehatan lingkungan dan ilmu kesehatan masyarakat.
(Effendi, F., &Makhfudli. 2015).

Gangguan jiwa merupakan suatu penyakit yang disebabkan karena adanya


kekacauan pikiran, persepsi dan tingkah laku di mana individu tidak mampu
menyesuaikan diri dengan diri sendiri, orang lain, masyarakat, dan lingkungan.
Pengertian seseorang tentang penyakit gangguan jiwa berasal dari apa yang diyakini
sebagai faktor penyebabnya yang berhubungan dengan biopsikososial (Stuart&Sundeen,
1998). Gangguan jiwa merupakan salah satu dari masalah kesehatan terbesar selain
penyakit degeneratif, kanker dan kecelakaan. Gangguan jiwa juga merupakan masalah
kesehatan yang serius karena jumlahnya yang terus mengalami peningkatan. Selain itu
gangguan jiwa adalah penyakit kronis yang membutuhkan proses panjang dalam
penyembuhannya. Pengobatan di rumah sakit adalah penyembuhan sementara,
selanjutnya penderita gangguan jiwa harus kembali ke komunitas dan komunitas yang
bersifat terapeutik akan mampu membantu penderitanya mencapai tahap recovery
(pemulihan). (Nasriati, R. 2017).

1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Untuk Memahami dan Mengetahui Asuhan keperawatan Komunitas Pada
Populasi Yang Mengalami Gangguan Jiwa
1.2.2. Tujuan Khusus
1. Untuk MengetahuiDefinisi Gangguan Jiwa
2. Untuk MengetahuiPenyebab dan Faktor Risiko GangguanJiwa
3. Untuk MengetahuiTanda dan Gejala GangguanJiwa
4. Untuk MengetahuiJenis-jenis GangguanJiwa
5. Untuk MengetahuiPencegahan GangguanJiwa
6. Untuk MengetahuiStrategi Jiwa Masyarakat
7. Untuk MengetahuiAsuhanKeperawatanKomunitasJiwaMasyarakat
1.3. Manfaat
Makalah ini dapat menambah informasi dan wawasan khususnya dibidang keperawatan
komunitas mengenai asuhan keperawatan komunitas pada populasi yang mengalami
gangguan jiwa.

BAB II

LANDASAN TEORI
2.1 Definisi Gangguan Jiwa

Gangguan jiwa adalah sindrom pola perilaku seseorang yang secara khas
berkaitan dengan suatu gejala penderitaan (distres) atau hendaya (impairment) di dalam
satuatau lebih fungsi yang penting dari manusia, yaitu fungsi psikologik, perilaku,
biologik, dan gangguan itu tidak hanya terletak di dalam hubungan antara orang itu tetapi
juga dengan masyarakat
Gangguan jiwa merupakan deskripsi sindrom dengan variasi penyebab. Banyak
yang belum diketahui dengan pasti dan perjalanan penyakit tidak selalu bersifat kronis.
Pada umunya ditandai adanya penyimpangan yang fundamental, karakteristik dari pikiran
dan persepsi, serta adanya efek yang tidak wajar atau tumpul (Hanik, 2015).
2.2 Penyebab Gangguan Jiwa
Manusia bereaksi secara keseluruhan-somato-psiko-sosial. Dalam mencari
penyebab gangguan jiwa, unsur ini harus diperhatikan. Gejala gangguan jiwa yang
menonjol adalah unsur psikisnya, tetapi yang sakit dan menderita tetap sebagai manusia
seutuhnya.
1. Faktor somatik (somatogenik), yakni akibat gangguan pada neuroanatomi,
neurofisiologi, dan neurokimia, temasuk tingkat kematangan dan
perkembangan organik, serta faktor pranatal dan perinatal.
2. Faktor psikologik (psikogenik), yang terkait dengan interaksi ibu dan anak,
peranan ayah, persaingan antarsaudara kandung, hubungan dalam keluarga,
pekerjaan, permintaan masyarakat. Selain itu, faktor intelegensi, tingkat
perkembangan emosi, konsep diri, dan pola adaptasi juga akan memengaruhi
kemampuan untuk menghadapi masalah. Apabila keadaan ini kurang baik,
maka dapat mengakibatkan kecemasan, depresi, rasa malu, dan rasa bersalah
yang berlebihan.
3. Faktor sosial budaya, yang meliputi faktor kestabilan keluarga, pola mengasuh
anak, tingkat ekonomi, perumahan, dan masalah kelompok minoritas yang
meliputi prasangka, fasilitas kesehatan, dan kesejahteraan yang tidak
memadai, serta pengaruh rasial dan keagamaan. (Hanik, 2015)
2.6 Tanda dan Gejala Gangguan Jiwa

Gangguan jiwa adalah Interaksi yang kompleks antar unsur somati spsikologis dan
sosial budaya.Gejala-gejala ini sebenarnya menandakan dekompensasi proses adaptasi dan
terdapat terutama pada pemikiran perasaan dan perilaku.

Adapun beberapatanda dan gejalagangguanjiwa

a. GangguanPenampilan dan Perilaku


1. Penampilan secara fisik, Apakah  tampak sesuai dengan umur yang tercatat,
posturtubuh, dandanan, pakaian, perawatan dan kebersihandiri.
2. Penampilan psikis misalnya tidak tenang, lambat beraksi, pandangan
kosong,tegang takut tidak ramah permusuhan marah 34 bingung dan lain-lain.
b. Gangguan Bicara dan Bahasa
1. gangguanartikulasi
2. Gangguanritme
3. Pengucapan kata dengan penghentian di antara suku kata, sering terdapat pada
pasien multiple sklerotik. 
c. GangguanProses Berpikir

proses berpikir meliputi proses pertimbangan, pemahamaningatansertapenalaran.

1. Gangguan kontiunitas dinilai , relevanatau  irelevan  ( isi pikiran atau ucapan


yang tidak ada hubungannya dengan pertanyaan atau dengan hal yang sedang di
bicarakankan) gangguan kontinuitas yang tampak dalam arus pikiran yaitu
tentangcara dan lanjutnya proses asosiasi dalam pemikiran. 
Terdapatberbagaijenis :
 Perseverasi :pengulangan yang diluarkonteksdari kata-kata, frasaatau ide,
berulang ulang menceritakan suatu idea, pemikiran atautema secara
berlebihan
 Benturan/penghalang : jalan berpikir tiba-tiba berhenti atau berhenti di
tengah sebuah kalimat.
 Pikiranberputar-putar : menjemukan dan tidakrelevan
 Rambling :menceritakan dengan bertele-tele
 Logorea: banyakbicara, kata- kata dikeluarkan bertubi-tubitanpa control
d. GangguanIsi Fikiran
1. Kegembiraan yang luar biasa atau ekstasi
2. Fantasi
3. Fobi, rasa takut yang irasional terhadap sesuatu benda atau kejadian yang
diharapkan atau diinginkan
4. Obsesi
5. Preokupasi, pikiran yang hanya terpakuhanya pada satu ide saja
6. Pikiran yang tidakmemadai
7. Pikiranbunuhdiri
8. Pesimisme
9. Seringcuriga
10. Waham

e. Gangguan Emosi/ Perasaan

Respon emosi dari seseorang sesaat atau ekspersi keluar sebagai pengalaman priba di pasien
dan sebagai respon emosi terhadap kejadian eksternal dan internal.Misalnya :
1. Gembira
2. Senang
3. Cinta
4. Kagum
5. Takut
6. Khawatir
7. Curiga
8. Sedih
9. Marah
10. Depresi dan lain-lainnya.

f. GangguanPersepsi
1. Halusinasi
2. Ilusi
3. Derpersonalisasi
4. Deralisasi
2.4 Jenis – Jenis Gangguan Jiwa
Berikut ini akan diuraikan berbagai jenis gangguan jiwa dan gejala yang ditampakkan
oleh penderitanya.
1. Gangguan Jiwa yang Umum Terjadi
a. Depresi : seorang yang mengalami depresi biasanya merasa rendah diri, sedih,
marah, atau tidak berharga. Ini merupakan gangguan pada emosi dan hampir setiap
orang pernah mengalaminnya. Dalam kondisi tersebut dikaitkan sebagai suatu reaksi
normal dari suatu peristiwa kehilangan sesuatu onjek yang dicintai, misalnya orang
yang dicintai, harta benda, jabatan, pekerjaan. Tetapi ada waktu tertentu di mana
keadaan depresi mulai mengacaukan kehidupan dan kemudian menimbulkan
berbagai masalah. Contoh, setiap orang pernah merasakan sedih , tetapi hampir
sebagaian besar mampu melaluinya dalam hidup dan perasaan sedih itu hilang.
Kemudian mulai mempengaruhi kehidupan sehari –hari dan membuat seseorang sulit
bekerja atau mengurus anak di rumah. Jika kondisi ini mulai mengnggu kehidupan
dan baru hilang dalam waktu yang lama, maka dapat dipastikan seseorang menderita
gangguan depresi
b. Kecemasan (Ansietas) : merupakan sensasi perasaan takut dan gelisah, yang seperti
halnya depresi, perasaan ini dianggap normal dalam beberapa situasi. Contoh,
seorang siswa yang akan menghadapi ujian dia dapat merasakan gelisa dan tegang,
tetapi iya masih mampu mengatasinya. Sama dengan depresi, kecemasan akan
menjadi suatu penyakit apabila hilang dalam waktu yang lama, yaitu biasanya lebih
dari dua minggu.
Gangguan cemas yang sering terjadi adalah
1) Panik. Ini adalah keadaan ketika kecemasan muncul tiba – tiba dengan
tingkat serangan yang berat, biasanya hanya berlangsung beberapa menit.
2) Fobia. Ini adalah dimana penderitanya merasa takut (sering disertai panik),
hanya pada keadaan tertentu seperti tempat ramai, dalam bis, tempat tertutup,
dan pada situasi sosial tertentu seperti bertemu dengan orang lain.
c. Gangguan Jiwa Berat (Psikosis)
Psikosis menggambarkan suatu derajat keparahan bukan menunjukan gangguan
spesifik, sering disertai disabilitas kognitif fan emosi sehingga kemampuan berfungsi
normal sangat terganggu. Gangguan ini ditandai dengan terjadinya gangguan
perilaku dan pikiran yang aneh atau tidak biasa.
1) Skizofrenia. Ini merupakan gangguan jiwa berat yang biasanya pada usia
dewasa muda. Penderita dapat menjadi agresif atau menarik diri, berbicara
sendiri, atau bicara yang tidak berhubungan ujung dan pangkalnya. Penderita
merasa curiga kepada orang lain dan percaya pada hal – hal yang tidak biasa
seolah – olah pikiran mereka dirasuki kekuatan di luar kendali mereka.
Penderita mungkin mengalami halusinasi seperti mendengar suara –suara
yang tidak dapat didengar oleh orang lain.
2) Gangguan Bipolar. Jenis gangguan biasanya disertai dengan adanya dua
kutub ekstrim yaitu mood yang meningkat (mania) dan mood yang rendah
(depresi). Penyakit ini biasanya muncul pada usia dewasa muda dan dapat
dikenali karena adanya fase manis
d. Gangguan Psikosis Akut. Psikosis akut secara sepintas tampak sama dengan
skizofrenia. Perbedaannya adalah psikosis akut muncul secara tiba –tiba dan
durasinya singkat, karena itu hampir semua penderita psikosis akut ini dampat
sembuh total dalam satu bulan, dan tidak memerlukan pengobatan jangka panjang.
Psikosis akut disebabkan oleh peristiwa berat yang sangat menekan seperti kematian
orang yang dicintai, selain itu penyakit medis atau gangguan pada otak yang berat
dapat juga menyebabkan psikosis, dan kondisi ini disebut Delirium.
e. Gangguan Jiwa pada Lanjut Usia
1) Depresi yang sering disertai dengan rasa kesepian, sakit secara fisik,
ketidakmampuan dan kemiskinan berfikir.
2) Demensia atau pikun yang ditandai dengan gejala
 Melakukan hal – hal yang penting seperti nama teman –teman atau
saudara
 Tersesat ditempat-tempat yang biasa dikenal
 Mudah tersinggung atau mudah marah
 Menarik diri atau tampak tertekan
 Tertawa dan menangis tanpa sebab
 Sulit mengikuti pembicaraan
 Berbicara kasar atau tidak masuk akal
 Dan tidak tahu hari atau dimana ia berasal saat ini

f. Gangguan Jiwa pada Anak dan Remaja


Jenis-jenis tertentu gangguan jiwa yang sering muncul pada anak-anak, tampak
seperti
1) Disleksia, yang akan mempengaruhi kemampuan belajar
2) Hiperaktivitas, dimana anak – anak menjadi terlalu aktif
3) Gangguan konduksi, dimana anak-anak bertingkah laku buruk lebih dari normal
4) Depresi, dimana anak-anak merasa sedih dan tidak gembira dan
5) Mengompol ditempat tidur pada usia dimana seharusnya mereka tidak
mengompol lagi
g. Gangguan Jiwa karena Ketergantungan Zat dan Alkohol
Seseorang dikatakan mengalami ketergantungan terhadap alkohol dan zat ketika
penggunaan zat –zat tersebut telah membahayakan kesehatan fisik, mental dan sosial
seseorang. Pada dasarnya sangat sulit bagi seseorang untuk berhenti menggunaknnya
karena zat- zat tersebut menyebabkan rasa tidak nyaman secara fisik jika tidak di
konsumsi, sehingga selalu ada keinginan yang besar untuk mengkonsumsi zat itu lagi
(gejala putus zat). Sebagai contoh adalah alkohol, yang tidak hanya membahayakan
peminum melalui efek fisiknya tetapi berhubungan juga dengan tingkat bunuh diri
yang tinggi, munculnya masalah perkawinan dan kekerasan rumah tangga,
kecelakaan lalu lintas jika menggemudi sangat mabul dan peninhkatan angka
kemiskinan. Berbagai jenis obat-obatan dan zat juga dapat disalahgunakan antara
lain ganja, heroin,kokain,amfetamin,jenis stimulant seperti ekstasi, sabu dan obat
penenang lainnya, dan dapat merusak kesehatan manusia yaitu meroko,
ketergantungan obat tidur, dan berjudi.

2.5 Pencegahan Gangguan Jiwa


Konsep pencegahan atau upaya kesehatan mental di Indonesia yaitu kegiatan untuk mewujudkan
derajat kesehatan mental yang optimal bagi setiap individu, keluarga dan masyarakat dengan
pendekatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang diselenggarakan secara
menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau
masyarakat. Pelaksanaan upaya kesehatan jiwa berdasarkan asas keadilan, perikemanusiaan,
manfaat, transparansi, akuntabilitas, komprehensif, perlindungan, serta non diskriminasi.
(Ayuningtyas, D, 2018)
Upaya promotif kesehatan jiwa bertujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan derajat
kesehatan jiwa masyarakat, menghilangkan stigma, diskriminasi, pelanggaran hak asasi ODGJ,
serta meningkatkan pemahaman, keterlibatan, dan penerimaan masyarakat terhadap kesehatan
jiwa. Oleh karena itu penting untuk melaksanakan upaya promotif di lingkungan keluarga,
lembaga pendidikan, tempat kerja, masyarakat, fasilitas pelayanan kesehatan, media massa,
lembaga keagamaan dan tempat ibadah, serta lembaga pemasyarakatan dan rumah tahanan.
(Ayuningtyas,D, 2018)
Upaya preventif kesehatan jiwa bertujuan untuk mencegah terjadinya masalah kejiwaan,
mencegah timbul dan/atau kambuhnya gangguan jiwa, mengurangi faktor risiko akibat gangguan
jiwa pada masyarakat secara umum atau perorangan,serta mencegah timbulnya dampak masalah
psikososial yang dilaksanakan di lingkungan keluarga, lembaga dan masyarakat.Upaya kuratif
dilaksanakan melalui kegiatan pemberian pelayanan kesehatan terhadap ODGJ yang mencakup
proses diagnosis dan penatalaksanaan yang tepat sehingga ODGJ dapat berfungsi secara wajar di
lingkungan keluarga, lembaga dan masyarakat. Tujuan upaya kuratif adalah untuk penyembuhan
dan pemulihan, pengurangan penderitaan, pengendalian disabilitas, dan pengendalian gejala
penyakit. Kegiatanpenatalaksanaan kondisi kejiwaan Pada ODGJ dilaksanakan di fasilitas
Pelayanan bidang kesehatan jiwa.Selanjutnya upaya rehabilitatif Kesehatan jiwa bertujuan untuk
mencegah dan Mengendalikan disabilitas, memulihkan fungsi Sosial, memulihkan fungsi
okupasional, Mempersiapkan dan mempersiapkan dan Memberi kemampuan ODGJ agar mandiri
di Masyarakat. Upaya rehabilitatif ini meliputi Rehabilitatif psikiatrik, psikososial, serta
Rehabilitatif sosial (dapat dilaksanakan dalam Keluarga, masyarakat, dan panti sosial).
(Ayuningtyas, D, 2018)

2.6 Pelayanan keperawatan jiwa di masyarakat


Pelayanan kesehatan jiwa dengan basis di masyarakat harus menjadi fokus perhatian karena
indikator kesehatan jiwa di era saat ini dan yang datang adalah berorientasi pada konteks
kehidupan sosial kemasyarakatan.Tingginya angka masalah kesehatan jiwa di masyarakat juga
merupakan salah satu indikator perlunya meningkatkan pelayanan kesehatan baik dalam bentuk
asuhan medis maupun asuhan keperawatan.Pelayanan asuhan keperawatan di masyarakat pada
masalah kesehatan fisik maupun kesehatan jiwa menggunakan pendekatan pelayanan kesehatan
jiwa di komunitas atau komunitas keperawatan kesehatan mental Community Mental Health
Nursing (CMHN).CMHN merupakan salah satu strategi program untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan yang diberikan kepada petugas kesehatan melalui pelatihan dalam
rangka membantu masyarakat menyelesaikan masalah kesehatan jiwa (Zaini, M, 2019).
Berdasarkan konsepCommunity Mental Health Nursing CMHN, maka hal ini sesuai
dengan pelayanan kesehatan di era globalisasi seperti komentar yang diuraikan di awal bahwa
pelayanan kesehatan, terutama kesehatan jiwa tidak lagi tergantung pada pelayanan di rumah
sakit tetapi harus sudah berkembang di komunitas (Community Based) sehingga perlu upaya
untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat, salah satunya dengan pelayanan kesehatan jiwa di
masyarakat. Pelayanan kesehatan jiwa di komunitas merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan secara umum. Pelayanan kesehatan jiwa komunitas juga bukan hanya melayani klien
yang menderita gangguan atau klien penyakit seperti pada klien hipertensi, tetapi mencakup
semua lapisan masyarakat termasuk individu yang sehat dengan harapan akan tercapai hidup
sehat secara fisik dan psikososial (Zaini, M, 2019).
Perawat CMHN sebagai tenaga kesehatan yang bekerja di unit komunitas harus
mempunyai kemampuan bekerja sama dengan masyarakat terutama masyarakat. Perawat
CMHN dalam melakukan kegiatan pelayanan di masyarakat menggunakan pendekatan 5 tugas
dan fungsi perawat CMHN di masyarakat.Lima tugas dan fungsi tersebut yaitu perencanan
pelayanan keperawatan kesehatan jiwa di komunitas, perorganisasian, pengarahan, asuhan
keperawatan, pemantauan dan evaluasi.Tugas dan fungsi sebagai perawat CMHN yang diuraikan
oleh penulis dalam karya ilmiah ini berkaitan dengan tugas dan fungsi perawat dalam melakukan
asuhan keperawatan kesehatan jiwa di komunitas.Perawat CMHN mempunyai tanggung jawab
untuk memberikan asuhan keperawatan jiwa kepada klien, keluarga dan kelompok yang sehat,
risiko masalah kesehatan. Aplikasi dari pemberian asuhan keperawatan kesehatan jiwa di
masyarakat menggunakan pendekatan proses termasuk pengkajian, diagnosa keperawatan,
keperawatan perencanaan, tindakan keperawatan dan evaluasi tindakan keperawatan (Zaini, M,
2019).
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Contoh Kasus
Di desa bangun kerto akhir-akhir ini banyak mendapatkan perhatian dari pemerintah, karena
banyak nya kasus gangguan jiwa. Dari total penduduk desa sebanyak 4600 orang, sekitar 20
orang mengalami gangguan jiwa dan 5 orang penduduk yang gangguan jiwa di pasung. Desa
bangun kerto merupakan desa yang minus. Banyak penduduk yang tidak bekerja atau tidak
bertani, karena kondisi desa yang berada di bukit yang tandus, 4 orang balita yang ada
mengalami gizi kurang, karena tidak optimal nya pelayanan posyandu akibat keterbatasan
kader kesehatan. Jarak desa dengan puskesmas yang ada sekitar 5 km.
3.2 Pengkajian Keperawatan
ANALISA DATA
No Data Masalah Keperawatan
1. DO : Defisiensi kesehatan
1. Dari total penduduk desa sebanyak 4600 orang, sekitar 20 komunitas
orang mengalami gangguan jiwa dan 5 orang penduduk yang
gangguan jiwa dipasung
2. Desa bangun kerto merupakan desa yang minus
3. Keterbatasan kader kesehatan
4. Jarak desa dengan puskesmas yang ada sekitar 5 km
2. DO : Koping komunitas tidak
1. Dari total penduduk desa sebanyak 4600 orang, sekitar 20 efektif
orang mengalami gangguan jiwa dan 5 orang penduduk yang
gangguan jiwa dipasung
2. Desa bangun kerto merupakan desa yang minus
3. Banyakpenduduk yang tidakbekerjaatautidakbertani,
karenakondisidesa yang berada di bukit yang tandus
4. 4 orang balita yang ada mengalami gizi kurang karena tidak
optimalnya pelayanan posyandu akibat keterbatasan kader
kesehatan
3.3 Diagnosa Keperawatan
1. Defisiensi kesehatan komunitas
2. Koping komunitas tidak efektif
3.4 Intervensi Keperawatan
No Diagnosa NOC NIC
Keperawatan
1. Domain 1: Promosi 2701: status kesehatan 8500: pengembangan
kesehatan komunitas (hal. 170) kesehatan komunitas
Indikator: Aktivitas:
Kelas 2: Manajemen 1. Status kesehatan 1. Identifikasi fokus
kesehatan masyarakat meningkat masalah gangguan
dari 2(sedang) ke 3(baik) kejiwaan, dan kurang
00215: Defesiensi 2. Tingkat partisipasi gizi dan prioritaskan
Kesehatan Komunitas program pelayanan bersama masyarakat
kesehatan di tingkatkan 2. Cari peluang agar
dari 1(rendah) ke 3(naik) semua masyarakat
3. Pembentukan prograam berpartisipasi dalam
promosi kesehatan komunitas
tentang gangguan 3. Lakukan pendidikan
psikososial (jiwa) kesehatan
meningkat dari 1(rendah) tentangpenyakit
ke 3(baik) gangguan jiwa dan
4. Ketersediaan tenaga mengembangkan
kesehatan kader di desa rencana kegiatan
di tingkatkan dari 1 4. Fasilitasi implementasi
(rendah) ke 3 (baik) rencana di masyarakat
5. Tersedianya program 5. Tingkatkan tenaga
screening kesehatan kesehatan di masyarakat
meningkat dari 1 6. Identifikasi dan
(rendah) ke 3 (baik) kembangkan
6. Ketersediaan program pemberdayaan kader
pendidikan management yang potensial di
gizi dan penyakit masyarakat
gangguan jiwa di 7. Pertahankan
tingkatkan dari 1(rendah) komunikasi yang
ke 3 (baik) terbuka dengan
masyarakat
8. Monitor populasi yang
berisiko dengan
penyakit gangguan jiwa
serta balita kurang gizi
di desa
2. Koping komunitas Respon komunitas terhadap Manajemen lingkungan:
tidak efektif (00077) bencana (2806) Komunitas (6484)
Def: Pola aktivitas Def: respon masyarakat Def: memonitor dan
komunikasi untuk terhadap bencana alam atau mempengaruhi kondisi
adaptasi dan bencana buatan manusia. secara fisik, sosial, budaya,
penyelesaian masalah Kriteria hasil: ekonomi dan politik yang
yang tidak - Tersedianya obat- berdampak pada kesehatan
memuaskan untuk obatan (1) ke (3) keloompok dan komunitas.
memenuhi tuntutan/ - Tersedianya Aktivitas:
permintaan atau makanan yang aman - Inisiasi skrinning
kebutuhan komunitas. (1) ke (3) risiko kesehatan
- Tersedianya sumber yang berasal dari
daya rumah sakit (1) lingkungan (O)
ke (3) - Monitor status
- Lembaga pendukung risiko kesehatan
diberitahu akan yang sudah
kebutuhan (1) ke (3) diketahui (O)
- Operasional tenaga - Berpartisipasi
darurat (1) ke (3) dalam program
- Perawatan kesehatan dikomunitas untuk
mental yang tersedia mengatasi risiko
untuk populasi (1) yang sudah
ke (3) diketahui (N)
- Dorong lingkungan
untuk berpartisipasi
aktif dalam
keselamatan
komunitas (N)
Lakukan program edukasi
untuk kelompok berisiko
(E)
BAB IV
PENUTUP
3.1 Simpulan
Gangguan jiwa adalah sindrom pola perilaku seseorang yang secara khas
berkaitan dengan suatu gejala penderitaan (distres) atau hendaya (impairment) di
dalam satuatau lebih fungsi yang penting dari manusia, yaitu fungsi psikologik,
perilaku, biologik, dan gangguan itu tidak hanya terletak di dalam hubungan
antara orang itu tetapi juga dengan masyarakat.
Gangguan jiwa merupakan deskripsi sindrom dengan variasi penyebab.
Banyak yang belum diketahui dengan pasti dan perjalanan penyakit ini tetapi
terdapat tanda gejala,jenis gangguan jiwa,pencegahan gangguan jiwa,strategi
kesehatan jiwa masyarakat.serta asuhan keperawatan pasien jiwa.
DAFTAR PUSTAKA

Ayuningtyas,D. (2018). Analisis Situasi Kesehatan Mental Pada Masyarakat Di Indonesia Dan
Strategi Penanggulangannya. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, 9(1):1-10

Daulay,W.,&Simanjuntak,I.T.M.2006. Hubungan pengetahuan keluarga dengan tingkat


kecemasan dalam menghadapi anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa dirumah sakit
jiwa propinsi sumater autara, medan. Jurnal keperawatan rufaidah sumaterautara, 2(1)

Effendi,F.,&Makhfudli.2015. Keperawatan kesehatan komunitas teori dan praktik dalam


keperawatan.

Nasriati, R. 2017. Stigma dan dukungan keluarga dalam merawat orang dengan gangguan jiwa
(ODGJ). Jurnal ilmiah ilmu-ilmu kesehatan, 15(1)

Nihayati, H., E. (2015). Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : Salemba Medika

Nuryati & Lily, K. (2018). Klasifikasi dan Kodefisika Penyakit dan Masalah Terkait III Anatomi
Fisiologi, Patofisiologi, Terminologi Medis dan Tindakan Pada Sistem Panca Indra, Saraf dan
Mental. Buku Ajar Rekam Medis dan Informasi Kesehatan (RMIK). Kemenkes RI.

Zaini, M. (2019).Asuhan Keperawatan Jiwa Masalah Psikososial di Pelayanan Klinis dan


Komunitas.Yogyakarta : Deepublish.

PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik,
Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

Anda mungkin juga menyukai