DAN ADAPTASI
KELOMPOK 7
KELAS 2018B
NAMA KELOMPOK
KEGAGALAN
KONFLIK TUJUAN
MENCAPAI TUJUAN
DAN ADAPTASI
• Model stress adaptasi pertama kali dikembangkan oleh Gail Stuart pada tahun
1983
FAKTOR PRESIPITASI
PENILAIAN TERHADAP
STRESOR
MEKANISME
KOPING
MODEL STRESS
ADAPTASI STUART
Beradaptasi model konsep stres adaptasi menurut stuart
untuk mengetahui proses timbulnya masalah keperawatan isolasi
sosial .Model stres adaptasi memandang manusia secara holistik
yang terdiri dari biopsikososiokultural spiritual Psikodinamika
masalah keperawatan dimulai dengan menganalisis faktor
penyebab yang berupa faktor predisposisi, presipitasi, penilaian
terhadap stresor, sumber koping, dan mekanisme koping (Stuart,
2013).
Faktor – Faktor Stress
Adaptasi Menurut
Model Stuart
1. FAKTOR PREDISPOSISI
Semua kejadian, hal atau peristiwa yang terjadi disepanjang hidup
manusia yang meningkatkan risiko terjadinya gangguan jiwa pada manusia
tersebut (Stuart, 2013). Faktor predisposisi adalah faktor risiko yang menjadi
sumber terjadinya stres yang memengaruhi tipe dan sumber dari individu
untuk menghadapi stres baik yang biologis, psikososial, dan sosiokultural.
Secara bersama-sama, faktor ini akan memengaruhi seseorang dalam
memberikan arti dan nilai terhadap stres pengalaman stres yang dialaminya.
Adapun macam-macam faktor predisposisi meliputi hal sebagai berikut
(Yusuf, A., Fitryasari, R., & Nihayati, H. E., 2015).
1) Biologi: latar belakang genetik, status nutrisi, kepekaan biologis, kesehatan
umum, dan terpapar racun.
2) Psikologis: kecerdasan, keterampilan verbal, moral, personal, pengalaman
masa lalu, konsep diri, motivasi, pertahanan psikologis, dan kontrol.
3) Sosiokultural: usia, gender, pendidikan, pendapatan, okupasi, posisi sosial,
latar belakang budaya, keyakinan, politik, pengalaman sosial, dan tingkatan
sosial.
2. FAKTOR PRESIPITASI
Faktor presipitasi adalah stimulus yang mengancam individu.
Faktor presipitasi memerlukan energi yang besar dalam menghadapi
stres atau tekanan hidup (Stuart, 2013). Faktor presipitasi ini dapat
bersifat biologis, psikologis, dan sosiokultural. Waktu merupakan
dimensi yang juga memengaruhi terjadinya stres, yaitu berapa lama
terpapar dan berapa frekuensi terjadinya stres. Adapun faktor
presipitasi yang sering terjadi adalah sebagai berikut (Yusuf, A.,
Fitryasari, R., & Nihayati, H. E., 2015).
1) Kejadian yang menekan (stresful) Ada tiga cara mengategorikan
kejadian yang menekan kehidupan, yaitu aktivitas sosial,
lingkungan sosial, dan keinginan sosial.
2) Ketegangan hidup Stres dapat meningkat karena kondisi kronis
yang meliputi ketegangan keluarga yang terus-menerus,
ketidakpuasan kerja, dan kesendirian
PENILAIAN TERHADAP STRESSOR
Penilaian terhadap stresor meliputi penentuan arti dan
pemahaman terhadap pengaruh situasi yang penuh dengan stres bagi
individu. Penilaian terhadap stresor ini meliputi respons kognitif,
afektif, fisiologis, perilaku, dan respons sosial. Penilaian adalah
dihubungkan dengan evaluasi terhadap pentingnya sustu kejadian yang
berhubungan dengan kondisi sehat (Yusuf, A., Fitryasari, R., &
Nihayati, H. E., 2015).
CONT’D
2. Respons afektif
1. Respons Kognitif
Respons afektif adalah membangun
Respons kognitif merupakan bagian
perasaan. Dalam penilaian terhadap
kritis dari model ini. Faktor kognitif
stresor respons afektif utama adalah
memainkan peran sentral dalam
reaksi tidak spesifik atau umumnya
adaptasi. Faktor kognitif mencatat
merupakan reaksi kecemasan, yang
kejadian yang menekan, memilih
hal ini diekpresikan dalam bentuk
pola koping yang digunakan, serta
emosi. Respons afektif meliputi
emosional, fisiologis, perilaku, dan
sedih, takut, marah, menerima,
reaksi sosial seseorang. Terdapat
tidak percaya, antisipasi, atau kaget.
tiga tipe penilaian stresor primer
Emosi juga menggambarkan tipe,
dari stres yaitu kehilangan,
durasi, dan karakter yang berubah
ancaman, dan tantangan.
sebagai hasil dari suatu kejadian.
CONT’D
3. Respons Fisiologis
STIMULUS
MEKANISME KOPING
OUTPUT
MODEL ADAPTASI
CALLISTA ROY
Teori Callista Roy menjelaskan tentang bagaimana individu
mampu meningkatkan kesehatan dengan cara mempertahankan
perilaku adaptif dan mengubah perilaku maladaptif. Model ini
banyak digunakan sebagai falsafah dasar model konsep dalam
pendidikan keperawatan. Model adaptasi Roy adalah sistem model
yang esensial dalam keperawatan (Asmadi, 2008).
Pendekatan Roy menegaskan bahwa individu adalah
makhluk biopsikososial sebagai satu kesatuan yang memiliki
mekanisme koping untuk beradaptasi terhadap perubahan
lingkungan. Individu selalu bereaksi secara konstan atau selalu
beradapatasi dengan perubahan lingkungan. Roy mendefinisikan
lingkungan semua yang ada disekeliling kita dan berpengaruh
terhadap perkembangan manusia.
STIMULUS MODEL
CALLISTA ROY
Roy mengidentifikasi input sebagai stimulus yang dapat
menimbulkan respons. Ada 3 komponen pada input, yaitu :
1) Stimulus Fokal
Stimulus fokal adalah stimulus yang langsung berhadapan dengan individu,
seperti perubahan fisiologis, perubahan konsep diri, perubahan fungsi peran,
atau perubahan dalam mempertahankan keseimbangan antara kemandirian
dan ketergantungan.
2) Stimulus Konstektual
Stimulus kontektual adalah semua stimulus yang diterima oleh individu, baik
internal maupun eksternal, yang mempengaruhi situasi atau stimulus fokal
dan dapat diobservasi, diukur, serta dilaporkan secara subjektif.
3) Stimulus Residual
Stimulus residual adalah cirri cirri tambahan dan relava dengan situasi yang
ada, namun sukar untuk diobservasi. Contohnya adalah keyakinan, sikap dan
sifat individu yang berkembang sesuai dengan pengalaman masa lalu.
MEKANISME KOPING
MODEL CALLISTA ROY