KEPERAWATAN MEDIKAL
BEDAH (KMB)
NAMA KELOMPOK :
TEST
PERNAFASAN
PEMERIKSAAN FESES
DEFINISI
Pemeriksaan feses merupakan pemeriksaan gold standart yang
dapat dilakukan untuk mendeteksik infeksi STH. Pemeriksaan
dengan bahan feses bertujuan untuk mendeteksi adanya kuman
seperti salmonela, shigella, eschericella coli, staphylococus dll.
Pemeriksaan test feses terdiri 2 :
1. Pemeriksaan lengkap
Merupakan pemeriksaan feses yang terdiri atas pemeriksaan
warna, bau, konsistensi, lendir, daran dll.
2. Pemeriksaan kultur
Pemeriksaan feses melalui biakan dengan cara toucher.
FUNGSI PEMERIKSAAN FESES
Fungsi test feses
1. Kadar natrium dan kalium dan cairan feses : untuk
menghitung osmotik gag.
2. Ph feses : bila >5,6 maka diare tersebut disebabkan
malabsorpsi karbohidrat.
3. Test darah samar : bila positif digolongin diare kronik
inflamatori
4. Pemeriksaan lemak dalam feses : diberika diet lema
100g/hari
INDIKASI PEMERIKSAAN
Dokter akan mempertimbangkan pemeriksaan feses pada kondisi-kondisi
seperti
2. Terapeutik
Skleroterapi dan ligasi varises esophagus
Skleroterapi histoacryl varises esophagus
Hemostatik endoskopi perdarahan non varises : adrenalin + aethoxysclerol, electric
coagulation, bipolar probe, dll
Polipektomi polip esophagus-gaster-duodenum
Endoscopic mucosal resection (EMR)
Terapi laser utnuk tumor, perdarahan, dll
Dilatasi esophagus : dengah Busi Hurst atau Svary-Guillard
Pemasangan stent esophagus
Pemasangan percutaneous endoscopic gastrostomy (PEG)
Pemasangan selang makanan/NGT-flocar perendoskopi
INDIKASI PEM. ENDOSKOPI
1. Untuk menerangkan perubahan-perubahan radiologis yang meragukan atau
tidak jelas, atau untuk menentukan dengan lebih pasti atau tepat kelainan
radiologis yang didapatkan pada esophagus, gaster, atau duodenum.
2. Pasien dengan gejala menetap (disfagia, nyeri epigastrium, muntah-muntah)
yang pada pemeriksaan radiologis tidak didapatkan kelainan. Bila
pemeriksaan radiologis menunjukkan atau dicurigai suatu kelainan, misalnya
tukak, keganasan atau obstruksi pada esophagus, indikasi endoskopi yaitu
memastikan lebih lanjut lesi tersebut dan untuk membuat pemeriksaan
fotografi, biopsy, atau sitologi
3. Perdarahan akut saluran cerna bagian atas memerlukan pemeriksaan
endoskopi secepatnya dalam waktu 24 jam untuk mendapatkan diagnosis
sumber perdarahan yang paling tepat
4. Pemeriksaan endoskopi yang berulang-ulang diperlukan untuk memantau
penyembuhan tukak yang jinak pada pasien-pasien dengan tukak yang
dicurgai kemungkinan adanya keganasan (deteksi dini karsinoma lambung)
5. Pada pasien –pasien pasca gastrektomi dengan gejala atau keluhan-keluhan
saluran cerna bagian atas diperlukan pemeriksaan endoskopi karena
intepretasi radiologis biasanya sulit. Iregularitas dari lambung dapat dievaluasi
langsung melalui endoskopi
PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN
Standar persiapan alat pada kegiatan endoskopi diagnostic :
1. Skop sesuai kebutuhan ( gastroskopi, duodenoskopi )
2. Suction pump
3. Printer endoskopi dengan kertasnya
4. Monitor tv
5. Light source
PROSEDUR PEMERIKSAAN
PERSIAPAN PASIEN
Persiapan umum
Psikologis
Memberikan penyuluhan atau bimbingan konseling keperawatan mengenai tujuan, prosedur
dan kemungkinan yang dapat terjadi agar klien dapat membantu kelancaran
pemeriksaan endoskopi
- Administrasi
Mengisi informed consent ditanda tangani oleh klien atau keluarga
Menjelaskan perihal administrasi
Persiapan khusus :
- Endoskopi Saluran cerna bagian atas
1. Puasa, tidak makan dan minum setidaknya 6 jam sebelum tindakan pemeriksaan
2. Endoskopi
3. Gigi palsu dan kacamata harus di lepas selama proses pemeriksaan
4. Sebelum tindakan endoskopi disemprot xylocain 10%
5. Endoskopi saluran cerna bagian bawah
6. Dua hari sebelum pemeriksaan dianjurkan puasa rendah serat (bubur kecap/bubur
maizena)
7. Minum obat pencahar
REFERENSI
Aziz, A. (2008). Keterampilan dasar praktik klinik. Jakarta:
salemba medika.
Kee, Joyce. 1997. Buku Saku Pemeriksaan Laboratorium dan
Diagnostik dengan Implikasi Keperawatan. Jakarta : EGC
Priyanto, A . Lestari, S (2008). Endoskopi gastrointestinal .
Jakarta: Salemba medika
Risnanto & Insani, U. (2014). Asuhan keperawatan medikal
bedah. Yogyakarta : deepublish.
Tjokroprawiro, I. (2015). Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi 2.
Surabaya: Airilangga university.