Anda di halaman 1dari 29

Bab 6: Keganasan dalam Anatomi Fisiologi

A. Anatomi dan fisiologi manusia


Anatomi merupakan ilmu yang mempelajari struktur dan hubungan antara
bagian-bagian tubuh, sedangkan fisiologi adalah ilmu yang mempelajari
fungsi bagian-bagian tubuh dan fungsi tubuh secara keseluruhan. Berdasarkan
fungsinya, susunan umum anatomi dan fisiologi manusia adalah sebagai
berikut.

1. Sistem lokomotorik
Sistem ini mencakup sistem gerak tubuh, yaitu sistem kerangka, tulang,
sendi dan otot.
2. Sistem pembuluh darah
Sistem pembuluh darah mencakup sistem sirkulasi dan sistem saluran
limpa. Darah merupakan komponen utama yang berperan dalam sistem
pembuluh darah dengan berbagai fungsi kompleks yang di milikinya.
3. Sistem pencernaan
Sistem ini terdiri dari saluran pencernaan beserta kelenjar dan organnya.
Makanan akan di pecah menjadi molekul sederhana oleh enzim dan organ-
organ pencernaan
4. Sistem pernapasan
Sistem pernapasan terdiri dari saluran dan organ yang saling terhubung
dan bekerja sama. Sistem ini bertanggung jawab dalam menyediakan
oksigen bagi tubuh.
5. Kelenjar Buntu
Kelenjar ini berhubungan erat dengan sistem sekresi yang dihasilkan dan
di salurkan ke darah atau orang lain yang membutuhkan.
6. Sistem Urogenital
Mencakup sistem urinari dan sistem reproduksi. Ginjal akan menyaring
darah dan membuang zat-zat yang tidak di butuhkan oleh tubuh dalam
bentuk urine.

7. Pancaindra
Manusia memiliki lima pancaindra, yakni penglihatan,
penciuman,pendengaran dan perasa.
8. Sistem ekskretori
Sistem ini merupakan istilah yang di gunakan untuk melukiskan secara
kolektif organ yang berkenan dengan eksresi produk buangan tubuh
meliputi sistem urinari, paru-paru dan kolon.

B. Pemeriksaan dalam anatomi dan fisiologi manusia


Beberapa pemeriksaan yang perlu diketahui oleh seorang ahli medis keperawatan
antara lain sebagai berikut :

1. Pemeriksaan laboratorium
a. Pemeriksaan Darah
Merupakan pemeriksaan yang menggunakan bahan atau spesimen darah, yang
meliputi :

 Darah Rutin
Pemeriksaan darah rutin meliputi:
a) Hemoglobin/HB, untuk mendeteksi adanya penyakit anemia dan
ginjal.
b) Hematokrit/HT, mengukur konsentrasel darah merah dalam darah.
c) Trombosit, mendeteksi adanya trombositopenia dan trombositosis.
 Darah kimia
Pemeriksaan darah kimia meliputi:
a) SGPT (Serum Glutamic Pyruvic Transaminase),untuk mendeteksi
adanya kerusakan hepatoseluler.
b) Albumin, dilakukan untuk mendeteksi kemampuan albumin yang
disintesis oleh hepar. Tujuannya untuk menentukan adanya
gangguan hepar seperti luka bakar atau gangguan ginjal.
c) Asam urat, pemeriksaan asam urat dilakukan untuk mendeteksi
penyakit pada ginjal, luka bakar dan kehamilan.
d) Bilirubin, dilakukan untuk mendeteksi kadar bilirubin.
e) Ekstrogen, dilakukan untuk mendeteksi disfungsi ovarium gejala
menopause dan pascamenopause.
f) Gas darah arteri, dilakukan untuk mendeteksi gangguan
keseimbangan asam basa yang di sebabkan oleh gangguan
resporotik/gangguan metabolik.
g) Gula darah puasa, dilakukan untuk mendeteksi adanya diabetes.
h) Gula darah postprandial,dilakukan untuk mendeteksiadanya
diabetes namun pemeriksaan dilakukan setelah makan.
i) Gonadotropin korionik manusia (HCG), pemeriksaan ini dilakukan
untuk mendeteksi kehamilan.

b. Pemeriksaan Urine
Merupakan pemeriksaan yang menggunakan bahan atau spesimen
urine. Pemeriksaan urine meliputi:

1) Asam urat
Pemeriksaan asam urat dilakukan untuk mendeteksi berbagai kelainan
pada penyakit ginjal, eklampsia, keracunan timah hitam, dan leukimia.

2) Bilirubin
Pemeriksaan ini dilakukan mendeteksi penyakit obstruktif saluran
empedu,penyakit hepar, atau kanker hepar.

3) Human choronic Gonadotropin (HCG)


Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi adanya kehamilan.

4) Pemeriksaan lain yang menggunakan spesimen urine,


antara lain Pemeriksaan urobilinogen untuk menentukan kadar
kerusakan hepar,penyakit hemolisis, infeksi berat.

c. Pemeriksaan feses
Dilakukan untuk mendeteksi adanya kuman/bakteri seperti
salmonella, shigella, escherichia coli, dan lain-lain. Persiapan dan
pelaksanaan yang perlu di lakukan antara lain,

1) Tampung bahan dengan menggunakan spatel steril.


2) Tempatkan feses dalam wadah steril dan ditutup.
3) Jangan campur antara feses dan urine.
4) Jangan berikan barium atau minyak mineral yang dapat menghambat
pertumbuhan bakteri.
5) Berikan label nama dan tanggal pengambilan bahan pemeriksaan.

d. Pemeriksaan Sputum
Menggunakan bahan secret. Pemeriksaan sputum untuk
mendeteksi adanya kuman. Persiapan dan pelaksanaan yang dilakukan
antara lain sebagai berikut:

1. Siapkan wadah dalam keadaan steril


2. Ambil sputum pada pagi jari sebelum makan
3. Anjurkan pasien untuk batuk agar mengeluarkan sputum.
4. Pertahankan wadah dalam keadaan tertutup.
5. Bila kultur pemeriksaan BTA (Bakteri tahan asam) ikuti instruksi yang
ada pada botol penampung.

2. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan diagnostik yang umumnya dilakukan oleh pasien antara lain
sebagai berikut.
a. Ultrasonografi (USG)
Merupakan suatu prosedur diagnosis yang dilakukan di atas permukaan
kulit/dirongga tubuh untuk menghasilkan suatu ultrasound di dalam jaringan.
Melalui ultrasonografi pemeriksa dapat melihat struktur jaringan tubuh,
mendeteksi kelainan pada abdomen, otak, jantung, dan ginjal. Persiapan dan
pelaksanaannya meliputi:

1. Lakukan informed concept


2. Anjurkan pasien untuk berpuasa makan dan minum 8-12 jam sebelum
pemeriksaan USG aorta abdomen, kantung abdomen, hepar, limpa dan
pankreas.
3. Oleskan gel konduktif pada permukaan kulit yang akan dilakukan
USG
4. Transduser dipegang dengan tangan dan gerakan ke depan dan ke
belakang di atas permukaan kulit selama 10-30 menit.
5. Pasien tidak boleh merokok sebelum pemeriksaan untuk mencegah
masuknya udara.
6. Bila pemeriksaan pada organ jantung, dianjurkan untuk bernapas
secara perlahan-lahan.
7. Bila pemeriksaan pada otak, lepaskan semua perhiasan dari leher dan
jepit rambut dari kepala.

b. Rontgen/Sinar X
Merupakan pemeriksaan yang memanfaatkan peran sinar X untuk
melakukan skrining dan mendeteksi kelainan pada berbagai organ di antaranya
jantung, abdomen, ginjal, ureter, kandung kemih, tenggorokan, dan rangka.
Persiapan dan penatalaksanaan tang dilakukan meliputi :

1. Lakukan informed consent


2. Tidak ada pembatasan makanan/cairan
3. Pada dada pelaksanaan foto dengan posisi PA dapat dilakukan
dengan posisi berdiri dan PA lateral dapat juga dilakukan.
4. Anjurkan pasien untuk tarik maps dan menahan napas pada waktu
pengambilan foto sinar X.
5. Pada jantung, foto PA dan lateral kiri dapat diindikasikan untuk
mengevaluasi ukuran dan bentuk jantung.
6. Pada abdomen, baju haru dilepaskan dan gunakan baju kain, pasien
tidur terlentang dengan tangan menjauh dari tubuh serta testis harus
dilindungi.
7. Pada tengkorak, penjepit rambut, kacamata, dan gigi palsu harus
dilepaskan sebelum pelaksanaan foto.
8. Pada rangka, bila di curigai terdapat fraktur maka anjurkan puasa dan
imbolisasi pada daerah fraktur.

c. Pap Semar (papabicolau smear)


Merupakan pemeriksaan sitologi uang digunakan untuk mendeteksi
adanya kanker serviks atau sel pranker, mengkaji efek pemberian hormon
seks, serta mengkaji respons terhadap kemoterapi dan radiasi. Persiapan dan
pelaksana meliputi:

1. Lakukan informed consent


2. Tidak ada pembatasan makanan dan cairan
3. Anjurkan psien untuk tidak melakukan irigasi vagina (pembersihan
vagina dengan zat lain), memasukkan obat melalui vagina, atau
melakukan hubungan sekurang-kurangnya 24 jam.
4. Spekulum yang dilumasi dengan air mengalir dimasukkan ke vagina.
5. Pap stick digunakan untuk mengusap serviks kemudian dipindahkan ke
kaca mikroskop dan benamkan ke dalam cairan fiksasi.
6. Berikan label nama dengan tanggal pemeriksaan
d. Mamografi
Merupakan pemeriksaan dengan bantuan sinar X yang dilakukan pada
bagian payudara untuk mendeteksi adanya kista/tumor dan menilai payudara
secara periodik. Persiapan dan pelaksanaan meliputi:
1. Lakukan informed consent
2. Tidak ada pembatasan cairan dan makanan
3. Baju di lepas sampai pinggang dan perhiasan pada leher
4. Gunakan pakaian kertas/gaun bagian depan terbuka
5. Anjurkan pasien untuk duduk dan letakkan payudara satu persatu di
atas meja kaset sinar X.
6. Kemudian lakukan pemeriksaan.

a. Endoskopi
Merupakan pemeriksaan yang dilakukan pada saluran cerna untuk
mendeteksi adanya kelainan pada saluran cerna.

b. Kolonoskopi
Dilakukan pada saluran kolon dan sigmoid untuk mendeteksi adanya
kelainan pada saluran kolon.

c. CT Scanning
Secara spesifik/khusus untuk melihat organ yang lebih dalam dan
terlokalisir serta khusus.

d. EEG
Dilakukan untuk melihat hantaran listrik pada otak, misalnya epilepsi,
trauma kapitis, dan lain-lain.

e. EKG
Dilakukan untuk melihat sistem hantaran/konduksi dari jantung.

C. Penerapan Pemeriksaan Keganasan Dalam Anatomi Fisiologi


Terdapat berbagai macam penyakit ganas dalam sistem anatomi dan
fisiologi manusia. Namun yang di bahas adalah penyakit ganas kanker tulang dan
penyakit jantung.

1. Kanker Tulang
Adalah pertumbuhan jaringan baru yang terus menerus secara cepat dan
perkembangannya tidak terkendali. Kanker dapat berasal dalam tulang juga
timbul dari jaringan atau dari sel-sel kartilago yang berhubungan dengan
epiphysis atau dari unsur-unsur pembentuk darah yang terdapat pada sumsum
tulang.

a) Manifestasi klinis
Manifestasi klinis dari kanker tulang antara lain sebagai berikut:

1. Nyeri tulang
2. Fraktur
3. Penekanan medula spinalis
4. Kadar kalsium dalam darah meningkat
5. Anemia, demam, kehilangan berat badan, keterbatasan gerak dan
lain-lain.

b) Pemeriksaan Diagnosis
Pemeriksaan yang dilakukan meliputi 3langkah yakni anamnesis,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan fisik dengan cara
mengamati tulang yang terkena tumor. Sedangkan, pemeriksaan penunjang
yang perlu dilakukan antara lain sebagai berikut.

1. Foto tulang konvensional digunakan untuk menentukan karakter


metastasis ke tulang
2. Gambaran CT scan digunakan untuk mengevaluasi abnormalitas pada
tulang yang susah atau tidak ditemukan dengan X-ray dan menentukan
luasnya tumor.
3. MRI dapat mendeteksi metastasis sel tumor lebih sensitif dibanding
scintiscanning.
4. Scintigraphy adalah metode yang efektif sebagai skrining pada seluruh
tubuh untuk menilai metastasis ke tulang.
5. Pemeriksaan bone survei (foto seluruh tubuh) atau pemeriksaan tulang-
tulang secara radiografi konvensional adalah pemeriksaan semua
tulang-tulang yang paking sering di kenai lesi-lesi metasttik, yakni
skelet.

c) Diagnosis keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan obstruksi jaringan saraf atau
inflamasi.
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan,
kerusakan musliloskeletal, nyeri.
3. Risiko infeksi berhubungan dengan tindakan pembedahan atau
kerusakan jaringan lunak.

d) Intervensi keperawatan
Intervensi keperawatan berdasarkan diagnosis yang muncul adalah sebagai
berikut.

1. Nyeri akut berhubungan dengan obstruksi jaringan saraf atau


inflamasi
Tujuan: nyeri dapat teratasi

Intervensi Rasional
Observasi lokasi dan intensitas nyeri. Untuk mengetahui respons dan
Selidik perubahan karakteristik sejauh mana nyeri pasien
nyeri.
Berikan tindakan kenyamanan Mencegah pergeseran tulang dan
dengan mengubah posisi atau penekanan pada jaringan yang luka
memberikan pijatan lembut
Berikan sokongan pada ekstremitas Peningkatan vena return,
yang luka menurunkan adema, dan mengurangi
nyeri
Berikan lingkungan yang tenang Agar pasien dapat beristirahat dan
mencegah timbulnya stres
Kolaborasi dengan dokter tentang Untuk mengurangi rasa sakit/nyeri
pemberian analgesik, kaji efektivitas
dari tindakan penurunan nyeri.

2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan


kekuatan, kerusakan musluloskeletal, nyeri.
Intervensi Rasional
Observasi tingkat imobilisasi yang Pasien akan membatasi gerak karena
disebabkan oleh edema dan persepsi salah persepsi.
pasien tenang imobilisasi tersebut.
Berikan terapi latihan fisik, Meningkatkan sirkulasi darah
ambulasi, keseimbangan mobilitas muskuloskeletal, mempertahankan
sendi. tonus otot, gerak sendi, mencegah
kontraktur/atrofi dan mencegah
reabsorbsi kalium karena imobilisasi.
Anjurkan pasien untuk melakukan Meningkatkan aliran darah ke otot
latihan pasif dan aktif. dan tulang untuk meningkatkan
tonus otot.
Bantu pasien dalam perawatan diri. Meningkatkan kekuatan dan sirkulasi
otot, meningkatkan pasien dalam
mengontrol situasi, dan
meningkatkan kemauan pasien untuk
sembuh.
Kolaborasi dengan bagian fisioterapi. Untuk menentukan program latihan.

3. Risiko infeksi berhubungan dengan tindakan pembebasan atau


kerusakan jaringan lunak
Tujuan: tidak terjadi masalah Risiko infeksi
Intervensi Keperawatan
Observasi keadaan luka terhadap Untuk mengetahui tanda-tanda
adanya adema, rubor, calor, dolor, infeksi.
fungsi laesa.
Anjurkan pasien untuk tidak Meminimalkan terjadinya
memegang bagian yang luka. kontaminasi.
Rawat luka dengan menggunakan Mencegah kontaminasi dan
teknik aseptik. kemungkinan infeksi silang.
Mewaspadai adanya keluhan nyeri Merupakan indikasi adanya
mendadak, keterbatasan gerak, osteomyelitis.
adema lokal, ati tema pada daerah
luka.
Kolaborikasikan pemeriksaan darah. Leukosit yang meningkat artinya
sudah terjadi proses infeksi.

2 Penyakit Jantung
Penyakit jantung disebut juga sebagai penyakit jantung koroner
merupakan kondisi yang terjadi ketika pembuluh darah utama yang
menyuplai darah ke jantung mengalami kerusakan. Penyebab utamanya
adalah penumpukan kolesterol pada pembuluh darah serta proses peradangan.
Ketika terjadi penumpukan kolesterol yang di sebut plak, maka pembuluh
darah koroner akan menyempit sehingga aliran darah dan suplai oksigen
menuju jantung akan terhambat. Kurangnya aliran darah ini akan
menyebabkan rasa nyeri pda dada (angina) dan sesak napas, hingga suatu saat
terjadi hambatan total pada aliran darah menuju jantung atau yang disebut
juga dengan serangan jantung.

a. Manifestasi klinis
Penyakit jantung koroner terbagi kedalam dua jenis, yakni angina dan
serangan jantung.

1) Angina lebih dikenal sebagai angin duduk. Angina adalah sakit dada
yang timbul karena kurangnya suplai darah ke otot jantung akibat
penyempitan pembuluh darah. Seseorang yang menderita angina
beresiko lebih tinggi untuk mengalami serangan jantung di bandingkan
dengan mereka yang tidak menderita angina. Serangan ini biasanya
berlangsung dalam beberapa menit dan di picu oleh aktivitas fisik atau
stres. Ada rasa menyebar di sekitar dada, berat seperti tertindih atau
sesak. Selain sakit dada, biasanya seseorang juga merasa sesak napas,
mual, lelah, pusing dan gelisah saat angina menyerang.
2) Serangan jantung terjadi ketika aliran darah ke jantung terhambat
sepenuhnya. Gejalanya hampir sama dengan angina, namun lebih
parah. Beberapa gejala klinis antara lain sakit dada yang parah,
kesulitan bernapas, merasa lemas, pusing, serta panik, sakit dada juga
bisa menyebar ke leher hingga rahang, ke lengan kiri dan punggung.

b. Pemeriksaan diagnostik
Untuk melakukan diagnosis yang tepat perlu di lakukan pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan
bagi penderita penyakit meliputi:

1. Tes darah ada dua macam yang umumnya dilakukan, yakni tes kadar
kolesterol dalam darah dan pemeriksaan enzim jantung.
2. Pemeriksaan Elektrokardiogram (EKG) dilakukan untuk merekam
aktivitas listrik otot.
3. Pemeriksaan Ekokardiagram dilakukan untuk melihat struktur,
ketebalan, dan gerak tiap denyut jantung sehingga membentuk sebuah
gambar jantung secara detail.
4. Pemeriksaan X-ray digunakan untuk melihat kondisi jantung, paru-
paru dan dinding dada secara umum.
5. Angiografi koroner atau kateterisasi jantung di lakukan untuk
memeriksa keberadaan serta tingkat keparahan penyempitan di dalam
pembuluh darah jantung dan memeriksa tekanan di dalam bilik
jantung.
6. CT dan MRI Scan dilakukan untuk melihat kondisi lebih detail pada
struktur jantung.

c. Diagnosis keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan penumpukan asam laktat ischemia
miokardium
2. Gangguan rasa aman dan cemas berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan tentang penyakit.
3. Curah jantung menurun berhubungan dengan perubahan kontraktilitas
miokrad tahu perubahan inotropik, perubahan frekuensi, irama,
konduksi jantung, perubahan struktual (misal: kelainan katup,
aneurisma ventrikel).

d. Intervensi keperawatan

1. Nyeri berbunga dengan penumpukan asam laktat ischemia


miokardium
Tujuan: pasien tidak mengalami nyeri

Intervensi Rasional
Kaji dokumentasi dan laporkan Terapi terdapat berbagai kondisi yang
keluhan pasien mengenai nyeri berhubungan dengan nyeri dada
dada meliputi lokasi, radiasi, durasi terdapat temuan klinik yang khas pada
nyeri dan faktor yang memengaruhi dada iskemik.
nyeri.
Efek nyeri dada perfusi Infark miokard menurunkan
hemodinamik kardiovaskuler kontraktilitas jantung dan compliance
terhadap jantung, otak, ginjal ventrikel dan dapat menimbulkan
disritmia (curah jantung menurun)
mengakibatkan tekanan darah dan
perkusi jaringan menurun, frekuensi
jantung dapat meningkat sebagai
mekanisme kompensasi untuk
mempertahankan curah jantung.
Monitoring EKG Mengetahui adanya perubahan
gambaran EKG dan adanya
komplikasi AMI.
Monitoring TTV. Peningkayan TD, HARI, RR,
menandakan nyeri yang sangat
dirasakan oleh pasien.
Berikan O2 sesuai kondisi pasien. Meningkatkan suplai O2 ke jantung.
Berikan posisi semi fowler. Membantu memaksimalkan
compliance pru.
Anjurkan pasien untuk istrhat total Menurunkan konsumsi O2.
selama nyeri dada timbul.
Berikan lingkungan yang tenang, Menurunkan rangsang eksternal.
aktivitas perlahan, dan tindakan
yang nyaman.
Berikan terapi sesuai program. Mempercepat proses penyembuhan
pasien.

2. Gangguan rasa aman dan cemas berhubungan dengan kurangnya


pengetahuan tentang penyakit.
Tujuan: gangguan cemas klien berkurang

Intervensi Rasional
Berikan penjelasan tentang faktor- Dengan mengetahui faktor Risiko,
faktor Risiko timbulnya CAD: pasien dan keluarga dapat mencegah
merokok, diet tinggi kolesterol, DM, dan memodifikasi gaya hidup yang
hipertensi dan stres. lebih sehat
Berikan dukungan emosional: sikap Pasien akan merasa di hargai.
hangat dan empati.
Jelaskan setiap prosedur yang akan Dengan mengetahui prosedur pasien
di lakukan pada pasien dan keluarga. dan keluarga akan berpartisipasi dalam
melakukan tindakan, di samping itu
juga dapat menurunkan tingkat cemas
pasien.
Berikan penjelasan tentang Meningkatkan pengetahuan pasien.
perawatan pasien dirumah.
Kaji ulang tingkat cemas. Untuk mengetahui dan mengevaluasi
tingkat keberhasilan dari intervensi
yang telah dilakukan.

3. Curah jantung menurun berhubungan dengan perubahan


kontraktilitas miokard atau perubahan inotropik, perubahan
frekuensi, irama, konduksi jantung, perubahan struktual, (misal:
kelainan katup, aneurisma ventrikel).
Tujuan: penurunan curah jantung

Intervensi Rasional
Auskultasi nadi apikal, kaji Bisanya terjadi tachycardia untuk
frekuensi, irama jantung. mengkompensasi
penurunan kontraktilitas jantung.
Catat bunyi jantung. S1 dan S2 lemah, karena
menurunnya kerja pompa S3 sebagai
aliran kedalam serambi, yaitu
distensi. S4 menunjukan kompetensi
atau stenosis katup.
Palpasi nadi perifer. Untuk mengetahui fungsi pompa
jantung yang sangat dipengaruhi oleh
CO dan pengisian jantung.
Pantau tekanan darah. Untuk mengetahui fungsi pompa
jantung yang sangat di pengaruhi
oleh CO dan pengisian jantung.
Pantau keluaran urine, catat Dengan menurunnya CO
penurunan keluaran, dan kepekatan memengaruhi suplai darah ke ginjal
atau konsentrasi urine. yang juga memengaruhi pengeluaran
hormon aldosteron yang berfungsi
pada proses pengeluaran urine.
Kaji perubahan pada sensoris, Menunjukkan tidak adekuatnya
contohnya letargi, bingung, perfusi serebral sekunder terhadap
disorientasi, cemas dan depresi. penurunan curah jantung.
Berikan istirahat semirecumbent Memperbaiki insufisiensi kontraksi
(semifowler) pada tempat tidur. jantung dan menurunkan kebutuhan
oksigen dan penurunan venous
return.
Kolaborasi dengan dokter untuk Membantu dalam proses kimia
terapi, oksigen, obat jantung, obat dalam tubuh.
diuretic dan cairan.
I. UJI KOMPETENSI 5
A.Berilah tanda silang pada huruf a,b,c,d dan e pada jawaban yang benar!
1. Berikut ini yang bukan merupakan penyakit infeksi menular adalah…
a. Influenza
b. AIDS
c. Sifilis
d. Asma
e. TBC

Jawaban d

2. Bakteri berikut ini yang merupakan penyebab dari penyakit TB adalah….


a. Salmonella Typhi
b. Maycobaterium Tuberculosis
c. Escherichia coli
d. Mycobaterium pneumoniae
e. Paramyxovirus sp.

Jawaban b

3. Uji serologi untuk mendeteksi keberadaan bakteri salmonella pada darah


menggunakan uji…
a. Widal
b. TUBEX
c. Metode apusan
d. Tes darah
e. TEC

Jawaban a

4. Penderita TBC disarankan menjalani pemeriksaan CT Scan yang


tujuannya untuk….
a. Mendeteksi penyebaran TB ke jaringan tubuh lainnya
b. Mengetahui perubahan jaringan paru-paru
c. Mengecek keberadaan bakteri TB
d. Mendeteksi tuberculosis aktif dan laten
e. Memeriksa sampel darah

Jawaban a

5. Berikut merupakan media cara penularan peyakit TB,kecuali..


a. Sumburan titik-titik air liur di pengidap
b. Seorang anak yang tinggal serumah dengan penderita TB
c. Bergantian alat makan
d. Bergantian alat mandi
e. Berjabat tangan

Jawaban a

6. Untuk menguji keberadaan TB laten,maka tes yang perlu dilakukan


adalah….
a. X-ray dan CT scan
b. Tes Mantoux
c. Pemeriksaan sampel dahak
d. Uji sampel darah
e. Identifikasi sampel urine

Jawaban b

7. Perhatikan beberapa manifestasi klinis berikut


1) Demam dan perasaan dingin ekstrime,di tamdai dengan tubuh yang
menggigil dan gemetar
2) Batuk,hidung tersumbat,sering mengeluarkan lender
3) Kelelahan,nyeri kepala,iritasi mata,mata berair,merah,kemerahan
pada tenggorokan dan hidung

Penyakit yang menunjukan gejala klinis tersebut merupakan penyakit….


a. Influenza
b. Tuberculosis
c. Paru-paru basah
d. Cacar air
e. Disentri

Jawaban a

8. Penyakit peradangan usus yang disebabkan oleh virus,bakteri atau


parasite lainnya yang menyebabkan diare dan muntah secara terus-
menerus adalah…..
a. Influenza
b. Diare
c. Muntaber
d. Tuberculosis
e. Paru-paru basah

Jawaban c

9. Berikut yang bukan termasuk penularan penyakit muntaber adalah….


a. Melalui cairan dari mulut/muntah yang tidak dibersihkan dengan
baik
b. Melalui sisa kotoran yang menyebar di air yang digunakan
c. Melalui saluran air pada lingkungan yang sanitasinya buruk
d. Lingkungan yang tidak bersih atau dalam kondisi banjir
e. Berjabat tangan atau berbagi handuk

Jawaban e

10. Tes darah IGRA yang dilakukan oleh penderita tuberculosis bertujuan
untuk…..
a. X-ray dan CT scan
b. IGRA
c. Pemeriksaan sampel dahak
d. Uji sampel dahak
e. Identifikasi sampel urine

Jawaban d

11. Perhatiakan gambar berikut!

Penyakit pada gambar tersebut disebabkan oleh….


a. Salmonella Typhi
b. Mycobacterium tuberculosis
c. Escherichia coli
d. Mycobacterium pneumoniae
e. Paramyxovirus sp.

Jawaban e

12. Untuk mengetahui agen biologi yang menyebabkan penyakit kolera,maka


tes yang dilakukan adalah....
a. Tes sampel dahak
b. Indentifikasi urine
c. Uji leukosit darah
d. Tes apusan rectum
e. Tes lapisan mukosa bibir

Jawaban d

13. Perhatikan manifestasi klinis dari suatu penyakit berikut.


1) Demam yang dapat meningkat secara bertahap tiap hari di minggu
pertama
2) Terasa nyeri otot,sakit kepala,kelelahan,dan lemas
3) Merasa sakit atau tidak enak
4) Pembesaran ginjal dan hati
5) Berkeringat,batuk kering,sakit perut,diare,penurunan berat
badan,dan nafsu makan berkurang

Gejala klinis tersebut menunjukan manifestasi klinis dari penyakit…

a. Tifus
b. Kolera
c. Demam berdara
d. Muntaber
e. Malaria

Jawaban b

14. Tes imunologi bagi penderita tifus yang menggunakan partiekel berwarna
untuk meningkatkan sensitifitas di sebut tes…
a. Widal
b. TUBEX
c. Metode apusan
d. Tes darah
e. TEC

Jawaban b

15. Cairan yang dapat dianalisis untuk mempertegas diagnosis selain sampel
darah,tinja,atau urine pada penderita tifus adalah cairan…
a. Lendir dari hidung
b. Keringat
c. Air ludah
d. Tulang belakang
e. Air mata

Jawaban a
ESSAY

B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan benar!

1. Jelaskan bagaimana media penularan dari penyakit influenza?


2. Bagaimana manifestasi klinis dari penyakit TBC?
3. Jelaskan pemeriksaan-pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan oleh
penderita penyakit tifus?
4. Bagaimana sikap paramedis dalam menghadapi pasien sebelum
melakukan pemeriksaan penyakit infeksi menular?
5. Bagaimana cara penularan penyakit cacar air?

JAWABAN

1. Influenza dapat ditularkan melalui kontak langsung maupun tidak


langsung.
2. Batuk yang berlangsung selama 3 minggu atau lebih, batuk yang disertai
dahak atau batuk darah, nyeri dada saat bernafas atau batuk, berkeringat
dimalam hari, dan hilang nafsu makan.
3. Adapun jenis pemeriksaan yang biasa dilakukan untuk mendiagnosis
penyakit tifus, yaitu,
a. Tes widal, adalah jenis pemeriksaan laboratorium yang sering
dilakukan untuk mendiagnosis tifus.
b. Tes tubex, adalah alat uji yang berfungsi untuk mendeteksi
keberadaan antibody IGM anti OG dalam darah.
4. Dengan cara memakai APD [ALAT PELINDUNG DIRI] untuk
melindungi diri dan mencuci tangan sebelum maupun sesudah dalam
melakukan Tindakan agar terhindar dari penyakit infeksi menular seksual.
5. Dapat melalui droplet atau tetesan diudara melalui batuk atau bersin.
Selain itu bisa juga melalui kontak langsung dari lendir, air liur, atau
cairan dari lepuh.
II. UJI KOMPETENSI 6
A.Berilah tanda silang pada huruf a,b,c,d, dan e pada jawaban yang benar!
1. Sistem anatomi dan fisiologi tubuh yang mencakup sistem
kerangka,tulang,sendi,dan otot merupakan sistem….
a. Kelenjar
b. Lokomotorik
c. Fleksus
d. Cardia
e. Ekskretori

jawaban b

2. Jenis pemeriksaan darah yang dilakukan untuk mendeteksi adanya


penyakit anemia dan ginjal adalah…
a. Hemoglobin
b. Limfosit
c. Trombosit
d. Hematokrit
e. SGPT

jawaban a

3. Jika seorang klien ingin mendeteksi gangguan keseimbangan asam dan


basa.maka pemeriksaan yang perlu dilakukan adalah…
a. Gas darah dan arteri
b. Gula darah puasa
c. Bilirubin
d. Ekstrogen
e. HCG

jawaban a
4. Pemeriksaan pada urine yang dilakukan untuk mendeteksi penyakit
obstruktif saluran empedu ,penyakit hepar,atau kangker hepar adalah…
a. Asam urat
b. Bilirubin
c. HCG
d. Hematokrit
e. Trombosit

jawaban b

5. Jika seseorang mengeluh sakit perut dan diare,maka pemeriksaan yang


perlu dilakukan adalah….
a. USG
b. Pemeriksaan feses
c. Sputum
d. Mamografi
e. CT scan

jawaban b

6. Pemeriksaan yang menggunakan bahan secret dan dilakukan untuk


mendeteksi adanya kuman disebut….
a. USG
b. Pemeriksaan feses
c. Sputum
d. Mamografi
e. CT scan

jawaban c

7. Suatu prosedur diagnosis yang dilakukan di atas permukaan kulit atau


permukaan rongga tubuh untuk melihat jaringan tubuh disebut…..
a. MRI
b. CT scan
c. Foto rontgenS
d. Ultrasonografi
e. Sinar X

jawaban d

8. Pemeriksaan sitologi yang digunakan untuk mendeteksi adanya kanker


serviks atau sel prakanker dengan cara…..
a. Pap smear
b. Mamografi
c. USG
d. Endoskopi
e. Kolonoskopi

jawaban a

9. Pemeriksaan dengan bantuan sinar X yang dilakukan pada bagian


payudara untuk mendeteksi adanya kista/tumor dan menilai payudara
secara periodik menggunakan pemeriksaa …..
a. Pap smear
b. Mamografi
c. USG
d. Endoskopi
e. Kolonoskopi

jawaban b

10. Pemeriksaan endoskopi dilakukan untuk melakukan pemeriksaan pada


bagian….
a. Saluran cerna
b. Saluran khusus kolon
c. Jaringan atau rongga organ
d. Hantran listrik otak
e. Organ dalam terlokalisir

jawaban a
11. Pemeriksaan yang dilakukan kolon dan sigmoid untuk mendeteksi adanya
kerusakan kelainan pada saluran kolon disebut….
a. Pap smear
b. Mamografi
c. USG
d. Endoskopi
e. Kolonoskopi

jawaban e

12. Pemeriksaan yang dilakukan untuk mendeteksi adanya kerusakan


hepatoseluler pada pemeriksaan darah jenis….
a. Albumin
b. Asam urat
c. Estrogen
d. Bilirubin
e. SGPT

jawaban d

13. Pemeriksaan yang memanfaatkan peran sinar X untuk melakukan skirining


dan mendeteksi kelainan pada berbagai organ melalui pemeriksaan…..
a. Rontgen
b. CT scan
c. Pap smear
d. Mamografi
e. EKG

jawaban a

14. Pada kasus kanker tulang,langkah pemeriksaan yang dilakukan untuk


mengevaluasi abnormalitas pada tulang yang susah atau tidak ditemukan
dengan X-ray,maka dilakukan pemeriksaan…..
a. Foto tulang konvensional
b. Gambaran CT scan
c. MRI
d. Pemeriksaan bone survey
e. Skintigrafi

jawaban c

15. Pemeriksaan yang dilakukan untuk mendeteksi metastasis sel tumor lebih
sensitif dibanding scintiscanning adalah …….
a. Foto tulang konvensional
b. Gambaran CT scan
c. MRI
d. Pemeriksaa bone survey
e. Skintigrafi

jawaban c

ESSAY

B.Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan benar!

1. Apa yang kamu ketahui tentang sistem ekskretori?


2. Bagaimana persiapan dan pelaksanaan yang perlu dilakukan untuk
melakukan pemeriksaa feses?
3. Bagaimana persiapan dan pelaksanaan yang perlu dilakukan untuk
melakukan pemeriksaan sputum?
4. Jelaskan apa yang dimaksud pemeriksaan pap smear?
5. Jelaskan pemeriksaan-pemeriksaan yang ada pada pemeriksaan urine?

JAWABAN
1 Organ ekskretori merupakan organ yang dapat melakukan ekskresi.
Ekskresi adalah proses pembuangan sisa metabolisme dan benda
tidak berguna lainnya.
2 Pemeriksaan feses diawali dengan pengambilan sampel tinja
pasien. Selanjutnya, sampel tinja akan dibawa ke laboratorium
untuk diteliti. Sampel tinja akan dinilai konsistensi, warna, dan
baunya, serta dilihat apakah mengandung lendir atau tidak.
3 Persiapan pasien yang melakukan pengambilan sputum dengan
batuk spontan sangat mudah dilakukan, tidak memerlukan
persiapan khusus apapun. Posisi pasien saat melakukan
pemeriksaan BTA dengan menggunakan prosedur batuk spontan
maupun dengan induksi batuk, adalah posisi badan tegak boleh
sambil duduk atau berdiri.
4 Pap smear adalah prosedur untuk mendeteksi kanker leher rahim
(serviks) pada wanita. Pap smear juga dapat menemukan sel-sel
abnormal (sel prakanker) di leher rahim yang dapat berkembang
menjadi kanker.
5 Pemeriksaan yang ada pada pemeriksaan urine yaitu ,
Pemeriksaan Visual
Uji visual bertujuan untuk memeriksa tampilan urine yang meliputi
warna dan bau urine. Urine normal biasanya ditandai memiliki
warna yang jernih. Sementara itu, urine keruh dan berbau
umumnya menandakan adanya gangguan kesehatan, salah satunya
infeksi.

Pemeriksaan Dipstik
Pemeriksaan ini menggunakan plastik stik tipis yang dimasukkan
ke dalam sampel urine untuk mendeteksi kadar keasaman (pH)
pada zat tertentu. Apabila stik plastik tersebut berubah warna,
maka terdapat indikasi zat tertentu di dalam urine yang kadarnya
berlebihan.Beberapa zat yang diperhatikan dalam pemeriksaan
dipstick pada tes urine adalah:
 Bilirubin
 Protein
 Glukosa
 Leukosit
 Urobilinogen
 Asam Askorbat
 Hemoglobin
 Sel darah merah

Pemeriksaan Mikroskopis
Pemeriksaan mikroskopis dilakukan dengan menganalisis endapan
urin melalui mikroskop. Tes ini akan direkomendasikan kepada
pasien yang mendapatkan hasil tes abnormal pada pemeriksaan
visual dan dipstick. Beberapa hal yang diperiksa dalam
pemeriksaan mikroskopis adalah:
 Sel darah merah
 Sel darah putih
 Sel silinder (cast)
 Kristal
 Bakteri atau jamur

Anda mungkin juga menyukai