1. Sistem lokomotorik
Sistem ini mencakup sistem gerak tubuh, yaitu sistem kerangka, tulang,
sendi dan otot.
2. Sistem pembuluh darah
Sistem pembuluh darah mencakup sistem sirkulasi dan sistem saluran
limpa. Darah merupakan komponen utama yang berperan dalam sistem
pembuluh darah dengan berbagai fungsi kompleks yang di milikinya.
3. Sistem pencernaan
Sistem ini terdiri dari saluran pencernaan beserta kelenjar dan organnya.
Makanan akan di pecah menjadi molekul sederhana oleh enzim dan organ-
organ pencernaan
4. Sistem pernapasan
Sistem pernapasan terdiri dari saluran dan organ yang saling terhubung
dan bekerja sama. Sistem ini bertanggung jawab dalam menyediakan
oksigen bagi tubuh.
5. Kelenjar Buntu
Kelenjar ini berhubungan erat dengan sistem sekresi yang dihasilkan dan
di salurkan ke darah atau orang lain yang membutuhkan.
6. Sistem Urogenital
Mencakup sistem urinari dan sistem reproduksi. Ginjal akan menyaring
darah dan membuang zat-zat yang tidak di butuhkan oleh tubuh dalam
bentuk urine.
7. Pancaindra
Manusia memiliki lima pancaindra, yakni penglihatan,
penciuman,pendengaran dan perasa.
8. Sistem ekskretori
Sistem ini merupakan istilah yang di gunakan untuk melukiskan secara
kolektif organ yang berkenan dengan eksresi produk buangan tubuh
meliputi sistem urinari, paru-paru dan kolon.
1. Pemeriksaan laboratorium
a. Pemeriksaan Darah
Merupakan pemeriksaan yang menggunakan bahan atau spesimen darah, yang
meliputi :
Darah Rutin
Pemeriksaan darah rutin meliputi:
a) Hemoglobin/HB, untuk mendeteksi adanya penyakit anemia dan
ginjal.
b) Hematokrit/HT, mengukur konsentrasel darah merah dalam darah.
c) Trombosit, mendeteksi adanya trombositopenia dan trombositosis.
Darah kimia
Pemeriksaan darah kimia meliputi:
a) SGPT (Serum Glutamic Pyruvic Transaminase),untuk mendeteksi
adanya kerusakan hepatoseluler.
b) Albumin, dilakukan untuk mendeteksi kemampuan albumin yang
disintesis oleh hepar. Tujuannya untuk menentukan adanya
gangguan hepar seperti luka bakar atau gangguan ginjal.
c) Asam urat, pemeriksaan asam urat dilakukan untuk mendeteksi
penyakit pada ginjal, luka bakar dan kehamilan.
d) Bilirubin, dilakukan untuk mendeteksi kadar bilirubin.
e) Ekstrogen, dilakukan untuk mendeteksi disfungsi ovarium gejala
menopause dan pascamenopause.
f) Gas darah arteri, dilakukan untuk mendeteksi gangguan
keseimbangan asam basa yang di sebabkan oleh gangguan
resporotik/gangguan metabolik.
g) Gula darah puasa, dilakukan untuk mendeteksi adanya diabetes.
h) Gula darah postprandial,dilakukan untuk mendeteksiadanya
diabetes namun pemeriksaan dilakukan setelah makan.
i) Gonadotropin korionik manusia (HCG), pemeriksaan ini dilakukan
untuk mendeteksi kehamilan.
b. Pemeriksaan Urine
Merupakan pemeriksaan yang menggunakan bahan atau spesimen
urine. Pemeriksaan urine meliputi:
1) Asam urat
Pemeriksaan asam urat dilakukan untuk mendeteksi berbagai kelainan
pada penyakit ginjal, eklampsia, keracunan timah hitam, dan leukimia.
2) Bilirubin
Pemeriksaan ini dilakukan mendeteksi penyakit obstruktif saluran
empedu,penyakit hepar, atau kanker hepar.
c. Pemeriksaan feses
Dilakukan untuk mendeteksi adanya kuman/bakteri seperti
salmonella, shigella, escherichia coli, dan lain-lain. Persiapan dan
pelaksanaan yang perlu di lakukan antara lain,
d. Pemeriksaan Sputum
Menggunakan bahan secret. Pemeriksaan sputum untuk
mendeteksi adanya kuman. Persiapan dan pelaksanaan yang dilakukan
antara lain sebagai berikut:
2. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan diagnostik yang umumnya dilakukan oleh pasien antara lain
sebagai berikut.
a. Ultrasonografi (USG)
Merupakan suatu prosedur diagnosis yang dilakukan di atas permukaan
kulit/dirongga tubuh untuk menghasilkan suatu ultrasound di dalam jaringan.
Melalui ultrasonografi pemeriksa dapat melihat struktur jaringan tubuh,
mendeteksi kelainan pada abdomen, otak, jantung, dan ginjal. Persiapan dan
pelaksanaannya meliputi:
b. Rontgen/Sinar X
Merupakan pemeriksaan yang memanfaatkan peran sinar X untuk
melakukan skrining dan mendeteksi kelainan pada berbagai organ di antaranya
jantung, abdomen, ginjal, ureter, kandung kemih, tenggorokan, dan rangka.
Persiapan dan penatalaksanaan tang dilakukan meliputi :
a. Endoskopi
Merupakan pemeriksaan yang dilakukan pada saluran cerna untuk
mendeteksi adanya kelainan pada saluran cerna.
b. Kolonoskopi
Dilakukan pada saluran kolon dan sigmoid untuk mendeteksi adanya
kelainan pada saluran kolon.
c. CT Scanning
Secara spesifik/khusus untuk melihat organ yang lebih dalam dan
terlokalisir serta khusus.
d. EEG
Dilakukan untuk melihat hantaran listrik pada otak, misalnya epilepsi,
trauma kapitis, dan lain-lain.
e. EKG
Dilakukan untuk melihat sistem hantaran/konduksi dari jantung.
1. Kanker Tulang
Adalah pertumbuhan jaringan baru yang terus menerus secara cepat dan
perkembangannya tidak terkendali. Kanker dapat berasal dalam tulang juga
timbul dari jaringan atau dari sel-sel kartilago yang berhubungan dengan
epiphysis atau dari unsur-unsur pembentuk darah yang terdapat pada sumsum
tulang.
a) Manifestasi klinis
Manifestasi klinis dari kanker tulang antara lain sebagai berikut:
1. Nyeri tulang
2. Fraktur
3. Penekanan medula spinalis
4. Kadar kalsium dalam darah meningkat
5. Anemia, demam, kehilangan berat badan, keterbatasan gerak dan
lain-lain.
b) Pemeriksaan Diagnosis
Pemeriksaan yang dilakukan meliputi 3langkah yakni anamnesis,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan fisik dengan cara
mengamati tulang yang terkena tumor. Sedangkan, pemeriksaan penunjang
yang perlu dilakukan antara lain sebagai berikut.
c) Diagnosis keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan obstruksi jaringan saraf atau
inflamasi.
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan,
kerusakan musliloskeletal, nyeri.
3. Risiko infeksi berhubungan dengan tindakan pembedahan atau
kerusakan jaringan lunak.
d) Intervensi keperawatan
Intervensi keperawatan berdasarkan diagnosis yang muncul adalah sebagai
berikut.
Intervensi Rasional
Observasi lokasi dan intensitas nyeri. Untuk mengetahui respons dan
Selidik perubahan karakteristik sejauh mana nyeri pasien
nyeri.
Berikan tindakan kenyamanan Mencegah pergeseran tulang dan
dengan mengubah posisi atau penekanan pada jaringan yang luka
memberikan pijatan lembut
Berikan sokongan pada ekstremitas Peningkatan vena return,
yang luka menurunkan adema, dan mengurangi
nyeri
Berikan lingkungan yang tenang Agar pasien dapat beristirahat dan
mencegah timbulnya stres
Kolaborasi dengan dokter tentang Untuk mengurangi rasa sakit/nyeri
pemberian analgesik, kaji efektivitas
dari tindakan penurunan nyeri.
2 Penyakit Jantung
Penyakit jantung disebut juga sebagai penyakit jantung koroner
merupakan kondisi yang terjadi ketika pembuluh darah utama yang
menyuplai darah ke jantung mengalami kerusakan. Penyebab utamanya
adalah penumpukan kolesterol pada pembuluh darah serta proses peradangan.
Ketika terjadi penumpukan kolesterol yang di sebut plak, maka pembuluh
darah koroner akan menyempit sehingga aliran darah dan suplai oksigen
menuju jantung akan terhambat. Kurangnya aliran darah ini akan
menyebabkan rasa nyeri pda dada (angina) dan sesak napas, hingga suatu saat
terjadi hambatan total pada aliran darah menuju jantung atau yang disebut
juga dengan serangan jantung.
a. Manifestasi klinis
Penyakit jantung koroner terbagi kedalam dua jenis, yakni angina dan
serangan jantung.
1) Angina lebih dikenal sebagai angin duduk. Angina adalah sakit dada
yang timbul karena kurangnya suplai darah ke otot jantung akibat
penyempitan pembuluh darah. Seseorang yang menderita angina
beresiko lebih tinggi untuk mengalami serangan jantung di bandingkan
dengan mereka yang tidak menderita angina. Serangan ini biasanya
berlangsung dalam beberapa menit dan di picu oleh aktivitas fisik atau
stres. Ada rasa menyebar di sekitar dada, berat seperti tertindih atau
sesak. Selain sakit dada, biasanya seseorang juga merasa sesak napas,
mual, lelah, pusing dan gelisah saat angina menyerang.
2) Serangan jantung terjadi ketika aliran darah ke jantung terhambat
sepenuhnya. Gejalanya hampir sama dengan angina, namun lebih
parah. Beberapa gejala klinis antara lain sakit dada yang parah,
kesulitan bernapas, merasa lemas, pusing, serta panik, sakit dada juga
bisa menyebar ke leher hingga rahang, ke lengan kiri dan punggung.
b. Pemeriksaan diagnostik
Untuk melakukan diagnosis yang tepat perlu di lakukan pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan
bagi penderita penyakit meliputi:
1. Tes darah ada dua macam yang umumnya dilakukan, yakni tes kadar
kolesterol dalam darah dan pemeriksaan enzim jantung.
2. Pemeriksaan Elektrokardiogram (EKG) dilakukan untuk merekam
aktivitas listrik otot.
3. Pemeriksaan Ekokardiagram dilakukan untuk melihat struktur,
ketebalan, dan gerak tiap denyut jantung sehingga membentuk sebuah
gambar jantung secara detail.
4. Pemeriksaan X-ray digunakan untuk melihat kondisi jantung, paru-
paru dan dinding dada secara umum.
5. Angiografi koroner atau kateterisasi jantung di lakukan untuk
memeriksa keberadaan serta tingkat keparahan penyempitan di dalam
pembuluh darah jantung dan memeriksa tekanan di dalam bilik
jantung.
6. CT dan MRI Scan dilakukan untuk melihat kondisi lebih detail pada
struktur jantung.
c. Diagnosis keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan penumpukan asam laktat ischemia
miokardium
2. Gangguan rasa aman dan cemas berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan tentang penyakit.
3. Curah jantung menurun berhubungan dengan perubahan kontraktilitas
miokrad tahu perubahan inotropik, perubahan frekuensi, irama,
konduksi jantung, perubahan struktual (misal: kelainan katup,
aneurisma ventrikel).
d. Intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
Kaji dokumentasi dan laporkan Terapi terdapat berbagai kondisi yang
keluhan pasien mengenai nyeri berhubungan dengan nyeri dada
dada meliputi lokasi, radiasi, durasi terdapat temuan klinik yang khas pada
nyeri dan faktor yang memengaruhi dada iskemik.
nyeri.
Efek nyeri dada perfusi Infark miokard menurunkan
hemodinamik kardiovaskuler kontraktilitas jantung dan compliance
terhadap jantung, otak, ginjal ventrikel dan dapat menimbulkan
disritmia (curah jantung menurun)
mengakibatkan tekanan darah dan
perkusi jaringan menurun, frekuensi
jantung dapat meningkat sebagai
mekanisme kompensasi untuk
mempertahankan curah jantung.
Monitoring EKG Mengetahui adanya perubahan
gambaran EKG dan adanya
komplikasi AMI.
Monitoring TTV. Peningkayan TD, HARI, RR,
menandakan nyeri yang sangat
dirasakan oleh pasien.
Berikan O2 sesuai kondisi pasien. Meningkatkan suplai O2 ke jantung.
Berikan posisi semi fowler. Membantu memaksimalkan
compliance pru.
Anjurkan pasien untuk istrhat total Menurunkan konsumsi O2.
selama nyeri dada timbul.
Berikan lingkungan yang tenang, Menurunkan rangsang eksternal.
aktivitas perlahan, dan tindakan
yang nyaman.
Berikan terapi sesuai program. Mempercepat proses penyembuhan
pasien.
Intervensi Rasional
Berikan penjelasan tentang faktor- Dengan mengetahui faktor Risiko,
faktor Risiko timbulnya CAD: pasien dan keluarga dapat mencegah
merokok, diet tinggi kolesterol, DM, dan memodifikasi gaya hidup yang
hipertensi dan stres. lebih sehat
Berikan dukungan emosional: sikap Pasien akan merasa di hargai.
hangat dan empati.
Jelaskan setiap prosedur yang akan Dengan mengetahui prosedur pasien
di lakukan pada pasien dan keluarga. dan keluarga akan berpartisipasi dalam
melakukan tindakan, di samping itu
juga dapat menurunkan tingkat cemas
pasien.
Berikan penjelasan tentang Meningkatkan pengetahuan pasien.
perawatan pasien dirumah.
Kaji ulang tingkat cemas. Untuk mengetahui dan mengevaluasi
tingkat keberhasilan dari intervensi
yang telah dilakukan.
Intervensi Rasional
Auskultasi nadi apikal, kaji Bisanya terjadi tachycardia untuk
frekuensi, irama jantung. mengkompensasi
penurunan kontraktilitas jantung.
Catat bunyi jantung. S1 dan S2 lemah, karena
menurunnya kerja pompa S3 sebagai
aliran kedalam serambi, yaitu
distensi. S4 menunjukan kompetensi
atau stenosis katup.
Palpasi nadi perifer. Untuk mengetahui fungsi pompa
jantung yang sangat dipengaruhi oleh
CO dan pengisian jantung.
Pantau tekanan darah. Untuk mengetahui fungsi pompa
jantung yang sangat di pengaruhi
oleh CO dan pengisian jantung.
Pantau keluaran urine, catat Dengan menurunnya CO
penurunan keluaran, dan kepekatan memengaruhi suplai darah ke ginjal
atau konsentrasi urine. yang juga memengaruhi pengeluaran
hormon aldosteron yang berfungsi
pada proses pengeluaran urine.
Kaji perubahan pada sensoris, Menunjukkan tidak adekuatnya
contohnya letargi, bingung, perfusi serebral sekunder terhadap
disorientasi, cemas dan depresi. penurunan curah jantung.
Berikan istirahat semirecumbent Memperbaiki insufisiensi kontraksi
(semifowler) pada tempat tidur. jantung dan menurunkan kebutuhan
oksigen dan penurunan venous
return.
Kolaborasi dengan dokter untuk Membantu dalam proses kimia
terapi, oksigen, obat jantung, obat dalam tubuh.
diuretic dan cairan.
I. UJI KOMPETENSI 5
A.Berilah tanda silang pada huruf a,b,c,d dan e pada jawaban yang benar!
1. Berikut ini yang bukan merupakan penyakit infeksi menular adalah…
a. Influenza
b. AIDS
c. Sifilis
d. Asma
e. TBC
Jawaban d
Jawaban b
Jawaban a
Jawaban a
Jawaban a
Jawaban b
Jawaban a
Jawaban c
Jawaban e
10. Tes darah IGRA yang dilakukan oleh penderita tuberculosis bertujuan
untuk…..
a. X-ray dan CT scan
b. IGRA
c. Pemeriksaan sampel dahak
d. Uji sampel dahak
e. Identifikasi sampel urine
Jawaban d
Jawaban e
Jawaban d
a. Tifus
b. Kolera
c. Demam berdara
d. Muntaber
e. Malaria
Jawaban b
14. Tes imunologi bagi penderita tifus yang menggunakan partiekel berwarna
untuk meningkatkan sensitifitas di sebut tes…
a. Widal
b. TUBEX
c. Metode apusan
d. Tes darah
e. TEC
Jawaban b
15. Cairan yang dapat dianalisis untuk mempertegas diagnosis selain sampel
darah,tinja,atau urine pada penderita tifus adalah cairan…
a. Lendir dari hidung
b. Keringat
c. Air ludah
d. Tulang belakang
e. Air mata
Jawaban a
ESSAY
JAWABAN
jawaban b
jawaban a
jawaban a
4. Pemeriksaan pada urine yang dilakukan untuk mendeteksi penyakit
obstruktif saluran empedu ,penyakit hepar,atau kangker hepar adalah…
a. Asam urat
b. Bilirubin
c. HCG
d. Hematokrit
e. Trombosit
jawaban b
jawaban b
jawaban c
jawaban d
jawaban a
jawaban b
jawaban a
11. Pemeriksaan yang dilakukan kolon dan sigmoid untuk mendeteksi adanya
kerusakan kelainan pada saluran kolon disebut….
a. Pap smear
b. Mamografi
c. USG
d. Endoskopi
e. Kolonoskopi
jawaban e
jawaban d
jawaban a
jawaban c
15. Pemeriksaan yang dilakukan untuk mendeteksi metastasis sel tumor lebih
sensitif dibanding scintiscanning adalah …….
a. Foto tulang konvensional
b. Gambaran CT scan
c. MRI
d. Pemeriksaa bone survey
e. Skintigrafi
jawaban c
ESSAY
JAWABAN
1 Organ ekskretori merupakan organ yang dapat melakukan ekskresi.
Ekskresi adalah proses pembuangan sisa metabolisme dan benda
tidak berguna lainnya.
2 Pemeriksaan feses diawali dengan pengambilan sampel tinja
pasien. Selanjutnya, sampel tinja akan dibawa ke laboratorium
untuk diteliti. Sampel tinja akan dinilai konsistensi, warna, dan
baunya, serta dilihat apakah mengandung lendir atau tidak.
3 Persiapan pasien yang melakukan pengambilan sputum dengan
batuk spontan sangat mudah dilakukan, tidak memerlukan
persiapan khusus apapun. Posisi pasien saat melakukan
pemeriksaan BTA dengan menggunakan prosedur batuk spontan
maupun dengan induksi batuk, adalah posisi badan tegak boleh
sambil duduk atau berdiri.
4 Pap smear adalah prosedur untuk mendeteksi kanker leher rahim
(serviks) pada wanita. Pap smear juga dapat menemukan sel-sel
abnormal (sel prakanker) di leher rahim yang dapat berkembang
menjadi kanker.
5 Pemeriksaan yang ada pada pemeriksaan urine yaitu ,
Pemeriksaan Visual
Uji visual bertujuan untuk memeriksa tampilan urine yang meliputi
warna dan bau urine. Urine normal biasanya ditandai memiliki
warna yang jernih. Sementara itu, urine keruh dan berbau
umumnya menandakan adanya gangguan kesehatan, salah satunya
infeksi.
Pemeriksaan Dipstik
Pemeriksaan ini menggunakan plastik stik tipis yang dimasukkan
ke dalam sampel urine untuk mendeteksi kadar keasaman (pH)
pada zat tertentu. Apabila stik plastik tersebut berubah warna,
maka terdapat indikasi zat tertentu di dalam urine yang kadarnya
berlebihan.Beberapa zat yang diperhatikan dalam pemeriksaan
dipstick pada tes urine adalah:
Bilirubin
Protein
Glukosa
Leukosit
Urobilinogen
Asam Askorbat
Hemoglobin
Sel darah merah
Pemeriksaan Mikroskopis
Pemeriksaan mikroskopis dilakukan dengan menganalisis endapan
urin melalui mikroskop. Tes ini akan direkomendasikan kepada
pasien yang mendapatkan hasil tes abnormal pada pemeriksaan
visual dan dipstick. Beberapa hal yang diperiksa dalam
pemeriksaan mikroskopis adalah:
Sel darah merah
Sel darah putih
Sel silinder (cast)
Kristal
Bakteri atau jamur