Anda di halaman 1dari 8

• Definisi

Endoskop adalah suatu alat yang digunakan untuk memeriksa organ dalam tubuh
manusia. Dapat secara visual dengan mengintip menggunakan alat tersebut (rigid/fiber-skop)
atau langsung melihat pada layar monitor (skop evis), sehingga kelainan yang ada pada organ
tersebut dapat dilihat dengan jelas (Agus Priyanto, 2009:13).

Endoskop adalah alat yang digunakan dalam pemeriksaan endoskopi. Alat ini berbentuk
pipa kecil panjang yang dimasukan ke dalam tubuh, misalnya ke lambung, ke daalam sendi, atau
ke rongga tubuh lainnya. Di dalam pipa tersebut terdapat duah buah serat optik. Satu untuk
menghasilkan cahaya agar bagian tubuh di depan ujung endoskop terlihat jelas, sedangkan serat
lainnya berfungsi sebagai penghantar gambar yang ditangkap oleh kamera. Di samping kedua
serat optik tersebut, terdapat sebuah bagian lagi yang bisa digunakan sebagai saluran untuk
pemberian obat dan untuk memasukkan atau menghisap cairan. Selain itu, bagian tersebut juga
dapat dipasangi alat-alat medis seperti gunting kecil, sikat kecil, dll.

Endoskop biasanya digunakan bersama layar monitor sehingga gambaran organ yang
diperiksa tidak hanya di lihat sendiri oleh operator, tetapi juga oleh orang di sekitarnya. Gambar
yang diperoleh selama pemeriksaan biasanya direkam untuk dokumentasi atau evaluasi lebih
lanjut.

Pemeriksaan ini sangat berperan dalam menentukan penyebab pendarahan saluran cerna
yang sulit ditentukan berdasarkan pemeriksaan radiologis. Beberapa lesi (Terlihat putih atau
pucat) yang tak terlihat pada pemeriksaan radiologis dapat diketahui dengan pemeriksaan
endoskopi.

Beberapa jenis gangguan yang dapat dilihat dengan endoskop antara lain : Abses, sirosis
biliaris, bronkhitis, pendarahan, kanker, kista, batu empedu, tumor, polip, tukak dan lain-lainya.

Tindakan endoskopi adalah untuk mengamati struktur anatomi dan fisiologi saluran
pencernaan (Traktus Digestivus) secara langsung dengan bantuan alat endoskopi berserta
asesorisnya. Pengamatan endoskopi pada saluran cerna bagian atas dikenal dengan istilah
esofago-gastro-duodenoskopi (EGD), sedangkan endoskopi pada saluran cerna bagian bawah
dikenal dengan nama kolonoskopi.

Endoskopi gastrointestinal (EGI) merupakan salah satu teknik dalam ilmu


Gastroenterology-hepatologi untuk melihat secara langsung keadaan di dalam saluran cerna
dengan menggunakan alat yang bernama endoskop. Pemeriksaan endoskopi pada saluran cerna
bagian atas disebut esofagogastrodudenoskopi (EGD) sedangkan kolonoskopi digunakan untuk
mengevaluasi serta memeriksa lumen pada saluran cerna bagian bawah, yaitu pada daerah
rektum, kolon sigmoid, kolon desenden, kolon transversum, kolon asenden, sekum, serta ileum.

Tindakan Endoskopi dapat dibedakan menjadi 2 :


• Gastroskopi : untuk melihat dan mengetahui keadaan bagian dalam saluran cerna bagian atas dan
melakukan tindakan terapi atau pengobatan dalam rongga saluran cerna bagian atas mulai dari
tenggorokan (esofagus), lambung (maag), sampai ke usus 12 jari.
• Kolonoskopi : untuk melihat dan mengetahui keadaan bagian dalam saluran cerna bagian bawah
dan melakukan tindakan terapi atau pengobatan dalam rongga saluran cerna bagian bawah (usus
besar).
• Keunggulan Endoskopi Saluran Pencernaan

• Dapat melihat dengan jelas lokasi dan jenis kelainan dalam rongga saluran cerna secara
langsung pada penderita dengan bantuan monitor dalam waktu singkat serta akurasi yang
tinggi.

• Dapat dilakukan biopsy untuk pemeriksaan Patologi Anatomi sehinggga dapat diketahui
kelainan secara pasti.

• Hasil pemeriksaan dapat langsung dicetak, kelainan langsung didiagnosis dan segera
ditentukan cara mengatasinya.

• Dapat dipakai untuk melakukan tindakan pengobatan kelainan saluran cerna (atas dan
bawah), dengan resiko yang jauh lebih ringan dari pada operasi.

• Pada kondusi tertentu dapat menggantikan fungsi tindakan operasi, lebih nyaman, biaya
lebih murah, dan rawat inap lebih singkat.

• Dapat juga dilakukan pada bayi dan anak-anak. Untuk kenyamanan dan mengurangi
trauma selama tindakan dapat dilakukan pembiusan umum.

• Kegunaan Teknik Endoskopi


Gastroskopi 
• Menentukan diagnosis penderita dengan keluhan saluran cerna yang berulang (kronis) atau berat,
dengan keluhan seperti : nyeri pada ulu hati, kembung, mual, dan muntah.
• Mengetahui pendarahan saluran cerna atas (ditandai dengan muntah darah), menentukan sumber
pendarahan, dan menghentikan pendarahan tersebut.
• Pengobatan varices tenggorokan (esofagus).
• Mengangkat daging tumbuh (polip) di tenggorokan (esofagus) maupun dilambung,
• Mengambil benda-benda yang tertelan pada saluran cerna, seperti : koin, gigi palsu, duri ikan,
batu baterai (jam tangan), kancing, dll.
• Melakukan gastrostomi (tindakan membuat lubang secara langsung pada lambung untuk
memberikan makanan pada keadaan tertentu).
Kolonoskopi 
• Mengetahui kelainan saluran cerna bawah (ditandai dengan buang air besar berdarah),
menentukan sumber pendarahan, dan menghentikan pendarahan, dan menghentikan pendarahan
tersebut.
• Menentukan penyebab diare menahun.
• Menentukan penyebab sembelit menahun.
• Mendeteksi kanker usus stadium awal dan lanjut.
• Mencari penyebab sakit perut kronis.
• Mengangkat daging tumbuh (polip) di usus besar.

• Fungsi Endoskopi
Endoskopi biasanya digunakan oleh dokter untuk proses diagnosa ketika pasien mengeluhkan
beberapa kondisi gejala di bagian saluran pencernaannya. Jangan pernah sepelekan adanya
gejala-gejala yang kelihatannya ringan pada pencernaan karena gangguan pencernaan mampu
memberikan dampak pula terhadap sejumlah organ lainnya, dari mulut hingga anus. Jadi, ada
baiknya langsung memeriksakan diri ketika pencernaan terasa tak nyaman.

Pada umumnya, endoskopi ini adalah sebuah prosedur pemeriksaan yang dokter lakukan pada
pasien yang bertujuan atau berfungsi untuk memeriksa penyebab gejala. Dan jenis-jenis penyakit
yang bisa diperiksa melalui endoskopi:
• Kanker saluran pencernaan, meliputi juga kanker lambung, kanker usus besar, serta
kanker kandung empedu.
• Penyakit celiac atau yang juga disebut dengan intoleransi pada gluten.
• Perut mulas.
• Pyrosis atau adanya sensasi seperti terbakar di bagian ulu hati atau dada.
• Anemia
• Kolitis ulserativa atau peradangan yang terjadi di bagian usus besar.
• Ulkus peptikum atau luka yang terjadi di lambung maupun usus 12 jari.
• Intoleransi laktosa.
• Wasir atau ambeien.
• Radang lambung serta usus kecil.
• Batu empedu.
• Peradangan di saluran pencernaan.
• Obstruksi usus atau kondisi di mana usus mengalami penyumbatan.
• Radang usus buntu.
Fungsi lain dari endoskopi adalah untuk melihat gejala-gejala akan:
• Adanya peradangan di saluran pencernaan alias usus.
• Adanya polip atau perkembangan sel jaringan abnormal lain pada bagian usus besar.
• Adanya pendarahan pada saluran pencernaan di bagian atas.

• Persiapan tindakan endoskopi :


Gastroskopi
• Puasa tidak makan dan minum sedikitnya 6 jam sebelum dilakukan pemeriksaan
• Gigi palsu dan kacamata harus dilepas selama pemeriksaan
• Riwayat alergi dilaporkan
• Sebelum tindakan menandatangani dokumen informed consent (persetujuan tindakan medis)
Kolonoskopi
Pemeriksaan ini memerlukan pembersihan usus besar yang baik agar memperoleh hasil/diagnosis
yang tepat dan menghindari pemeriksaan ulangan.
• 1 hari sebelum tindakan (pukul 07.00-18.00) hanya diperbolehkan diet cair saja (misal : susu, jus,
bubur) 3x/hari dan minum air putih.
• Pukul 19.00 minum fleet 1 botol, lalu minum air sebanyak-banyaknya (±2 liter)
• Setelah itu puasa
• Pukul 05.00 (esok harinya) masukkan fleet enema dalam anus/dubur dengan posisi miring
kemudian tahan minimal 15 menit
• Sebelum berangkat ke rumah sakit diperbolehkan minum air gula 1-2 gelas
• Datang ke ruang endoskopi dengan membawa pemeriksaan laboratorium yang ada
• Sebelum tindakan menandatangani dokumen informed consent (persetujuan tindakan medis)

• Jenis-Jenis endoskop
Berdasarkan area tubuh yang diperiksa, endoskopi terbagi dalam beberapa jenis. Jenis-jenis
endoskopi diantaranya:
• Artroskopi, digunakan untuk memeriksa persendian. Selang endoskop disisipkan melalui
sayatan kecil di dekat sendi yang akan diperiksa.
• Bronkoskopi, digunakan untuk memeriksa paru-paru. Selang endoskop dimasukkan
melalui hidung atau mulut.
• Kolonoskopi, digunakan untuk memeriksa usus besar. Selang endoskop dimasukkan
melalui anus.
• Sistoskopi, digunakan untuk memeriksa kandung kemih. Selang endoskop dimasukkan
melalui uretra. Uretra adalah lubang pembuangan air kecil.
• Enteroskopi, digunakan untuk memeriksa usus kecil. Selang endoskop dimasukkan
melalui mulut atau anus.
• Histereskopi, digunakan untuk memeriksa bagian dalam rahim. Selang endoskop
dimasukkan melalui vagina.
• Laparoskopi, digunakan untuk memeriksa area perut atau panggul. Selang endoskop
disisipkan melalui sayatan kecil di dekat area yang akan diperiksa.
• Laringoskopi, digunakan untuk memeriksa laring atau kotak suara. Selang endoskop
dimasukkan melalui mulut atau lubang hidung.
• Mediastinoskopi, digunakan untuk memeriksa area antara kedua paru-paru yang disebut
mediastinum. Selang endoskop disisipkan melalui sayatan di atas tulang dada.
• Endoskopi gastrointestinal bagian atas, digunakan untuk memeriksa kerongkongan dan
saluran pencernaan bagian atas. Selang endoskop dimasukkan melalui mulut.
• Ureteroskopi, digunakan untuk memeriksa ureter. Ureter adalah saluran yang
mengantarkan urin dari ginjal. Selang endoskop dimasukkan melalui uretra.
• Tergantung jenis endoskopi apa yang dilakukan dan fasilitas penyedianya, biaya
endoskopi di Indonesia berada di kisaran 1 juta sampai 6 juta.

• Risiko endoskopi
• Dibandingkan dengan operasi terbuka, endoskopi memiliki risiko pendarahan dan infeksi
yang jauh lebih kecil. Meskipun begitu, endoskopi tetaplah prosedur medis, sehingga
memiliki beberapa risiko seperti pendarahan, infeksi, dan komplikasi (jarang) lainnya,
seperti:
• Sakit dada
• Kerusakan organ tubuh, termasuk kemungkinan perforasi
• Demam
• Rasa sakit terus menerus di area dilakukannya endoskopi
• Merah dan bengkak di lokasi sayatan.
• Risiko untuk endoskopi tergantung dari jenis endoskopi apa yang dilakukan, lokasinya,
dan kondisi kesehatan Anda sendiri. Misalnya, tinja yang berwarna gelap, muntah, dan
kesulitan menelan setelah endoskopi bisa menandakan adanya sesuatu yang tidak beres.
• Dokter akan menjelaskan kemungkinan gejala apa saja yang mungkin akan Anda alami
setelah prosedur endoskopi.

• Pasca endoskopi
• Umumnya, endoskopi adalah prosedur rawat jalan, jadi setelah endoskopi Anda
diperbolehkan pulang. Pasien endoskopi sebaiknya ditemani saat pulang, karena pasien
mungkin akan merasa tidak sehat akibat anestesi (bius umum atau bius lokal) untuk
endoskopi.
• Bila dokter membuat sayatan untuk endoskopi, sayatan tersebut akan dijahit/direkatkan
dan dibalut dengan baik segera setelah endoskopi. Dokter akan memberikan petunjuk
perawatan di rumah untuk luka ini.
• Beberapa jenis endoskopi, seperti kolonoskopi, biasanya akan membuat
ketidaknyamanan. Mungkin akan butuh beberapa waktu bagi pasien untuk kembali
merasa sehat sepenuhnya.nis Endoskop

• Kapan Endoskopi perlu Dilakukan?


Pertanyaan ini sangat penting karena banyak orang yang kerap mengabaikan gejala yang terjadi
di dalam tubuhnya, bahkan tak akan terpikir untuk menjalani prosedur endoskopi. Namun dokter
biasanya menganjurkan pasien untuk menjalani endoskopi kalau memang gejala-gejala di bawah
ini dialami.
• Buang air besar terlalu sering atau diare kronis.
• Mual serta muntah.
• Sering bersendawa.
• Selera makan mengalami penurunan.
• Ada sensasi panas di bagian dada.
• Merasa cepat penuh dan kenyang saat makan.
• Kembung yang tak berkesudahan.
• Buang gas terlalu serinng.
• Sembelit yang terus-menerus meski sudah mengonsumsi makanan berserat.
• Timbul perubahan pada kondisi buang air besar.
• Sulit menelan.
• Rasa nyeri pada perut.

• Efek Samping atau Bahaya


Endoskopi mempunyai efek samping, tapi tidaklah separah atau seburuk yang mungkin Anda
bayangkan karena pada dasarnya efek samping hanyalah kecil. Bahkan efek samping jauh lebih
aman daripada metode diagnosa dengan rontgen yang memanfaatkan sinar X. Ada beragam
masalah kesehatan yang diakibatkan oleh rontgen, khususnya gangguan akan terjadi di bagian
yang sering ditembak dengan sinar X.

Kalau metode rontgen berisiko memicu iritasi pada kulit yang juga mengakibatkan gatal-gatal di
permukaannya, endoskopi merupakan metode yang aman. Bahkan dengan cara endoskopi
jugalah hasil dan informasinya pun jauh lebih akurat serta lebih mendetil. Perekaman melalui
proses peneropongan itulah yang menjadikan hasilnya lebih maksimal.

Kamera yang dimasukkan pada organ dalam tubuh mampu melakukan perekaman secara
maksimal akan seluruh aktivitas serta beragam infeksi di organ tubuh. Karena perekamannya
secara langsung yang dituntun oleh sang dokter ahli sendiri, seluruh hal yang perlu diselidiki pun
bisa didapatkan. Meski begitu, tetap ada hal-hal atau kondisi tertentu yang harus Anda coba
pertimbangkan serta waspadai.

1. Luka dan Pendarahan


Pada proses endoskopi, efek samping yang perlu untuk diwaspadai adalah adanya luka berupa
goresan dari alat yang masuk ke dalam tubuh tersebut. Ada potensi bahwa alat tersebut
menggores bagian dari salah satu organ tubuh, seperti lambung dan juga usus. Teknik ini bila
dilakukan secara kurang terampil maka memang risiko efek samping tersebut.

Maka dari itulah, penting untuk datang kepada dokter yang memang sudah ahli dan terpercaya
karena bila tidak teliti serta keterampilannya kurang, maka ketika memasukkan endoskop bisa
tidak tepat. Apabila sampai terjadi, ini akan berbahaya bagi bagian luar organ tubuh karena akan
terluka sekaligus rusak.

Saat usus serta lambung terkena goresan dan terluka akibat terkena alat yang digerakkan secara
tak tepat, maka efek samping yang harus ditanggung pasien adalah adanya kemungkinan luka
tetap serta gangguan pencernaan. Gangguan pada pencernaan tersebut bisa meliputi rasa perih di
lambung dan perut seperti ketika maag sedang kambuh.

Masih ada juga kemungkinan akan munculnya gangguan-gangguan lainnya yang kita tidak
sangka-saangka. Ketika luka tersebut cukup besar atau sebenarnya cukup kecil namun tak segera
ditangani, kemungkinan luka bisa membesar dan menyebabkan pendarahan. Karena sudah rusak,
otomatis ini akan membahayakan jiwa keselamatan dan kesehatan pasien serta bisa berdampak
panjang.

2. Muncul Bakteri dan Kuman


Pada tubuh pun akan muncul sejumlah bakteri dan kuman sehingga mampu memicu infeksi. Bila
di dalam tubuh terlalu banyak bakteri serta kuman, ini bisa saja dikarenakan alat yang digunakan
alias endoskopnya tidak dalam kondisi steril. Maka memang perlu dipastikan sebelumnya apakah
alat benar-benar steril.

Ketidaksterilan pada alat tersebut mampu membawa masuk kuman yang nantinya berpotensi
berujung pada penyakit dalam tubuh pasien. Jika tak segera ditangani, nantinya bisa memicu
virus serta bakter berkembang di dalam tubuh di mana ini akan memicu banyaknya penyakit
serta akan menjadi pengganggu performa organ lain di dalam tubuh.

Tanda-tanda infeksi berkemungkinan untuk terjadi, maka silakan untuk menghubungi dokter
secepatnya sebelum efek samping endoskopi menjadi jauh lebih parah. Ciri-ciri infeksi yang bisa
dilaporkan kepada dokter ketika Anda merasakannya di bagian organ yang dimasukkan endoskop
seperti:
• Keluarnya nanah atau cairan.
• Pembengkakan pada organ tersebut.
• Timbul rasa sakit dan nyeri.
• Ada kemerahan di kulit seperti reaksi alergi.
Pada umumnya, dokter kemudian memberikan obat antibiotik untuk mengatasi masalah
infeksinya. Hanya saja, untuk masalah yang lebih serius, seperti halnya perdarahan berlebihan
dan perforasi organ kemungkinan bisa memerlukan pembedahan. Pembedahan ini tujuannya
supaya kerusakan organ atau jaringan diperbaiki. Sedangkan tanda-tanda dari reaksi alergi
biasanya ditangani dengan mengonsumsi obat antihistamin.

Gejala atau tanda-tanda lain yang bisa menunjukkan adanya komplikasi sehabis menempuh
endoskopi antara lain:
• Suhu badan tinggi atau demam tinggi yang bisa lebih dari 38 derajat Celsius.
• Dada terasa nyeri.
• Muntah darah.
• Sesak nafas.
• Perut terasa nyeri yang serius dan kondisinya terasa begitu semakin memburuk.
• Tinja atau feses yang keluar warnanya hitam.

Anda mungkin juga menyukai