Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan pembahasan alat
Endoscopy dan laparoscopy.
Review ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan pembahasan alat tersebu ini.
Akhir kata kami berharap semoga pembahasan alat Endoscopy dan laparoscopy ini
dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Surabaya, agustus 2019
Penyusun
BAB I
Sistem pencernaan manusia adalah sebuah sistem yang membantu manusia dalam
mencerna makanan dan minuman yang dikonsumsinya menjadi zat yang lebih mudah
dicerna oleh tubuh dan diambil berbagai kandungan di dalamnya yang berguna untuk
organ dalam dan bagian tubuh secara keseluruhan.
A. Bagian Mulut
Bagian terdepan dari sistem pencernaan manusia adalah mulut. Bagian ini menjadi
pintu bagi makanan dan minuman yang dikonsumsi untuk masuk dan diteruskan
kepada sistem pencernaan selanjutnya.
Pada bagian mulut terdapat beberapa bagian penting. Diantaranya adalah lidah yang
berfungsi untuk merasa makanan, memposisikan makanan agar mudah dikunyah dan
membantu makanan untuk ditelan.
Kedua, ada gigi yang berfungsi untuk mengunyah makanan yang dikonsumsi agar
menjadi lebih halus dan lebih mudah dicerna.
Ketiga ada juga ludah yang akan membantu Anda menelan makanan dengan lebih
mudah lagi dan juga berfungsi sebagai pelindung rongga mulut.
C. Lambung
Lambung atau dalam bahasa ilmiah disebut Ventrikulus. berbentuk seperti kantong
yang menggelembung dan letaknya pada bagian kiri dalam rongga di perut.
Lambung secara garis besar terdiri dari 3 bagian. Ia memiliki fungsi penting dalam
sistem pencernaan salah satunya adalah menghasilkan asam klorida yang akan
membasmi semua mikroorganisme yang ada pada makanan yang kita konsumsi.
D. Usus Halus
Usus Halus memiliki beberapa bagian, diantaranya adalah usus dua belas jari, usus
kosong dan usus penyerapan. Ada banyak proses yang terjadi pada usus halus.
Di dalamnya usus halus juga memproduksi berbagai macam enzim yang dapat
mengubah beberapa zat makanan menjadi kandungan yang dibutuhkan tubuh agar
lebih mudah diserap.
E. Usus Besar
Usus besar adalah tempat sisa makanan kemudian berada dan nantinya akan
dibusukkan menggunakan bakteri Escherichia coli sehingga bisa menjadi kotoran
yang kemudian akan dibuang melalui anus.
Pada bagian ujung usus besar inilah yang disebut dengan rektum yang merupakan
jalur yang akan dilalui kotoran menuju ke tempat pembuangan terakhirnya yaitu
anxs.
Pada saat kotoran memasuki rektum maka itu berarti tempat penyimpanan kotoran
yang berada di atasnya sudah penuh dan pada saat itulah Anda akan merasakan sakit
perut serta keinginan untuk buang air besar.
Sedangkan anxs seperti yang kita semua ketahui merupakan lubang dimana kotoran
akan dikeluarkan dari dalam tubuh untuk dibuang.
Dengan Dengan endoscopi seorang dokter dapat melihat langsung isi lumen
saluran cerna termasuk saluran pankreas, kandung empedu beserta salurannya.
Dengan melihat langsung keadaan dalam lumen tentu lebih banyak memberikan
informasi dibandingkan dengan hasil yang diperoleh menggunakan cara tak langsung
seperti menggunakan x-ray maupun scanning.
Setelah tindakan ini dilakukan, pasien harus istirahat paling tidak 15-30 menit
dan boleh melakukan pola makan normal lagi setelah 1 jam. Pasien harus ditemani
oleh keluarga atau teman yang bisa bertanggung jawab dan dilarang
mengemudi/mengoperasikan mesin/minum alkohol selama 24 jam. Pasien mungkin
merasa tidak nyaman pada tenggorokan selama 1-2 hari.
Pasien yang membutuhkan endoskopi saluran cerna bawah atau colonoscopy adalah
pasien yang memiliki gejala berikut:
Pada tindakan colonoscopy dokter akan memberikan obat melalui urat darah
halus / vena untuk membantu pasien menjadi santai. Pasien akan berbaring ke
samping atau ke depan (terlentang) saat colonoscope dimasukkan naik melalui usus
besar. Tindakan ini biasanya berlangsung sekitar 15-45 menit.
Teknik Laparoskopi dapat dilakukan dengan anestesi lokal (keadaan pasien sadar)
maupun anestesi umum (pasien tidak sadar), tergantung pada sifat dari prosedur yang
hendak dilakukan. Setelah irisan dibuat (biasanya di sebelah pusar), laparoskop
dimasukkan ke dalam rongga perut. Gas karbon dioksida atau nitrogen oksida akan
dimasukkan dalam rongga perut untuk memisahkan dinding perut dengan organ di
bawahnya. Hal ini membuat pemeriksaan organ dalam menjadi lebih mudah.
Satu sampai tiga irisan kecil perlu dibuat lagi untuk memasukkan alat-alat operasi,
misalnya penjepit atau gunting. Setelah diagnosis dibuat atau penyakit sudah ditangani,
peralatan-peralatan tersebut akan dikeluarkan, dan gas akan keluar dari rongga perut, lalu
irisan akan dijahit kembali. Jahitan yang dilakukan tersebut terkadang perlu diambil
kembali oleh dokter setelah luka mengering, atau dapat pula menyatu dengan sendirinya.
1.2.2. Data Pelayanan Alat Laparoskopi
Beberapa contoh dari kondisi medis yang dapat didiagnosis atau ditangani dengan
laparoskopi antara lain:
Organ yang sakit (misalnya kandung empedu dan usus buntu)dapat diambil dengan
laparoskopi, dan hernia dapat diperbaiki.
Infertilitas pada wanita (gangguan kesuburan)
Kanker hati dan pankreas dapat didiagnosa menggunakan laparoskopi, dan operasi
laparoskopi dapat dilakukan terhadap beberapa jenis kanker kolorektal
Ascites
Merupakan keadaan di mana ada timbunan cairan dalam rongga perut. Laparoskopi
dapat membantu untuk menentukan penyebabnya.
BAB 2
PERENCANAAN
Peralatan kesehatan merupakan salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam
penyelenggaraan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Untuk memenuhi peralatan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan Rumah Sakit, maka
harus dilakukan perencanaan yang matang.
Perencanaan Endoskopi dan Laparoskopi adalah suatu proses untuk menentukan kebutuhan
Endoskopi dan Laparaskopi, spesifikasi dan jumlah peralatan medis sesuai dengan
kemampuan pelayanan / klasifikasi Rumah Sakit, beban pelayanan, perkembangan teknologi
kesehatan, sumber daya manusia yang mengoperasikan dan memelihara peralatan tersebut.
Perencanaan kebutuhan alat Endoskopi dan laparoskopi sangat bermanfaat untuk penyediaan
anggaran, pelaksanaan pengadaan untuk alat tersebut secara efektif, efisien dan prosesnya
dapat dipertanggungjawabkan.
2. Kasus atau data kebutuhan pasien yang memerlukan pemeriksaan Endoskopi atau
tindakan Laparaskopi, seperti:
3. Adanya sumber daya manusia atau dokter spesialis yang mampu melaksanakan
pemeriksaan Endoskopi dan Laparaskopi
1. Ruang penerimaan pasien/tata usaha, yang dilengkapi dengan peralatan sebagai berikut :
4. Ruang ganti baju pasien dilengkapi dengan kamar mandi dan toilet dengan peralatan
sebagai berikut :
- Ember
- Gayung
- Sandal khusus kamar mandi
- Gantungan pakaian
- Tempat sampah tertutup
- Pewangi kamar mandi/toilet
- Kertas toilet
5. Ruang ganti baju petugas dilengkapi dengan kamar mandi dan toilet, yang
mempunyai peralatan sebagai berikut :
- Lemari pakaian
- Locker/bila memungkinkan
- Rak sepatu
- Tempat cuci tangan dan cermin
- Tempat alat tenun kotor yang tertutup
- Tempat sampah tertutup
- Tempat menggantung baju
- Ember
- gayung
7. Ruang pencucian alat endoscopy, yang dilengkapi dengan peralatan sebagai berikut :
- Kursi tamu/sofa
- Kursi dan meja makan
- Peralatan makan dan minum
- Tempat cuci tangan dan cermin
- Tempat sampahj dan tertutup
- Lemari gantung untuk menyimpan alat kesehatan, seperti : spuit, obat-obatan cairan
infus, dll.
- Tempat tidur pasien/brankard
- Oksigen dan selang oksigen
- Toilet dan peralatan untuk klisma.
- Obat-obatan premedikasi
- Cairan infus (sesuai kebutuhan)
- Cairan desinfektan
Untuk standart unit Laparaskopi pada prinsipnya sama dengan standart unit
Endoskopi. Karena laparaskopi adalah bagian dari teknik Endoskopi yang khusus
untuk melihat rongga perut atau rongga di luar usus melalui pencitraan pada monitor
video menggunakan teleskop dan sistem endokamera. Begitu juga dengan
ketenagaan / tim laparaskopi.
C. Ketenagaan/Tim
1. Jenis Tenaga
- Ahli bedah
- Ahli penyakit dalam yang terampil dalam endoscopy
- Perawat endoscopy
- Ahli anestesi (bila diperlukan)
- Ahli radiologi
- Persyaratan :
Uraian tugas
b) Menyusun daftar kebutuhan alat dan obat yang diperlukan sesuai dengan
jenis tindakan endoscopy.
2. Perawat pelaksana
Seorang tenaga preofesional yang diberi wewenang dan tanggung jawab sebagai
anggota tim endoscopy untuk kelancaran pelaksanaan tindakan endoscopy serta
ditugaskan dalam pengelolaan dan pemeliharaan alat endoscopy.
Persyaratan :
- Berijazah pendidikan formal kepera-watan dari semua jenjang yang diakui oleh
pemerintah atau yang berwenang (SPK, AKPER).
Perencanaan dilakukan sesuai dengan kebutuhan jenis dan jumlah peralatan kesehatan.
Adapun untuk menentukan hal tersebut dapat melalui teknis analisa kebutuhan.
d. Kelengkapan aksesoris
PENGADAAN
Pengadaan endoskopi dan laparaskopi dilakukan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Peraturan yang mengatur tentang pengadaan barang dan jasa adalah Peraturan Presiden No 16
tahun 2018.
Endoscopy adalah suatu alat yang digunakan dalam diagnosa untuk melihat ke dalam tubuh
& untuk memeriksa bagian dalam organ berongga atau rongga tubuh.
Laparaskopi adalah suatu alat yang digunakan untuk jenis prosedur bedah yang memungkinkan ahli
bedah untuk mengakses bagian dalam perut dan panggul tanpa harus membuat sayatan yang besar
di kulit.
Tidak seperti banyak teknik pencitraan medis lainnya, endoscopy dan laparaskopi
dimasukkan langsung ke organ.
Dalam perkembangan dunia kedokteran dan pesatnya perkembangan teknologi dalam dunia
kesehatan memaksa pemerintah dalam hal ini rumah sakit pada khususnya terpaksa harus
menambah pelayanan yang diantaranya adalah Endoscopy dan laparaskopi, alat ini kebanyakan di
gunakan oleh dokter spesialis penyakit dalam dan spesialis bedah, sehingga dalam penggunaannya
memerlukan ruangan khusus dan SDM yang memadai.
Untuk mencapai sebuah pelayanan endoscopy dan laparaskopi pada sebuah rumah sakit
maka selain tersedianya SDM yang ahli juga perlu tersedianya alat endoscopy dan laparaskopi itu
sendiri, sehingga dalam kegiatan pengadaan alat tersebut pihak manajemen harus
mempertimbangkan hal- hal sebagai berikut yaitu:
1) Apakah pasien rawat jalan / inap yang membutuhkan tindakan Upper Gastrointestinal ? Seperti
kasus dibawah ini :
a. Kasus Achlasia
d. Kasus Biopsi
e. Kasus Nonoperatif
g. Kasus Chorn
a. Kasus hematochezia
b. Kasus colitis
c. Kasus amubiasis
d. Kasus ulseratif
3) Apakah kasus yang di temui dalam kasus pemeriksaan endoscopy membutuhkan tindakan
Upper Gastrointestinal & Endedoscopy?
4) Untuk laparaskopi, apakah pasien memerlukan tindakan pengambilan biopsi atau sample
jaringan dari organ tertentu di bagian perut. Biasaya dokter merekomendasikan tindakan ini
untuk pemeriksaan organ hati, empedu, pankreas, perut dan panggul.
5) Apakah alat endoscopy dan laparaskopi yang kita dipilih belum masuk dalam daftar
discontinued?
6) Apakah perusahaan principal dari alat endoscopy dan laparaskopi yang kita pilih menyediakan
fasilitas purna jual.
A. PROSES PENERIMAAN
a. Pemeriksaan fisik
Kegiatan yang meliputi penilaian fisik alat, kelengkapan alat. Tujuan dari peeriksaan ini
adalah untuk mengecek kesesuaian :
- Merk, type/model
- Aksesori alat
- Kelengkapan dokumen teknis yang terdiri dari ; Certificate of Origin, Tes Certifacate,
Manual book
b. Uji Fungsi
Uji fungsi dilakukan untuk mengetahui kinerja alat sesuai dengan yang diharapkan atau
sesuai dengan standart keamanan dan standart dari pabrikan pelaksanaan uji fungsi sebagai
berikut :
Pada tahap ini dilakukan pengujian terhadap hasil keluaran dari alat. Pada pengujian
keluaran ini, supplier harus melakukan pengukuran, dengan menggunakan alat ukur.
d. Uji coba
Uji coba adalah kegiatan pengujian peralatan dengan melakukan penggunaan langsung
pada pasien yang dilaksanakan setelah melalui proses uji fungsi dengan baik. Uji coba
dilaksanakan oleh operator yang telah dilatih untuk membiasakan penggunaan alat sesuai
dengan prosedur kerjanya dalam waktu tertentu atau berdasarkan jumlah pemakaian.
BAB 4
1. Letak
2. Sistem ventilasi
- Ruang prosedur harus memiliki ventilasi yang baik yang dilengkapi dengan
exhaust fan dan AC, idealnya menggunakan sentral AC.
5. UPS
1.2 Instalasi
1. Periksa spesifikasi dan kelangkapan unit sesuai dengan yang ada di buku kontrak.
2. Pastikan kebutuhan listrik dan semua pendukungnya siap sebelum unit
dioperasikan.
4. Periksa semua tombol yang ada, pastikan berfungsi sesuai dengan fungsinya.
10.Persiapkan berita acara uji fungsi yang ditanda tangani user, teknisi dan
pemeriksa barang
BAB 5
PEMELIHARAAN
1. Setelah melakukan prosedur operasi alat di bersihkan dari lendir yang menempel pada
alat agar tidak menimbulkan kerak yang dapat menggangu cahaya lampu atau lensa
pada alat.
2. Setelah di lakukan pembersihan simpan aksesoris alat pada tempat yang telah di
sediakan biasanya berupa lemari kaca, agar alat selalu dalam keadaan steril.
3. Jika selesai di gunakan matikan semua mesin lalu di tutup dengan kain yang steril.
4. Lakukan pengecekan rutin 3 bulan satu kali untuk menjaga kondisi alat agar siap di
gunakan setiap saat.
BAB 6
PERBAIKAN
1. Jika terjadi kebocoran cairan pada katup beopsi lakukan pengantian katup atau
jika katup tidak terpasang dengan benar maka perbaiki pemasangan katup biopsi.
2. Jika pompa udara tidak beroperasi walau sudah di lakukan setting tinggi
rendahnya tekanan maka gantilah pompa dengan yang baru.
3. Jika Katup udara lengket atau Katup udara kotor, Lepas katup udara kemudian
bersihkan katup udara dan lalu pasang kembali.
4. Jika Katup udara rusak Gantilah dengan yang baru.
5. Jika lampu mati lakukan pemeriksaan, jika rusak maka ganti dengan yang
baru.
BAB 7
KALIBRASI
Menurut Permenkes nomor 54 tahun 2015 tentang pengujian dan kalibrasi alat
kesehatan, kalibrasi adalah kegiatan peneraan untuk menentukan kebenaran nilai
penunjukkan alat ukur dan atau bahan ukur, untuk menjamin tersedianya alat kesehatan yang
sesuai standar pelayanan, persyaratan mutu, keamanan, manfaat, keselamatan, dan laik pakai
di Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan Fasilitas Kesehatan lainnya, kalibrasi dilakukan
minimal satu (1) kali dalam setahun. kewajiban Kalibrasi pada peralatan kesehatan pun
tertuang pada UU Pemerintah No 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit, berbunyi
Persyaratan peralatan, meliputi peralatan medis dan nonmedis harus memenuhi standar
pelayanan, persyaratan mutu, keamanan, keselamatan dan laik pakai, peralatan medis sebagai
mana dimaksud harus di uji dan di kalibrasi secara berkala oleh institusi pengujian alat
kesehatan pemerintah atau swasta yang berbentuk badan hukum.
Kalibrasi pada Laparoscopy dan Endoscopy dilakukan minimal satu tahun sekali.
Pengujian dan Kalibrasi wajib dilakukan dengan kriteria sebagai berikut :
Sedangkan manfaat yang dapat diperoleh dari kegiatan pengujian dan kalibrasi adalah
kondisi alat ukur dan bahan ukur tetap terjaga sesuai dengan spesifikasinya dan hasil
pemgukuran yang dapat dipertanggung jawabkan secara legal.
Alat kesehatan yang lulus kalibrasi akan mendapatkan sertifikat kalibrasi serta tanda
Laik Pakai, demikian juga alat kesehatan yang tidak lulus kalibrasi akan mendapatkan
sertifikat pengujian kalibrasi dan tanda Tidak Laik. Alat kesehatan yang mendapatkan
sertifikat dan tanda tidak laik pakai tidak boleh digunakan untuk pelayanan.
Adapun parameter Pengukuran dalam menentukan Laik dan Tidak Laik Pakainya pada
sertifikat Kalibrasi sebagai berikut :
4. Insufulator Tekanananya
BAB 8
PENGHAPUSAN
Dalam jangka waktu tertentu barang yang digunakan akan mengalami penurunan
kemampuan dan penampilannya baik secara teknis maupun ekonomis Karena faktor-faktor
absolute, kadarluarsa, atau kerusakan. Dengan demikian timbul persoalan bagaimana
keputusan tentang penggunaan barang tersebut. selanjutnya walaupun tidak/kurang
memberikan manfaat lagi. Akan tetapi cara prosedur masih memerlukan pertanggung
jawaban administasi, dikarenakan peralatan kesehatan yang berada di institusi pemerintah
adalah barang milik negara dan termasuk sebagai kekayaan negara..
Pengurangan kekayaan negara dapat dilakukan harus dengan prosedur dan standar
yang berlaku, baik secara administratif maupun secara teknis alat tersebut. Tindakan
menghapus Barang Milik Negara dari daftar barang dengan menerbitkan surat keputusan dari
pejabat yang berwenang untuk membebaskan Pengguna dan/atau Kuasa Pengguna Barang
dan/atau Pengelola Barang dari tanggung jawab administrasi dan fisik atas barang yang
berada dalam penguasaannya. selain itu secara ekonomis lebih menguntungkan bagi negara
apabila dihapus, karena biaya operasional dan pemeliharaannya lebih besar dari manfaat yang
diperoleh.
Penghapusan peralatan medis agar pemanfaatan peralatan medis di rumah sakit efektif
dan efesien serta penata usahaan peralatan medis akuntabel serta membebaskan Pengguna
dan atau Kuasa Pengguna Barang dari tanggung jawab administrasi dan fisik barang yang
berada dalam penguasaannya.