ABSTRAK
Latar Belakang: Penatalaksanaan pasien gagal ginjal tahap akhir salah satu pengobatannya
adalah hemodialisis. Komplikasi yang timbul sehubungan dengan kelebihan cairan pada pasien
dengan gagal ginjal dapat dicegah melalui pembatasan asupan cairan yang efektif dan efisien.
Upaya untuk menciptakan pembatasan asupan cairan pada pasien dengan gagal ginjal dapat
dilakukan melalui pemantauan asupan cairan per hari. Program pembatasan cairan pada pasien
untuk mencegah komplikasi dan mempertahankan kualitas hidup, perlu untuk menganalisa
praktik yang terkait dengan intervensi dalam mengendalikan jumlah asupan cairan melalui
pencatatan jumlah cairan yang diambil dan urin yang dikeluarkan setiap hari. Pojok Balance
Cairan (BACA) adalah salah satu cara untuk membantu pasien hemodialisis belajar bagaimana
menghitung kebutuhan cairan dalam tubuh mereka dan membantu menentukan pengaturan diet
untuk pasien hemodialisis di mana di sudut baca akan dijelaskan terkait bagaimana menghitung
keseimbangan cairan dan bagaimana diet yang tepat pada pasien hemodialisis sesuai dengan
tingkat keparahan penyakit. Metode pelaksanaan: kuliah dan demonstrasi. Kesimpulan: POJOK
BACA dapat memperpanjang usia pasien yang menjalani hemodialisis karena dapat mengurangi
risiko komplikasi yang timbul seperti sesak nafas.
ABSTRACT
day. Pojok Balance Cairan (BACA) is one way to help hemodialysis patients learn how to
calculate fluid needs in their body and help determine dietary settings for hemodialysis patients
where in the reading corner will be explained related to how to calculate fluid balance and
how the right diet in patients hemodialysis according to the severity of the disease. Method of
implementation: lectures and demonstrations. Conclusion: POJOK BACA can prolong the life
of patients undergoing hemodialysis because it can reduce the risk of complications that arise
such as shortness of breath.
dengan GFR < 5 mL/min/1,73 m2, yang komplikasi gangguan kesehatan lainnya, salah
memerlukan Renal Replacement Therapy satunya adalah kondisi overload cairan yang
(RRT) berupa hemodialisis atau transplantasi merupakan faktor pemicu terjadinya gangguan
dan efisien. Keefektifan pembatasan jumlah output cairan per harinya, sehubungan dengan
cairan pada pasien GGK bergantung kepada intake cairan pasien GGK bergantung pada
beberapa hal, antara lain pengetahuan pasien jumlah urin 24 jam (Bedogni et al, 2012).
terhadap jumlah cairan yang boleh diminum. Pemantauan dilakukan dengan cara mencatat
jumlah cairan yang diminum dan jumlah urin
Menjaga keseimbangan cairan, berarti
setiap harinya pada chart/tabel (Shepherd,
memelihara sirkulasi internal dan volum
2011). Sehubungan dengan pentingnya program
ekstraselular secara konstan dengan mengatur
pembatasan cairan pada pasien dalam rangka
asupan cairan pasien. Terapi cairan pada
mencegah komplikasi serta mempertahankan
GGA dapat berbeda pada satu pasien dengan
kualitas hidup, maka perlu dilakukan analisis
pasien lainnya, dan berbeda pula pada
praktek terkait intervensi dalam mengontrol
seorang pasien dari hari kehari. Sebelum
jumlah asupan cairan melalui pencatatan
memberikan terapi cairan harus ditentukan
jumlah cairan yang diminum serta urin yang
terlebih dahulu status hidrasi pasien, apakah
dikeluarkan setiap harinya.
hipovolemia, normovolemia, atau kelebihan
cairan (overload). Ada beberapa cara yang dapat Studi pendahuluan yang dilakukan di
dilakukan di dalam klinik. Bila memungkinkan RSUD Wonogiri di ruang hemodialisa daei
dapat dinilai perubahan ortostatik karena 10 orang yang sedang menjalankan proses
hipovolemia dengan memeriksa perubahan hemodialisa 100% membatasi cairan hanya
tekanan darah dan nadi saat tidur dan berdiri. atas perintah dokter tanpa menghitung
Dilakukan pula pemeriksaan turgor kulit, kebutuhan cairan mereka sendiri-sendiri. Dan
auskultasi paru untuk menilai edema paru, pembatasan konsumsi cairan hanya sebatas
pemeriksaan edema tungkai, catatan keluar mengurangi air putih dan minuman jenis
dan masuk cairan setiap hari, dan pengukuran lainnya tanpa memperhatikan kandungan
berat badan setiap hari. Pengukuran tekanan cairan dalam sayuran berkuah ataupun buah-
vena sentral sangat membantu bila ada fasilitas buahan berair. 10 orang tersebut tidak pernah
diajarkan cara menghitung kebutuhan cairan.
Upaya untuk menciptakan pembatasan
Dari studi pendahuluan tersebut sehingga
asupan cairan pada pasien GGK diantaranya
kami bermaksud melaksanakan pengabdian
dapat dilakukan melalui pemantauan intake
masyarakat tentang POJOK BACA (Balance
e. Khalayak sasaran dalam usulan pengabdian 80% mampu menghitung kebutuhan cairan
masyarakat ini adalah pasien hemodialisis dengan tepat. Sedangkan 20% nya belum
di ruang hemodialisa RSUD Wonogiri mampu dikarenakan bebrapa faktor yang
sejumlah 35 peserta mempengaruhi, seperti: tidak bisa baca
f. Manfaat dari kegiatan ini adalah untuk dan tulis, kelelahan dan tidak mengetahui
meningkatkan pengetahuan pasien hemo- banyaknya urine yang dikeluarkan dalam 24
dialisis terhadap pemenuhan kebutuhan jam.
cairan dan asupan nutrisi.
Kegagalan ginjal dalam melakukan
g. Waktu pelaksanaan adalah pagi hari ketika
fungsinya berdampak pada kondisi overload
mulai jadwal siklus hemodialisa yang
cairan yang merupakan faktor pemicu
pertama dan masing-masing kegiatan
dilakukan dalam waktu 30 menit. terjadinya gangguan kardiovaskuler bahkan
kematian yang terjadi pada pasien GGK
(Caturvedy et al, 2014). Komplikasi GGK
HASIL DAN PEMBAHASAN
sehubungan dengan overload dapat dicegah
Hemodialisis merupakan suatu proses melalui pembatasan intake cairan yang efektif
sakit akut dan memerlukan terapi dialisis Penyokong terapi untuk mencegah
jangka pendek (beberapa hari hingga beberapa kelebihan beban cairan adalah pembatasan
minggu) atau pasien dengan penyakit ginjal asupan cairan dan garam. Untuk memperlambat
stadium akhir atau end stage renal disease kebutuhaan akan dialisis dapat juga dengan
(ESRD) yang memerlukan terapi jangka menggunakan diuretik. Saat gagal ginjal
panjang atau permanen. Tujuan hemodialisis kronik memburuk oliguria biasanya akan
adalah untuk mengeluarkan zat-zat nitrogen muncul, merupakan tanda dan gejala kelebihan
yang toksik dari dalam darah dan mengeluarkan beban cairan. Pada pasien gagal ginjal kronik,
air yang berlebihan (Suharyanto dan Madjid, pengkajian status cairan yang berkelanjutan
2009) sangat lah penting, yang meliputi melakukan
Hasil dari kegiatan ini adalah 35 peserta pembatasan asupan dan pengukuran haluaran
yang menjalani proses hemodialisa hampir cairan yang akurat, menimbang berat badan
Asupan cairan pada gagal ginjal kronik Gambar 2. Pemberian Booklet pembatasan
Cairan
juga membutuhkan regulasi yang sangat hati-
hati dalam gagal ginjal lanjut. Pentingnya
Sehubungan dengan pentingnya program
pencegahan kelebihan cairan karena jika asupan
pembatasan cairan pada pasien dalam rangka
terlalu bebas dapat menyebabkan kelebihan
mencegah komplikasi serta mempertahankan
beban sirkulasi, edema, dan intoksikasi cairan.
kualitas hidup, maka perlu dilakukan analisis
Kekurangan cairan juga dapat menyebabkan
praktek terkait intervensi dalam mengontrol
dehidrasi, hipotensi dan memburuknya fungsi
jumlah asupan cairan melalui pencatatan
ginjal. Aturan untuk asupan cairan adalah
jumlah cairan yang diminum serta urin yang
keluaran urin dalam 24 jam ditambah 500
dikeluarkan setiap harinya. Hasil dari kegiatan
ml mencerminkan keluaran cairan yang tidak
ini adalah 35 peserta yang menjalani proses
disadari. (Haryanti, Nisa, 2015)
hemodialisa hampir 80% mampu menghitung
kebutuhan cairan dengan tepat. Sedangkan
20% nya belum mampu dikarenakan beberapa
faktor yang mempengaruhi, seperti: tidak bisa
baca dan tulis, kelelahan dan tidak mengetahui
banyaknya urine yang dikeluarkan dalam 24 jam.
dimana di dalam pojok baca akan dijelaskan paham tentang apa yang dimaksud dengan
terkait dengan bagaimana penghitungan pengelolaan asupan cairan
balance cairan dan bagaimana diet yang tepat
Penjelasan selanjutnya adalah tentang
pada pasien hemodialisis sesuai dengan tingkat
tujuan dan manfaat pembatasan asupan
keparahan penyakitnya.
cairan. Tujuannya adalah peserta paham dan
Tujuan dari Pojok Balance cairan termotivasis etelah mengetahui manfaat dari
adalah agar survivor hemodialisa mampu pembatasan cairan.
menggambarkan keseimbangan antara intake
Penjelasan selanjutnya adalah tentang
dan output cairan terutama untuk pasien
petunjuk bagi pasien untuk menjaga
yang memerlukan pengawasan terhadap
keseimbangan cairan tubuh. Tujuannya adalah
kelebihan atau kekurangan cairan.Misalnya
agar peserta tidak hanya membatasi konsumsi
pasien kelebihan volume cairan: CKD,
air putih dan minuman jenis lainnya tetapi juga
Pasien kekurangan volume cairan: pasien
membatasi makanan ataupun buah-buahan
diare, perdarahan (hemoragik). Tanda positif
yang dapat merangsang rasa haus berlebihan
menggambarkan bahwa cairan masuk (input)
jika dikonsumsi. Tujuan lainnya adalah pasien
lebih banyak dibandingkan dengan cairan yang
mampu memilih aktivitas fisik sesuai dengan
keluar (output).
beratnya penyakit yang dialami. Pasien juga
Beberapa hal yang akan dijelaskan antara diharapkan membeli timbangan badan agar
lain pengertian dan pengelolaan pembatasan setiap hari bisa menimbang berat badannya
asupan cairan, manfaat dan tujuan dari karena berat badan merupakan salah satu unsur
pembatasan asupan cairan, petunjuk bagi penting dalam penghitungan asupan cairan.
pasien untuk menjaga keseimbangan cairan
Penjelasan selanjutnya adalah mengajarkan
tubuh kemudian bagiamana cara untuk
rumus menghitung balance cairan. Rumus
menghitung kebutuhan cairan dalam 24 jam.
balance cairan sudah ada di dalam booklet yang
Kegiatan POJOK BACA dimulai dengan diberikan kepada tiap pasien. Penghitungan
memberikan Penjelasan yang pertama yaitu kebutuhan cairan sehari-hari bermanfaat
pengertian dari pengelolaan pembatasan untuk membantu pasien hemodialisa dalam
asupan cairan. Tujuannya adalah agar peserta mengukur berapa kebutuhan cairan dalam
sehari sesuai dengan kondisi yang mereka Beberapa pertanyaan tersebut, merefleksikan
hadapi masing-masing. keingintahuan pasien hemodialisa tentang apa
saja makanan dan minuman dan aktivitas yang
Rumus penghitungan kebutuhan cairan ini
dapat membuat seseorang mudah haus. Selain
sangat mudah dilakukan dan mudah diingat
itu juga antusiasme pasien hemodialisa dalam
karena rumus penghitungan cairan ini sangat
menjawab pertanyaan yang diberikan pemateri.
sederhana. Dari 35 pasien yang diajari 80%
mereka dapat menghitung kebutuhan cairan
dalam sehari dengan rumus tersebut. 20% KESIMPULAN DAN SARAN
pasien yang tidak bisa menghitung disebabkan A. KESIMPULAN
karena pasien sudah tidak mampu melihat
tulisan dengan jelas dan ada pasien yang Kegiatan POJOK BACA ini banyak
dan berhitung. Akan tetapi responden ini pasien yang sedang berjuang melakukan
tentang penghitungan asupan cairan dengan cairan dan mengurangi tingkat komplikasi
peserta untuk menghitung kebutuhan cairan dampak dari kelebihan cairan. Harapannya
dalam sehari pada masing-masing peserta. dengan adanya POJOK BACA ini dapat
Pemateri juga mengatakan jika setiap hari memperpanjang usia penderita yang
jumlah cairan yang dikonsumsi sesuai dengan menjalani hemodialisa karena dapat
kebutuhan maka akan mengurangi resiko menurunkan resiko komplikasi yang
terjadi komplikasi yang lebih lanjut. muncul seperti sesak nafas.
REFERENSI
Haryanti, I, A. P., & Nisa, K. Terapi Konservatif dan Terapi Pengganti Ginja sebagai
Penatalaksanaan pada Gagal Ginjal Kronik. Majority. Volume 4. Nomor 7. Juni 2015
Morton, P. G., dkk. (2014). Keperawatan Kritis Pendekatan Asuhan Holistik Volume 1. Jakarta
: EGC
Shepherd, D. (2011). Dietary Salt Intake. Nutrition and Food Science, 85(5), 10-11
Smaltzer and Bare, 2013, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8 Volume 2, EGC,
Jakarta.
Suwitra. K. 2006. Penyakit Ginjal Kronik. Dalam Sudoyo, A.W., dkk., Editor. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam. Jilid I. Edisi keempat. Penerbit Depertemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.
Jakarta. Hal. 570-572.
Suharyanto dan Madjid 2009. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem
Perkemihan/Toto Suharyanto, Abdul Madjid; Copy Editor: Agung Wijaya, A.md-Jakarta
: TIM
Tsai, Y. C., Tsai, J. C., Chen, S. C., Chiu, Y. W., Hwang, S. Y., Hung, C. C., Chen, T. H., Kuo, M.
C., & Chen, H. C. (2014). Association of fluid overload with kidney disease progression
in advanced CKD: a rospective cohort study. American of Journal Kidney Disease, 63 (1),
68-75. doi: 10.1053/j.ajkd.2013 .06.011
Pasticci, F., Fantuzzi, A. L., Pegoraro M., Mc Cann, M., & Bedogni, G. (2012). Nutritional
management stage 5 of chronic kidney disease. Journal of renal care, 38 (1), 50-58. doi:
10.1111/j.1755-6686.2012.00266.x