Disusun Oleh :
M. Fachri Azhari (P23130117035)
Rahadian Ahmad Maulana (P23130117039)
Rezky Tia Adhawyah (P23130117046)
Syafti Hanifa (P23130117054)
D-IV TRO 2B
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat
dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tuntas.
Makalah ini dapat selesai karena adanya dukungan dari teman-teman dan
partisipasi dari orang terdekat dan berbagai pihak sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini.
Penulis
i
BAB 1
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan Penulisan
Dilihat dari rumusan masalah penulisan makalah ini, maka tujuan penulisan
makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Memahami apa saja organ yang termasuk sistem Gastrointestinal.
2. Memahami lebih detail bagaimana teknik pemeriksaan kedokteran nuklir
pada sistem Gastrointestinal.
2
BAB II
LANDASAN TEORI
Gambar 2.1
Sistem Gastrointestinal
Mulut
Mulut adalah suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan
air, merupakan bagian awal dari sistem pencernaan, dimana didalam
rongga mulut terdapat:
1. Geligi; memiliki fungsi untuk memotong makanan, memutuskan
makanan dan mengunyah makanan.
2. Lidah; memiliki fungsi untuk mengaduk makanan, membentuk
suara, sebagai alat pengecap, menelan dan merasakan makanan.
3. Kelenjar ludah; memiliki fungsi menghasilkan air liur yang
mengandung enzim, air dan lendir yang sangat berperan dalam
memudahkan proses pencernaan makanan, menelan makanan dan
melindungi selaput mulut.
Faring
Merupakan organ yang menghubungkan rongga mulut dengan
esofagus, didalam lengkung faring terdapat tonsil, bagian depan terdapat
koana, bagian atas terdapat nasofaring dan bagian media disebut
orofaring.
3
Esofagus
Merupakan saluran yang menghubungkan dengan lambung,
panjangnya ± 25 cm, mulai dari faring sampai lambung. Dari dalam ke
luar terdiri atas lapisan selaput lendir (mukosa), lapisan submukosa,
lapisan otot melingkar sirkuler dan lapisan otot memanjang longitudinal.
Lambung
Merupakan bagian dari sistem GI yang dapat mengembang
terutama di daerah epigaster, lambung terdiri dari bagian atas fundus
uteri yang berhubungan dengan esofagus melalui orifisium pilorik,
terletak dibawah diapragma, didepan pankreas dan limpa serta
menempel disebelah kiri fundus uteri. Lambung memiliki fungsi
menampung makanan, menghancurkan, menghaluskan makanan dan
menghasilkan enzim pencernaan
Pankreas
Sekumpulan kelenjar yang strukturnya sangat mirip dengan
kelenjar ludah panjangnya kira-kira 15 cm, lebar 5 cm mulai dari
duodenum samapai ke limpa dan beratnya rata-rata 60-90gr. Terbentang
pada vertebralumbalis I dan II di belakang lambung. Pankreas memiliki
fungsi eksokrin, endokrin, sekresi eksternal dan sekresi internal.
Kantung Empedu
Sebuah kantung yang merupakan membran berotot, letaknya dalam
sebuah lobus di sebelah permukaan bawah hati sampai pinggir
depannya, panjangnya 812 cm berisi 60 cm³. Fungsi kantung empedu
sebagai persediaan getah empedu dan membuat getah empedu menjadi
kental.
Hati
Merupakan kelenjar terbesar di dalam tubuh, terletak dalam rongga
perut sebelah kanan, tepatnya dibawah difragma. Berdasarkan fungsinya,
hati juga termasuk sebagai alat sekresi. Hal ini dikarenakan hati
membantu fungsi ginjal dengan cara memecah beberapa senyawa yang
bersifat racun dan menghasilkan amonia, urea dan asam urat dengan
memanfaatkan nitrogen dari asam amino.
4
Usus Halus
Usus halus adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak di
antara lambung dan usus besar. Pada usus dua belas jari terdapat dua
muara saluran yaitu dari pankreas dan kantung empedu, dengan bagian-
bagian usus halus berupa usus dua belas jari (duodenum), usus kosong
(jejenum) dan usus penyerapan (illeum).
Usus Besar
Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara
usus buntu dan rektum. Dengan fungsi menyerap air dari makanan,
tempat tinggal bakteri koli dan tempat sementara feses.
Usus Buntu
Usus buntu dalam bahasa latin disebut appendiks vermiformis yang
memiliki fungsi sebagai organ imunologik dan secara aktif berperan
dalam sekresi immunoglobulin.
Umbai Cacing
Umbai cacing adalah organ tambahan pada usus buntu, terbentuk
dari caecum pada tahap embrio. Dalam orang dewasa, umbai cacing
berukuran 10 cm tetapi bisa bervariasi 2 – 20 cm.
Rektum
Organ ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara feses
dimana mengembangnya dinding rektum terjadi karena penumpukan
material didalam rektum yang akan memicu sistem saraf yang
menimbulkan keinginan untuk melakukan defekasi.
Anus
Anus adalah bagian dari saluran pencernaan yang menghubungkan
rektum dengan dunia luar. Terletak di dasar pelvis bagian posterior dari
peritoneum dan dindingnya diperkuat oleh 3 otot sfingter yaitu; sfingter
ani internus, sfingter levator ani dan sfingter ani eksternus.
5
Pencitraan Kedokteran Nuklir pada Sistem Gastrointestinal dan
Hepatobilier
6
sirosis hati sering terlihat citra limpa yang membesar, dimana hal tersebut
dapat terjadi karena adanya hipertensi portal.
7
Gambar 2.5
GI bleeding scintigraphy
Reflux Gastroesophageal
Pada pasien dengan adanya gejala sakit maag atau regurgitasi,
pemeriksaan sidik refluks gastroesophageal akan memberikan hasil
yang sensitif dan sangat berguna dalam menentukan dan mengukur
adanya refluks. Radiofarmaka yang digunakan adalah 99mTc-sulfur
koloid yang diberikan secara oral dengan dosis 300 μCi (11.1 MBq)
dalam 150 ml jus jeruk dengan kombinasi 150 ml asam klorida
normal 0,1. Sebelumnya pasien harus puasa semalaman atau
minimal 2 jam setelah makan makanan cair. Pasien dalam posisi
duduk kemudian minum sebanyak 150 ml dan dilakukan
pengambilan citra secara serial 30 detik selama 60 menit.
Batas refluks gastroesophageal pada orang normal sekitar 3%
dengan tingkat sensitivitas sekitar 90%. Pemeriksaan ini dapat
digunakan untuk diagnosis awal dan evaluasi hasil terapi.
8
Gambar 2.7
Gastro Esophageal Reflux (GER)
9
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pemeriksaan pada kasus kasus di Gastrointestinal dalam kedokteran
nuklir memiliki banyak sekali prosedur yang berbeda di tiap
pemeriksaannya, dan juga radiofarmaka yang digunakan. Hasil pemeriksaan
tidak dapat memberikan hasil citra anatomi yang baik, tetapi pemeriksaan
kedokteran nuklir pada sistem Gastrointestinal dapat memberikan hasil citra
fungsional yang non invasif dan kuantifikasi dari fungsi pencernaan.
Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya
penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah
di atas dengan sumber - sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di
pertanggung jawabkan.
10
DAFTAR PUSTAKA
11