Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH ANATOMI FISIOLOGI

“SISTEM PENCERNAAN”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah Anatomi Fisiologi semester 1

Dosen Pengampu:
Rini Wuri Astuti, S. SiT, M. Gizi

Disusun oleh Kelompok 4:


1. Naya Zahira Alya Puri NIM.P07131221007
2. Az Zahra Nur Ainiyyah NIM.P07131221014
3. Qurrota A’yun NIM.P07131221019
4. Aretha Dhiah Nareswari NIM.P07131221044

JURUSAN GIZI PRODI SARJANA TERAPAN GIZI DAN


DIETETIKA POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENTRIAN KESEHATAN YOGYAKARTA
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim,
Puji dan syukur kami sampaikan kehadirat Allah SWT. Berkat hidayah dan
pertolongan dari-Nya lah kami dapat menyelesaikan penulisan tugas makalah ini
yang berjudul “Sistem Pencernaan”.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah anatomi fisiologi
semester I. Kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan adanya bantuan
do’a, pikiran, serta gagasan-gagasan kepada kami. Sebab itu, dalam kesempatan ini
kami ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada:
1. Kedua orang tua kami, yang senantiasa mendukung dan mendoá kan kami
sehingga kami diberikan semangat dan kelancaran dalam proses
penyusunan makalah.
2. Dosen pengampu dan Pranata Laboratorium Praktik, yang telah
memberikan pengarahan dan membimbing kami menyusun makalah ini.
3. Kelompok II, yang telah menyumbangkan pikiran dan gagasannya
sehingga banyak membantu kami dalam menyusun makalah ini.
Kami menyadari sepenuhnya dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
sempurna. Hal ini disebabkan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang
kami miliki. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun.
Besar harapan kami semoga apa yang telah kami sajikan dalam makalah ini
dapat bermanfaat dan memberikan kontribusi positif untuk pengembangan dan
peningkatan pengetahuan di bidang ilmu anatomi fisiologi.

Yogyakarta, 02 Agustus 2021


Kelompok 4

i|Sistem Pencernaan
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................... i


DAFTAR ISI ..................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Tujuan ................................................................................................ 1
C. Manfaat .............................................................................................. 2
BAB II SISTEM PENCERNAAN .................................................................. 3
A. Pengertian Sistem Pencernaan ........................................................... 3
B. Sistem Pencernaan Utama ................................................................. 3
C. Sistem Pencernaan Aksesori ............................................................. 8
BAB III PENUTUP .......................................................................................... 14
A. Kesimpulan ......................................................................................... 14
B. Kesimpulan ......................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 15
LAMPIRAN ...................................................................................................... 16

ii | S i s t e m P e n c e r n a a n
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Saluran pencernaan (gastrointestinal, GI) dimulai dari mulut sampai anus.
Fungsi saluran pencernaan adalah untuk ingesti dan pendorongan makanan,
mencerna makanan, serta penyerapan zat gizi yang penting bagi tubuh kita untuk
hidup dan tumbuh. Saluran pencernaan berawal dari mulut, dan berlanjut ke
esofagus dan lambung. Makanan disimpan sementara di lambung sampai
disalurkan ke usus halus. Di usus halus terjadi proses penyerapan zat zat makanan.
Usus halus sendiri di bagi menjadi tiga bagian yaitu duodenum, yeyunum dan
ileum. Dari usus halus, makanan kemudian masuk ke usus besar yang terdiri dari
kolon dan rektum. (Elizabeth J. Corwin 2009).
Sistem pencernaan memiliki peranan besar dalam terpenuhinya kebutuhan
nutrisi tubuh. Tanpa adanya sistem pencernaan mustahil tubuh mampu memenuhi
kebutuhan nutrisinya. Oleh karena itu kami membuat makalah Sistem Pencernaan
sebagai bentuk memahami dan memperdalam materi sistem pencernaan, sekaligus
sebagai resume dari hasil pemaparan materi yang telah di sampaikan oleh
kelompok II.
B. TUJUAN
Setelah menguasai presentasi kedua ini, mahasiswa diharapkan mampu:
1. Untuk membangun visualisasi pada sistem pencernaan manusia
2. Mengetahui dan mempresentasikan proses yang terjadi pada sistem
pencernaan manusia
3. Memahami dan mampu mempresentasikan fungsi-fungsi organ
sistem pencernaan
4. Memahami dan mampu mempresentasikan fungsi-fungsi enzim
sistem pencernaan
5. Memahami mekanisme pengendalian proses pencernaan

1|Sistem Pencernaan
C. MANFAAT

Adapun manfaat dilaksanakan praktikum dan pembuatan makalah ini


antara lain:

1. Sebagai bahan evaluasi tingkat pemahaman mahasiswa terhadap


materi sistem pencernaan manusia
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui proses yang terjadi dalam
pencernaan manusia
3. Menjadi referensi pembelajaran bagi khalayak umum

2|Sistem Pencernaan
BAB II

SISTEM PENCERNAAN

A. Pengertian Gastrointestinal
Gastrointestinal atau Sistem pencernaan adalah serangkaian organ yang
bertugas sebagai pemecah makanan baik secara mekanik atau kimiawi, merubah
makanan menjadi bentuk yang lebih sederhana sehingga dapat diserap oleh sel
tubuh manusia. Makanan dipecah sedikit demi sedikit sampai menjadi molekul
yang cukup kecil untuk diserap dan sisa produk akan dieliminasi. Sistem
pencernaan sendiri terdiri dari saluran pencernaan, sebuah tabung memanjang dari
mulut sampai anus. Dibantu oleh organ aksesori yang saling berhubungan serta
kelenjar yang terletak diluar saluran pencernaan yang mensekresikan cairan di
dalamnya. Organ saluran pencernaan meliputi mulut, esofagus, lambung, usus
halus, dan usus besar.

B. Gastrointestinal Utama
1. Mulut
Mulut merupakan suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan
dan air. Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan. Bagian
dalam dari mulut dilapisi oleh selaput lendir. Pengecapan dirasakan oleh
organ perasa yang terdapat di permukaan lidah. Pengecapan relatif
sederhana, terdiri dari manis, asam, asin, dan pahit. Ludah dari kelenjar
ludah akan membungkus bagian-bagian dari makanan tersebut dengan
enzim-enzim pencernaan dan mulai mencernanya. Kelenjar air liur
mengandung enzim amilase (ptialin) untuk mencerna polisakarida
(amilum) menjadi disakarida.
Mulut ada dua bagian, yaitu struktur depan (anterior) dan belakang
(posterior) yang menjadi titik pertemuan antara rongga mulut dan
kerongkongan sebagai jalur makanan. Mulut bagian luar tampak dilihat
dengan mata telanjang. Meliputi bibir (tampak depan dan sisi dalam), pipi
bagian dalam, gusi dan gigi, lidah, langit-langit mulut, amandel/tonsil,

3|Sistem Pencernaan
serta uvula. Sedangkan mulut bagian dalam adalah ruangan yang tertutup
oleh lengkungan baris gigi serta rahang atas dan bawah. Sebagian besar
bagian ini diisi oleh lidah dan kelenjar liur.
2. Faring
Faring adalah penghubung antara rongga mulut dan kerongkongan. Di
dalam lengkung faring terdapat tonsil (amandel) yaitu kelenjar limfe yang
banyak mengandung kelenjar limfosit dan merupakan pertahanan terhadap
afeksi, yang terletak diantara persimpangan jalan napas dan jalan makanan
dibelakang rongga mulut. Keatas bagian berhubungan dengan rongga
hidung, dengan perantara lubang bernama koana, keadaan tekak
berhubungan dengan rongga mulut dengan perantaraan lubang yang
disebut ismus fausium.
3. Esofagus
Esofagus (dari bahasa yunani) atau kerongkongan adalah tabung (tube)
berotot pada vertebrata yang dilalui sewaktu maknaan mengalir dari
bagian mulut ke dalam lambung. Dengan panjang ±20 cm dan lebar ±2
cm. Organ ini berfungsi untuk menghubungkan mulut dengan lambung.
Makanan bergerak melalui kerongkongan dengan gerak peristaltik.
Gerakan ini meliputi gerakan melebar, menyempit, bergelombang, dan
mengalami pencernaan.
Menurut histologi, esofagus dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian
superior (sebagian besar adalah otot rangka), bagian tengah (campuran
otot rangka dan otot halus), dan bagian inferior (terutama terdiri dari otot
halus). Esophagus memiliki lapisan, yaitu lapisan mukosa, lapisan
submukosa, lapisan muskularis, dan lapisan serosa.
4. Lambung
Lambung merupakan organ yang tersusun atas otot berongga besar dan
berbentuk seperti kandang keledai. Anatomi lambung dibagi tiga daerah
yaitu:
- Kardiak, tempat masuknya makanan dari esophagus
(kerongkongan).

4|Sistem Pencernaan
- Fundus, bagian tengah lambung. Berfungsi sebagai penampungan
dan tempat terjadinya proses pencernaan kimiawi dengan bantuan
enzim.
- Pilorus, bagian ujung lambung yang menghubungkan lambung
dengan usus halus.

Gambar 1. Lambung
(Sumber: Sioane, 2012)

Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, yang berkontraksi


secara ritmik untuk mencampur makanan dengan enzim-enzim. Didalam
lambung terdapat 3 zat penting antara lain:

- Lendir, melindungi sel-sel dari kerusakan yang disebabkan oleh


asam lambung. Lender yang bermasalah dapat menyebabkan
terjadinya tukak lambung.
- Asam klorida (HCL), merubah makanan menjadi chyme dan
termasuk zat terpenting karena akan digunakan oleh pepsin untuk
memecah protein. Tingkat keasaman lambung juga bermanfaat
sebagai penghalang infeksi karena mampu membunuh berbagai
bakteri.
- Prekursor pepsin, enzim yang digunakan untuk memecah protein.

5|Sistem Pencernaan
Adapun proses pencernaan yang terjadi pada lambung adalah sebagai
berikut:

Makanan masuk dari kerongkongan – diubah menjadi chym – bereaksi


dengan enzim pepsin – pepsin memecah protein menjadi pepton dan
proteosa – dibawa menuju usus halus

5. Usus halus
Usus halus merupakan tempat diserapnya zat-zat hasil proses
pencernaan ke hati melalui vena porta. Dinding usus mampu melepaskan
sejumlah enzim untuk mencerna protein, gula dan lemak.
Lapisan usus terdiri atas lapisan mukosa (bagian dalam), lapisan otot
melingkar (muskulus sirkuler), lapisan otot memanjang (muskulus
longitudinal) dan lapisan serosa (bagian luar). Selain itu usus halus juga
terbagi menjadi tiga bagian yakni:

- Usus dua belas jari (duodenum)

Usus ini terletak setelah lambung dan menghubungkannya ke usus


kosong (jejunum). Memiliki panjang 25 cm.

- Usus kosong (jejunum)

Pada usus kosong permukaan dalamnya berupa membrane mucus


dan terdapat jonjot usus (vili). Memiliki panjang 1-2 m.

- Usus penyerapan (ileum)

Bagian ujung usus halus yang dilanjutkan oleh usus buntu.


Memiliki panjang 2-4 m. Berfungsi untuk menyerap vitamin B12
dan garam-garam empedu. (Anderson, 1999; Syaifuddin, 2012,
Pearce, 2007).

6|Sistem Pencernaan
Gambar 2.
Usus Halus

Didalam usus halus terdapat beberapa enzim yang berasal dan


diproduksi oleh pankreas, yaitu:

- Amilase, untuk memecah amilum menjadi maltosa (gula)


- Lipase, memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol
- Protease, memecah protein (pepton dan proteosa) menjadi asam
amino dan peptide.

Adapun proses pencernaan yang terjadi adalah sebagai berikut:

Pepton dan proteosa (polipeptid pendek) memasuki usus halus – bercampur


dengan enzim protease (erepsin) – protein akan dihidrolisis menjadi asam amino
yang berbeda-beda – diserap oleh jonjot usus – diedarkan keseluruh tubuh

6. Usus besar
Usus besar merupakan tempat terjadinya proses pembusukan sisa
makanan, lendir dan sisa sel mati. Usus halus terdiri dari 3 bagian yaitu,
bagian naik (ascending), mendatar (transverse) dan menurun (descending).
Pada bagian akhir usus besar terdapat rectum yang bermuara ke anus
untuk membuang sisa makanan.

7|Sistem Pencernaan
Gambar 3. Usus Besar
(Sumber: Sherwood, 2001)

Usus besar memiliki fungsi utama yaitu menyerap air dari feses.
Didalam usus besar juga terdapat banyak bakteri yang berfungsi untuk
mencerna bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi serta membuat zat
penting seperti vitamin K yang berfungsi untuk mempertahankan kerja
normal usus.

Pada usus besar sudah tidak terjadi proses pencernaan makanan.


Adapun proses yang terjadi adalah pembusukan zat sisa makanan dengan
bantuan bakteri E.Coli. Karena hasil pemecahan protein yang berupa asam
amino telah diserap oleh usus halus dan diedarkan ke seluruh tubuh.
Apabila asam amino yang diproduksi terlalu banyak maka akan dirombak
menjadi senyawa-senyawa seperti amoniak (NH3) dan ammonium
(NH4OH), yang kemudian dibuang bersamaan dengan urin ataupun feses.

C. Gastrointestinal Akssesori

1. Gigi

Gigi dan geraham terletak dalam Alveolus dentalis dari tulang maksila
dan mandibula. Gigi mempunyai satu akar sedangkan geraham
mempunyai 2-3 akar. Pada ujung akar biji terdapat foramen apikalis
tempat masuk ke kanalis akar gigi menuju kavum pulpitis. Akar gigi
ditutupi oleh semen yang berhubungan dengan alveolus dentis melalui

8|Sistem Pencernaan
membran periodontalis. Dentin merupakan bagian terbesar dari gigi yang
dilapisi oleh email.

Fungsi gigi adalah mengunyah makanan, pemecah partikel besar


menjadi partikel kecil yang dapat ditelan tanpa menimbulkan tersedak.
Proses ini merupakan proses mekanik pertama yang dialami makanan pada
waktu melalui saluran pencernaan dengan tujuan menghancurkan
makanan, melicinkan, dan membasahi makanan yang kering dengan saliva
serta mengaduk makanan sampai rata.

2. Lidah

Lidah terdapat dalam cavum oris, merupakan susunan otot serat lintang
yang kasar dilengkapi dengan mukosa. Lidah berperan dalam mekanisme
pencernaan di mulut dengan menggerakkan makanan ke segala arah.
Bagian-bagian lidah adalah:

a. Pangkal lidah (radik lingua). Pada pangkal lidah bagian belakang


terdapat anak lidah (epiglotis) yang berfungsi menutup jalan
pernapasan pada waktu menelan, supaya makanan tidak masuk ke
jalan pernapasan.
b. Pangkal lidah (dorsum lingua). Terdapat puting-puting pengecap
(ujung saraf pengecap) untuk menentukan rasa makanan (manis,
asin, asam, pahit, dll.). Pada dorsum lingua terdapat jonjot-jonjot
kecil sebagai puting pengecap terdiri dari:
- Papila filiformis yang tersebar pada seluruh permukaan
lidah.
- Papila fungiformis, terdapat pada tepi lidah bagian apeks.
- Papila sirkumvalate di depan sulkus terminalis lidah.
- Papila foliata, tepi samping posterior lidah.
c. Ujung lidah (apeks lingua) membantu membalikkan makanan,
proses berbicara, merasakan makanan yang dimakan, dan
membantu proses menelan.

9|Sistem Pencernaan
3. Kelenjar ludah

Kelenjar ludah (saliva) merupakan kelenjar yang mensekresi larutan


mukus ke dalam mulut, membasahi, dan melumas partikel makan sebelum
ditelan. Kelenjar ini mengandung dua enzim pencernaan, yaitu lipase
lingua untuk mencerna lemak dan enzim ptialin/amilase untuk mencerna
tepung.

Kelenjar ludah terdiri dari:

a. Kelenjar ludah bawah rahang (kelenjar sub maksilaris). Terdapat di


bawah rahang atas bagian tengah. Salurannya bernama duktus
wartoni yang bermuara pada rongga mulut dekat frenulum lingua.
b. Kelenjar ludah bawah lidah (kelenjar sublingua): Terdapat di
bawah selaput lendir dasar rongga mulut dan bermuara di dasar
rongga mulut.
c. Kelenjar parotis: Terletak di bawah bagian depan telinga di antara
prosesus mastoid kiri dan kanan dekat os mandibula. Salurannya
bernama duktus stensoni keluar dari glandula parotis menuju
rongga mulut melalui pipi (M.buksinator). Sekresi saliva
normalnya setiap hari 1000-1500 ml.

Sekresi saliva dikendalikan melalui refleks tidak bersyarat dari lidah,


esofagus, lambung, dan usus halus sebelah atas dan refleks syarat daerah
korteks serebri dengan perantara melihat, menghirup, mendengar dan
memikirkan makanan. Dengan rangsang saraf simpatis sekresi saliva
menjadi encer, volume menjadi besar, dan kandungan bahan organik
sedikit disertai vasodilatasi pada kelenjar.

10 | S i s t e m P e n c e r n a a n
Fungsi saliva:

a. Fungsi mekanis: Mencampur saliva dengan makanan agar menjadi


lunak atau setengah cair yang disebut bolus agar mudah ditelan
dan mendinginkan makanan.
b. Fungsi kimia: Melarutkan makanan yang kering untuk dapat
dirasakan. Misalnya, butiran gula/garam dalam mulut akan larut
oleh saliva. Di samping itu saliva juga memantau gigi-gigi yang
menjadi busuk dengan cara mengubah suasana asam yang
ditimbulkan bakteri pembusuk menjadi suasana alkalis.

Apabila ada makanan dalam mulut terjadi rangsangan refleks otot-otot


untuk menggerakkan mandibula. Otot yang berfungsi adalah:

a. M.elevator yang mengangkat rahang: proyektornya M. Masseter


dan M. Pterygoideus, retraktornya M. Temporalis.
b. M.depresor yang menurunkan rahang: proyektornya M.
Pterygoideus eksternus dan M. Digastrikus, retraktor nya: M.
Mylohyoideus dan M. Geniohyoideus,

Kerjasama otot dengan otot lidah dan pipi sangat penting dalam proses
mengunyah yang efisien untuk membentuk bolus (makanan setengah cair)
yang ditelan. Gerakan ritmik mengunyah dikendalikan oleh saraf somatik
menuju otot mulut dan rahang. Gerakan mengunyah secara refleks
diaktifkan oleh tekanan pada makanan terhadap gusi, gigi, palatum durum,
dan lidah. Kebanyakan orang pengunyah dipersarafi oleh cabang saraf
otak V (N. trigeminus) dan dikontrol oleh otak belakang.

4. Rektum dan Anus


Rektum merupakan lanjutan dari kolon sigmoid yang menghubungkan
intestinum mayor dengan anus sepanjang 12 cm, dimulai dari pertengahan
sakrum dan berakhir pada kanalis alus. Rektum terletak dalam rongga
pelvis, di depan os sacrum dan os koksigis. Rektum terdiri dari dua bagian:

11 | S i s t e m P e n c e r n a a n
a. Rektum propia: Bagian yang melebar disebut ampula rekti. Jika
ampula rekti terisi makanan akan timbul hasrat defekasi.
b. Pars analis rekti: Sebelah bawah ditutupi oleh serat-serat otot
polos (M. sfingter ani internus) dan serabut otot lurik (M. sfingter
ani eksternus). Kedua otot ini berperan pada waktu defekasi tunika
mukosa rektum banyak mengandung pembuluh darah. Jaringan
mukosa dalam jaringan otot membentuk lipatan disebut kolumna
vertebralis. bagian bawah volume rectalis terdapat pembuluh darah
V. rektalis (V. hemorrhoidalis superior,V. hemorrhoidalis inferior).
Sering terjadi pelebaran atau varises yang disebut hemoroid(wasir).

Bagian dari saluran pencernaan dengan dunia luar terletak di dasar


pelvis dan dindingnya diperkuat oleh sfingter ani yang terdiri dari:

a. Sfingter ani internus, sebelah dalam bekerja tidak menurut


kehendak.
b. Sfingter levator ani, bagian tengah bekerja tidak menurut
kehendak.
c. Sfingter ani eksternus, sebelah luar bekerja menurut kehendak.

Defekasi adalah hasil refleks apabila feses masuk ke dalam rektum.


Dinding rektum akan meregang menimbulkan impuls aferens yang
disalurkan melalui pleksus mesenterikus dan menimbulkan gelombang
peristaltik pada kolon desendens. Kolon sigmoid mendorong feses ke arah
anus. Apabila gelombang peristaltik sampai tidak anus, sfingter ani
internus dihambat dan sfingter ani eksternus melemas sehingga terjadi
defekasi.

Refleks ini sangat lemah harus diperkuat dengan refleks lain melalui
segmen sakral medula spinalis, dikembalikan ke kolon desendes, kolon
sigmoid, rektum dan anus melalui saraf parasimpatis. Ini memperkuat
gelombang peristaltik dan mengubah defekasi dari gelombang lemah
menjadi proses defekasi yang kuat. Orang norma dapat mencegah defekasi

12 | S i s t e m P e n c e r n a a n
sampai waktu dan tempat yang sesuai dengan refleks defekasi, hilang
beberapa menit dan timbul kembali sampai beberapa jam. Pada bayi baru
lahir refleks defekasi berjalan secara otomatis dan mengosongkan usus
besar bagian bawah.

13 | S i s t e m P e n c e r n a a n
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Secara garis besar sistem pencernaan adalah proses menerima makanan,
mengubahnya menjadi energi dan menegeluarkan sisa proses tersebut, lebih
rincinya yaitu proses penghancuran makanan yang terjadi dalam mulut hingga
lambung. Selanjutnya adalah proses penyerapan sari-sari makanan yang terjadi di
dalam usus.
Berdasarkan pemaparan di atas dapat ditarik simpulan sebagai berikut:
1.) Organ-organ yang terlibat dalam system pencernaan utama meliputi mulut,
faring, esophagus, lambung, usus halus dan usus besar
2.) Terdapat organ aksesori yang membantu proses pencernaan
3.) Kelenjer pencernaan dihasilkan oleh hati dan pancreas
4.) Gangguan pada sistem pencernaan meliputi gastritis, pankreasitis,
kontiatis, dare, flaktus, dan tukak lambung

B. SARAN

Berdasarkan hasil pembahasan, kami menyadari bahwa betapa pentingnya


memahami materi yang telah disampaikan. Maka dari itu kami selaku penulis
bermaksud memberikan saran yang mudah-mudahan bermanfaat untuk
keberlangsungan pendidikan kedepan, yaitu:

1. Penyampaian materi pada presentasi dibuat se menarik mungkin


2. Pada power point hanya menuliskan pokok bahasan
3. Mengadakan post test untuk mengetahui sejauh mana mahasiswa
memahami materi yang telah di sampaikan.

14 | S i s t e m P e n c e r n a a n
DAFTAR PUSTAKA

Syarifuddin. 2011. Anatomi Fisiologi: kurikulum berbasis kompetensi untuk

keperawatan dan kebidanan. Jakarta: EGC.

Wahyuningsih, H. & Kusmiyati, Y. (2017). Anatomi Fisiologi. PPSDMK:

Kemenkes RI. Tersedia pada bppsdmk.kemenkes.go.id

15 | S i s t e m P e n c e r n a a n
LAMPIRAN

Sistem Gastrointestinal

16 | S i s t e m P e n c e r n a a n
Kelenjar Saliva

17 | S i s t e m P e n c e r n a a n

Anda mungkin juga menyukai