DOSEN PEMBIMBING :
apt. Yusuf Anggoro Mukti, M.Farm
KELAS A
KELOMPOK 7
NAMA MAHASISWA :
1. Putri Ayu NIM : 11194762310110
2. Retha Utiara Tonik NIM : 11194762310111
3. Reva Amellia NIM : 11194762310112
4. Reva Kamelia NIM : 11194762310113
5. Safina Restu Eka. P NIM : 11194762310121
6. Salsabila Syifa A.P NIM : 11194762310122
7. Yazna NIM : 11194762310148
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahNya sehinnga kami bisa menyelesaikan makalah
ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Anatomi Fisiologi
Patofisiologi Manusia dengan judul “Sistem Pencernaan”.
Tidak lupa juga kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
telah memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya, tidak akan
bisa maksimal jika tidak mendapat dungukan dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan baik
dri penyusunan maupun tatabahasa penyampaian dalam materi ini. Oleh karena itu,
kami dengan rendah hati menerima saran dan keritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki materi kami ini. Kami juga berharap semoga materi yang kami susun
ini memberikan manfaat bagi pembaca.
Kelompok 7
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I PENDAHULUAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Istilah anatomi merupakan bahasa latin, yaitu ana yang berarti bagian,
memisahkan; dan tomi (tomie) yang berarti iris, potong. Sedangkan istilah
fisiologi merupakan bahasa latin yaitu fisis (physis) yang berrti alam atau cara
kerja; dan logos yang berarti ilmu pengetahuan. Jadi, dari bahasa latin tersebut
dapat disimpulkan bahwa pengertian anatomi secara umum adalah ilmu yang
mempelajari tentang potongan bagian dari tubuh manusia. Sedangkan
pengertian fisiologi secara umum adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari
cara kerja bagian tubuh manusia.
Anatomi tubuh manusia disusun kedalam beberapa bagian tubuh, yaitu
sistem rangka, sistem otot, sistem peredaran darah, sistem pernafasan, sistem
indera, sistem pencernaan, sistem urinaria dan sistem reproduksi. Pada
pembahasan kali ini akan membahas mengenai sistem pencernaan.
Sistem pencernaan merupakan sistem yang memproses penguraian bahan
makanan ke dalam zat-zat makanan agar dapat diserap dan digunakan oleh
jaringan-jaringan tubuh sistem pencernaan makanan terdiri dari alat-alat
pencernaan yang berhubungan langsung membentuk saluran pencernaan.
Saluran pencernaan adalah saluran yang kontinyu berupa tabung dikelilingi
otot. Saluran pencernaan akan mencerna makanan, memecahnya menjadi
bagian yang lebih kecil dan menyerap bagian tersebut menuju pembuluh darah.
Saluran pencernaan meliputi mulut, kerongkorangan, lambung, usus halus,
usus besar dan anus (Waluyo, 2019).
Pada dasarnya, sistem digestorialah (sistem pencernaan) yang menjadi lini
pembongkaran untuk memecah makanan menjadi molekul kecil seperti asam
amino dan monosakarida sehingga dapat diabsopsi dan diangkut ke dalam sel.
Sistem digestoria berfungsi memproses makanan, mengekstrak nutrien dari
makanan dan mengeliminasi zat residu. Hal ini dilakukan melalui beberapa
1
2
tahap yaitu ingesti, proses mekanisme, digesti, sekresi, absorpsi, kompaksi dan
defekasi (Saladin et al., 2019; Martini et al., 2019).
1.2.Tujuan
Berdasarkan latar belakang tersebut maka tujuan dari penulisan makalah
ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui beberapa organ sistem pencernaan pada manusia.
2. Untuk pengetahui proses pencernaan pada manusia.
3. Untuk mengetahui organ yang berperan dalam sistem pencernaan manusia.
4. Untuk mengetahui mekanisme pencernaan pada manusia.
5. Untuk mengetahui beberapa gaangguan sistem pencernaan pada manusia.
BAB II LATAR BELAKANG
BAB II
LATAR BELAKANG
3
4
3. Gigi
Gigi adalah organ yang mirip dengan tulang yang digunakan
untuk merobek, menggiling, dan memecah makanan secara
mekanis. Setiap lengkung barisan gigi pada rahang
membentuk lengkung gigi. Lengkung bagian atas lebih besar
dari bagian bawah sehingga gigi-gigi atas secara normal akan
menutup (overlap) gigi bawah. Manusia memiliki 2 susunan
gigi, yaitu gigi primer (desiduous, gigi susu) ada 20 buah dan
gigi sekunder (permanen) ada 32 buah. Gigi dapat dibedakan
menjadi tiga macam, yaitu:
a. Gigi seri, empat atas dan bawah adalah gigi depan
tajam yang digunakan memotong dan menggigit.
b. Gigi taring, mempunyai mahkota yang runcing
berguna untuk merobek dan mecabik-cabik makanan.
c. Gigi geraham, berbentuk datar dengan benjolan-
benjolan. Bila uda dataran dari kedua geraham yang
berpasangan saling bergesek, maka gerakan tersebut
akan menghaluskan makanan yang berbeda di
antaranya.
Gigi diamankan dalam proses alveolar (soket) rahang atas dan
mandibula. Gingiva (biasa disebut gusi) merupakan jaringan
lunak yang melapisi prosesus alveolar dan mengelilingi leher
gigi. Gigi juga ditahan pada soketnya oleh jaringan ikat yang
disebut ligamen periodontal. Dua bagian utama gigi
adalah mahkota, yaitu bagian yang menonjol di atas garis
gusi, dan akar, yang tertanam di dalam rahang atas dan
mandibula. Kedua bagian tersebut mengandung rongga
pulpa bagian dalam, berisi jaringan ikat longgar yang dilalui
saraf dan pembuluh darah. Daerah rongga pulpa yang
melewati akar gigi disebut saluran akar. Di sekeliling rongga
pulpa terdapat dentin, jaringan mirip tulang. Pada akar setiap
gigi, dentin ditutupi oleh lapisan mirip tulang yang lebih keras
yang disebut sementum. Pada mahkota setiap gigi, dentin
10
4. Langit-langit Mulut
Langit-langit (palatum) terletak pada dinding atas (atap)
rongga mulut. Langit-langit dapat dibedakan menjadi 2 bagian
yaitu langit-langit keras (palatum durum) yang membatasi
rongga mulut dengan rongga hidung, dan langit-langit lunak
(palatum mole) yang membatasi rongga mulut dengan faring.
2.2.2.Faring
Faring merupakan penghubung antara rongga mulut dan
kerongkongan. Didalam lengkung faring terdapat tonsil (amandel) yaitu
kelenjar limfe yang banyak mengandung kelenjar limfosit dan
merupakan pertahanan terhadap infeksi, disini terletak persimpangan
antara jalan nafas dan jalan makanan, letaknya dibelakang rongga mulut
dan rongga hidung, di depan ruas tulang belakang. Keatas bagian depan
11
2.2.3.Oesophagus (kerongkongan)
Oesophagus merupakan salurn berotot dengan panjang 25cm,
menghubungkan pharynx dan ventriculus. Oseophagus ini terdiri atas
oesophagus cervicalis (paling atas, dekt mulut), oesophagus thoracica
(bagian tengah) dan oesophagus abdominalis (paling bawah).
Oesophagus merupakan saluran yang berfungsi sebagai penghubung
antar rongga mulut dan lambung (Allouch dan Kaddi, 2018).
Terdapat otot yang berada di bagian bawah kerongkongan (lower
oesophagus sphincter) yang berbentuk seperti cincin serta dapat
membuka dan menutup saluran kerongkongan. Otot ini dibentuk oleh :
a. Otot-otot instrinsik dibagian bawah esofagus.
b. Serabut-serbut clasp (gesper/jepitan) di sisi knan esofagus.
c. Serabut-serabut sling (ambin/gendongan) di sisi kiri esofagus.
d. Diperkuat oleh serbut melingkar ekstrinsik dari crus dexter
diaphragma. ( Barr H dan Almond LM, 2019).
2.2.4.Ventriculus (lambung)
Ventriculus merupakan organ tractus gastrointestinalis yang paling
berdilatasi dan berbentuk seperti huruf J. Lambung adalah organ yang
letaknya berada di kuadran kiri atas perut atau abdomen. Bagian tepi
14
e. Cecum
Cecum adalah bagian pertama intestinum crassum, berupa
kantung berujung buntu. Ia terletak inferior dari ileocecal junction di
fossa iliaca dextra. Cecum merupakan struktur intraperitoneal
karena mobilitasnya, bukan karena alat penggantung peritoneumnya.
Cecum berlanjut menjadi colon ascendens setinggi pintu masuk
ileum ke cecum (Drake et al., 2018; Wineski, 2019).
f. Appendix vermiformis
Appendix vermiformis adalah saluran berbentuk cacing dan
berujung buntu, berlubang, dan sempit yang muncul dari dinding
posteromedial cecum. Ia memiliki aggregasi jaringan limfoid yang
besar di dindingnya. Ia tergantung ke ileum terminalis oleh
mesoappendix (mesenteriolum). Titik perlekatan appendix
vermiformis ke cecum konsisten dengan taenia libera cecum yang
mengarah langsung ke basis appendix, tetapi lokasi bagian appendix
lain sangat bervariasi. Proyeksi permukaan basis appendix adalah di
junction antara 1/3 lateral dan 1/3 intermedia dari garis antara SIAS
(spina iliaca anterior superior) dexter ke umbilicus (McBurney’s
point). Pasien dengan gangguan appendix vermiformis dapat
mendeskripsikan nyeri di dekat lokasi ini (Drake et al., 2018;
Wineski, 2019).
18
g. Colon
Kolon atau usus besar dalam anatomi adalah bagian usus antara
usus buntu dan rektum. Fungsi utama organ ini adalah menyerap air
dari fases (Diyono, 2013). Kolon merupakan salah satu bagian dari
usus besar pada sistem pencernaan yang disebut juga bagian terakhir
dari gastrointestinal. Bagian pertama dari usus besar adalah kolon,
sebuah tabung muskular yang memiliki panjang sekitar 1,5m dan
diameter 5cm. Kolon memiliki 4 bagian yaitu, kolon asendens, kolon
tranversum, kolon desendens dan kolon sigmoid. Kolon berada
dibagian proksimal usus besar sedangkan rektum memiliki panjang
sekitar 15 cm dan berada sekitar 2-3 cm di atas tulang ekor. Air dan
nutrisi diserap dari bahan makanan yang menuju ke kolon. Zat-zat
sisa yang tidak berguna dari proses sebelumnya dari kolon sigmoid
akan menuju ke rektum, kemudian dikeluarkan melalui anus dalam
bentuk tinja (Alteri, et al, 2017:3).
2.2.6.Anus
Canalis analis berakhir di anus yang membuka ke luar. Ada 2 otot
sfingter, yaitu m. sphincter ani internus yang dibentuk oleh otot polos
dan bersifat involunter dan m. sphincter ani externus yang dibentuk oleh
otot skelet dan bersifat volunter (Marieb dan Keller, 2018). M. sphincter
19
ani externus tersusun atas pars profundi, pars superficialis, dan pars
subcutanea.
2.2.7.Kelenjer Saliva
Disamping kelenjar-kelenjar kecil yang tersebar di seluruh rongga
mulut, terdapat 3 pasang kelenjar saliva yang besar: kelenjar parotis,
submandibularis (submaxilaris). dan sublingualis. Kelenjar saliva
tersusun atas unit-unit morfologik dan fungsional yang dinamakan
adenomer. Suatu adenomer memiliki bagian sekretoris yang terdiri atas
sel-sel glandularis. Dekat basis sel sekretoris dan duktus interkalaris
terdapat sel-sel otot polos yang disebut mioepitel. Kelenjar saliva yang
besar tidak semata-mata kelompokan adenomer tetapi mengandung
unsur-unsur lain seperti jaringan penyambung, pembuluh darah dan
limfe, dan saraf-saraf. Saluran yang terdapat dalam lobulus dinamakan
duktus intralobularis-bergabung menjadi duktus ekstralobularis. Fungsi
kelejar saliva adalah membasahi dan melumasi rongga mulut dan isinya,
memulai pencemaan makanan, menyelenggarakan eksresi zat-zat
tertentu seperti urea dan tiosianat, dan mereabsorpsi natrium dan
mengeksresi kalium. Fungsi utama pankreas adalah menghasilkan
enzim-enzim pencernaan yang bekerja dalam usus halus dan mengeksresi
hormone insulin dan glukagon ke dalam aliran darah.
20
2.2.8.Pankreas
Pankreas tersusun atas bagian eksokrin dan endokrin. Bagian
endokrin terdiri atas pulau Langerhans, dan bagian eksokrin terdiri atas
kelenjar asiner, maka disebut bagian asini pankreas. Sel asiner pankreas
merupakan sel serosa, dan memilki sifat memsintesis protein. Setelah
disintesis dalam bagian basal sel, maka proenzim selajutnya
meninggalkan retikulum endoplasma kasar dan masuk apparatus Golgi.
Proenzim tersebut dikumpulkan dalam vesikel-vesikel sekresi yang
disebut sebagai granula prozimogen. Granula sekresi yang matang
(granula zimogen), melekat pada membran dan terkumpul pada bagian
apical (ujung) sel.
Regulasi sekresi asini pankreas diatur oleh 2 hormon - sekretin dan
kolesistokinin (dahulu dinamakan pankreoenzim) yang dihasilkan oleh
mukosa duodenum. Perangsangan nervus vagus (saraf parasimpatis) juga
akan meningkatkan sekresi pankreas.
Sekretin bersifat merangsang sekresi cairan, sedikit protein (enzim)
dan kaya akan bikarbonat. Fungsinya terutama mempermudah
transport air dan ion. Hasil sekresi ini berperanan untuk menetralkan
kimus yang asam (makanan yang baru dicernakan sebagian)
sehingga enzim-enzim pankreas dapat dapat berfungsi pada batas pH
netral optimalnya.
Kolesistokinin (CCK) merangsang sekresi cairan (sedikit), banyak
protein dan enzim. Hormon ini bekerja terutama dalam proses
pengeluaran granulagranula zimogen. Kerja gabungan ke dua enzim
tersebut menghasilkan sekresi getah pankreas yang kaya akan enzim.
2.2.9.Hati (hepar)
Hati (Hepar) Merupakan kelenjar pencernaan yang terbesar dalam
tubuh dengan berat sekitar 2 kg dan berwarna kemerahan. Terletak di
dalam rongga perut sebelah kanan, di bawak sekat rongga dada.
21
Selain mengandung musin, air liur juga mengandung enzim ptyalin yang
disebut juga amilase. Enzim ini mengubah karbohidrat menjadi gula sederhana
(maltosa atau glukosa) yang dapat larut sehingga mudah dicerna. Oleh karena
itu, kita merasakan manis di mulut pada mengunyah makanan yang
mengandung karbohidrat misalnya nasi. Proses pencernaan semacam ini
disebut pencernaan secara kimiawi.
Makanan dari mulut masuk ke dalam kerongkongan melalui hulu
kerongkongan (faring). Pada saat menelan makanan, epiglotis (katup pangkal
tenggorok) menutup tenggorokan. Dengan demikian makanan tidak masuk ke
dalam saluran pernapasan melainkan ke dalam kerongkongan. Makanan dari
mulut masuk ke dalam kerongkongan dalam bentuk gumpalan-gumpalan yang
disebut bolus.
Dinding kerongkongan mengandung kelenjar yang mengeluarkan musin
untuk membasahi jalan makanan. Bergeraknya makanan di dalam
kerongkongan dikendalikan oleh otot di kerongkongan. Otot yang melingkari
kerongkongan mengerut dan mengendur bergantian menimbulkan gerakan
meremas dan mendorong makanan masuk ke dalam lambung. Caranya, di
dalam saluran kerongkongan bagian tepat di depan bolus mengendur,
sedangkan tepat di belakang bolus mengerut sehingga bolus didorong ke bawah.
Gerak seperti pada kerongkongan itu disebut gerak peristaltik.
Makanan dari kerongkongan masuk ke dalam lambung. Saat makanan
masuk, otot lingkar membuka dan menutup kembali agar makanan tetap di
dalam lambung. Saat makanan masuk, lambung akan menghasilkan getah
lambung yang bersifat asam karena banyak mengandung HCl. Asam lambung
akan mematikan bakteri yang terbawa makanan yang tertelan dan mengubah
sifat protein dalam makanan sehingga mudah dicerna. Asam lambung juga
berfungsi untuk mengaktifkan pepsin yang berasal dari pepsinogen. Di dalam
lambung, makanan mengalami pencernaan kimiawi oleh enzim yang dihasilkan
dinding lambung, yaitu pepsin dan renin. Makanan berada di lambung sekitar 4
jam, tergantung pada jenis makanannya. Cairan lebih singkat berada di
lambung, sedangkan makanan padat dan kaya protein tinggal lebih lama.
26
Protein yang ada dalam makanan diubah menjadi pepton oleh enzim pepsin.
Jika makanan mengandung protein susu (kasein) maka oleh enzim renin akan
digumpalkan.
Makanan dari lambung masuk sedikit demi sedikit ke dalam usus halus.Di
usus halus terjadi pencernaan kimiawi oleh enzim yang terdapat pada usus
halus. Enzim pencernaan tersebut dihasilkan oleh pankreas yang terletak di
bawah lambung. Enzim pencernaan yang dihasilkan pankreas antara lain tripsin,
amilopsin, dan lipase. Sehingga pada usus 12 jari, pepton akan diubah menjadi
asam amino oleh enzim tripsin. Amilopsin akan mengubah pati yang telah
tercerna sebagian atau seluruhnya sejak dari mulut menjadi gula sederhana.
Pada usus 12 jari, pencernaan lemak dimulai oleh enzin lipase sehingga lemak
menjadi asam lemak dan gliserol. Lemak akan diemulsi oleh cairan empedu
yang dihasilkan oleh empedu.
Dalam usus halus bagian jejenum pepton diubah menjadi asam amino oleh
enzim tripsin. Karbohidrat berbentuk amilum akan diubah menjadi maltosa oleh
enzim amilase, sedangkan yang berbentuk sukrosa diubah menjadi fruktosa
oleh enzim sukrase. Jika kita memakan karbohidrat yang mengandung laktosa
maka akan diubah menjadi glukosa dan galaktosa oleh enzim laktase. Akhir
pencernaan menghasilkan disakarida dan monosakarida dari karbohidrat; asam
amino dari protein dan asam lemak serta gliserol dari lemak. Vitamin dan
mineral tidak mengalami pencernaan dan dapat langsung diserap oleh usus
halus. Di dalam jonjot usus halus terdapat pembuluh kapiler darah dan
pembuluh kil. Pembuluh darah berfungsi menyerap dan mengangkut sari-sari
makanan berupa glukosa, asam amino, vitamin, dan mineral ke seluruh tubuh.
Pembuluh kil bertugas menyerap dan mengangkut asam lemak dan gliserol
menuju ke pembuluh balik besar di bawah tulang selangka. Di ujung usus halus,
semua sari makanan, vitamin, dan mineral yang berguna bagi tubuh telah
diserap. Sisanya berupa ampas makanan yang akan masuk ke dalam usus besar.
Ampas makanan terdiri dari makanan yang tidak dapat dicerna(terutama
selulosa), bakteri, sel saluran pencernaan yang mati, dan air. Ampas makanan
yang masuk ke dalam usus besar berbentuk cairan. Hal itu disebabkan selama
27
Gambar 2. 15 Konstipasi
b. Refluks gastroesofagus (GERD)
Refluks gastroesofagus (penyakit asam lambung ) atau dikenal juga
sebagai GERD merupakan kondisi yang terjadi ketika asam lambung naik
ke keronggongan akibat cincin otot esofagus tidak dapat menutup secara
baik.
Esofagus atau kerongkongan merupakan saluran yang
menghubungkan mulut dengan lambung. Cincin esofagus bekerja sebagai
katup satu arah dimana ketika kita menelan makanan, bagian ini akan
terbuka dan mempersilakan makanan lewat untuk menuju lambung.
Setelah makanan lewat, cincin esofagus akan tertutup secara otomatis guna
mencegah makanan dan asam lambung naik ke kerongkongan.
kondisi lain seperti sindrom iritasi usus atau tukak lambung. Pada kasus
GERD dengan gejala parah dan tidak mempan terhadap obat-obatan,
penanganan biasanya dilakukan melalui operasi.
c. Apendisitis
Apendisitis adalah suatu proses obstruksi yang disebabkan oleh
benda asing batu feses kemudian terjadi proses infeksi dan disusul oleh
peradangan dari apendiks verivormis. Apendisitis merupakan peradangan
yang berbahaya jika tidak ditangani segera bisa menyebabkan pecahnya
lumen usus (Williams & Wilkins, 2017). Apendisitis adalah suatu
peradangan yang berbentuk cacing yang berlokasi dekat ileosekal
(Reksoprojo, 2014).
Apendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus buntu atau
umbai cacing. Infeksi ini bisa mengakibatkan peradangan akut sehingga
memerlukan tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang
umumnya berbahaya (Sjamsuhidajat, 2016).
Klasifikasi apendisitis menurut Nurafif & Kusuma (2015) terbagi
menjadi 3 yaitu :
a. Apendisitis akut, radang mendadak di umbai cacing yang memberikan
tanda, disertai maupun tidak disertai rangsangan peritoneum lokal.
b. Apendisitis rekurens yaitu jika ada riwayat nyeri berulang di perut
bagian kanan bawah yang mendorong dilakukannya apendiktomi.
Kelainan ini terjadi bila serangan apendisitis akut pertama sembuh
spontan.
c. Apendisitis kronis memiliki semua gejala riwayat nyeri perut kanan
bawah lebih dari dua minggu (sumbatan di lumen apendiks, adanya
jaringan parut dan ulkus lama di mukosa), dan keluhan hilang
setelah apendiktomi.
30
31
DAFTAR PUSTAKA
32
33