1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan Hidayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
baik dan juga tepat waktu.
Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Suratun, SKM., M.Kep. selaku
guru Mata Kuliah Ilmu Biomedik Dasar I yang telah membantu penulis dalam mengerjakan
makalah ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Makalah yang berjudul “Anatomi Fisiologi Organ Aksesoris Sistem Pencernaan” Tahun
ajaran 2021/2022, dengan ini kami susun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Ilmu Biomedik
Dasar I.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, saran dan kritik
yang bersifat membangun sangatlah dibutuhkan untuk evaluasi makalah ini menjadi lebih baik
lagi.
Semoga makalah ini dapat member manfaat bagisemua pihak, penyusun pada khususnya
dan pembaca pada umumnya.
Bekasi,………2021
Penyusun
Kelompok VII
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN..............................................................................................................4
A. Latar Belakang......................................................................................................................4
B. Tujuan Penulisan..................................................................................................................6
C. Sistematika Penulisan...........................................................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................................7
A. Anatomi Fisiologi Hepar......................................................................................................7
B. Anatomi Fisiologi Pankreas..................................................................................................9
C. Anatomi Fisiologi Kandung Empedu.................................................................................13
D. Gangguan Hepar.................................................................................................................15
E. Gangguan Pankreas............................................................................................................16
F. Gangguan Kantung Empedu...............................................................................................16
BAB IV KESIMPULAN..............................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................18
3
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem pencernaan adalah serangkaian jaringan organ yang bekerja untuk mencerna
makanan. Pencernaan makanan merupakan proses mengubah makanan dari ukuran besar
menjadi ukuran yang lebih kecil dan halus, serta memecah molekul makanan yang
kompleks menjadi molekul yang sederhana dengan menggunakan enzim dan organ-organ
pencernaan .
Proses pencernaan makanan terjadi secara fisik dan kimiawi, sehingga pencernaan
makanan dibedakan atas pencernaan mekanik dan pencernaan kimiawi. Pencernaan
mekanik adalah proses penghancuran dan penggilingan makanan secara fisik menjadi
potongan-potongan kecil. Proses penyerapan partikel-partikel makanan oleh tubuh
dengan bantuan enzim pencernaan disebut pencernaan kimiawi.
4
1. Mulut
2. Kerongkongan
Makanan yang sudah dikunyah oleh gigi kemudian akan masuk ke kerongkongan
melalui faring. Faring adalah daerah persimpangan saluran dari rongga mulut ke
kerongkongan. Kerongkongan merupakan organ yang berperan sebagai tempat
jalannya makanan menuju lambung. Tidak ada proses pencernaan makanan di
kerongkongan. Kerongkongan itu relatif lurus dan cukup panjang sekitar 25
sentimeter, berbentuk tabung dengan diamater 2 sentimeter. Kedua ujung
kerongkongan ditutup oleh penyempitan otot dibagian atas dan bawah. Dinding
kerongkongan terdapat otot –otot yang bisa mengembang dan mengempis saat
mendorong makanan yang berbentuk gumpalan menuju lambung. Gerakan otot
yang demikian disebut peristaltic (Mertajaya. I.M, 2019).
3. Lambung
4. Pankreas
Pankreas adalah salah satu organ yang terletak di belakang rongga perut
dengan panjang sekitar 12–18 cm. Organ yang bentuknya memanjang ini bisa saja
5
mengalami gangguan. Jika fungsi pankreas terganggu atau rusak, bisa timbul
masalah pada pencernaan dan penyakit lain, misalnya diabetes (Alodocter.com).
5. Hepar
Hepar merupakan salah satu organ yang perannya sangat vital dalam tubuh
manusia. Organ yang sering disebut liver ini merupakan organ terbesar di dalam
tubuh. Organ yang berwarna cokelat ini memiliki berat sekitar 1,5 kilogram. Hati
terletak di rongga perut kanan bagian atas, tepat di bawah rusuk bagian kanan
(Alodocter.com).
6. Kandung Empedu
5. Usus halus
Usus halus memiliki panjang sekitar 8,25 meter. Pada usus halus terdiri atas
usus dua belas jari, usus kosong, dan usus penyerapan, makanan akan kembali
diproses dengan enzim pencernaang yang diproduksi pankreas, dinding usus halus,
dan cairan empedu dari kantong empedu. Ketiga usus tersebut akan bekerja
bersama sama untuk menyelesaikan pencernaan makanan agar menjadi unit-unit
kecil yang diserap ke dalam pembuluh darah usus (Mertajaya. I.M, 2019).
6. Usus besar
- Tidak memiliki vili dan lipatan-lipatan sirkular, diameter lebih lebar, panjang
lebih pendek, daya rengang lebih besar dibanding usus halus
- Terdiri dari sekum, kolon, apendiks, dan rectum (Mertajaya. I.M, 2019).
6
B. Tujuan Penulisan
Tujuan Umum: setelah mengikuti pembelajaran mahasiswa diharapkan mampu
memehami anatomi fisiologi organ aksesoris system pencernaan.
Tujuan khusus:
Setelah mengikuti pembelajaran mahasiswa dapat:
1) Menjelaskan anatomi fisiologi hepar
2) Menjelaskan anatomi fisiologi empedu
3) Menjelaskan anatomi fisiologi pnkreas
C. Sistematika Penulisan
Makalah ini terbagi atas 3 bab yang terdiri dari :
Bab I : Pendahuluan. Pada bab ini membahas tentang latar belakang, tujuan penulisan,
dan sistematika penulisan
Bab II : Tinjauan Pustaka. Pada bab ini membahas tentang anatomi Anatomi Hepar,
Pankreas, dan Kandung Empedu dan Anatomi Hepar, Pankreas, dan Kandung Empedu.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
7
Hepar terbagi menjadi empat lobus, yakni lobus dextra, lobus caudatus, lobus
sinistra, dan lobus qaudatus. Terdapat lapisan jaringan ikat yang tipis, disebut dengan
kapsula Glisson, dan pada bagian luar ditutupi oleh peritoneum. Darah arteria dan vena
berjalan di antara sel-sel hepar melalui sinusoid dan dialirkan ke vena centralis. Vena
centralis pada masing-masing lobulus bermuara ke venae hepaticae. Dalam ruangan
antara lobulus-lobulus terdapat canalis hepatis yang berisi cabang-cabang arteria
hepatica, vena portae hepatis, dan sebuah cabang ductus choledochus (trias 12 hepatis).
(Sloane, 2004)
Selain cabang-cabang vena porta dan arteri hepatika yang mengelilingi bagian
perifer lobulus hati, juga terdapat saluran empedu yang membentuk 6 kapiler empedu
Vena porta hepatika mengalirkan darah keluar dari sistem venous usus dengan
membawa nutrien yang diserap di dalam saluran cerna ke hati. Hati melaksanakan
berbagai fungsi metabolik. Sebagai contoh, pada saat puasa hati akan menghasilkan
sebagian besar glukosa melalui glukoneogenesis serta glikogenolisis, melakukan
detoksifikasi, menyimpan glikogen dan memproduksi getah empedu disamping berbagai
protein serta lipid (Berkowitz, 2013).
Menurut Guyton & Hall (2008), hati mempunyai beberapa fungsi yaitu:
8
a. Metabolisme karbohidrat Fungsi hati dalam metabolisme karbohidrat adalah
menyimpan glikogen dalam jumlah besar, mengkonversi galaktosa dan fruktosa menjadi
glukosa, glukoneogenesis, dan membentuk banyak senyawa kimia yang penting dari hasil
perantara metabolisme karbohidrat.
b. Metabolisme lemak Fungsi hati yang berkaitan dengan metabolisme lemak, antara lain:
mengoksidasi asam lemak untuk menyuplai energi bagi fungsi tubuh yang lain,
membentuk sebagian besar kolesterol, fosfolipid dan lipoprotein, membentuk lemak dari
protein dan karbohidrat.
c. Metabolisme protein Fungsi hati dalam metabolisme protein adalah deaminasi asam
amino, pembentukan ureum untuk mengeluarkan amonia dari cairan tubuh, pembentukan
protein plasma, dan interkonversi beragam asam amino dan membentuk senyawa lain
dari asam amino.
d. Lain-lain Fungsi hati yang lain diantaranya hati merupakan tempat penyimpanan
vitamin, hati sebagai tempat menyimpan besi dalam bentuk feritin, hati membentuk zat-
zat yang digunakan untuk koagulasi darah dalam jumlah banyak dan hati mengeluarkan
atau mengekskresikan obat-obatan, hormon dan zat lain.
1) Kepala pankreas, merupakan bagian yang paling lebar, terletak di sebelah kanan rongga
abdomen dan didalam lekukan duodenum yang praktis melingkarinya.
2) Badan pankreas, merupakan bagian utama pada organ ini, letaknya di belakang lambung dan di
depan vertebratalumbalis pertama.
3) Ekor pankreas, bagian runcing disebelah kiri dan berdekatan /menyentuh limpa.
Kelenjar penkreas tersusun atas dua jaringan utama yaitu Asini yang merupakan
penyusun terbanyak (80 %) dari volume pankreas, jaringan ini menghasilkan getah pencernaan
dan pulau-pulau langerhans (sekitar 1 juta pulau) yang menghasilkan hormon. Pulau langerhans
9
merupakan kumpulan sel terbentuk ovoid dan tersebar diseluruh penkreas tetapi lebih banyak
pada ekor (kauda).
Kelenjar pankreas mempunyai hubungan ke depan dari kanan ke kiri : kolon transversum
dan perlekatan mesocolon transversum, bursa omentalis dan gaster sedangkan ke bagian belakang
dari kanan ke kiri ductus choleduchus, vena portae hepatis dan vena lienalis, vena cava inferior,
aorta, pangkal arteri mesenterica superior, muskulus spoas majir sinistra, glandula suprarenalis.
Pankreas mempunyai dua saluarn utama yang menyalurkan sekresi ke dalam duodenum yaitu:
1) Duktus wrisung atau duktus pankreatikus, duktus ini mulai dari ekor / cauda pankreas dan
berjalan sepanjang kelenjar, menerima banyak cabang dari perjalanannya. Ductus ini yang
bersatu dengan ductus koledukus, kemudian masuk kedalam doedenum melalui spingter oddi.
2) Duktus sarotini atau penkreatikus asesori, duktus ini bermuara sedikit di atas duktus
pankreatikus pada duodenum. Aliran darah yang memperdarahi pankreas adalah arteria lienalis
dan arteria pankreatikoduodenalis superior dan inferior. Sedangkan pengaturan 10 persarafan
berasal dari serabut-serabut saraf simpatis dan parasimpatis saraf vagus (Tarwoto, 2012).
Fungsi pankreas Kelenjar pankreas mempunyai dua fungsi utama yaitu fungsi eksokrin
dan fungsi endokrin.
Fungsi eksokrin
10
Kelenjar pankreas hampir 99 persen terdiri dari sel asini yang merupakan penghasil
kelenjar penkreas yang menghasilkan 1200-1500 ml cairan. Cairan pankreas jernih dan
tidak berwarna, mengandung air, beberapa garam, sodium bikarbonat dan enzim-enzim.
pH cairan pankreas alkali (Ph: 7.1–8.2) karena mengandung sodium bikarbonat. Keadaan
pH ini akan menghambat gerak pepsin dari lambung dan menciptakan lingkungan yang
sesuai dengan enzim-enzim dalam usus halus.
Fungsi endokrin
kelenjar endokrin dalam pankreas adalah pulau langerhans yang menghasilkan hormon.
Hormon merupakan zat organik yang mempunyai sifat khusus untuk pengaturan
fisiologis terhadap kelangsungan hidup suatu organ atau sistem. Sel-sel pulau langerhans
tersususn atas sel Alfa yang menghasilakn hormon glukagon, sel-sel beta yang
menghasilkan insulin, sel delta yang menghasilkan somastostatin atau growh hormon-
inhibiting hormone (GH-IH) dan sel F yang menghasilkan polipeptida pankreatik.
a. Hormon glukagon
11
Molekul glukagon merupakan polipeptida rantai lurus yang mengandung residu asam
amino. Sasaran utama glukagon adalah hati, yaitu dengan mempercepat konversi
glikogen dalam hati dari nutrisi lainnya seperti asam amino, gliserol dan asam laktat
menjadi glukosa (glukoneogenesis). Sekresi glukagon secara langsung di kontrol oleh
kadar gula darah melalui system feed back negative. Ketika gula darah menurun maka
akan merangsang sel-sel alfa untuk mensekresi glukagon juga disebabkan 12 karena
hormon somastostatin. Secara umum fungsi glukagon adalah merombak glikogen
menjadi glukosa, mensintesis glukosa dari asam lemak dan asam amino
(glukoneogenesis ) serta pembebasan glukosa ke darah oleh sel-sel hati (Tarwoto,
2012).
b. Hormon insulin
Hormon ini dihasilkan oleh sel beta pulau langerhans pada pankreas, merupakan
hormon peptida yang tersususn oleh dua rantai asam amino yaitu rantai A dan rantai B
yang di hubungkan melalui jembatan disulfida. Insulin di bentuk di retikulum
endoplasma sel B, kemudian di pindahkan ke aparatus golgi selanjutnya kemembran
plasma dan akan melintasi lamina basalis sel B serta kapiler dan endotel apiler yang
berpori untuk mencapai aliran darah. Insulin diproduksi dalam jumlah sedikit dan
meningkat ketika makanan di cerna. Pada orang dewasa rata-rata di produksi 40-50.
12
1) Transport dan metabolisme glukosa untuk energi.
2) Menstimulus penyimpanan glukosa dalam hati dan otot dalam bentuk glikogen.
6) Insulin juga bekerja untuk menghambat pemecahan cadangan glukosa, protein dan
lemak.
Sekresi insulin di kontrol oleh mekanisme kimia, hormonal dan persarafan, produksi
insulin meningkat oleh adanya peningkatan kadar gula darah, asam amino (seperti
arginin dan lysisne ), serum lemak bebas. Peningkatan hormon-hormon gastrointestinal
juga memicu peningkatan insulin, disamping adanya stimulus saraf parasimpatik.
Sedangkan yang menghambat produksi insulin adalah rendahnya kadar gula darah
(hipoglikemia), keadaan kadar gula yang tinggi yang sudah ada, 14 stimulasi saraf
simpatis dan prostaglandin (Tarwoto, 2012).
13
C. Anatomi Fisiologi Kandung Empedu
Kandung empedu adalah sebuah kantung berbentuk seperti buah pir, yang terletak
pada permukaan inferior dari hati pada garis yang memisahkan lobus kanan dan kiri,
yang disebut dengan fossa kandung empedu. Ukuran kandung empedu pada orang
dewasa adalah 7cm hingga 10 cm dengan kapasitas lebih kurang 50mL. Kandung
empedu menempel pada hati oleh jaringan ikat longgar , yang mengandung vena dan
saluran limfatik yang menghubungkan kandung empedu dengan hati. Kandung empedu
dibagi menjadi 3 bagian : corpus, fundus dan collum. Bagian-bagian dari kantong
empedu:
1. Fundus vesika felea, adalah bagian kantong empedu yang sangat kesudahan
setelah korpus vesika felea.
2. Korpus vesika felea, bagian dari kantong empedu yang dalamnya mengandung
getah empedu(cairan empedu).
3. Leher kandung kemih, adalah leher dari kantng empedu yaitu arus pertama
masuknya getah empedu ke kantong empedu.
14
Kemudian, cairan empedu akan disalurkan ke duodenum melalui ductus
choledocus. Setiap harinya cairan empedu di sekresikan oleh hepar sekita 500-1000cc di
2. Kontraksi dan mengalirkan garam empedu yang merupakan turunan kolesterol dengan
stimulasi oleh kolesistokinin ke duodenum sehingga membantu proses pencernaan lemak.
D. Gangguan Hepar
1. Hepatitis Alkoholik
Hepatitis alkoholik merupakan salah satu komplikasi dari penyakit alkoholik yang
mengancam jiwa, dengan angka kematian hampir 25% (EASL, 2012). Meminum alkohol
15
yang berkelanjutan akan menyebabkan kondisi ini semakin fatal, yakni inflamasi pada
hati. Secara khas, pada pasien dengan hepatitis alkoholik akan menunjukkan gejala yang
nonspesifik seperti mual, muntah, anorexia, nyeri kuadran kanan atas, pengecilan otot
proksimal, dan demam. Gejala yang paling sering timbul yang banyak membuat pasien
datang yakni termasuk distensi abdomen yang memburuk dan ikterus. Dari pemeriksaan
fisik dapat ditemukan jaundis, hepatic encephalopathy, asites, dan hepatomegali.
Hepatomegali terjadi karena efek gabungan dari pembengkakan hepatosit dan peregangan
kapsul hati dengan stimulasi berikutnya dari nosiseptor mengakibatkan sensasi rasa nyeri
( R Liang, 2015).
2. Kolestasis
Kolestasis terjadi ketika aliran cairan empedu dari hati berkurang atau tersumbat.
Cairan empedu dihasilkan hati guna membantu proses pencernaan. Aliran empedu yang
terhambat ini dapat menyebabkan penumpukan bilirubin dan memicu penyakit kuning
(Alodokter.com).
3. Sirosis
Sirosis merupakan kondisi terbentuknya luka atau jaringan parut di hati yang
bersifat kronis. Kondisi ini dapat menyebabkan kerusakan hati yang sulit diobati dan
memicu kegagalan hati. Kebiasaan minum minuman beralkohol dan infeksi virus
hepatitis merupakan penyebab paling umum sirosis (Alodokter.com).
E. Gangguan Pankreas
1. Diabetes
Diabetes tipe 1 dan tipe 2 merupakan bentuk penyakit pada pankreas yang cukup
sering terjadi. Penyakit ini muncul ketika kinerja atau produksi hormon insulin yang
dihasilkan pankreas terganggu (Alodokter.com).
Diabetes tipe 1 disebabkan oleh kelainan autoimun ketika sistem kekebalan tubuh
menyerang sel pankreas yang sehat, sehingga pankreas tidak dapat menghasilkan insulin
(Alodokter.com)
16
menghasilkan insulin. Diabetes tipe 2 diduga terjadi akibat faktor genetik dan pola makan
atau gaya hidup yang tidak sehat (Alodokter.com)
2. Pankreatitis Akut
3. Pankreatitis Kronis
BAB IV
KESIMPULAN
Hepar atau hati merupakan kelenjar terbesar di dalam tubuh, terletak dalam
rongga perut sebelah kanan, tepatnya di bawah diafragma. Hepar juga merupakan organ
tubuh yang paling besar dan paling kompleks. Berdasarkan fungsinya, hepar juga
termasuk sebagai alat ekskresi. Hepar berbentuk seperti baji dan merupakan pabrik kimia
pada tubuh manusia. Hepar manusia terbagi menjadi 2 bagian yaitu lobus kanan dan
lobus kiri. Secara anatomi, hepar dapat dibahagikan kepada empat lobus iaitu lobus kanan
17
(right lobe), lobus kiri (left lobe), caudate lobe, dan quadrate lobe. Fungsi hepar adalah:
Hepar menghasilkan empedu (bilus) yang mengandung zat sisa dari perombakan eritosit
di dalam limpa, menyimpan gula dalam bentuk glikogen, mengatur kadar gula darah,
tempat pembentukan urea dari ammonia, menawarkan racun, membentuk vitamin A dari
provitamin A dan tempat pembentukan fibrinogen protrombin.
Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua fungsi utama:
menghasilkan enzim pencernaan atau fungsi eksokrin serta menghasilkan beberapa
hormon atau fungsi endokrin. Pankreas terletak pada kuadran kiri atas abdomen atau
perut dan bagian kaput/kepalanya menempel pada organ duodenum. Hormon yang
dihasilkan oleh kelenjar pancreas diantaranya Insulin yang berfungsi menurunkan kadar
gula dalam darah, Glukagon yang berfungsi menaikkan kadar gula dalam darah, dan
Somatostatin yang berfungsi menghalangi pelepasan kedua hormon lainnya (insulin dan
glukagon).
Kandung empedu adalah sebuah kantung berbentuk seperti buah pir, yang
terletak pada permukaan inferior dari hati pada garis yang memisahkan lobus kanan dan
kiri, yang disebut dengan fossa kandung empedu.
DAFTAR PUSTAKA
Adrian, d. K. (2021, Juli 31). Alodokter.com. Retrieved from Fungsi Pankreas dan Penanganan
Gangguan Pankreas: https://www.alodokter.com/fungsi-pankreas-dan-penanganan-
gangguan-pankreas. (diakses pada 3 September 2021)
Adrian, d. K. (2021, Juli 31). Alodokter.com. Retrieved from Fungsi Pankreas dan Penanganan
Gangguan Pankreas: https://www.alodokter.com/fungsi-pankreas-dan-penanganan-
gangguan-pankreas. (diakses pada 6 September 2021)
Amirudin, R. (2009). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi V. Jakarta: Interna Publishing.
18
Anonim. (2012). EASL Clinical Practical Guidelines: Management of Alcoholic Liver Disease.
CLINICAL PRACTICAL GUIDELINES| VOLUME 57, ISSUE 2.
Anonim. (n.d.). fdokumen. Retrieved from Anatomi Fisiologi Empedu:
https://fdokumen.com/document/anatomi-fisiologi-empedu.html. (diakses pada 3
September 2021)
Berkowitz, A. (2013). Patofisiologi Klinik Disertai Contoh Kasus Klinik Lecture Notes.
Tanggerang: Tangerang Binarupa Aksara.
DR. H. Moch.Agus Krisno Budiyanto, M. (2011, Juni 17). aguskrisnoblog.wordpress.com.
Retrieved from Pemanfaatan Daun Mimba (Azadirachta indica Juss.)dalam Diet Therapy
Diabetes Mellitus: https://aguskrisnoblog.wordpress.com/2011/06/17/pemanfaatan-daun-
mimba-azadirachta-indica-juss-dalam-diet-therapy-diabetes-mellitus/. (diakses pada 3
September 2021)
Guyton, C., & Hall, J. (2008). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.
Junqueira, L., & Carneiro, J. (2007). Histologi Dasar. Edisi 10. Jakarta: EGC.
Makarim, d. F. (2021, Mei 19). halodoc.com. Retrieved from Fungsi Hati:
https://www.halodoc.com/kesehatan/fungsi-hati (diakses pada 2 September 2021)
Mertajaya, I., Anggraini, Y., & Leniwita, H. (2019). Modul Ilmu Biomedik Dasar. IMM-11-IBD-
PK-II-2019, 50.
Sloane, E. (2003). Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: EGC.
Snell, R. (2006). Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran. Dialihbahasakan oleh
Suguharto L. Edisi ke-6. Jakarta: EGC.
Syaifuddin. (2006). Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan, Edisi 3, Editor. Jakarta:
EGC.
Tarwoto, D. (2012). Keperawatan Medikal Bedah Gangguan Sistem Endokrin. . Jakarta: Trans
Info Medikal.
Willy, d. T. (2019, Agustus 30). Alodokter.com. Retrieved from Batu Empedu:
https://www.alodokter.com/batu-empedu. (diakses pada 2 September 2021)
19