ANATOMI FISIOLOGI
(ANATOMI DAN FISIOLOGI HATI
KANDUNG EMPEDU DAN PANKREAS)
Disusun oleh :
Kelompok 4
1. Amelia Junika Eka Asi
2. Amirah Izdiharwati
3. Muhammad Ilhami
4. Nadhifa Nur Naila Ramadhani
5. Nafizatul Zahra
6. Ripka Azisa
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat dan rahmat-Nya lah kami dapat menyelesaikan penulisan Makalah ini yang
berjudul “Anatomi dan Fisiologi Hati, Kandung Empedu dan Pankreas” dengan
tepat waktu.
Makalah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas mata kuliah
Anatomi Fisiologi. Adapun isi makalah ini disusun secara sistematis dan
berdasarkan referensi dari beberapa sumber yang menjadi acuan dalam
penyusunan tugas. Serta makalah ini dapat diselesaikan dengan tidak lepas dari
bantuan dan dukungan berbagai pihak, baik bantuan berupa tenaga, pikiran,
semangat dan sebagainya.
Tim penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................... 1
1.3 Tujuan penulisan............................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................... 2
2.1 Organ pendukung sistem pencernaan.............................................................. 2
2.2 Anatomi Organ Hati, Kandung Empedu, Pankreas......................................... 2
2.2.1 Anatomi Hati................................................................................................ 2
2.2.2 Anatomi Kandung Empedu.......................................................................... 3
2.2.3 Anatomi Pankreas......................................................................................... 4
2.3 Fisiologi Organ Hati, Kandung Kemih, Pankreas........................................... 6
2.3.1 Fisiologi Hati................................................................................................ 6
2.3.2 Fisiologi Kandung Kemih............................................................................ 7
2.3.3 Fisiologi Pankreas........................................................................................ 9
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan...................................................................................................... 11
3.2 Saran................................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
Organ terbesar kelenjar di dalam tubuh manusia adalah hati dengan berat
sekitar 1,25 - 1,5kg atau lebih dari 2,5% berat badan orang dewasa normal.
Struktur hati yang lunak dan fleksibel dapat terbentuk oleh organ lainnya dan
bagian bawahnya (hepar) cekung dan menjadi atap bagi ginjal kanan, lambung
pankreas, dan usus.
Hati memiliki empat belahan, yaitu kanan, kiri, kaudata, dan kwadarta, dan
di setiap belahan terdapat lobulus yang berbentuk segi banyak dan terdiri dari sel
hati berbentuk kubus. Terdapat sekitar 50.000 - 100.000 lobulus yang tersusun
radial di dalam hati. Hati juga menerima dua jenis persediaan darah, yaitu melalui
arteri hepatica dan vena porta.
2
Arteri hepatica membawa seperlima darah dari aorta ke hati, sementara
vena porta membawa empat perlima darah yang mengandung zat makanan yang
diabsorpsi oleh usus halus ke hati. Vena hepatika mengalirkan darah dari hati ke
vena kava inferior, dan saluran empedu juga berfungsi sebagai pembuluh darah
utama di hati. Oleh karena itu, hati memiliki empat pembuluh darah utama yang
menjelajahi seluruh organ tersebut, yaitu arteri hepatica, vena porta, vena
hepatika, dan saluran empedu.
3
Kandung empedu terdiri atas tiga pembungkus, yaitu:
1. Di sebelah luar pembungkus serosa perioneal
2. Di sebelah tengah jaringan berotot tak bergaris, dan
3. Di sebelah dalam membran mukosa, yang bersambung dengan saluran
empedu. Membran mukosa tersebut memuat sel epitel silinder yang
mengeluarkan sekret musin dan cepat mengabsorpsi air dan elektrolit,
tetapi tidak garam empedu atau pigmen; karena itulah empedunya menjadi
pekat.
Duktus sistikus kira-kira tiga setengah meter panjangnya. Berjalan dari leher
kandung empedu dan bersambung ke duktus hepatikus sambil membentuk saluran
empedu ke usus dua belas jari. Ada beberapa lapisan kantong empedu, antara lain:
1. Epitel, lapisan tipis sel yang melapisi bagian dalam kantong empedu.
2. Lamina propria, lapisan jaringan ikat; ketika lapisan ini bergabung dengan
epitel, membentuk mukosa (selaput yang melapisi rongga tubuh dan
menutupi organ)
3. Muskularis, lapisan jaringan otot polos yang memungkinkan kandung
empedu berkontraksi untuk melepaskan empedu ke dalam saluran empedu.
4. Perimuskular, lapisan jaringan ikat fibrosa, yang mengelilingi muskularis.
5. Serosa, selaput halus yang membentuk penutup luar kantong empedu.
Kelenjar penkreas tersusun atas dua jaringan utama yaitu Asini yang
merupakan penyusun terbanyak (80 %) dari volume pankreas, jaringan ini
menghasilkan getah pencernaan dan pulau-pulau langerhans (sekitar 1 juta pulau)
yang menghasilkan hormon. Pulau langerhans merupakan kumpulan sel terbentuk
ovoid dan tersebar diseluruh penkreas tetapi lebih banyak pada ekor (kauda).
1) Duktus wrisung atau duktus pankreatikus, duktus ini mulai dari ekor / cauda
pankreas dan berjalan sepanjang kelenjar, menerima banyak cabang dari
perjalanannya. Ductus ini yang bersatu dengan ductus koledukus, kemudian
masuk kedalam doedenum melalui spingter oddi.
2) Duktus sarotini atau penkreatikus asesori, duktus ini bermuara sedikit di atas
duktus pankreatikus pada duodenum.
Aliran darah yang memperdarahi pankreas adalah arteria lienalis dan arteria
pankreatikoduodenalis superior dan inferior. Sedangkan pengaturan persarafan
berasal dari serabut-serabut saraf simpatis dan parasimpatis saraf vagus.
5
2.3 Fisiologi Organ Hati, Kandung Kemih, Pankreas
2.3.1 Fisiologi Hati
Fungsi utama hati adalah menetralkan racun dan mengolah makanan.
Untuk melaksanakan fungsinya, hati menggunakan berbagai macam enzim dalam
proses pencernaan bahan kimia. Hati merupakan organ yang sangat kompleks dan
memiliki banyak fungsi, sehingga menjadi organ terpenting dalam
mempertahankan fungsi hidup manusia. Hati bertanggung jawab atas lebih dari
500 aktivitas berbeda dan terlibat dalam hampir setiap metabolisme di dalam
tubuh.
Metabolisme merujuk pada proses kimia yang terjadi di dalam tubuh dan
sangat penting untuk menjalankan fungsi vitalnya. Sel-sel dalam tubuh memiliki
kemampuan untuk mengangkut oksigen. Hati, yang terlibat dalam metabolisme
dan pengaruh makanan serta darah, menjalankan fungsinya melalui sel-sel
hepatosit. Fungsi hati meliputi tempat penyimpanan darah, membersihkan darah
untuk melawan infeksi, memproduksi dan mengeluarkan empedu, membantu
menjaga keseimbangan glukosa darah, terlibat dalam metabolisme lemak, terlibat
dalam metabolisme protein, terlibat dalam metabolisme vitamin dan mineral,
menetralisir zat-zat beracun dalam tubuh, dan mempertahankan suhu tubuh.
Menurut Guyton dan Hall (2008), hati mempunyai beberapa fungsi yaitu:
a. Metabolisme karbohidrat Fungsi hati dalam metabolisme karbohidrat adalah
menyimpan glikogen dalam jumlah besar, mengkonversi galaktosa dan fruktosa
menjadi glukosa, glukoneogenesis, dan membentuk banyak senyawa kimia yang
penting dari hasil perantara metabolisme karbohidrat.
b. Metabolisme lemak Fungsi hati yang berkaitan dengan metabolisme lemak,
antara lain: mengoksidasi asam lemak untuk menyuplai energi bagi fungsi tubuh
yang lain, membentuk sebagian besar kolesterol, fosfolipid dan lipoprotein,
membentuk lemak dari protein dan karbohidrat.
c. Metabolisme protein Fungsi hati dalam metabolisme protein adalah deaminasi
asam amino, pembentukan ureum untuk mengeluarkan amonia dari cairan tubuh,
pembentukan protein plasma, dan interkonversi beragam asam amino dan
membentuk senyawa lain dari asam amino.
d. Lain-lain Fungsi hati yang lain diantaranya hati merupakan tempat
penyimpanan
vitamin, hati sebagai tempat menyimpan besi dalam bentuk feritin, hati
membentuk zat-zat yang digunakan untuk koagulasi darah dalam jumlah banyak
dan hati mengeluarkan atau mengekskresikan obat-obatan, hormon dan zat lain.
6
2.3.2 Fisiologi Kandung Kemih
Fungsi kantong empedu lainnya adalah untuk menyimpan dan
memekatkan empedu, yang dilepaskan ke duodenum selama proses
pencernaan. Empedu adalah cairan basa yang diproduksi terus-menerus oleh hati
yang fungsi utamanya adalah membantu pencernaan dan penyerapan lipid, karena
tidak larut dalam air. Ini terdiri dari kolesterol, bilirubin, air, garam empedu,
fosfolipid, dan ion. Kolesterol yang dikeluarkan ke dalam empedu menghilangkan
sebagian besar kolesterol dalam tubuh.
Sel enteroendokrin khusus yang disebut sel-I terletak di duodenum dan
jejunum. Ketika sel-sel ini distimulasi oleh asam lemak dan asam amino yang
dilepaskan dari lambung, hormon peptida yang disebut cholecystokinin (CCK)
dilepaskan. CCK memiliki dua fungsi utama yang berkaitan dengan kantong
empedu. Fungsi pertamanya adalah merangsang otot polos kandung empedu
untuk berkontraksi dan melepaskan empedu ke dalam pohon empedu. Fungsi
kedua CCK adalah secara bersamaan memberi sinyal pada sfingter otot Oddi
untuk rileks. Setelah meninggalkan kantong empedu, empedu mengalir ke saluran
empedu umum ke pertemuan dengan saluran pankreas utama yang disebut ampula
Vater. Dari sana, ia berjalan melalui lubang yang disebut papila duodenum mayor
ke bagian kedua duodenum. Aliran melalui papila dikendalikan oleh pembukaan
dan penutupan sfingter Oddi. Saat tidak distimulasi oleh CCK, kantong empedu
menjadi rileks dan terisi dengan empedu. Di luar kantong empedu, CCK
menstimulasi sekresi pankreas yang diperlukan untuk pencernaan dan menunda
pengosongan lambung lebih lanjut. Pelepasan CCK dihambat oleh hormon
somatostatin yang berfungsi mematikan pencernaan.
Asam empedu disintesis di hati dari prekursor kolesterol. Asam empedu
terkonjugasi dengan asam amino glisin dan taurin dan menjadi garam empedu
yang larut. Garam empedu ini penting dalam proses pengemulsi lipid di usus. Saat
lipid dimetabolisme menjadi asam lemak bebas dan monogliserida di saluran
pencernaan, mereka kemudian dikemas menjadi misel yang terbuat dari garam
empedu yang bertindak sebagai surfaktan. Garam empedu dapat melakukan ini
karena sifat amfipatiknya. Bagian hidrofiliknya berinteraksi dengan air sehingga
membuatnya larut, sementara bagian hidrofobiknya menyimpan lipid di
tengahnya. Bagian hidrofilik juga bermuatan negatif, yang mengusir mereka dari
garam empedu lainnya dan membuat lipid tetap kecil dan mudah
dicerna. Kolesterol dan fosfolipid juga terkandung dalam struktur misel. Garam
empedu diserap kembali di ileum distal usus kecil dan didaur ulang kembali ke
hati melalui jalur yang disebut sirkulasi enterohepatik.
7
Selain memiliki cara kerja yang unik, empedu memiliki fungsi yang sangat
penting bagi tubuh, diantaranya:
1) Membantu penyerapan vitamin
Empedu membantu memproses dan mencerna lemak, saat makanan akan
diproses di usus dua belas jari. Sebagian besar proses pencernaan terjadi di
usus dua belas jari. Termasuk mencerna lemak.
2) Cairan empedu diperlukan untuk membantu mencerna lemak
Memecah lemak dan membuatnya menjadi partikel yang lebih kecil yang
disebut kilomikron. Dengan memecah lemak, maka cairan empedu juga
membantu tubuh dalam menyerap vitamin yang larut dalam lemak, yaitu
vitamin A, D, E dan K.
3) Membantu enzim lipase
Enzim lipase adalah enzim yang dihasilkan pankreas untuk mengemulsi
lemak. Semantara itu, empedu berfungsi untuk ikut membantu enzim
lipase mengemulsi lemak hingga membentuk molekul yang disebul micel.
Kemudian micel akan kembali diproses oleh enzim lipase hingga menjadi
kilomikron. Setelah itu lemak bisa disalurkan ke seluruh tubuh. Selain itu,
empedu juga membantu fungsi enzim pencernaan. Karena kemampuan
menciptakan sifat basa, ia berfungsi menetralkan sifat asam, dan membuat
enzim pencernaan bekerja optimal.
4) Membantu penyerapan lemak dalam tubuh
Cairan empedu berfungsi mencerna lemak. Setelah dicerna lemak akan
melalui proses kembali yang mengubahnya menjadi asam lemak, yang
kemudian akan disalurkan ke pembuluh getah bening. Asam lemak
kemudian bisa diserap sistem getah bening untuk membantu melawan
infeksi di dalam tubuh. Selain itu asam lemak bisa disalurkan ke aliran
darah untuk berbagai fungsi, termasuk untuk membantu pertumbuhan
jaringan dan perbaikan sel.
8
2.3.3 Fisiologi Pankreas
Kelenjar pankreas mempunyai dua fungsi utama yaitu fungsi eksokrin dan fungsi
endokrin :
1) Fungsi eksokrin
Kelenjar pankreas hampir 99 persen terdiri dari sel asini yang merupakan
penghasil kelenjar penkreas yang menghasilkan 1200-1500 ml cairan. Cairan
pankreas jernih dan tidak berwarna, mengandung air, beberapa garam, sodium
bikarbonat dan enzim-enzim. pH cairan pankreas alkali (Ph: 7.1–8.2) karena
mengandung sodium bikarbonat. Keadaan pH ini akan menghambat gerak pepsin
dari lambung dan menciptakan lingkungan yang sesuai dengan enzim-enzim
dalam usus halus.
Pengaturan produksi dari cairan pankreas dilakukan oleh pengaturan saraf dan
pengaturan hormonal. Pengaturan saraf terjadi bila adanya stimulus dari fase
sefalik dan sekresi lambung terjadi maka impuls parasimpatis secara serentak
dihantarkan sepanjang nervus vagus ke pankreas dan mengakibatkan produksi
cairan pankreas. Sedangkan pengaturan hormonal terjadi akibat stimulasi hormon
sekretin dan kolesistokonin yang menyebabkan peningkatan sekresi enzim.
2) Fungsi endokrin
Kelenjar endokrin dalam pankreas adalah pulau langerhans yang
menghasilkan hormon. Hormon merupakan zat organik yang mempunyai sifat
khusus untuk pengaturan fisiologis terhadap kelangsungan hidup suatu organ
atau sistem. Sel-sel pulau langerhans tersususn atas sel Alfa yang menghasilakn
hormon glukagon, sel-sel beta yang menghasilkan insulin, sel delta yang
menghasilkan somastostatin atau growh hormon-inhibiting hormone (GH-IH) dan
sel F yang menghasilkan polipeptida pankreatik.
9
1) Hormon glukagon
Molekul glukagon merupakan polipeptida rantai lurus yang mengandung
residu asam amino. Sasaran utama glukagon adalah hati, yaitu dengan
mempercepat konversi glikogen dalam hati dari nutrisi lainnya seperti asam
amino, gliserol dan asam laktat menjadi glukosa (glukoneogenesis). Sekresi
glukagon secara langsung di kontrol oleh kadar gula darah melalui system feed
back negative. Ketika gula darah menurun maka akan merangsang sel-sel alfa
untuk mensekresi glukagon juga disebabkan karena hormon somastostatin. Secara
umum fungsi glukagon adalah merombak glikogen menjadi glukosa, mensintesis
glukosa dari asam lemak dan asam amino (glukoneogenesis ) serta pembebasan
glukosa ke darah oleh sel-sel hati
2) Hormon insulin
Insulin berfungsi memfasilitasi dan mempromosikan transport glukosa melalui
membran plasma sel dalam jaringan tertentu/targetnya seperti otot dan adiposa.
Tidak adanya insulin maka glukosa tidak dapat menembus sel. Glukosa sendiri
digunakan untuk kebutuhan energi dan sebagian lagi disimpan dalam bentuk
glikogen. Insulin juga berfungsi untuk mendorong glukosa masuk ke dalam sel
lemak jaringan adiposa untuk di jadikan gliserol. Gliserol bersama asam lemak
membentuk trigliserida, suatu bentuk lemak yang disimpan. Insulin juga berperan
dalam menghambat perombakan glikogen menjadi glukosa dan konversi asam
amino atau asam lemak menjadi glukosa.
3) Hormon Somastostatin
Somastostatin atau growh hormone–inhibiting hormon (GH-IH) Somastostatin
diproduksi oleh sel delta, yang merupakan hormon yang penting dalam
metabolisme karbohidrat, lemak dan protein (keseimbangan pencernaan)
Hormon ini juga diproduksi oleh hypothalamus. Produksi somastostatin
menghambat produksi hormon pertumbuhan, sekresi gastrin dalam lambung serta
menghambat produksi hormonhormon yang dihasilkan oleh pankreas seperti
glukagon dan insulin sehingga mencegah terjadinya kelebihan sekresi insulin.
Sekresi somastostatin dari pulau langerhans meningkat oleh glukosa, asam amino
tertentu.
4) Polipeptida pankreatik
Hormon ini dihasilkan sel F, mempunyai efek penghambat kontraksi kandung
empedu, pengaturan enzim-enzim pankreas dan berpengaruh terhadap laju
absorbsi nutrien oleh saluran cerna
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hati, kelenjar empedu, dan pankreas memiliki struktur anatomi yang
kompleks, dengan masing-masing memiliki peran penting dalam proses
pencernaan dan metabolisme tubuh. Hati berfungsi sebagai pusat pengolahan
nutrisi dan detoxifikasi, sementara kelenjar empedu bertanggung jawab untuk
menyimpan dan mengeluarkan empedu yang diperlukan untuk pencernaan lemak,
dan pankreas berperan dalam menghasilkan enzim pencernaan dan hormon
insulin.selain itu Ketiga organ ini bekerja secara sinergis dalam sistem
pencernaan. Hati menghasilkan empedu yang disimpan dalam kantong empedu
dan dilepaskan saat diperlukan untuk membantu pencernaan lemak. Enzim dan
hormon yang dihasilkan oleh pankreas memainkan peran penting dalam
pemecahan nutrisi menjadi molekul yang lebih kecil untuk penyerapan oleh usus.
Koordinasi antara ketiga organ ini memastikan proses pencernaan dan
metabolisme berjalan dengan efisien.
3.2 Saran
Perhatikan Gaya Hidup Sehat seperti Menjaga kesehatan hati, kandung
empedu, dan pankreas sangat tergantung pada gaya hidup sehat. Konsumsi
makanan seimbang, hindari konsumsi alkohol berlebihan, dan rajin berolahraga
untuk menjaga fungsi optimal ketiga organ ini.
RutinPeriksa Kesehatan denganRutin periksakan kesehatan seperti
pemeriksaan darah dan pemeriksaan medis berkala. Ini membantu
mengidentifikasimasalah kesehatan yang mungkin timbul pada hati, kandung
empedu, atau pankreas lebih awal, sehingga penanganan dapat dilakukan dengan
lebih efektif.
Konsultasi dengan Ahli Medis jika memiliki kekhawatiran kesehatan atau
ingin memahami lebih dalam tentang kondisi hati, kandung empedu, atau
pankreas, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli medis karena
dapat memberikan informasi yang lebih spesifik dan rekomendasi yang sesuai.
Hindari Kebiasaan Berisiko seperti hindari kebiasaan merokok, konsumsi
alkohol berlebihan, dan pola makan tidak sehat. Kebiasaan-kebiasaan ini dapat
merusak organ-organ ini dan menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang.
11
DAFTAR PUSTAKA