Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH ANATOMI DAN FISIOLOGI

SISTEM PERKEMIHAN
Dosen Pengampu : Ns. Agus Prasetyo, M.Kep.

Disusun Oleh :

Kelompok 4

1. Tri Puji Rahayu (108114034) 8. Fidya Pangestika (108114042)


2. Siti Marfungah (108114035) 9. Rulieti (108114044)
3. Siti Nuraeni (108114036) 10. Sutrimo (108114045)
4. Wisnu Aji S. (108114037) 11. Sulistia Rini (108114046)
5. Ahmad Faqih F. (108114039) 12. Yahya Syaiful R. (108114047)
6. Nina Herlina (108114040) 13. Sumintri (108114048)
7. Desi Ika P. (108114041)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN 3

STIKES AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH CILACAP

2016/2017

i
KATA PENGANTAR

Assalamu ‘alaikum Warahmatulahi Wabarakatuh

Alhamdulilah puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena


berkat rahmat, ridho dan hidayah dari-Nya sehingga pada hari ini kami dapat
menyelesaikan makalah kami. Tak lupa sholawat beriring salam kepada junjungan
Nabi besar Muhammad SAW, yang telah membawa kita semua ke jaman yang
terang benderang seperti sekarang.

Kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu kami dalam penyelesaian makalah ini.

Kami menyadari betul bahwa memang makalah ini belum sempurna


seutuhnya. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
guna pebaikan di masa yang akan datang.

Terakhir pesan dari kami semoga makalah ini dapat dipahami dan
selanjutnya dapat di manfaatkan di bidang pendidikan dan dunia kerja, serta
bermanfaat untuk pembangunan kesehatan bangsa ini.

Wassalamu ‘alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Cilacap, 29 September 2016

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii


DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I PENNDAHULUAN ................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG ................................................................................. 1
B. RUMUSAN MASALAH ............................................................................. 2
C. TUJUAN PENULISAN ............................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 3
A. PENGERTIAN ............................................................................................. 3
B. SUSUNAN SISTEM PERKEMIHAN ........................................................ 3
1. Ginjal ........................................................................................................ 4
2. Ureter ........................................................................................................ 7
3. Vesika Urinaria......................................................................................... 8
4. Uretra ...................................................................................................... 10
5. Nefron ..................................................................................................... 11
C. FISIOLOGI SISTE PERKEMIHAN ......................................................... 15
1. Fungsi Sistem Perkemihan ..................................................................... 15
2. Refleks Berkemih ................................................................................... 15
3. Tahap – Tahap Pembentukan Urine ....................................................... 16
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 18
A. KESIMPULAN .......................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 19

iii
BAB I
PENNDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Manusia seperti makhluk hidup lainnya, berusaha untuk mempertahan-
kan homeostasis, yang berarti keseimbangan. Otak dan organ tubuh lainnya
bekerjasama untuk mengatur suhu tubuh, keasaman darah, ketersediaan
oksigen dan variabel lainnya. Mengingat bahwa organisme hidup harus
mengambil nutrisi dan air, satu fungsi homeostatis penting adalah eliminasi,
atau kemampuan untuk mengeluarkan bahan kimia dan cairan, sehingga dapat
menjaga keseimbangan internal.

Sistem kemih memainkan peran ekskretoris dan homeostatik penting.


Kelangsungan hidup dan berfungsinya sel secara normal bergantung pada
pemeliharaan kosentrasi garam, asam, dan elektrolit lain di lingkungan cairan
internal. Kelangsungan hidup sel juga bergantung pada pengeluaran secara
terus menerus zat-zat sisa metabolism toksik dan dihasilkan oleh sel pada saat
melakukan berbagai reaksi semi kelangsungan hidupnya.

Traktus urinarius merupakan system yang terdiri dari organ-organ dan


struktur-struktur yang menyalurkan urin dari ginjal ke luar tubuh. Ginjal
berperan penting mempertahankan homeostasis dengan mengatur konsentrasi
banyak konstituen plasma, terutama elektrolit dan air dan dengan meng-
eliminasi semua zat sisa metabolisme.

Sistem urin adalah bagian penting dari tubuh manusia yang terutama
bertanggung jawab untuk menyeimbangkan air dan elektrolit tertentu seperti
kalium dan natrium, membantu mengatur tekanan darah dan melepaskan
produk limbah yang disebut urea dari darah.

Sistem kemih terdiri terutama pada ginjal, yang menyaring darah,


sedangkan ureter, yang bergerak urin dari ginjal ke kandung kemih, kandung
kemih, yang menyimpan urin, dan saluran kencing, urin keluar melalui tubuh.
Peran dari sistem urin dengan yang biasa bagi kebanyakan orang adalah
bahwa ekskresi melalui air seni, manusia membebaskan diri dari air tambahan

1
dan bahan kimia dari aliran darah. Aspek penting lain dari sistem urin adalah
kemampuannya untuk membedakan antara senyawa dalam darah yang ber-
manfaat untuk tubuh dan harus dijaga, seperti gula, dan senyawa dalam darah
yang beracun dan harus dihilangkan.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian sistem perkemihan?
2. Bagaimana anatomi organ-organ sistem perkemihan?
3. Bagaimana fisiologi organ-organ sistem perkemihan?
4. Bagaimana proses refleks berkemih?
5. Bagaimana proses pembentukan urine?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui pengertian sistem perkemihan
2. Memahami anatomi organ-organ sistem perkemihan
3. Memahami fisiologi organ-organ sistem perkemihan
4. Mengetahuii proses refleks berkemih
5. Memahami proses pembentukan urine

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN
Sistem perkemihan atau sistem urinaria adalah suatu sistem dimana
terjadinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang
tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih di per-
gunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh larut dalam
air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih).

Sistem perkemihan atau biasa juga disebut Urinary System adalah suatu
system kerjasama tubuh yang memiliki tujuan utama mempertahankan
keseimbangan internal atau Homeostatis. Fungsi lainnya adalah untuk mem-
buang produk-produk yang tidak dibutuhkan oleh tubuh dan bayak fungsi
lainnya yang akan dijelaskan kemudian.

B. SUSUNAN SISTEM PERKEMIHAN

Keterangan gambar :
1. Sistem Perkemihan Manusia
2. Ginjal
3. Pelvis Ginjal
4. Ureter
5. Kadung Kemih
6. Uretra

3
1. Ginjal
Ginjal terletak di daerah
pinggang, tepatnya di perut bagian
belakang dan dilindungi tulang rusuk.
Bentuk ginjal seperti kacang merah,
berwarna merah coklat. Manusia
memiliki 2 buah ginjal, yaitu ginjal kiri
dan ginjal kanan. Ginjal kanan agak
lebih rendah dibandingkan dengan
ginjal kiri karena terdesak oleh hati.
Setiap ginjal beratnya kurang lebih
200g dengan panjang 10 - 15 cm dan
tebal 11/2 – 21/2 cm. Dalam sehari darah melewati ginjal berkali-kali.
Darah memasuki ginjal melalui arteri ginjal dan meninggalkan ginjal
melalui vena ginjal. Rata-rata orang dewasa mengeluarkan urine 1,5 liter
per hari.
Rongga peritoneal, sebelah kanan dan kiri kolumna vertebralis di
kelilingi lemak dan jaringan ikat.
Pada bagian atas terdapat kelenjar
suprarenal. Batas atas ginjal kiri
setinggi iga ke-11 dan ginjal kanan
setinggi iga ke-12 dan batas bawah
ginjal kiri setinggi vertebrae
lumbalis ke-3.
Secara umum ginjal dibagi
menjadi 3 bagian, yaitu sebagai berikut:
a. Kulit ginjal
Kulit ginjal merupakan bagian terluar ginjal yang disebut juga
dengan korteks renalis. Pada kulit ginjal inilah terjadi penyaringan
darah. Kulit ginjal tersusun atas glomerulus dan simpai bowman yang
membentuk kesatuan yang disebut badan malpighi. Glomerulus adalah
kumpulan cabang-cabang yang halus atau anyaman pembuluh darah
kapiler di bagian korteks, sedangkan kapsula bowman adalah lapisan

4
yang melingkupi glomerulus, bentuknya seperti cawan dan berdinding
ganda. Pada kulit ginjal terdapat nefron. Nefron adalah unit penyaring
terkecil ginjal. Sebuah ginjal tersususn atas kurang lebih satu juta
nefron. Setiap nefron tersusun atas glomerulus, simpai bowman,
saluran berkelok-kelok, Ansa Henle, dan saluran pengumpul ginjal.
b. Sumsum ginjal
Bagian tengah ginjal disebut sumsum ginjal atau medula.
Sumsum ginjal merupakan tempat berkumpulnya pembuluh-pembuluh
halus dari simpai bowman. Pembuluh-pembuluh halus tersebut
mengalirkan urine ke saluran yang lebih besar dan bermuara di rongga
ginjal. Proses yang terjadi pada sumsum ginjal adalah reabsorbsi dan
augmentasi.
c. Rongga ginjal
Bagian paling dalam ginjal adalah rongga ginjal atau yang dikenal
dengan pelvis renalis. Fungsinya yaitu menampung urine sementara
sebelum dikeluarkan melalui ureter.

Hubungan antara ginjal dan


struktur lain
a. Ginjal kanan
Permukaan belakang
terletak diatas otot polos
dan sebagian dari otot
diafragma, permukaan
depan berhubungan dengan
hati dan duodenum.
Dikutub atas terdapat
kelenjar adrenal kanan.
Kutub bagian bawah menyentuh bagian melengkung fleksura hepatica
kolon. Pinggir sisi dalam bersebelahan dengan vena cava inferior dan
ureter kanan keluar dari bagian pinggir ini.

5
b. Ginjal kiri
Permukaan belakang terletak diatas otot psoas dan sebagian dari
otot diafragma. Dipermukaan depan terdapat lambung, limpa, dan
ujung pancreas. Di kutub atas terdapat kelenjar endokrin adrenal kiri.
Kutub bagian bawah menyentuh fleksura lienalis. Pinngir sisi dalam
bersebelahan dengan aorta dan ureter kiri keluar dari bagian ini.
(Saputra, Lyndon dan Evi Luvina)
Fungsi ginjal menurut Laurale Sherwood (2011):
a. Mempertahankan keseimbangan H2O di tubuh
b. Mempertahankan osmolaritas cairan tubuh yang sesuai, terutama
melalui regulasi keseimbangan H2O. Fungsi ini penting untuk
mencegah fluks-fluks osmotik masuk atau keluar sel, yang masing-
masing dapat menyebabkan pembekakan atau penciutan sel yang
merugikan.
c. Mengatur jumlah dan konsentrasi sebagian ion CES, termasuk natrium,
klorida, kalium, fosfat, sulfat, kalsium, ion hidrogen, bikarbonat, dan
magnesium. Bahkan fluktuasi kecil konsentrasi sebagian elektrolit ini
dalam CES dapat berpengaruh besar. Sebagai contoh, perubahan
konsentrasi kalium CES dapat menyebabkan disfungsi jantung yang
mematikan.
d. Mempertahankan volume plasma yang tepat, yang penting dalam
pengaturan jangka panjang tekanan darah arteri. Fungsi ini
dilaksanakan melalui peran regulatorik ginjal dalam keseimbangan
garam natrium dan klorida dan H2O.
e. Membantu mempertahankan keseimbangan asam-basa tubuh yang
tepat dengan menyesuaikan pengeluaran ion hidrogen dan bikarbonat
di urine.
f. Mengeluarkan (mengekskresikan) produk-produk akhir (sisa)
metabolisme tubuh, misalnya urea, asam urat, dan kreatinin. Jika
dibiarkan menumpuk maka bahan-bahan sisa bahan ini menjadi racun,
terutama bagi otak.

6
g. Mengeluarkan banyak senyawa asing, misalnya obat adiktif, makanan,
pestisida, dan bahan eksogen non-nutritif lain yang masuk ke tubuh.
h. Menghasilkan eritropoietin, suatu hormon yang merangsang produksi
sel darah merah.
i. Menghasilkan renin, suatu hormon enzim yang memicu suatu reaksi
berantai yang penting dalam penghematan garam oleh ginjal.
j. Mengubah vitamin D menjadi bentuk aktifnya.

2. Ureter
Ureter adalah tabung yang keluar dari setiap ginjal, struktur ini
membawa urine ke dalam kandung kemih (Lyndon saputra, 2009).
Ureter terdiri dari dua saluran pipa, masing-masing bersambung
dari ginjal ke kandung kemih (vesica urinaria), panjangnya 25-30 cm,
dengan penampang 0,5 cm, diameter 1,7 cm , dan mampu menampung
urine sebanyak 2-3 ml. Ureter sebagian terletak pada rongga abdomen dan
sebagian terletak dalam rongga pelvis (Syaifudin, 2011).
a. Ureter pria
Ureter pria terdapat didalam visura seminalis bagian atas dan
disilang oleh duktus desenden dan dikelilingi oleh pleksus vesikalis.
Akhirnya ureter berjalan oblig sepanjang 2cm didalam dinding vesika
urinaria pada sudut lateral dari trigonum vesika. Sewaktu menembus
vesica urinaria, dinding atas dan dinding bawah ureterakan tertutup
pada waktu vesika urinaria penuh, membentuk katup vulva (valvula)
dan mencegah pengembalian urin dari vesika urinaria.
b. Ureter wanita
Ureter wanita terletak dibelakang fossa ovarika, berjalan
kebagian medial dan kedepan bagian lateralis servik uteri
bagian atas vagina untuk mencapai fundusvesika urinaria.
Dalam perjalanan ureter didampingi oleh arteriuterina
sepanjang 2,5 cm, selanjutnya arteri ini menyilang ureter dan
menuju keatas diantara lapisan ligamentum lantum, ureter
mempunyai jarak 2 cm dari sisi servik uteri.

7
Lapisan ureter terdiri dari :

a. Dinding luar jaringan ikat


fibrosa
b. Lapisan tengah otot polos
c. Lapisan mukosa.

Fungsi Ureter

Fungsi ureter seperti katup saat menembus dinding vesika urinaria


yaitu ureter menembus dinding vesika urinaria secara miring, dan ini
menimbulkan fungsi seperti katup yang mencegah aliran balik urin ke arah
ginjal pada saat vesika urinaria terisi. Pada laki laki, ureter menyilang
duktus deferens di dekat ujung terminalnya. Pada perempuan ureter
meninggalkan region spuna ischiadica dengan membelok ke depan dan
medial di bawah dasar ligamentum latum. Di sini ureter menyilang arteri
utenaria. (Richard, 2011)

3. Vesika Urinaria
Vesika urinaria (bladder) disebut juga kandung kemih terdiri atas 2
bagian, yaitu daerah fundus dan leher kandung kemih. Bagian leher
kandung kemih disebut juga uretra posterior karena berhubungan dengan
uretra. Mukosa kandung kemih dilapisi oleh epitel transisional yang
mengandung ujung-ujung saraf sensoris. Di bawahnya terdapat lapisan sub
mukosa yang sebagian besar tersusun dari jaringan ikat dan jaringan
elastin. Otot polos kandung kemih adalah otot detrusor yang terdiri dari
lapisan otot longitudinal pada lapisan luar dan dalam sedangkan otot
sirkuler pada bagian tengahnya.
Vesika urinaria adalah kantong berotot yang dapat mengempis,
terletak 3 sampai 4 cm dibelakang simpisis pubis ( tulangkemaluan ).

Didalam vesika urinaria mampu menampung urin antara 170 - 230 ml.
(Evelyn, 2002 ). Vesika mempiliki 4 lapisan ,yaitu :

a. Serosa (lapisan luar) perpanjangan lapisan peritoneal rongga abdomino


pelvis

8
b. Otot detrusor (lapisantengah)
c. Submukosa
d. Mukosa (lapisan terdalam) saar kemih relaxs, mukosa pipih
mengembang ketika urin terkumpul.

Ruang di dalam kandung kemih menunjuk suatu bentuk segitiga


yang di sebut trigonum vesikaurinarius. Dasar trigonum mengarah keatas,
sedangkan puncaknya meruncing kebawah. Kedua ureter membuka di
bagian atas trigonum, sedangkan uretra berawal dari puncaknya. Trigonum
ini memiliki banyak ujung saraf sensorik dan sangat peka (sensitif)
terhadap kepenuhan kandung kemih pada saat kandungan urine bertambah
di dalamnya. (Evelyn C. Pearce, 2010)

Bagian vesika urinaria

a. Fundus yaitu, bagian yang menghadap kearah belakang dan bawah,


bagian ini terpisah dari rectum
oleh spatium rectovesikale yang
terisi oleh jaringan ikat duktus
deferen, vesika seminalis, dan
prostat.
b. Korpus yaitu, bagian antara
vertex dan fundus.
c. Verteks yaitu, bagian yang mancung kearah muka dan berhubungan
dengan ligamentum vesika umbilikalis.

Vesika urinaria mempunyai dua fungsi yaitu :

a. Sebagai tempat penyimpanan urin sebelum meninggalkan tubuh.


b. Dibantu uretra vesika urinaria berfungsi mendorong urin keluar tubuh.
(RogerWatson, 2002 ).

9
4. Uretra
Uretra adalah suatu saluran sambungan yang membawa urin dari
kandung kemih kearah luar. (Saputra, Lyndon). Uretra adalah alur sempit
yang berpangkalan pada kandung kemih dan fungsinya menyalurkan
fungsi keluar (syaifuddin, 2011). Uretra merupakan bagian akhir dari
sistem saluran kemih, panjang uretra pada laki-laki dan wanita memiliki
panjang berbeda, laki-laki lebih panjang, karena bentuknya yang lebih
pendek ini maka wanita lebih mudah terkena infeksi pada saluran
berkemihnya. (Muh.Judha).

a. Uretra laki-laki
Pada laki-laki, uretra memiliki panjang 15 hingga 20 cm dari
kandung kemih ke lubang keluarnya di ujung penis. Uretra laki-laki
dibagi menjadi beberapa bagian.
1) Bagian prostat-kelenjar prostat mengelilingi uretra di bagian ini,
sfingter uretra terdapat dibagian ini.
2) Bagian membrane- bagian uretra yang berlanjut dari bagian
prostat.
3) Bagian penis- bagian yang terdapat didalam penis.

Uretra laki-laki menjalankan 2 tugas. Tugas pertama adalah


menyalurkan urin dan yang kedua adalah menyalurkan air mani.
(Saputa,Lyndon)

10
b. Uretra wanita
Uretra pada perempuan
berukuran pendek, dengan
panjang 3,8 cm. lubang
keluarnya membuka diantara
bibir vagina diatas lubang
vagina. Otot spingter uretra
perempuan terdapat di permulaan
saluran tersebut. (Saputa, Lyndon)
Uretra wanita terletak dibelakang simfisis, berjalan sedikit
miring ke arah atas. Salurannya dangkal, panjangnya kira-kira 4 cm
mulai dari orifisiu uretra interns sampai ke orifisium uretra ekterna.
Uretra ini terdapat dibelakang simfisis pada dinding anterior vagina,
menjurus obliq ke bawah dan menghadap ke depan.
Apabila tidak dilatasi, diamternya 6 cm. Uretra ini menembus
fasia oris. Glandula uretra bermuara ke uretra, yang terbesar
diantaranya adalah glandula para uretralis (skene) yang bermuara ke
dalam orifisium uretra dan hanya berfungsi sebagai saluran ekskresi.
Lapisan uretra wanita terdiri:
a. Tunika muskularis
b. Lapisan spongeosa
c. Lapisan mukosa sebelah dalam

Diafragma urogenitalis dan orifisium ekterna langsung didepan


permukaan vagina 2,5 cm dibelakang gland klitoris.( syaifuddin,2011).

Pada wanita, panjang uretra sekitar 2,5 sampai 4 cm dan terletak


di antara klitoris dan pembukaan vagina. Pria memiliki uretra yang
lebih panjang dari wanita. Artinya, wanita lebih berisiko terkena
infeksi kantung kemih atau sistitis dan infeksi saluran kemih.

5. Nefron
Menurut ethel slowan (2003) Nefron merupakan unit structural dan
fungsional ginjal. Masing-masing ginjal terbentuk dan kira-kira satu Ginjal

11
mengandung 1 sampai 4 juta nefron yang merupakan unit pembentuk
urine. Setiap neron memiliki satu komponen muscular (kapiler) dan satu
komponen tubular.
Menurut Jan Tambayong (2001) nefron merupakan satuan
fungsional ginjal yaitu tempat pembentukan urin awal. Setiap nefron
terdiri atas komponen vaskular dan tubuler. Komponen vaskuler terdiri
atas pembuluh-pembuluh darah, yaitu glomerulus dan kapiler peritubular,
yang mengitari tubuh. Komponen tubular berawal dengan kapsula
bowman (glomerular) dan mencakup tubuli kontortus proksimal, ansa
henle, dan tubuli kontortus distal. Dari tubuli distal, isinya hanya
disalurkan kedalam duktus koligens (saluran penampung atau pengumpul).

Bagian-bagian nefron:

a. Badan Malpighi
Struktur ini terdapat di dalam korteks ginjal dan terdiri atas bagian-
bagian sebagai berikut:
1) Kapsula Bowman
Kapsula Bowman memiliki dinding yang tersusun atas satu
lapis jaringan epitel yang pipih dan tipis yang mengelilingi
kantungnya merupakan kantong/kapsul yang membungkus
glomerulus. Kapsula bowman ditemukan oleh Sir William
Bowman. Fungsi kapsula bowman adalah untuk mengumpulkan
cairan hasil penyaringan glomerulus

12
2) Glomerulus
Glomerulus tersusun atas kapiler darah. Kapsula bowman
mengelilingi setiap glomerulus ini. Fungsi glomerulus adalah
sebagai tempat penyaringan darah yang akan menyaring air, garam,
asam amino, glukosa, dan urea. Menghasilkan urin primer.
Glomerulus dan kapsul bowman bersama-sama membentuk sebuah
korpuskel ginjal.
b. Pembuluh-pembuluh uriner
Pembuluh uriner adalah suatu saluran yang berasal dari kapsula
Bowman. Tuba konvula pertama terdapat di bagian korteks, dan dari
bagian ini, suatu saluran berlanjut ke medulla dan kembali ke korteks.
Saluran ini adalah lengkung henle. Setelah kembali ke korteks,
lengkung henle menjadi tuba konvulata kedua. Dari sini tubulus
penampung menurun ke dalam bagian medulla dan membuka ke dalam
suatu struktur berbentuk mangkuk yang disebut kaliks. Kaliks ini
merupakan bagian dari pelvis renalis. Pyramid yang terdapat di bagian
medulla tersusun tas tubulus penampung ini.
Semua dinding struktur yang disebut diatas sangat permeable,
tidak hanya terhadap air, tetapi juga terdapat bahan kristaloid (bahan
hablur yang mudah larut), misalnya glukosa, asam amino, uretra, dsb.
1) Tubulus kontortus proximal
Tubulus kontortus
proksimal panjangnya
mencapai 15 mm dan sangat
berliku. Pada permukaan
yang menghadap lumen
tubulus ini terdapat sel-sel
efitelial kuboid yang kaya
akan mikrovilus (brush
border) dan memperluas area
permukaan lumen.

13
2) Ansa henle
Ansa henle panjangnya mencapai 15 mm. Tubulus
kontortus proksimal mengarah ke tungkai desenden ansa henle,
membentuk yang masuk ke dalam medulla membentuk lengkungan
jepit yang tajam (lekukan), dan mebalik ke atas membentuk
tungkai asenden ansa henle.
3) Tubulus kontortus distal
Tubulus kontortus distal juga sangat berliku, panjang nya
sekitar 5 mm dan memebentuk segmen terakhir nefron.
 Disepanjang jalurnya, tubulus ini bersentuhan dengan dindingg
arteriol aferen. Bagian tubulus yang bersentuhan dengan
arteriol mengandung sel-sel termodifikasi yang disebut mecula
densa. Macula densa berfungsi sebagai suatu kemoreseptor
dan distimulasi oleh penurunan ion natrium.
 Dinding arteriol aferen yang bersebelahan dengan macula
densa mengandung sel-sel otot polos termodifikasi yang
disebut sel jukstaglomerular. Sel ini distimulasi melalui
penurunan tekanan darah untuk memproduksi imun.
 Macula densa, sel jukstaglomerular, dan sel mesangium saling
bekerja sama untuk memebentuk apparatus jukstaglomerular
yang penting dalam pengaturan tekanan darah.
4) Tubulus dan duktus pengumpul (koligentess)
Karena setiap tubulus pengumpul berdesenden di korteks,
maka tubulus tersebut akan mengalir ke sejumlah tubulus kontortus
distal. Tubulus pengumpul membentukduktus pengumpul besar
yang lurus. Duktus pengumpulmembentuk tuba yang bermuara ke
dalam pelvis ginjal melalui kaliks mayor. Dari pelvis ginjal, urine
dialirkan ke ureter yang mengarah ke kandung kemih.

14
C. FISIOLOGI SISTEM PERKEMIHAN

1. Fungsi Sistem Perkemihan


a. Membuang sisa metabolisme
 Sisa-sisa metabolisme nitrogen : ureum, kreatinin, uric acid.
 Racun-racun/toksik
 Obat-obatan/drug
b. Pengaturan homeostatis
 Keseimbangan air
 Elektrolit
 Keseimbangan asam-basa darah
 Tekanan darah
 Produksi darah merah
 Mengaktifkan vitamin D

2. Refleks Berkemih
Miksi atau berkemih adalah proses pengosongan kandung kemih,
diatur oleh dua mekanisme refleks berkemih dan control volunteer.
Refleks berkemih terpicu ketika reseptor regang di dalam dinding kandung
kemih terangsang.
Kandung kemih pada orang dewasa dapat menampung hingga 250
sampai 400 ml urin sebelum tegangan di dindingnya mulai cukup
meningkat untuk mengaktifkan reseptor tegang. Semakin besar tegangan
melebihi ini, semakin besar tingkat pengaktifan reseptor. Serat-serat aferen
dari reseptor regang membawa impuls ke medulla spinalis dan akhirnya,
melalui antar neutron, merangsang saraf parasimpatis untuk kandung
kemih dan menghambat neuron motoric ke sfingter eksternus. Stimulasi
saraf parasimpatis kandung kemih menyebabkan organ ini berkontraksi.
Tidak ada mekanisme khusus yang dibutuhkan untuk membuka
sfingter internus, perubahan bentuk kantung kemih selama kontraksi akan
secara mekanis menarik terbuka sfingter internus. Secara bersamaan,
sfingter eksternus melemas karena neuron-neuron motoriknya dihambat.

15
Kini kedua sfingter terbuka dan urin terdorong melalui uretra oleh gaya
yang ditimbulkan oleh kontraksi kandung kemih. Refleks berkemih ini,
yang seluruhnya adalah refleks spinal, mengatur pengosongan kandung
kemih.

3. Tahap – Tahap Pembentukan Urine


a. Proses filtrasi
Terjadi di glomerolus,
proses ini terjadi karena
permukaan aferent lebih besar
dari permukaan aferent maka
terjadi penyerapan darah,
sedangkan sebagian yang
tersaring adalah bagian cairan
darah kecuali protein, cairan
yang tersaring ditampung oleh
simpai bowman yang terdiri
dari glukosa, air, sodium,
klorida, sulfat, bikarbonat dll,
diteruskan ke seluruh ginjal.
b. Proses reabsorpsi
Terjadi penyerapan kembali sebagian besar dari glukosa,
sodium, klorida, fosfat dan beberapa ion karbonat. Prosesnya terjadi
secara pasif yang dikenal dengan obligator reabsorpsi terjadi pada
tubulus atas. Sedangkan pada tubulus ginjal bagian bawah terjadi
kembali penyerapan dan sodium dan ion karbonat, bila diperlukan
akan diserap kembali kedalam tubulus bagian bawah, penyerapannya
terjadi secara aktif dikienal dengan reabsorpsi fakultatif dan sisanya
dialirkan pada pupila renalis.
c. Augmentasi (Pengumpulan)
Proses ini terjadi dari sebagian tubulus kontortus distal sampai
tubulus pengumpul. Pada tubulus pengumpul masih terjadi penyerapan
ion Na+, Cl-, dan urea sehingga terbentuklah urine sesungguhnya.

16
Dari tubulus pengumpul, urine yang dibawa ke pelvis renalis
lalu di bawa ke ureter. Dari ureter, urine dialirkan menuju vesika
urinaria (kandung kemih) yang merupakan tempat penyimpanan urine
sementara. Ketika kandung kemih sudah penuh, urine dikeluarkan dari
tubuh melalui uretra.

17
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Sistem urinary adalah sistem organ yang memproduksi, menyimpan,
dan mengalirkan urin. Pada manusia, sistem ini terdiri dari dua ginjal, dua
ureter, kandung kemih, dua otot sphincter, dan uretra.

Sistem urinaria terdiri atas:

1. Ginjal, yang mengeluarkan sekret urine.


2. Ureter, yang menyalurkan urine dari ginjal ke kandung kencing.
3. Kandung kencing, yang bekerja sebagai penampung.
4. Uretra, yang menyalurkan urine dari kandung kencing.

Tahap – Tahap Pembentukan Urine:

1. Tahap Filtrasi, terjadi di glomerolus


2. Tahap Reabsorpsi, terjadi di tubulus kontortus proksimal
3. Tahap Augmentasi, terjadi di tubulus kontortus distal sampai tubulus
pengumpul

Miksi atau berkemih adalah proses pengosongan kandung kemih, diatur oleh
dua mekanisme refleks berkemih dan control volunteer. Refleks berkemih
terpicu ketika kandung kemih telah terisi kemudian reseptor tegang dan
merangsang saraf parasimpatis menyebabkan kontraksi kandung kemih
kemudian sfingter uretra internus secara mekanis terbuka ketika kandung
kemih berkontraksi.

18
DAFTAR PUSTAKA

Endang Sri Lestari dan Idun Kistinnah. 2009. Biologi 2. Makhluk Hidup dan
Lingkungannya Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta : Pusat Perbukuan.
Departemen Pendidikan Nasional.

Tambayong, jan. 2001.Anatomi dan Fisiologi Untuk Keperawatan.jakarta:EGC

Lyndon, saputra.2009. Anatomi Fisiologi untuk Perawat dan


Paramedic.Jakarta:EGC

Roger, Watson.2002. Anatomi dan Fisiologi Untuk Perawat. Jakarta : ECG

19

Anda mungkin juga menyukai