Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

ILMU KEPERAWATAN DASAR II

PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN

Oleh :

Kelompok B

Anggota:

1. Afnila Anggraini-2011312014 7. Mila Gustia-2011312065

2. Aisyi Rasyifa Zuhdiyyah-2011312002 8. Odelia Sabrina Visandri-2011312011

3. Berlian Oktafianti-2011312062 9. Putri Wahyu Utami-2011312008

4. Diva Erlinda-2011312005 10. Roby Juniwieldra Almy-2011312056

5. Diyan R. Kurnia-2011312074 11. Tessa Edrian-2011311055

6. Hania Safiira-2011312068 12. Tio Rivaldi-2011312059

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS ANDALAS

2021

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan
tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami membahas mengenai Pemenuhan Kebutuhan
Aktivitas dan Latihan.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah
ini. Oleh karena itu kami membutuhkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan dan
penyempurnaan makalah ini kedepannya.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Padang, 5 Februari 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………2

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………...……3

BAB I (PENDAHULUAN)………………………………………………………………………4

A. Latar Belakang…………………………………………………………………………….…4
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………………………
5
C. Tujuan………………………………………………………………………………...………5

BAB II (PEMBAHASAN)……………………………………………………………………..…
6

A. Definisi Kebutuhan Aktivitas dan Latihan……...


………………………………………….6
B. Kebutuhan Mobilitas dan Imobilitas………………..….……………………………...……
6
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Istirahat dan Tidur……...………………………...…
7
D. Pelaksanaan Pemenuhan Aktivitas dan Latihan……………………………………..….…
9
E. Perubahan Sistem Tubuh Akibat Mobilitas…….………………...…………………….…
10
F. Sistem Tubuh yang Berperan dalam Kebutuhan Aktivitas dan
Latihan…………….......13
G. Asuhan Keperawatan Kebutuhan Aktivitas dan
Latihan………………………………...14

BAB III (PENUTUP)……………………………………………………………………………


17

A. Kesimpulan………………………………………………………………………………….17

3
B. Saran……………………………………………………………………………………...…17

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………...18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mekanika manusia mencakup pengetahuan tentang bagaimana dan mengapa kelompok
otot tertentu digunakan untuk menghasilkan dan mempertahankan gerakan dengan aman.
Saat menggunakan mekanisme tubuh yang tepat, perawat perlu memahami pengetahuan
tentang gerakan, termasuk bagaimana mengkoordinasikan gerakan tubuh, termasuk fungsi
terintegrasi dari sistem rangka, otot rangka, dan sistem saraf. Selain itu, beberapa kelompok
otot terutama digunakan untuk latihan, dan kelompok otot lainnya digunakan untuk
membentuk postur / bentuk tubuh Manusia dapat menggerakan posisinya sesuai dengan
keinginannya untuk berolahraga. Gerakan bebas ini terjadi karena kerjasama antara dua
sistem organ (yaitu tulang atau tulang dan otot).
Rangka yang terbuat dari tulang bisa bergerak karena digerakkan oleh otot. Oleh karena
itu, pada kenyataannya tulang tidak memiliki kemampuan untuk bergerak sendiri.
Karenanya, tanda-tanda ini disebut mobil termotivasi, dan otot memiliki kemampuan untuk
berkontraksi, memendek, mengendur, atau mundur. Jika otot dipendekkan maka akan
menghasilkan energi, dan organ yang menempel atau organ sekitarnya akan bergerak ke arah
tertentu. Saat otot rileks, organ bergerak ke arah yang berlawanan. Berdasarkan hal ini, otot
disebut gerakan aktif, dan postur tubuh mengacu pada susunan geometris bagian tubuh yang

4
terkait dengan bagian tubuh lainnya. Bagian belajar dari postur tubuh adalah persendian,
tendon, ligamen dan otot. Jika Anda menggunakan keempat bagian dengan benar dan
menjaga keseimbangan, Anda dapat memaksimalkan tubuh Anda, seperti dalam posisi
duduk, berdiri dan berbaring yang benar.
Penjajaran tubuh yang buruk mengurangi penampilan individu dan memengaruhi
kesehatan, yang menyebabkan penyakit. Perawat merupakan panutan penting untuk menjaga
kesehatan / kebiasaan yang baik, postur tubuh yang baik dapat meningkatkan fungsi tangan
yang benar, mengurangi konsumsi energi, mengurangi kecelakaan, memperluas ekspansi
paru-paru, dan meningkatkan fungsi ginjal dan saluran cerna.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan aktivitas dan latihan?
2. Apa saja jenis latihan dan aktivitas?
3. Apa saja faktor yang memengaruhi kebutuhan aktivitas dan latihan?
4. Bagaimana pelaksanaan pemenuhan kebutuhan aktivitas dan latihan?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui aktivita dan latihan
2. Untuk mengetahui jenis latihan dan aktivitas
3. Untuk mengetahui faktor yang memengaruhi kebutuhan aktvitas dan latihan
4. Untuk mengetahui pelaksanaan pemenuhan kebutuhan aktivitas dan latihan

5
BAB I I

PEMBAHASAN

A. Definisi Kebutuhan Aktivitas dan Latihan


Aktivitas adalah suatu energi atau keadaan bergerak dimana manusia memerlukan untuk
dapat memenuhi kebutuhan hidup.
Latihan merupakan suatu gerakan tubuh secara aktif yang dibutuhkkan untuk menjaga
kinerja otot dan mempertahankan postur tubuh.

B. Kebutuhan Mobilitas dan Imobilitas


Mobilitas merupakan kebutuhan dasar manusia yang diperlukan individu untuk
melakukan aktivitas sehari-hari berupa pergerakan sendi, sikap, gaya berjalan, latihan
maupun kemampuan aktivitas (DeLaune & Ladner, 2011).
Kebutuhan Mobilitas atau mobilisasi merupakan kemampuan individu untuk bergerak
secara bebas, mudah dan teratur dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas guna
mempertahankan kesehatannya.
Mobilitas terbagi menjadi :
1. Mobilitas Penuh

6
Kemampuan seseorang ubtuk bergerak secara penuh danbebas sehingga dapat
melakukan interaksi sosial dan menjalankan aktivitas sehari hari.
2. Mobilitas Sebagian
Kemampuan seseorang untuk bergerakdengan atasan jelas dan tidak mampu bergerak
dengambebas karena dibatasi denganadanya gangguan saraf, motorik dan sensorik pada
area tubuhnya.
Mobilitas sebagian terbagi atas :
a. Mobilitas sebagian imporer, yaitu mobilitas sebagian yang sifatnya sementara. Hal
ini dapat disebabkan oleh trauma reversibel pada sistem muskuloskeletal, misalnya
dislokasi sendi dan tulang.
b. Mobilitas sebagian permanen, yaitu mobilitas sebagian yang menetap. Hal ini dapat
disebabkan oleh kerusakan sitem syaraf yang ireversibel, contohnya himeplegia
karena stroke, paraplegi karena cedera tulang belakang, dan poliomelietis karena
terganggunya sistem syaraf motorik dan sensorik.
Kebutuhan Imobilitas atau imobilisasi merupakan keadaan dimana seseorang tidak dapat
bergerak secara bebas karena kondisi yang mengganggu pergerakan (aktivitas), misalnya
mengalami trauma tulang belakang, cidera otak berat disertai fraktur pada ekstremitas, dan
sebagainya.
Jenis imobilitas :

1. Imobiltas fisik, merupakan pembatasan untuk bergerak secara fisik dengan tujuan
mencegah terjadinya gangguan komplikasi pergerakan, seperti pada pasien hemiplegia
yang tidak mampu mempertahankan tekanan di daerah paralisis sehingga tidak dapat
mengubah posisi tubuhnya untuk mengubah tekanan.
2. Imobilitas intelektual, merupakan keadaan dimana mengalami keterbatasan berpikir,
seperti pada pasien yang mengalami gangguan otak akibat suatu penyakit.
3. Imobilitas emosional, yakni keadaan ketika mengalami pembatasan secara emosional
karena adanya perubahan secara tiba-tiba dalam menyesuaikan diri. Seperti keadaan
stress berat karena diamputasi ketika mengalami kehilangan bagian anggota tubuh atau
kehilangan sesuatu yang paling dicintai.

7
4. Imobilitas sosial, yakni keadaan seseorang yang mengalami hambatan dalam
berinteraksi karena keadaan penyakitnya sehingga dapat mempengaruhi perannya
dalam kehidupan social.

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Istirahat dan Tidur


Pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur setiap orang berbeda – beda. Ada
yangkebutuhannya terpenuhi dengan baik, ada pula yang mengalami gangguan.
Seseorang bisa tidur atau tidak dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya sebagai
berikut:
1. Status Kesehatan
Seseorang yang kondisi tubuhnya sehat memungkinkan ia dapat tidur dengan nyenyak.
Tetapi pada orang yang sakit dan rasa nyeri, maka kebutuhan istirahat dan tidurnya tidak
dapat dipenuhi dengan baik sehingga ia tidak dapat tidur dengan nyenyak. Misalnya pada
klien yang menderita gangguan pada sistem pernapasan.Dalam kondisinya yang sesak
napas, maka seseorang tidak mungkin dapat istirahat dan tidur (Asmadi, 2008)
2. Lingkungan
Lingkungan dapat meningkatkan atau menghalangi seseorang untuk tidur. Pada
lingkungan yang tenang memungkinkan seseorang dapat tidur dengan nyenyak.
Sebaliknya lingkungan yang ribut, bising, dan gaduh akan menghambat seseorang untuk
tidur. Keadaan lingkungan yang tenang dan nyaman bagi seseorang dapat mempercepat
terjadinya proses tidur (Hidayat, 2008)
3. Stress Psikologis
Cemas dan depresi akan menyebabkan gangguan pada frekuensi tidur. Hal ini disebabkan
karena pada kondisi cemas akan meningkatkan norepinefrin darahmelalui sistem saraf
simpatis. Zat ini akan mengurangi tahap IV NREM dan REM(Asmadi, 2008)
4. Diet / Nutrisi
Terpenuhinya kebutuhan nutrisi yang cukup dapat mempercepat proses tidur.Protein yang
tinggi seperti pada keju, susu, daging, dan ikan tuna dapat mempercepat proses tidur,
karena adanya triptofan yang merupakan asam aminodari protein yang dicerna (Hidayat,
2008). Sebaliknya minuman yang mengandung kafein maupun alkohol akan mengganggu
tidur (Asmadi, 2008).

8
5. Gaya Hidup
Kelelahan dapat mempengaruhi pola tidur seseorang. Kelelahan tingkat menengah orang
dapat tidur dengan nyenyak. Sedangkan pada kelelahan yang berlebihan akan
menyebabkan periode tidur REM lebih pendek (Asmadi, 2008).

6. Obat – Obatan
Obat dapat juga mempengaruhi proses tidur. Beberapa jenis obat yang dapat
mempengaruhi proses tidur adalah jenis golongan obat diuretic menyebabkan seseorang
insomnia, anti depresan dapat menekan REM, kafein dapat meningkatkan saraf simpatis
yang menyebabkan kesulitan untuk tidur, golongan beta bloker dapat berefek pada
timbulnya insomnia, dan golongan narkotik dapat menekan REM sehingga mudah
mengantuk (Hidayat, 2008)
7. Motivasi
Motivasi merupakan suatu dorongan atau keinginan seseorang untuk tidur, yangdapat
mempengaruhi proses tidur. Selain itu adanya keinginan untuk menahan tidak tidur dapat
menimbulkan gangguan proses tidur. (Hidayat, 2008)

D. Pelaksanaan Pemenuhan Aktivitas dan Latihan


1. Pengaturan Posisi Tubuh sesuai Kebutuhan Pasien
a. Posisi fowler
b. Posisi sim
c. Posisi trendelenburg
d. Posisi dorsal recumbent
e. Posisi lithotomi
2. Ambulansi diri
3. Melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri
4. Latihan isotonik
5. Latihan napas dalam dan batuk efektif
6. Melakukan postural drainase
7. Melakukan komunikasi terapeutik
8. Latihan ROM Pasif dan Aktif

9
a. Fleksi dan eksi pergelangan tangan
b. Fleksi dan ekstensi siku
c. Pronasi dan supinasi lengan bawah
d. Pronasi fleksi bahu
e. Abduksi dan adduksi
f. Rotasi bahu
g. Fleksi dan ekstensi jari-jari
h. Infersi dan efersi kaki
i. Fleksi dan ekstensi pergelangan kaki
j. Fleksi dan ekstensi lutut
k. Rotasi pangkal paha
l. Abduksi dan adduksi pangkal paha

E. Perubahan Sistem Tubuh Akibat Mobilitas


Dampak dari imobilitas dalam tubuh dapat mepengaruhi sistem tubuh. Seperti perubahan
pada metabolisme tubuh, ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, gangguan dalam
kebutuhan nutrisi, gangguan fugsi gastrointestinal, perubahan sistem pernafasan, perubahan
kardiovaskuler, perubahan sistem musculoskeletal, perubahan kulit, perubahan eliminasi
(buang air besar dan kecil), dan perubahan perilaku.
1. Perubahan Metabolisme
Secara umum imobilitas dapat mengganggu metabolisme secara normal.
Mengingat imobilitas dapat menyebabkan turunnya kecepatan metabolism dalam tubuh.
Hal tersebut dapat dijumpai pada menurunnya Basal Metabolisme Rate (BMR) yang
menyebabkan berkurangnya energy untuk perbaikan sel-sel tubuh. Sehingga dapat
mempengaruhi oksigensi sel. Perubahan metabolism imobilitas dapat mengakibatkan
proses anabolisme menurun dan katabolisme meningkat. Keadaan ini dapat
meningkatkan resiko gangguan metabolisme. Proses imobilitas dapat juga menyebabkan
penurunan ekskresi urine dan peningkatan nitrogen. Hal tersebut dapat ditemukan pada
pasien yang mengalami immobilitas pada hari kelima dan keenam. Beberpa dampak dan
perubahan metabolisme diantaranya, pengurangan jumlah metabolisme, antropi kelenjar

10
dan katabolisme protein, ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, demineralisasi tulang,
gangguan dalam mengubah zat gizi, dan gangguang gastrointestinal.
2. Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit
Terjadinya ketidakseimbangan cairan dan elektrolit sebagai dampak dari
imobilitas akan mengakibatkan persediaan protein menurun dan konsentrasi protein
serum berkurang, sehingga dapat mengganggu kebutuhan cairan tubuh. Di samping itu,
berkurangnya perpindahan cairan dari intravaskuler ke interstisial dapat menyebabkan
edema sehingga terjadi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit. Imobilitas juga dapat
mengakibatkan demineralisasi tulang akibat menurunnya aktivitas otot. Sedangkan
meningkatnya demineralisasi tulang dapat mengakibatkan reabsorbsi kalium.
3. Gangguan Perubahan Gizi
Terjadinya gangguan zat gizi yang disebabkan oleh menurunnya pemasukan
protein dan kalori dapat mengkibatkan pengubahan zat-zat makanan pada tingkat sel
menurun. Dimana sel tidak lagi menerima glukosa, asam amino, lemak, dan oksigen
dalam jumlah yang cukup untuk melaksanakan aktivitas metabolisme.
4. Gangguan Fungsi Gastrointestinal Imobilitas
Imobilitas dapat menyebabkan gangguan fungsi gastrointestinal. Hal ini
desebabkan imobilitas dapat menurunkan hasil makanan yang dicerna, sehingga
penurunan jumlah masukan yang cukup dapat menyebabkan keluhan. Seperti perut
kembung, mual dan nyeri lambung yang dapat menyebabkan gangguan proses eliminasi.
5. Perubahan Sistem Pernafasan
Akibat imobilitas, kadar hemoglobin menurun, ekspansi paru menurun, dan
terjadinya lemah otot yang dapat menyebabkan proses metabolisme terganggu.
Terjadinya penurunan kadar hemoglobin dapat menyebabkan penurunan aliran oksigen
dari alveoli ke jaringan, sehingga menyebabkan anemia.
6. Perubahan Kardiovaskuler
Perubahan sistem ini akibat imobilitas antara lain dapat berupa hipotensi
ortostatik, meningkatnya kerja jantung dan terjadinya pembentukan trombus. Terjadinya
hipotensi ortostatik dapat disebakab menurunnya kemampuan saraf otonom, pada posisi
yang tetap dan lama, refleks neurovaskuler akan menurun dan menyebabkan

11
vasokonstriksi, kemudian darah terkumpul pada vena bagian bawah sehingga aliran darah
ke sistem sirkulasi terhambat.
Meningkatnya kerja jantung dapat disebabkan imobilitas dengan posisi horizontal.
Dalam keadaan normal, darahyang terkumpul pada ekstremitas bawah bergerak dan
meningkatkan aliran vena kembali ke jantung dan akhirnya jantung akan meningkatkan
kerjanya. Terjadinya trombus juga diakibatkan meningkatnya vena statis yang merupakan
hasil penurunan kontraksi muscular sehingga meningkatkan arus balik vena.
7. Perubahan Sistem Muskuloskeletal
a. Gangguan Muskular
Yakni menurunnya massa otot sebagai dampak imobilitas secara langsung. Hal ini
ditandai dengan menurunnya stabilitas. Berkurangnya massa otot dapat menyebabkan
atropi pada otot. Seperti, otot betis yang telah dirawat lebih dari enam minggu
ukurannya akan lebih kecil dan menunjukkan tanda lemah dan lesu.
b. Gangguan Skeletal
Misalnya, akan mudah terjadi kontraktur sendi dan osteoporosis. Kontraktur
merupakan kondisi yang abnormal dengan kriteria adanya fleksi dan fiksasi yang
disebabkan atropi dan memendeknya otot. Kontraktur dapat menyebabkan sendi
dalam kedudukan yang tidak berfungsi. Osteoporosis terjadi akibat reabsorbsi tulang
semakin besar, sehingga menyebabkan jumlah kalsium ke dalam darah menurun dan
jumlah kalsium yang di keluarkan melalui urine semakin besar.
8. Perubahan Sistem Integumen
Hal ini terjadi berupa penurunan elastisitas kulit karena menurunnya sirkulasi
darah akibat imobilitas dan terjadinya isakemia serta nekrosis jaringan superficial dengan
adanya luka decubitus sebagai akibat tekanan kulit yang kuat dan srikulasi yang menurun
ke jaringan.
9. Perubahan Eliminasi
Misalnya penurunan jumlah urine yang mungkin disebabkan kurangnya asupan
dan penurunan curah jantung, sehingga aliran darah renal dan urine berkurang.
10. Perubahan Perilaku

12
Perubahan perilaku sebagai akibat imobilitas antara lain, timbulnya rasa
bermusuhan, bingung, cemas, emosional tinggi, depresi, perubaha siklus tidur dan
menurunnya koping mekanisme.
11. Postur Tubuh
Postur tubuh (body alignment)  merupakan susunan geometris dari bagian-bagian
tubuh yang berhubungan dengan bagia tubuh yang lain. Bagian yang dipelajari dari
postur tubuh adalah persendian, tendon, ligamen, dan otot. Apabila ke empat bagian
tersebut di gunakan dengan benar dan terjadi keseimbangan, maka dapat menjadikan
fungsi tubuh maksimal, seperti dalam posisi duduk, berdiri dan berbaring yang benar.
Postur tubuh yang baik dapat meningkatkan fungsi tangan dengan baik,
mengurangi jumlah energi yang digunakan, mempertahankan keseimbangan, mengurangi
kecelakaan, memperluas ekspansi paru, dan meningkatkan sirkulasi baik renal maupun
gastrointestinal. Untuk mendapatkan postur tubuh yang benar terdapat beberapa prinsip
yang perlu di perhatikan, diantaranya :
a. Keseimbangan dapat di pertahankan jika garis gravitasi (line of gravity-garis
imaginer vertikal) melewati pusat gravitasi (center of gravity-titik yang berada di
pertengahan garis tubuh) dan dasar tumpuan (base of support-posisi menyangga atau
menopang tubuh).
b. Jika dasar tumpuan lebih luas dan pusat gravitasi lebih rendah, kestabilan dan
keseimbangan akan lebih besar.
c. Jika garis gravitasi berada di luar pusat dasar tumpuan, energi akan lebih banyak
digunakan untuk mempertahankan keseimbangan.
d. Dasar tumpuan yang luas dan bagian-bagian dari postur tubuh yang baik akan
menghemat energi dan mencegah kelelahan otot.
e. Perubahan dalam posisi tubuh membantu mencegah ketidaknyamanan otot.
f. Memperkuat otot yang lemah dapat membantu mencegah kekakuan otot dan
ligamen.
g. Posisi dan aktivitas yang bervariasi dapat membantu mempertahankan otot serta
mencegah kelelahan.
h. Pergantian antara masa aktivitas dan istirahat dapat mencegah kelelahan.

13
i. Membagi keseimbangan antara aktivitas pada lengan dan kaki untuk mencegah
beban belakang.

Postur yang buruk dalam waktu yang lama dapat menimbulkan rasa nyeri, kelelahan
otot, dan kontraktur.

F. Sistem Tubuh yang Berperan dalam Kebutuhan Aktivitas dan Latihan


1. Tulang
Tulang merupakan organ yang memiiki berbagai fungsi, yaitu fungsi mekanis
untuk membentuk rangkaian tempat melekatnya berbagai otot, fungsi sebagai tempat
penyimpanan mineral khususnya kalsium dan fosfor yang bisa dilepaskan setiap saat
sesuai kebutuhan, fungsi tempat sumsum tulang dalam membentuk sel darah, dan fungsi
pelindung organ-organ dalam.
2. Otot dan Tendon
Otot melakukan kemampuan berkontraksi yang memungkinkan tubuh bergerak
sesuai dengan keinginan.Otot memiliki origo dan insersi tulang, serta dihubungkan
dengan tulang melalui tendon, yaitu suatu jaringan ikat yang melekat dengan sangat kuat
pada tempat insersinya di tulang. Terputusnya tendon akan menghakibatkan kontraksi
otot tidak dapat menggerakan organ ditempat insersi tendon yang bersangkutan, sehingga
diperlukan penyambungan atau jahitan agar dapat berfungsi kembali.
3. Ligamen
Ligmen merupakan bagian yang menghubungkan tulang belakang dengan tulang.
Ligamen pada lutut merupakan struktur penjaga stabilitas, oleh karena itu jika terputus
akan mengakibatkan ketidak stabilan.
4. Sistem Saraf
Sistem saraf terdiri atas sistem saraf pusat (otak dan medulla spinalis) dan sistem
saraf tepi (percabangan dari sistem saraf pusat). Setiap saraf memiliki bagian somatis dan
otonom.Bagian corpatis memiliki fungsi sensorik dan motorik.Terjadinya kerusakan pada
sistem saraf pusat seperti pada fraktur tulang belakang dapat menyebabkan kelemahan
secara umum, sedangkan kerusakan saraf tepi dapat mengakibatkan tergantungnya daerah

14
yang diinversi, dan kerusakan pada radial akan mengakibatkan drop hand atau gangguan
sensorik didaerah radial tangan.
5. Sendi
Sendi merupakan tempat dua atau lebih ujung tulang bertemu. Sendi membuat
sigmentasi dari kerangka tubuh dan memungkinkan gerakan antarsegmen dan berbagai
derajat pertumbuhan tulang. Terdapat beberapa jenis sendi, misalnya sendi sinovial yang
merupakan sendi kedua ujung tulang berhadapan dilapisi oleh kartilago artikuler, ruang
sendirinya tertutup kapsul sendi dan berisi cairan sinovial. Selain itu, terdapat pula sendi
bahu, panggul, lutut, dan jeenis sendi lain seperti sindesmosis, sinkondrosis, dan simfisis.

G. Asuhan Keperawatan Kebutuhan Aktivitas dan Latihan


Pengkajian :
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pengkajian riwayat pasien saat ini meliputi alasan pasien yang menyebabkan
terjadi keluhan / gangguan dalam mobilitas dan imobilitas.
2. Riwayat Keperawatan Dahulu
Pengkajian riwayat penyakit di masa lalu yang berhubungan dengan pemenuhan
kebutuhan mobilitas.

3. Riwayat Keperawatan Keluarga


Pengkajian riwayat penyakit keluarga, misalnya tentang ada atau tidaknya riwayat
alergi, stroke, penyakit jantung, diabetes melitus.
4. Kemampuan Mobilitas
Tingkat Aktivitas/Mobilitas dan Kategori :
a. Tingkat 0 : Mampu merawat diri secara penuh
b. Tingkat 1 : Memerlukan penggunaan alat
c. Tingkat 2 : Memerlukan bantuan atau pengawasan orang lain
d. Tingkat 3 : Memerlukan bantuan, pengawasan orang lain, dan peralatan
e. Tingkat 4 : Sangat tergantung dan tidak dapat melakukan atau berpartisipasi dalam
perawatan
5. Kemampuan Rentang Gerak

15
Pengkajian rentang gerak (ROM) dilakukan pada daerah seperti bahu, siku,
lengan, panggul, dan kaki dengan derajat rentang gerak normal yang berbeda pada setiap
gerakan (Abduksi, adduksi, fleksi, ekstensi, hiperekstensi)
6. Perubahan Intoleransi Aktivitas
Pengkajian intoleransi aktivitas dapat berhubungan dengan perubahan sistem
pernapasan dan sistem kardiovaskular.
7. Perubahan psikologis
Pengkajian perubahan psikologis yang disebabkan oleh adanya gangguan mobilitas dan
imobilitas, antara lain perubahan perilaku, peningkatan emosi, dan sebagainya.
8. Pola Kesehatan
a. Aktivitas / Istirahat
Tanda : Keterbatasan atau kehilangan fungsi pada bagian yang terkena.
b. Sirkulasi
Tanda : Hipertensi (kadang-kadang terlihat sebagai respon terhadap nyeri) atau
hipotensi (kehilangan darah).
c. Neurosensori
Gejala : Hilang gerakan atau sensasi, spasme otot, dan kesemutan (parestesis).
Tanda : Deformitas lokal angulasi abnormal, pemendekan, rotasi, krepitasi (bunyi
berderit), spasme otot, terlihat kelemahan / hilang fungsi. Agitasi (mungkin
berhubungan dengan nyeri / ansietas atau trauma lain).
d. Nyeri atau Kenyamanan
Gejala : Nyeri berat tiba-tiba pada saat cedera (mungkin terlokalisasi pada area
jaringan / kerusakan tulang dapat berkurang pada imobilisasi), tak ada nyeri akibat
kerusakan saraf .Spasme / kram otot (setelah imobilitasi).
e. Keamanan
Tanda : Laserasi kulit, avulse jaringan, perdarahan, dan perubahan
warna.Pembengkakan lokal (dapat meningkat secara bertahap atau tiba-tiba).

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Aktivitas adalah suatu energy atau keadaan bergerak dimana manusia memerlukan untuk
dapat memenuhi kebutuhan hidup.
2. Latihan merupakan suatu gerakan otot tubuh secara aktf yang dibutuhkan untuk menjaga
kinerja otot dan mempertahankan postur tubuh.
3. System tubuh yang berperan dalam kebutuhan aktivitas, yaitu tulang, otot dan tendon,
ligament, system saraf, dan sendi.
4. Kebutuhan mobilitas merupakan kemampuan bergerak bebas, mudah dan teratur.
5. Kebutuhan immobilitas merupakan keadaan dimana tidak dapat bergerak bebas karena
kondidi yang menggaggu pergerakan.

17
6. Jenis Aktivitas, yaitu aktivitas penuh, sebagian, sebagian temporer, dan permanen
7. Jenis latihan, yaitu fleksibelitas, aerobic, anaerobic.
8. Beberapa teknik dalam pemenuhan kebutuhan aktivitas dan latihan, seperti latihan ROM,
pengaturan posisi, dan ambulasi diri.

B. Saran
Demikianlah makalah ini kami susun, semoga dengan makalah ini dapat memberikan dan
menambah wawasan kita serta membantu kita dalam memberikan asuhan keperawatan yang
baik kepada pasien. Walaupun makalah ini jauh dari kata sempurna, kami berharap makalah
ini bisa memberikan banyak manfaat kepada kita.

DAFTAR PUSTAKA

Alimul H, A Aziz.2006.Pengantar KDM Aplikasi Konsep & Proses


Keperawatan.Jakarta:Salemba Medika

https://www.google.co.id/amp/s/slideplayer.info/amp/4869112/

https://id.scribd.com/document/435961817/Makalah-Pemenuhan-Kebutuhan-Aktivitas-Dan-
Latihan-H-2

18

Anda mungkin juga menyukai