Anda di halaman 1dari 79

MAKALAH

ANATOMI DAN FISIOLOGI

Anatomi Sistem Urinaria

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah

Anatomi Fisiologi yang diampu oleh Ni Wayan Armini, SST.,M.Keb

Disusun oleh
Semester 1 kelas Profesi Bidan :

1. Ni Ketut Yuni Aristadewi P07124318001


2. Ni Kadek Ayu Diantari Lestari P07124318002
3. I Gusti Ayu Dwiputri Hendrayani P07124318003
4. Kadek Mita Widiari P07124318004
5. Ni Putu Risma Sintya Jayanti P07124318005
6. Putu Harista Diandari P07124318006
7. Made Chika Devirya P07124318007
8. Putri Nur Asyifa P07124318008
9. Made Vira Yudia Rartri P07124318009
10. Dwi Wulan Tusnayani Putri P07124318010

PROFESI BIDAN 2018/2019

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR 2018/2019

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Penyusunan makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan mengenai kerukunan antar umat beragama. Kami juga mengucapkan terima
kasih kepada Ni Wayan Armini, SST.,M.Keb selaku dosen mata kuliah Anatomi
Fisiologi yang telah membimbing kami agar dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, dengan segala kerendahan hati, kami menerima kritik dan saran agar
penyusunan makalah selanjutnya menjadi lebih baik. Untuk itu kami mengucapkan
banyak terima kasih dan semoga karya tulis ini bermanfaat untuk kami dan untuk
pemba

                                                                                                                              
 

                                                                                     Denpasar, Oktober 2018

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................... i
DAFTAR ISI..............................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah........................................................................ 4
B. Rumusan Masalah................................................................................. 4
C. Tujuan Penulisan................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN
A. Anatomi ginjal, ureter vesika urinaria, dan uretra................................. 6
B. Fisiologi ureter, vesika urinaria dan ureter............................................. 18
C. Kelainan-kelainan pada sistem perkemihan .......................................... 37
D. Hubungan sistem perkemihan dengan reproduksi wanita.......................50
E. Proses berkemih dan hal dan hal yang mempengaruhinya……………..8
F. Bahan-bahan yang diekresi dan tidak dieksreksi kedalam urine………..9

BAB III PENUTUP

A. Simpulan................................................................................................9

B. Saran......................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Normalnya setiap orang pasti mengeluarkan zat yang bersifat racun yang sudah
tidak dibutuhkan oleh tubuh disebut dengan Ekskresi. Sistem eksresi adalah proses
pengeluaran sisa-sisa metabolisme yang sudah tidak diperlukan lagi oleh tubuh. Sisa
metabolisme ini berupa senyawa yang bersifat toksik (racun) yang sangat berbahaya
apabila tidak dikeluarkan karena akan menyebabkan gangguan fungsi pada suatu
organ. Organ-organ penting yang berperan dalam sistem ekskresi adalah paru-paru,
hati, kulit dan ginjal. Masing-masing organ tersebut bertanggung jawab
mengeluarkan sisa metabolisme yang berbeda, paru-paru mengeluarkan gas CO2, hati
mengeekskresikan getah empedu, kulit mengekskresikan keringat, dan ginjal
mengekskresikan urin. Dari keempat organ tersebut salah satu organ terpenting dalam
sistem ekskresi manusia adalah Ginjal. Ginjal memiliki fungsi yang sangat kompleks
yaitu menyaring zat-zat sisa metabolisme dari dalam darah, mempertahankan
keseimbangan cairan tubuh, mengeskresikan gula darah yang melebihi kadar normal
dan mengatur keseimbangan kadar asam, basa, dan garam di dalam tubuh. Maka dari
itu pada makalah ini penulis akan membahas secara rinci mengenai sistem
perkemihan atau sistem urinaria

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian ginjal?
2. Bagaimana fisisologi ginjal, ureter, vesika urinaria dan uretra?
3. Bagaimana hubungan sistem perkemihan dengan reproduksi wanita?
4. Bagaimana proses berkemih?
5. Apa saja yang mempengaruhi proses berkemih?
6. Apa saja bahan-bahan yang diekskresi dan tidak diekskresi kedala urine?
C. TUJUAN
1. Dapat mengetahui pengertian ginjal
2. Dapat mengetahui fisiologi ureter, vesika urinaria dan iretra
3. Dapat memahami hubugan sistem perkemihan dengan alat reproduksi wanita
4. Dapat mengetahui proses berkemih
5. Dapat memahami hal apa saja yang mempengaruhi proses berkemih
6. Dapat mengetahui bahan-bahan yang dieksresikan dan tidak diekskresikan
pada urine

D. Metode
Kami mengumpulkan data dengan cara menggunakan metode studi pustaka.
Pengumpulan data dan informasi dilakukan dengan mencari dari sumber
referensi dan buku yang berhubungan dengan Anatomi ginjal,ureter,vesika
urinaria dan uretra. Tidak hanya itu kami juga mempergunakan media
elektronik yaitu internet.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Anatomi ginjal

(Syaifuddin,1992) Ginjal merupakan salah satu bagian organ dalam yang


mempunyai fungsi utama yakni sebagai alat ekskresi penting bagi manusia. Letak
ginjal berada di bagian sebelah kiri dan juga bagian sebelah kanan antara ruas tulang
pinggang yang ada di bagian dalam perut, sehingga tidak heran bahwa ginjal
dinamakan sebagai buah pinggang. Ginjal yang populer digambarkan sebagai
berbentuk kacang dan dengan warna kemerahan. Ginjal terletak di wilayah tengah
belakang, dengan satu di kedua sisi tulang belakang. Setiap ginjal memiliki panjang
sekitar 12 sentimeter dan lebar 6 cm.

Ginjal sebelah kiri letaknya terlihat lebih tinggi dibandingkan dengan letak
ginjal sebelah kanan, hal ini disebabkan karena pada bagian atas ginjal sebelah kanan
ada organ hati yang menempati hampir semua bagian di dalam rongga perut.

Gambar 1 Posisi Ginjal

Sumber : https://hellosehat.com/hidup-sehat/fakta-unik/mengenal-anatomi-ginjal/
Gambar 2 Nefron

Sumber : http://gurupintar.com/threads/jelaskan-bagian-bagian-nefron-dan-sebutkan-
fungsinya.6137/

Ginjal tersusun dari dua lapisan. Pada bagian lapisan luar dinamakan sebagai
korteks, sedangkan pada bagian lapisan dalam dinamakan sebagai medula. Struktur
ginjal yang bertanggung jawab untuk penyaringan darah sebenarnya adalah nefron.
Nefron memanjang melalui daerah korteks dan medula ginjal. Ada lebih dari satu juta
nefron di setiap ginjal. Sebuah nefron terdiri dari glomerulus, yang merupakan
gugusan kapiler, dan tubulus nefron yang dikelilingi oleh bad kapiler tambahan.

(Saifuddin,2012) Nefron merupakan unit yang digunakan untuk alat


penyaring terkecil pada ginjal. Satu nefron terbentuk dari kapsula bowman,
glomerulus, ansa henle, tubulus kontrotus proksimal, tubulus kontrotus distal, dan
tubulus kolektivus.

Semua zat – zat seperti gula, garam, air dan juga zat sampah yang berasal dari
darah akan masuk ke bagian nefron. Kemudian ketika sudah masuk ke bagian dalam
nefron, darah akan berubah menjadi bertekanan tinggi.

Darah akan bekerja dengan cepat mengalir ke bagian kapiler yang ada di
dalam nefron. Kumpulan dari kapiler – kapiler yang ada di dalam nefron dinamakan
sebagai glomerulus yang bisa ditemukan di bagian dalam dari korteks. Akibat dari
kondisi tekanan darah yang tinggi, maka zat – zat seperti vitamin, glukosa, air, asam
urat, protein berukuran kecil, garam, asam amino, urea, dan juga ion – ion lainnya
akan berusaha menembus bagian kapiler untuk masuk ke bagian dalam nefron yang
dinamakan sebagai kapsula bowman.

Simpai bowman merupakan bangunan yang bentuknya menyerupai mangkuk


yang fungsinya membungkus seluruh bagian glomerulus. Pada proses ini, bagian dari
sel-sel darah dan juga sebagian besar dari protein tidak akan bisa melakukan aktivitas
menembus bagian dinding kapiler dikarena ukurannya yang terlalu besar. Dampak
yang terjadi yakni bagian sel-sel darah dan juga protein akan tertinggal di bagian
dalam kapiler.

Cairan yang ada di dalam kapsula bowman akan mengalir ke bagian tubulus
kontrotus proksimal dan juga ke bagian ansa henle. Ansa henle merupakan saluran
sempit yang mempunyai bentuk menyerupai huruf U. Selama cairan tersebut masih
ada di sepanjang bagian saluran-saluran ini, maka sebagian besar dari ion, semua
glukosa, air, asam amino, dan juga protein yang mempunyai ukuran kecil secara
otomatis akan diserap kembali ke bagian dalam dari aliran darah.

Proses terjadinya suatu penyerapan kembali terhadap zat-zat yang masih


dipakai dan dimanfaatkan oleh tubuh ini dinamakan sebagai reabsorbsi. Molekul kecil
seperti contohnya air akan diserap kembali ke bagian kapiler menggunakan cara
difusi. Difusi ialah suatu gerakan dari molekul – molekul zat dari suatu tempat yang
mempunyai konsentrasi relatif tinggi ke suatu tempat yang mempunyai konsentrasi
relatif rendah.

Pada anatomi ginjal, zat lain seperti misalnya ion – ion, akan secara otomatis
dikembalikan ke bagian kapiler melalui cara transport aktif. Transport aktif
merupakan suatu gerakan yang dilakukan oleh molekul – molekul dari satu larutan ke
larutan lainnya dengan memakai bantuan energi. 

Banyak kapiler yang di dalamnya terdapat isi zat yang kemudian diserap
kembali dan bersatu akan mengalami pembentukan vena kecil. Vena-vena kecil yang
sudah bersatu tersebut, akan mengalami tahap berikutnya yakni membentuk vena
ginjal. Vena ginjal selanjutnya akan mengembalikan darah dalam kondisi sudah
disaring ke bagian sistem peredaran darah.

Di samping kejadian yang ada di atas tadi, pada bagian dalam saluran
pengumpul akan mengalami proses lainnya seperti halnya proses masuknya zat-zat
sampah dan sudah tidak digunakan lagi dari bagian pembuluh darah. Zat-zat sampah
ialah suatu zat sampah yang terdapat sisa, namun tidak dipakai lagi di bagian dalam
pembuluh darah saat terjadi proses filtrasi. Dengan adanya proses tersebut
berlangsung, maka urin di bagian dalam saluran pengumpul akan menjadi lebih pekat
lagi.

Setelah proses penyerapan kembali selesai, maka cairan yang masih tersisa
yang berada di bagian dalam saluran merupakan suatu cairan yang dinamakan sebagai
urine, terdapat kandungan garam dan juga zat – zat sampah lainnya. Selanjutnya
cairan urin ini akan mengalir ke bagian saluran pengumpul yang terdapat di ginjal
yang posisinya berada di bagian medula.
Keseluruhan dari proses penyaringan terhadap cairan urine yang sedang
berlangsung di dalam masing-masing bagian saluran pengumpul akan mengalir ke
suatu tempat yang mempunyai bentuk menyerupai cerobong asap. Bagian tersebut
dinamakan sebagai pelvis atau sering disebut dengan piala ginjal. Saluran ini lalu
akan berlanjut ke bagian ureter. Ureter merupakan suatu saluran yang mempunyai
pangkal mulai dari ginjal dan akan bergerak menuju bagian kantung kemih.

Kantung kemih merupakan suatu kantung yang mempunyai otot yang


digunakan untuk membantu dalam menyimpan urin. Di bagian ini urin disimpan
sementara sampai terjadi proses pengeluaran dari bagian tubuh (kencing). Selanjutnya
urin akan secara langsung disalurkan ke bagian uretra agar bisa dialirkan ke bagian
luar tubuh. Jumlah urin yang dihasilkan atau pun dikeluarkan tentunya akan sesuai
dengan banyaknya cairan yang diminum. Pada orang dewasa urin yang dihasilkan
rata – rata sekitar 1 liter setiap harinya.

1. Fungsi Ginjal

1) Memegang peranan penting dalam pegeluaran zat-zat toksis atau racun.


2) Mempertahankan suasana keseimbangan cairan.
3) Mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan tubuh.
4) Mempertahankan keseimbangan garam-garam dan zat-zat lain dalam tubuh.
5) Mengeluarkan sisa-sisa metablisme hasil akhir dari protein ureum, kreatinin,
dan amoniak.

B. Anatomi Ureter
Ureter adalah organ yang berbentuk tabung kecil yang berfungsi mengalihkan
urine dari pileum ginjal kedalam buli-buli. Pada orang dewasa panjangnya kurang
lebih 20 cm. dinding terdiri atas mukosa yang dilapisi oleh sel sel transisional, otot
polos sirkiulair dan longitudinal yang dapat melakukan peristaltic guna mengeluarkan
urine ke buli-buli.( Wayan Ariyani dkk. 2015)
(Saifuddin,2012) Ureter terdiri dari dua buah saluran, masing-masing
bersambung dari ginjal ke kandung kemih (vesika urinaria), panjangnya 25-30cm,
dengan penampang 0,5cm, mempuyai 3 jepitan di sepanjang jalan.
Lapisan Ureter terdiri dari :
1. Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa/serosa)
2. Lapisan tengah (otot polos/muscular)
3. Lapisan sebelah dalam (mukosa)

Gambar 3 : lapisan ureter


Sumber : 2014/01/anatomifisiologi-normal-0-false-false.html

Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan peristaltik setiap 5 menit sekali


untuk mendorong air kemih masuk ke dalam kandung kemih (vesika urinaria). Pelvis
ginjal (pelvis ureter) bagian ujung atasnya melebar membentuk corong ,terletak
didalam hilus ginjal, menerima kalik mayor. Ureter keluar dari hilus ginjal, berjalan
vertical ke bawah di belakang peritoneum parietal, melekat pada muskulus psoas
yang memisahkan dengan prosessus transversus vertebrae lumbalis. (Saifuddin,2012)

1. Perbedaan Ureter Pria dan Wanita


a. Ureter pada pria

Terdapat dalam visura seminalis bagian atas disilang oleh ductus deferens,
dikelilingi plekus vesikalis. Ureter ini berjalan secara obliqus sepanjang 2cm
menuju vesika urinary, bagian dinding atas dan bawahnya tertutup. Hal ini
akan dapat mencegah terjadinya pengambilan urine dari vesika urinaria ke
ureter saat urine penuh. .( Wayan Ariyani dkk. 2015)

b. Ureter pada wanita

Ureter pada wanita terdapat di belakang fossa ovarika, berjalan ke bagian


medial dan kedepan bagian lateralis serviks urteri bagian atas vagina untuk
mencapai fundus vesika urinaria. Dalam perjalanan ureter didampingi oleh
arteri uterine sepanjang 2,5cm. selanjutnya arteri ini menyilang ureter dan
menuju ke atas di antara lapisan ligamentum latum. Ureter mempunyai jarak
2cm dari sisi serviks uteri. .( Wayan Ariyani dkk. 2015)

Ada tiga tempat yang penting dari ureter tempat mudah terjadi penyumbatan:

1. Pada sambungan ureter pelvis

2. Pada bersilangan fossa iliaka

3. Pada saat ureter masuk ke vesika.


Gambar 4: Ginjal,Ureter,Vesika Urinaria Dan Urethra

Sumber : sterlingcare.com

C. Anatomi Vesika Urinaria

(Wayan Ariyani dkk.2015) Vesika Urinaria adalah organ berongga yang


terdiri atas 3 lapis otot detrusor yang saling beranyam. Disebelah dalam adalah otot
longitudinal, ditengah merupakan otot sirkulair, dan yang paling luar merupakan otot
longitudinal. Mukosa buli buli terdiri atas sel sel tradisional yang sama seperti
mukosa-mukosa pada pelvis renalis,ureter, dan uretra posterior. Pada dasar buli-buli
kedua muara ureter dan meatus uretra internum membentuk suatu segitiga yang
disebut trigonum buli buli.
Gambar 5 : Vesika Urinaria

Sumber : https://ritaelfianis.com/pengertian-fungsi-struktur-dan-bagian-bagian-
vesika-urinaria-kandung-kemih/

Secara anatomis bentuk buli terdiri atas 3 permukaan , yaitu :

1. Permukaan superior yang berbatasan dengan rongga peritoneum

2. Dua permukaan inferiulateral

3. Permukaan posterior
Gambar 6: Vesika Urinaria

Sumber : Sobotta, R.Putz & R. Pabst 2003


Gambar 7 : Posisi Vesika Urinaria
Sumber : medical science.com

Vesika urinaria terletak tepat di belakang os pubis. Bagian ini tempat


menyimpan urine, berdinding otot kuat, bentuknya bervariasi sesuai dengan jumlah
urine yang dikandung .vesika urinaria pada waktu kosong terletak di apeks vesika
urinaria di belakang tepi atas simfisis pubis. Permukaan posterior vesika urinaria
berbentuk segitiga, merupakan muara ureter dan sudut inferior membentuk uretra.

Membrane mukosa vesika urinaria dalam keadaan kosong berlipat lipat.


Lipatan ini akan menghilang apabila vesika urinaria terisi penuh. Daerah membrane
mukosa permukaan dalam adalah basis vesika urinaria yang dinamakan juga
trigonum. Ureter menembus dinding dinding vesika urinaria secara miring membuat
seperti katup untuk mencegah aliran balik urine ke ginjal pada waktu vesika terisi.

Lapisan otot vesika urinaria terdiri dari otot polos, tersususun dan saling berkaitan
disebut Muskulus detrusor visika. Peredaran darah vesika urinaria berasal dari arteri
vesikalis superior dan inferior yang merupakan cabang dari arteri iliaka interna.
(Saifuddin,2012)
D. Anatomi Uretra

(Syaifuddin,1992) Uretra merupakan saluran sempit yang berpangkal pada kandung


kemih yang berfungsi menyalurkan air kemih keluar. Pada laki-laki uretra berjalan
berkelok-kelok melalui tengah-tengah prostat kemudian menembus lepisan fibrosa
yang menembus tulang pubis kebagian penis, panjangnya kurang lebih 20 cm.

Uretra pada laki-laki :

1. Uretra prostatia.
2. Uretra membranosa.
3. Uretra kavernosa

Lapisan urera laki-laki terdiri dari :

a. Lapisan mukosa (lapisan paling dalam)


b. Lapisan sb mukosa.

Pada wanita uretra terletak di belakang simfisis pubis berjalan miring seikit ke arah
atas, panjanngnya kurang lebih 3 sampai 4 cm.

Lapisan uretra wanita terdiri dari :

a. Tunika muskularis (sebelah luar),


b. Lapisan spongeosa, merupakan pleksus dari vena-vena
c. Lapisan mukosa (lapisan sebelah dalam)

Muara uretra pada wanita terletak di sebalah atas vagina (antara klitoris dan vagina)
dan uretra di sini hanya sebagai saluran ekskresi.

1. Pengisian dan Pengosongan Vesikula Urinaria

(Saifuddin,2012). Dinding ureter mengandung otot polos yang tersusun dalam


berkas spiral longitudinal dan sirkuler. Lapisan ini adalah lapisan otot yang tidak
terlihat. Kontraksi peristaltik teratur 1-5 kali/ menit menggerakan urine dari pelvis
renalis ke vesika urinaria , disemprotkan setiap gelombang peristaltik . ureter berjalan
miring melalui dinding vesika urinaria untuk menjaga ureter tertutup kecuali selama
gelombang peristaltik dan mencegah urine tidak kembali ke ureter. Buli-buli adalah
organ berongga yang terdiri atas 3 lapis otot detrusor yang saling beranyam

Kontraksi otot muskulus detrusor bertanggung jawab untuk pengosongan


vesika urinaria selama berkemih (mikturisi). Berkas otot berjalan pada sisi uretra.
Serabut ini dinamakan sfingter uretra interna . sepanjang uretra terdapat sfingter
uretra membranosa (sfingter uretra eksterna

A. FISIOLOGI URETER

Ureter terdiri dari 2 saluran pipa masing-masing bersambung dari ginjal ke


kandung kemih (vesika urinaria) panjangnya +- 25-30 cm, dengan penampang +- 0,5
cm. Ureter sebagian terletak dalam rongga abomen dan sebagian terletak dalam
rongga pelvis. Lapisan dinding ureter terdiri:

1. Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)


2. Lapisan tengah lapisan otot polos
3. Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa

Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan-gerakan peristaltic tiap 5 menit


sekali yang akan mendorong air kemih masuk ke dalam kandung kemih (vesika
urinaria). Gerakan peristaltic mendorong urin melalui ureter yang dieksresikan oleh
ginjal dan disemprotkan dalam bentuk pancaran, melalui osteum uretalis masuk
kedalam kandung kemih. (Dr. Syaifuddin, B. Ac, 1992)
Gambar 8: letak Ureter
Sumber: https://www.gettyimages.com

Ureter berjalan hampir vertical ke bawah sepanjang fasia muskulus psoas dan
dilapisi oleh peritoneum. Penyempitan ureter terjadi pada tempat ureter meninggalkan
pelvis renlis, pembuluh darah, saraf dan pembuluh limfe berasal dari pembuluh
sekitarnya mempunyai saraf sensorik.
a. Ureter pada pria
Terdapat di dalam visura seminalis atas dan disilang oleh duktus deferens dan
dikelilingi oleh pleksus vesikalis. Selanjutnya ureter berjalan oblique sepanjang 2 cm
di dalam dinding vesika urinaria pada sudut lateral dari trigonum vesika. Sewaktu
menembus vesika urinaria, dinding atas dan dinding bawah ureter akan tertutup dan
pada waktu vesika urinaria penuh akan membentuk katup (valvula) dan mencegah
pengambilan urine dari vesika urinaria. ( http://giziklinikku.blogspot.com, sistem
urinaria)
Gambar 9: ureter pada pria dan wanita ( kiri wanita, kanan pria)
Sumber: https://plus.kapanlagi.com

b. Ureter pada wanita


Terdapat di belakang fossa ovarika urinaria dan berjalan ke bagian medial dan ke
depan bagian lateralis serviks uteri bagian atas, vagina untuk mencapai fundus vesika
urinaria. Dalam perjalanannya, ureter didampingi oleh arteri uterina sepanjang 2,5 cm
dan selanjutnya arteri ini menyilang ureter dan menuju ke atas di antara lapisan
ligamentum. Ureter mempunyai 2 cm dari sisi serviks uteri. Ada tiga tempat yang
penting dari ureter yang mudah terjadi penyumbatan yaitu pada sambungan ureter
pelvis diameter 2 mm, penyilangan vosa iliaka diameter 4 mm dan pada saat masuk
ke vesika urinaria yang berdiameter 1-5 cm.

c. Pembuluh darah ureter


1) Arteri renalis
2) Arteri spermatika interna
3) Arteri hipogastrika
4) Arteri vesika inferior

d. Persarafan ureter
Persarafan ureter merupakan cabang dari pleksus mesenterikus inferior, pleksus
spermatikus, dan pleksu pelvis; seperti dari nervus, rantai eferens dan nervus
vagusrantai eferen dari nervus torakalis ke-11 dan ke-12, nervus lumbalis ke-1, dan
nervus vagus mempunyai rantai aferen untuk ureter.
Terdiri dari 2 saluran pipa masing – masing bersambung dari ginjal ke
kandung kemih (vesika urinaria) panjangnya ± 25 – 30 cm dengan penampang ± 0,5
cm. Ureter sebagian terletak dalam rongga abdomen dan sebagian terletak dalam
rongga pelvis. Lapisan dinding ureter terdiri dari :
1) Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)
2) Lapisan tengah otot polos
3) Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa

Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan – gerakan peristaltik tiap 5 menit


sekali yang akan mendorong air kemih masuk ke dalam kandung kemih (vesika
urinaria). Gerakan peristaltik mendorong urin melalui ureter yang dieskresikan oleh
ginjal dan disemprotkan dalam bentuk pancaran, melalui osteum uretralis masuk ke
dalam kandung kemih.
Ureter berjalan hampir vertikal ke bawah sepanjang fasia muskulus psoas dan
dilapisi oleh pedtodinium. Penyempitan ureter terjadi pada tempat ureter terjadi pada
tempat ureter meninggalkan pelvis renalis, pembuluh darah, saraf dan pembuluh
sekitarnya mempunyai saraf sensorik. ( http://giziklinikku.blogspot.com, sistem
urinari)

B. FISIOLOGI VESIKA URINARIA

(Evelyn C. Pearce, 1992) Vesika urinaria atau kandung kemih bekerja sebagai
penampung urin yang dapat mengembang dan mengempis. Organ ini berbentuk bauh
pir atau kendi. Letaknya di dalam panggul besar, di depan isi lainnya, dan di belakang
simfisis pubis. Pada bayi letaknya lebih tinggi. Bagian vesika urinaria antara lain:
1. Fundus yaitu, bagian yang menghadap kearah belakang dan bawah, bagian
ini terpisah dari rectum oleh spatium rectovesikale yang terisi oleh
jaringan ikat duktus deferent, vesika seminalis dan prostat
2. Korpus yaitu, bagia dari verteks dan fundus
3. Verteks yaitu, bagian yang runcing kerah muka dan berhubungan dengan
ligamentum vesika umbilikalis

Dinding kandung kemih terdiri dari tiga lapisan yaitu

1. Pertonium, lapisan sebelah luar


2. Tunika muskularis, lapisan otot
3. Tunika submukosa
4. Tunika mukosa, lapisan dalam (Evelyn C. Pearce, 1992)
Gambar 10: dinding vesika urinaria
Sumber: https://www.medkes.com

Tiga saluran bersambung dengan vesika urinaria. Dia saluran ureter bermuara
secara oblik di sebelah basis, letak oblik ini menghindarkan urine mengalir kembali
ke dalam ureter. Uretra keluar dari vesiak urinaria sebelah depan. Daerah segitiga
antara dua lubang ureter dan uretra disebut segitiga kandung kencung (trigonum
vesiak ureinarius). Pada wanita vesika uirnaria terletak antara simfisis pubis, uterus
dan vagina. Dari uterus ia dipisahkan oelh lipatan peritoneum-ruang utero-vesikal
atau ruang Douglas. (Evelyn C. Pearce, 1992)

a. Lapisan otot vesika urinaria


Lapisan otot vesika urinaria terdiri dari otot polos yang tersusun dan saling
berkaitan dan disebut m. detrusor vesikae. Peredaran darah vesika urinaria berasal
dari arteri vesikalis superior dan inferior yang merupakan cabang dari arteri iliaka
interna. Venanya membentuk pleksus venosus vesikalis yang berhubungan dengan
pleksus prostatikus yang mengalirkan darah ke vena iliaka interna.

b. Persarafan vesika urinaria


Persarafan vesika urinaria berasal dari pleksus hipogastrika inferior. Serabut
ganglion simpatikus berasal dari ganglion lumbalis ke-1 dan ke-2 yang berjalan turun
ke vesika urinaria melalui pleksus hipogastrikus. Serabut preganglion parasimpatis
yang keluar dari nervus splenikus pelvis yang berasal dari nervus sakralis 2, 3 dan 4
berjalan melalui hipogastrikus inferior mencapai dinding vesika urinaria.
Sebagian besar serabut aferen sensoris yan g keluar dari vesika urinaria menuju
sistem susunan saraf pusat melalui nervus splanikus pelvikus berjalan bersama saraf
simpatis melalui pleksus hipogastrikus masuk kedalam segmen lumbal ke-1 dan ke-2
medula spinalis. (http://giziklinikku.blogspot.com, sistem perkemihan)

Gambar 11:
vesika urinaria
pada wanita
Sumber: http://hadijah-arsyad.blogspot.com
Gambar 12: vesika urinaria pada laki-laki
Sumber: http://medicina-islamica-lg.blogspot.com

C. FISIOLOGI URETRA

(Evelyn C. Peacre, 1992) uretra ialah sebuah saluran yang berjalan dari leher
vesika uriaria ke lubang luar, dilapisi membrane mukosa yang bersambung dengan
membrane yang melapisi vesika urinaria. Meatus urinarius terdiri atas serabut otot
lingkar, yang membentuk sfinkter uretrae.

Pada laki-laki uretra bejalan berkelok-kelok melalui tengah-tengah prostat


kemudian menembus lapisan fibrosa yang menembus tulang pubis kebagian penis
panjangnya 17-22cm

Uretra pada laki-laki terdiri dari

1. Uretra prostatia
2. Uretra membranosa
3. Uretra kavernosa
Lapisan uretra laki-laki terdiri dari: lapisan mukosa (paling dalam), dan lapisan
sub mukosa.

Pada perempuan uretra terletak dibelakang simfisis pubis berjalan miring sedikit
ke arah atas, panjangnya 3-4cm. Lapisan uretra wanita terdiri dari, tunika muskularis
(bagian luar) , lapisan spongeosa merupaka pleksus dari vena-vena, dan lapisan
mukosa (bagian dalam). Muara uretra pada wanita terletak di sebelah atas vagina
(antara klitoris dan vagina) da uretra di sini hanya sebagai saluran ekskresi

Gambar 13: uretra pada laki-laki dan perempuan


Sumber: https://www.datuopinion.com/uretritis
D. FUNGSI GINJAL

Ginjal adalah suatu kelenjar yang terletak di bagian belakang kavum abdominalis
di belakang peritoneum pada kedua sisi vertebra lumbalis III, melekat langsung pada
dinding belakang abdomen. Bentuk ginjal seperti biji kacang, jumlahnya ada dua
buah kiri dan kanan, ginjal kiri lebih besar dari ginjal kanan dan pada umumnya
ginjal laki-laki lebih panjang dari ginjal wanita

Gambar 14: struktur ren


Sumber: http://www.mikirbae.com

Uji fungsi ginjal terdiri dari:


1.  Uji protein (albumin). Bila ada kerusakan pada glomerulus atau tubulus, maka
protein dapat bocor dan masuk ke urine.
2.  Uji konsentrasi ureum darah. Bila ginjal tidak cukup mengeluarkan ureum
maka ureum darah naik di atas kadar normal 20-40 mg%.
3.  Uji konsentrasi. Pada uji ini dilarang makan dan minum selama 12 jam untuk
melihat sampai berapa tinggi berat jenis naiknya.
Struktur ginjal
Setiap ginjal terbungkus oleh selaput tipis yang disebut kapsula renalis yang
terdiri dari jaringan fibrus berwarna ungu tua. Lapisan luar terdiri dari lapisan korteks
(subtansia kortekalis), dan lapisan sebelah dalam bagian medulla (subtansia
medularis) berbentuk kerucut yang disebut renal piramid. Puncak kerucut tadi
menghadap kaliks yang terdiri dari lubang-lubang kecil disebut papilla renalis.
Masing-masing piramid dilapisi oleh kolumna renalis, jumlah renalis 15-16 buah.

Garis-garis yang terlihat di piramid disebut tubulus nefron yang merupakan


bagian terkecil dari ginjal yang terdiri dari glomerulus, tubulus proksimal (tubulus
kontorti satu), ansa henle, tubulus distal (tubulus kontorti dua) dan tubulus urinarius
(papilla vateri).
Pada setiap ginjal diperkirakan ada 1.000.000 nefron, selama 24 jam dapat
menyaring darah 170 liter. Arteri renalis membawa darah murni dari aorta ke ginjal,
lubang-lubang yang terdapat pada piramid renal masing-masing membentuk simpul
dari kapiler satu badan malfigi yang disebut glomerulus. Pembuluh aferen yang
bercabang membentuk kapiler menjadi vena renalis yang membawa darah dari ginjal
ke vena kava inferior.
Gambar15: Ren (ginjal)
Sumber: http://abimanyuu25.blogspot.com

Bagian - Bagian Ginjal


Bila sebuh ginjal kita iris memanjang, maka aka tampak bahwa ginjal terdiri dari
tiga bagian, yaitu bagian kulit (korteks), sumsum ginjal (medula), dan bagian rongga
ginjal (pelvis renalis).
1. Kulit Ginjal (Korteks)
Pada kulit ginjal terdapat bagian yang bertugas melaksanakan penyaringan darah
yang disebut nefron. Pada tempat penyaringan darah ini banyak mengandung kapiler-
kapiler darah yang tersusun bergumpal-gumpal disebut glomerulus. Tiap glomerolus
dikelilingi oleh kapsula bowman dan gabungan antara glomerolus dan kapsula
bowman disebut badan malphigi. Penyaringan darah yang terjadi di badan malphigi,
yaitu glomerous dan kapsula bowman. Zat-zat yang terkandung dalam darah akan
masuk ke dalam kapsula bowman dari sini makan zat-zat tersebut akan menuju
pembuluh yang merupakan lanjutan dari kapsula bowman yang terdapat dalam
sumsum ginjal.
2. Sumsum Ginjal (Medula)
Sumsum ginjal terdiri beberapa badan berbentuk kerucut yang disebut piramid
renal. Dengan dasarnya menghadap korteks dan puncaknya disebut apeks atau papila
renis, mengarah ke bagian dalam ginjal. Satu piramid dengan jaringan korteks di
dalamnya disebut lobus ginjal. Piramid antara 8 hingga 18 buah tampak bergaris – ga
ris karena terdiri atas berkas saluran paralel (tubuli dan duktus koligentes). Diantara
pyramid terdapat jaringan korteks yang disebut dengan kolumna renal. Pada bagian
ini berkumpul ribuan pembuluh halus yang merupakan lanjutan dari simpai
bownman. Di dalam pembuluh halus ini terangkut urine yang merupakan hasil
penyaringan darah dalam badan malphigi, setelah mengalami berbagai proses.
3. Rongga Ginjal (Pelvis Renalis)
Pelvis Renalis adalah ujung ureter yang berpangkal di ginjal, berbentuk corong
lebar. Sabelum berbatasan dengan jaringan ginjal, pelvis renalis bercabang dua atau
tiga disebut kaliks mayor, yang masing – masing bercabang membentuk beberapa
kaliks minor yang langsung menutupi papila renis dari piramid. Kliks minor ini
menampung urine yang terus kleuar dari papila. Dari Kaliks minor, urine masuk ke
kaliks mayor, ke pelvis renis ke ureter, hingga di tampung dalam kandung kemih
(vesikula urinaria)

Fungsi Ginjal :
a. Mengatur volume air (cairan dalam tubuh). Kelebihan air dalam tubuh akan
diekskresikan oleh ginjal sebagai urine (kemih) yang encer dalam jumlah
besar, kekurangan air (kelebihan keringat) menyebabkan urine yang
diekskresi berkurang dan konsentrasinya lebih pekat sehingga susunan dan
volume cairan tubuh dapat dipertahankan relatif normal.
b. Mengatur keseimbangan osmitik dan mempertahankan keseimbangan ion
yang optimal dalam plasma (keseimbangan elektrolit). Bila terjadi
pemasukan/pengeluaran yang abnormal ion-ion akibat pemasukan garam yang
berlebihan/penyakit perdarahan (diare, muntah) ginjal akan meningkatkan
ekskresi ion-ion yang penting (mis. Na, K, Cl, Ca dan posfat).
c. Mengatur keseimbangan asam-basa cairan tubuh bergantung pada apa yang
dimakan, campuran makanan menghasilkan urine yang bersifat agak asam, pH
kurang dari 6 ini disebabkan hasil akhir metabolism protein. Apabila banyak
makan sayur-sayuran, urine akan bersifat basa. pH urine bervariasi antara 4,8-
8,2. Ginjal menyekresi urine sesuai dengan perubahan pH darah.
d. Ekskresi sisa hasil metabolism (ureum, asam urat, kreatinin) zat-zat toksik,
obat-obatan, hasil metabolism hemoglobin dan bahan kimia asing (pestisida).
e. Fungsi hormonal dan metabolisme. Ginjal menyekresi hormon renin yang
mempunyai peranan penting mengatur tekanan darah (sistem renin
angiotensin aldesteron) membentuk eritripoiesis mempunyai peranan penting
untuk memproses pembentukan sel darah merah (eritropoiesis). Di samping
itu ginjal juga membentuk hormone dihidroksi kolekalsiferol (vitamin D aktif)
yang diperlukan untuk absorsi ion kalsium di usus.
C. Filtrasi Glomerulus

Gambar16: anatomis Glomerulus (pada tulisan lingkaran merah)


Sumber : www.hrysains.wordpress.com

Dari gambar diatas, glomerulus merupakan suatu saringan yang ada di dalam
ginjal. Glomerulus memiliki fungsi utama yaitu sebagai tempat penyaringan darah
yang akan dibuang dalam bentuk air seni. Glomerulus terletak di korteks pada
bagian ginjal. Glomerulus terdiri dari suatu anyaman kapiler yang diliputi oleh
kapsula bowman, yang kemudian membentuk badan malphigi. Gelung
glomerulus yang terdiri atas anyaman kapiler tersebut, ditunjang oleh jaringan
yang disebut dengan mesangium. Kapiler – kapiler yang terdapat di glomerulus
dibatasi oleh sel – sel endotel, mempunyai sitoplasma yang sangat tipis,
mengandung banyak lubang yang disebut fenestra. Glomerulus ada 2 macam,
yaitu :
Glomerulus korteks, berada di bagian luar korteks.
Glomerulus jukstamedular (berupa tubulus – tubulus), glomerulus semacam ini
terdapat di perbatasan korteks dan medulla.

Filtrasi glomerulus adalah proses penyaringan yang terjadi di glomerulus,


akibat adanya tekanan hidrostatik. Dalam proses filtrasi glomerulus akan
menghasilkan urine primer, darah dalam glomerulus yang mengandung air,
garam, urea, glukosa, dan ion – ion anorganik seperti natirum kalium, kalsium,
dan klor akan melewati pori glomerulus kecuali zat – zat yang bermolekul besar
seperti sel darah merah dan protein. Zat – zat yang terkandung dalam urine
primer yaitu, air, bikarbonat, kalium, natrium, klorida, glukosa, asam amino,
garam, urea dan ion – ion.
Komposisi Filtrasi Glomerulus mempunyai komponen yang hampir tepat
sama dengan komposisi cairan yang merembes dari ujung arteri kapiler ke dalam
cairan interstisial. Ia tidak mengandung eritrosit dan hanya mengandung sekita
0,03 persen protein di dalam plasma.
Laju Filtrasi Glomerulus, jumlah filtrate glomerulus yang dibentuk setiap
menit dalam semua nefron kedua ginjal disebut dengan laju filtrasi glomerulus.
Pada orang normal rata – rata 125 ml/menit, tetapi dalam berbagai keadaan
fungsional ginjal normal, namun dapat berubah – ubah. Dengan kata lain, jumlah
total filtrate glomerulus yang terbentuk setiap harinya rata – rata sekitar 180vliter
atau lebih daripada 99 persen dari filtrasi tersebut biasanya direabsorpsi di dalam
tubulus, sisanya keluar sebagai urine.
Faktor – faktor yang mempengaruhi laju filtrasi glomerulus, yaitu :
1. Tekanan glomerulus. Semakin tinggi tekanan glomerulus maka semakin
tinggi juga laju filtrasi. Semakin tinggi tekanan osmotik koloid plasma maka
semakin menurun laju filtrasi. Semakin tinggi tekanan pada simpai bowman
makan laju filtrasi semakin menurun.
2. Alirah darah ginjal. Semakin cepat aliran darah menuju glomerulus maka
semakin meningkat laju filtrasi.
3. Perubahan arteriol aferen. Apabila terjadi vasokontriksi arteriol aferen akan
menyebabkan aliran darah ke glomerulus menurun begitu juga sebaliknya.
4. Perubahan arteriol eferen. Pada keadaan vasokontriksi arteriol aferen akan
terjadi peningkatan laju filtrasi glomerulus begitu juga sebaliknya.

E. Fungsi Tubulus

Gambar 17: letak tubulus (pada tulisan lingkaran merah)


Sumber : https://rebanas.com

Dari gambar diatas, di dalam ginjal terdapat tiga tubulus, yaitu tubulus kontortus
proksimal, tubulus kontortus distal, dan tubulus koligentes.

1. Tubulus kontortus proksimal


Tubulus kontortus proksimal terletak paling dekat bahkan hampir
berdempetan dengan glomerulus dan kapsula bowman. Pada bagian tubulus
kontortus proksimal terjadi proses reabsorpsi atau penyerapan kembali.
Reabsorpsi merupakan proses penyerapan zat pada urine primer yang masih
berguna bagi tubuh seperti asam amino, air, glukosa, garam. Fungsi tubulus
kontortus proksimal adalah untuk menghasilkan urine sekunder dengan kadar
urea yang tinggi. Zat – zat yang terkandung dalam urine sekunder yaitu, air,
garam, urea, cairan empedu (yang mewarnai warna pada urine, dan penisilin
(jika sehabis meminum obat penisilin)

2. Tubulus kontortus distal


Tubulus kontortus distal terletak diantara ansa henle dan tubulus koligentes.
Pada bagian tubulus kontortus distal tejadi proses augmentasi. Augmentasi
merupakan proses pengumpulan cairan dari proses sebelumnya dan
melepaskan zat – zat yang sudah tidak berguna atau zat yang berlebihan bagi
tubuh. Fungsi tubulus kontortus distal untuk menghasilkan urine
sesungguhnya yang akan dikeluarkan atau disalurkan melalui ureter kemudian
vesika urinaria, lalu uretra. Zat – zat yang terkandung dalam urine
sesungguhnya yaitu, garam, urea, asam urat, ammonia, air.

3. Tubulus koligentes (duktus kolektivus)


Tubulus koligentes terletak pada bagian paling ujung dari nefron ginjal yang
berbentuk seperti selang yang menjadi saluran terakhir, yang merupakan
saluran sempit yang panjang dalam ginjal, saluran ini yang menerima dfiltrate
dari tubulus kontortus distal. Tubulus koligentes (duktus kolektivus) berfungsi
sebagai tempat penampungan urine sesungguhnya yang sebelumnya
mengalami proses penyerapan di dalam nefron, yang selanjutnya akan
disalurkan ke pelvis ginjal menuju vesika urinaria.

A. Sistem Perkemihan

Gambar 18: Sistem Perkemihan


Sumber: http://ukmpilarkotaku.blogspot.com/2015/12/anatomi-fisiologi-sistem-perkemihan.html

Sistem perkemihan atau biasa juga disebut sistem urogenital adalah suatu
sistem dimana terjadinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-
zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih
dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh larut dalam
air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih). Adapun susunan sistem perkemihan
(sistemurinaria) di dalam tubuh manusia terdiri atas Ren (ginjal) yang
mengeluarkan sekret urine, Ureter yang menyalurkan urine dari ginjal ke kandung
kencing, Vesika urinaria yang bekerja sebagai penampung, dan Uretra yang
menyalurkan urine dari kandung kencing.

B. Kelainan-kelainan pada Sistem Perkemihan


1. Kelainan Bawaan
a. Kelainan pada Ginjal
1). Ektopik : ginjal tidak terletak pada tempat yang seharusnya, yaitu terletak
di luar dari fossa renalis, bisa berada mulai dari rongga pelvis hingga ke
thorax. Kelainan ini bisa meliputi satu atau kedua ginjal. Posisi ginjal
ditentukan oleh pemanjangan dari pucuk ureter. Normalnya ginjal berada di
rongga abdomen, yang berbatasan dengan bagian atas vertebra lumbal tiga.
Ketika pemanjangan pucuk ureter berhenti lebih awal dari pada ukuran
normalnya maka ginjal bisa saja terletak di pelvis, atau di sakral atau di
segmen lumbal bawah. Ginjal ektopik umumnya terletak di pelvis walaupun
bisa berada dimana saja dalam rongga abdomen. Pada beberapa kejadian,
ginjal ektopik bisa bersatu ke ginjal yang normal.

Gambar 19: Anatomi Kelainan Ektopik pada Ginjal


Sumber: https://radioqta.wordpress.com/2015/11/12/ginjal-ektopik/

2). Horseshoe Kidney


Horseshoe Kidney adalah penyatuan kutub-kutub ginjal (biasanya bagian
pole bawah). Mereka saling berhubungan melalui isthmus yang berupa parenkim 
ginjal atau berupa jaringan fibrous (band )
Gambar 20: Anatomi Kelainan Hoershoe Kidney
Sumber: https://www.chop.edu/conditions-diseases/horseshoe-kidney

3). Penyakit ginjal polikistik 


Penyakit keturunan dimana sekelompok kista (benjolan non kanker) muncul
di dalam ginjal

Gambar 21: Anatomi Kelainan Penyakit Ginjal Polikistik


Sumber: https://m.klikdokter.com/penyakit/penyakit-ginjal-poliklistik

b. Kelainan pada ureter 
1). Ekstra ureter
2). Misplaced ureter
3). Ureter yang melebar atau menyempit
Air kemih bisa mengalir balik dari kandung kemih ke dalam ureter yang
abnormal, sehingga mudah terjadi infeksi ginjal (pielonefritis). Ureter yang
menyempit bisa menghalangi aliran air kemih dari ginjal ke kandung kemih dan
bisa menyebabkan ginjal membesar (hidronefrosis) serta menyebabkan kerusakan
ginjal
c. Kelainan pada Kandung Kemih
Sejumlah kelainan bawaan yang bisa ditemukan pada kandung kemih :
1) Ekstrofi : kandung kemih tidak terbentuk secara sempurna sehingga terbuka ke
permukaan perut

Gambar 22: Kelainan Ekstrofi


Sumber: https://mutialailani.wordpress.com/2010/07/

2) Divertikula: Kelainan pada dinding kandung kemih, yaitu adanya kantung


yang memungkinkan aliran kemih terhenti dan meningkatkan risiko terjadinya
infeksi saluran kemih

Gambar 23: Kelainan Divertikula


Sumber: http://www.petenfermagem.ufc.br/?p=2149
d. Kelainan Uretra
Uretra bisa abnormal atau tidak terbentuk. Pada anak laki-laki bisa
ditemukan kelainan berikut:
1) Epispadia adalah suatu kelainan bawaan pada bayi laki-laki, dimana lubang
uretra terdapat di bagian punggung penis atau uretra tidak berbentuk tabung,
tetapi terbuka.

Gambar 24: Kelainan Epispadia


Sumber: http://tanyakunurse.blogspot.com/2015/08/hipospadia-dan-epispadia.html

2).Hipospadia adalah suatu keadaan dimana lubang uretra terdapat di penis bagian
bawah, bukan di ujung penis. Kebanyakan lubang uretra terletak di dekat ujung
penis, yaitu pada glans penis. Bentuk hipospadia yang lebih berat terjadi jika
lubang uretra terdapat di tengah batang penis atau pada pangkal penis, dan kadang
pada skrotum atau di bawah skrotum. 
Gambar 25: Kelainan Hipospidia
Sumber: http://tanyakunurse.blogspot.com/2015/08/hipospadia-dan-epispadia.html

2. Kelainan yang disebabkan oleh infeksi


a. Nefritis glomerulus
Nefritis glomerulus atau radang ginjal umumnya diakibatkan reaksi alergi
terhadap racun yang diproduksi bakteri Streptococcus yang bisa menginfeksi bagian
tubuh lainnya seperti tenggorokan. Penyakit ini memungkinkan sel-sel darah merah
dan protein tercampur dengan urine. Nefritis glomerulus parah bisa menyebabkan
gagal ginjal.

b.Glomerulonefritis Akut
Glomerulonefritis akut adalah peradangan glomerulus secara mendadak.
Peradangan akut glomerulus terjadi akibat peradangan komplek antigen dan antibodi
di kapiler – kapiler glomerulus. Komplek biasanya terbentuk 7 – 10 hari setelah
infeksi faring atau kulit oleh Streptococcus (glomerulonefritis pascastreptococcus )
tetapi dapat timbul setelah infeksi lain ( Corwin, Elizabeth J, 2000 ).

c. Glomerulonefritis Kronik
Glomerulonefritis kronik adalah peradangan yang lama dari sel – sel
glomerulus. Kelainan ini dapat terjadi akibat glomerulonefritis akut yang tidak
membaik atau timbul secara spontan. Glomerulonefritis kronik sering timbul
beberapa tahun setelah cidera dan peradangan glomerulus sub klinis yang disertai
oleh hematuria (darah dalam urin) dan proteinuria ( protein dalam urin ) ringan, yang
sering menjadi penyebab adalah diabetes mellitus dan hipertensi kronik. Hasil akhir
dari peradangan adalah pembentukan jaringan parut dan menurunnya fungsi
glomerulus. Pada pengidap diabetes yang mengalami hipertensi ringan, memiliki
prognosis fungsi ginjal jangka panjang yang kurang baik ( Corwin, Elizabeth, J.
2000).

d. Pielonefritis Akut
Pielonefritis akut adalah infeksi pada ginjal yang biasanya terjadi akibat
infeksi kandung kemih, dapat terjadi di satu atau ke dua ginjal. Gejala – gejala
umumnya timbul secara cepat dalam beberapa jam atau hari dan mencakup demam
yang sering 103 F atau lebih, menggigil kedinginan, nyeri pinggang dan disuria
( Corwin, Elizabeth, J. 2000 ).

e. Pielonefritis Kronik
Pielonefritis kronik adalah infeksi pada ginjal itu sendiri, dapat terjadi akibat
infeksi berulang, dan biasanya dijumpai pada penderita batu. Gejala–gejala umum
seperti demam, menggigil, nyeri pinggang, dan disuria. Atau memperlihatkan
gambaran mirip dengan pielonefritis akut, tetapi juga menimbulkan hipertensi dan
gagal ginjal ( Corwin, Elizabeth, J. 2000 ).

f.Sistitis
Sistitis adalah infeksi kandung kemih, merupakan tempat tersering untuk
infeksi. Gejala yang timbul yaitu disuria ( nyeri waktu berkemih ). Peningkatan
frekuensi berkemih, perasaan ingin berkemih, adanya sel – sel darah putih dalam urin,
nyeri punggung bawah / suprapubis, demam yang disertai adanya darah dalam urin
pada kasus yang parah ( Corwin, Elizabeth , J. 2000 ).

g.Gagal ginjal
Penyakit Gagal Ginjal adalah suatu penyakit dimana fungsi organ ginjal
mengalami penurunan hingga akhirnya tidak lagi mampu bekerja sama sekali dalam
hal penyaringan pembuangan elektrolit tubuh, menjaga keseimbangan cairan dan zat
kimia tubuh seperti sodium dan kalium di dalam darah atau produksi urin. Gagal
ginjal yang terjadi secara mendadak adalah gagal ginjal akut. Gagal ginjal yang
berkaitan dengan menurunnya fungsi ginjal secara progresif irreversible disebut gagal
ginjal kronik, biasanya timbul beberapa tahun setelah penyakit atau kerusakan ginjal
(Corwin, Elizabeth, J . 2000).

h. Batu Ginjal
Batu di ginjal adalah endapan keras yang terbentuk dari zat yang ada di air
kencing. Prosesnya disebut nephrolithiasis. Penyakit batu ginjal atau kencing batu ini
biasanya berukuran sangat kecil atau bisa mencapai sekitar beberapa inci. Ukuran
batu yang lebih besar yang mengisi saluran yang membawa kencing dari ginjal ke
kandung kemih disebut batu staghorn.
Penyebab batu ginjal atau kencing batu bisa terbentuk jika urin atau air
kencing yang mengandung terlalu banyak bahan kimia. Bahan kimia tersebut seperti
kalsium, asam urat, sistin, atau struvite (campuran fosfat, magnesium, dan
ammonium). Melakukan diet yang sangat tinggi protein dan meminum terlalu sedikit
air akan meningkatkan risiko penyebab batu ginjal muncul. Sekitar 85% batu di ginjal
penyebab kencing batu terbuat dari zat kalsium. Batu ginjal terbentuk lebih sering di
dalam urin yang terinfeksi (batu infeksi). Penderita harus menghindari makanan atau
minuman yang mengandung banyak kafein atau soda, kalsium, kaya akan sodium,
kaya akan lemak, dan alkohol
3.Massa/Tumor/Karsinoma pada Sistem Perkemihan
a. Tumor Jinak
Secara normal, sel-sel tumbuh dan membelah untuk membentuk sel-sel baru
ketika tubuh memerlukan mereka. Ketika sel-sel tumbuh menua, mereka mati, dan
sel-sel baru mengambil tempat mereka. Adakalanya proses yang teratur ini berjalan
salah. Sel-sel baru terbentuk ketika tubuh tidak memerlukan mereka, dan sel-sel tua
tidak mati ketika mereka seharusnya mati. Sel-sel ekstra ini dapat membentuk suatu
massa dari jaringan yang disebut suatu pertumbuhan atau tumor.
1). Hamartoma Ginjal
Hamartoma atau angiomiolipoma ginjal adalah tumor ginjal yang
terdiri atas komponen lemak, pembuluh darah dan otot polos. Tumor jinak ini
biasanya bulat atau lonjong. Tumor ini lebih banyak menyerang wanita
daripada pria dengan perbandingan 4 : 1
2) . Fibroma Renalis
Tumor jinak ginjal yang paling sering ditemukan ialah fibroma renalis
atau tumor sel interstisial reno-medulari. Tumor ini biasanya ditemukan
secara tidak sengaja sewaktu melakukan autopsi, tanpa adanya tanda ataupun
gejala klinis yang signifikan. Fibroma renalis berupa benjolan massa yang
kenyal keras, dengan diameter kurang dari 10 mm yang terletak dalam medula
atau papilla. Tumor tersusun atas sel spindel dengan kecenderungan
mengelilingi tubulus di dekatnya.

3). Adenoma Korteks Benigna


Adenoma koreteks benigna merupakan tumor berbentuk nodulus
berwarna kuning kelabu dengan diameter biasanya kurang dari 20 mm, yang
terletak dalam korteks ginjal. Tumor ini jarang ditemukan, pada autopsi
didapat sekitar 20% dari seluruh autopsi yang dilakukan. Secara histologis
tidak jelas perbedaannya dengan karsinoma tubulus renalis ; keduanya
tersusun atas sel besar jernih dengan inti kecil. Perbedaannya ditentukan
hanya berdasarkan ukurannya ; tumor yang berdiameter kurang dari 30 mm
ditentukan sebagai tumor jinak. Perbedaan ini sepenuhnya tidak dapat
dipegang sebab karsinoma stadium awal juga mempunyai diameter kurang
dari 30 mm. Proses ganas dapat terjadi pada adenoma korteks.

4). Onkositoma
Onkositoma merupakan subtipe dari adenoma yang sitoplasma
granulernya (tanda terhadap adanya mitokondria yang cukup besar dan
mengalami distorsi) banyak ditemukan. Onkositoma kadang-kadang dapat
begitu besar sehingga mudah dikacaukan dengan karsinoma sel renalis.

5). Karunkulus uretra


Pertumbuhan jinak (non-kanker) yang lebih sering terjadi, berupa
pertumbuhan kecil, berwarna merah dan menimbulkan nyeri di samping
lubang uretra pada wanita.Karunkulus uretra menyebabkan adanya darah
dalam air kemih dan keadaan ini diatasi dengan pengangkatan melalui
pembedahan.

b. Tumor Ganas (Kanker)


1). Adenokarsinoma Ginjal
Adenokarsinoma ginjal adalah tumor ganas parenkim ginjal yang
berasal dari tubulus proksimalis ginjal. Tumor ini paling sering ditemukan
pada umur lebih dari 50 tahun.

2). Nefroblastoma atau Tumor Wilms


Nefroblastoma adalah tumor ginjal yang banyak menyerang anak
berusia kurang dari 10 tahun dan paling sering dijumpai pada umur 3,5 tahun.
Paling banyak menyerang anak-anak. Insiden puncaknya antara umur 1- 4
tahun. Anak perempuan dan laki-laki sama banyaknya. Tumor Wilm sering
diikuti dengan kelainan bawaan berupa: anridia, hemihipertrofi dan anomali
organ urogenitalia

3). Tumor Pelvis Renalis


Tumor ini dibedakan dalam dua jenis yaitu karsinoma sel transitional dan
karsinoma sel skuamosa. Mukosa yang terdapat pada kaliks, buli-buli dan uretra
proksimal, pielum juga dilapisi oleh sel-sel transitional dan mempunyai
kemungkinan untuk menjadi karsinoma transitional. Karsinoma sel skuamosa
biasanya merupakan metaplasia sel-sel pelvis renalis karena adanya batu yang
menahun pada pelvis renalis

4. Kelainan pada urine


a. Glukosuria
Kelainan ginjal ini ditunjukkan dengan adanya kandungan gula dalam
urine. Penyakit ini diakibatkan oleh rusaknya badan malpigi yang bertugas
untuk menyaring darah. Glikosuria adalah ekskresi glukosa ke dalam urin.
Seharusnya air seni tidak mengandung glukosa, karena ginjal akan
menyerap glukosa hasil filtrasi kembali ke dalam sirkulasi
darah. Simtoma hiperglisemia adalah glikosuria yang tidak mendapatkan
perawatan dengan baik, walaupun gangguan instrinsik pada ginjal kadang-
kadang juga dapat menginduksi glikosuria. Simtoma ini disebut glikosuria
renal dan sangat jarang terjadi. Glikosuria akan
menyebabkan dehidrasi karena air akan terekskresi dalam jumlah banyak
ke dalam air seni melalui proses yang disebut diuresis osmosis.

b. Albuminaria
Kelainan ginjal yang diakibatkan oleh naiknya tingkat permeabilitas
membrane glomerulus. Permeabilitas bisa naik karena adanya luka di
membran glomerulus akibat kenaikan darah, iritasi pada sel-sel ginjal akiba
teter, bakteri, logam berat, dan zat lainnya. Penyakit pada ginjal ini bias
diketahui dengan adanya protein albumin pada urine.
Albuminuria adalah simtoma terdapatnya sejumlah konsentrasi albumin di
dalam urin. Albumin yang mencapai ginjal melalui pembuluh darah pada
umumnya akan mengalami filtrasi pada glomerulus dan diserap kembali
oleh tubula proksimal menuju sirkulasi darah. Laju albumin yang terlepas dari
penyerapan proksimal ke dalam urin, yang melebihi 150 miligram/24 jam
telah dianggap secara medis sebagai patologis.

c. Bilirubinaria
Kelainan pada ginjal ini memiliki ciri-ciri zat warna empedu atau
bilirubin yang berlebihan pada urine. Kondisi ini bisa diakibatkan adanya
penguraian hemoglobin yang berlebihan atau akibat  disfungsi hati.

d. Disuria
Disuria adalah istilah medis yang berarti nyeri pada saat buang air
kecil, terasa tidak nyaman atau terasa panas perih saat buang air kecil.
Dalam bahasa masyarakat kita dikenal dengan istilah anyang-anyangan.
Keluhan ini bisa terjadi pada anak-anak sampai orang tua, baik laki-laki
ataupun perempuan. Disuria bukanlah suatu penyakit, melainkan suatu
gejala dari penyakit lain, misalnya infeksi saluran kencing. Oleh karena
itu, pengobatan yang dilakukan tidak hanya bertujuan untuk meredakan
keluhan nyeri saat berkemih saja, melainkan untuk mengatasi
penyebabnya. Beberapa gejala yang bisa menyertai disuria antara lain:
Demam. Nyeri pinggang, misalnya pada radang ginjal. Keluar bercak
nanah (pria) atau keputihan (wanita), misalnya pada gonore (GO). Gejala
iritasi kandung kemih, berupa sering buang air kecil (frekuensi) dan tidak
tertahankan (urgensi), Obstruksi atau buang air kecil tidak lancar seolah-
oleh tertahan dan tidak lampias. Penyebab Disuria dan Faktor Resikonya
Disuria seringkali dikaitkan dengan adanya infeksi pada sistem kemih,
namun sebenarnya dapat disebabkan oleh berbagai macam penyakit.

e. Hematuria 
Hematuria adalah kehadiran sel-sel darah merah (eritrosit) dalam urin.
Ini mungkin idiopatik atau jinak, dapat menjadi tanda bahwa ada batu
ginjal atau tumor dalam saluran kemih (ginjal, ureter, kandung
kemih, prostat, dan uretra, mulai dari yang sepele hingga yang mematikan.
Jika sel-sel darah putih ditemukan di samping sel-sel darah merah, maka
itu adalah tanda infeksi saluran kemih.

f. Leukoria
Keputihan abnormal, atau yang dikenal sebagai leukoria, adalah suatu
kondisi di mana vagina mengeluarkan cairan tidak normal yang berbau.
Cairan tersebut memiliki tekstur yang tidak biasa dan dapat menyebabkan
rasa gatal atau nyeri. Hal ini sering kali merupakan pertanda dari sesuatu
yang tidak benar pada tubuh.
Cairan vagina meliputi cairan dan sel vagina yang secara terus
menerus meluruh. Peluruhan ini normal, yang berarti tubuh mengganti sel-
sel lama dengan yang baru. Cairan vagina yang tidak berbau dan tidak
berkaitan dengan gejala lain adalah hal yang normal. Cairan tersebut
memiliki peran penting dalam sistem reproduksi wanita dengan menjaga
vagina bersih dan bebas infeksi. Apabila cairan vagina menjadi tidak
normal, hal tersebut dapat menjadi indikasi terhadap infeksi atau penyakit
yang dapat menginfeksi tubuh.

C. Penyebab Kelainan pada Sistem Perkemihan


Kelainan dapat terjadi karena beberapa sebab, seperti faktor genetik, infeksi
virus, menurunnya fungsi organ reproduksi, penurunan kadar hormon, alkohol, obat-
obatan, dan sebagainya. Selain faktor-faktor tersebut, kesehatan sistem reproduksi
juga dipengaruhi gaya hidup dan perubahan yang terjadi seiring dengan pertambahan
umur manusia

A. DEFINISI UTERUS
Uterus (rahim) merupakan bagian dari suatu sistem reproduksi
seorang wanita yang berongga berbetuk buah pear, tempat dimana
seorang bayi tumbuh. Pada wanita usia produktif, lapisan uterus
tumbuh dan menebal setiap bulan untuk mempersiapkan kehamilan.
Jika seorang wanita tidak menjadi hamil, lapisan yang tebal, berdarah
mengalir keluar dari tubuh melalu vagina. Pengeluaran ini disebut
menstruasi (datang bulan). 
Gambar 26 : Uterus
Sumber https://www.google.co.id/search?q=uterus&safe :

Uterus berbentuk seperti buah advokat atau buah peer yang sedikit
gepeng kearah muka belakang, ukurannya sebesar telur ayam dan
mempunyai rongga. Dindingnya terdiri atas otot-otot polos. Ukuran
panjang uterus adalah 7 – 7,5 cm, lebar di atas 5, 25 cm, tebal 2,5 cm,
beratnya sekitar 60kg dan tebel dinding uterus adalah 1,25 cm. Bentuk
dan ukuran uterus sangat berbeda-beda, tergantung pada usia dan pernah
melahirkan anak atau belumnya. Terletak di rongga pelvis antara
kandung kemih dan rectum. Letak uterus dalam keadaan fisiologis adalah
anteversiofleksio (serviks ke depan dan membentuk sudut dengan serviks
uteri).

Bagian-bagian uterus terdiri atas :


1.    Fundus uteri
adalah bagain uterus proksimal di ats muara tuba uterina yang mirip
dengan kubah , di bagian ini  tuba Falloppi masuk ke uterus. Fundus uteri
ini biasanya diperlukan untuk mengetahui usia/ lamanya kehamilan
2.    Korpus uteri
adalah bagian uterus yang utama dan terbesar. Korpus uteri
menyempit di
bagian inferior dekat ostium internum dan berlanjut sebagai serviks.
Pada bagian anterior menempel pada vesika urinaria dan di bagian
posterior menempel pada intestinum, dibagian lateral menempel pada
bebagai struktur yang ada di dalam ligamentum latum (tuba fallopi –
ligamentum rotundum – ligamentum ovariiproprium – vasa uterina dan
ureter). Pada kehamilan, bagian ini mempunyai fungsi utama sebagai
tempat janain berkembang. Rongga yang terdapat di korpus uteri disebut
kavum uteri (rongga rahim).

3.  Serviks uteri
Serviks menonjol ke dalam vagina melalui dinding anteriornya,dan
bermuara ke dalamnya berupa ostium eksternum. Servik uteri terdiri
dari:
a.    Pars vaginalis servisis uteri  yang dinamakan porsio
b.    Pars supravaginalis servisis uteri  yaitu bagian serviks yang berada
di atas vagina
Saluran yang terdapat pada serviks disebut kanalis servikal
berbentuk sebagai saluran lonjong dengan panjang 2,5 cm. saluran ini
dilapisi oleh kelenjar-kelenjar serviks, berbentuk sel-sel torak bersilia
dan berfungsi sebagai reseptakulum reminis. Pintu saluran serviks
sebelah dalam disebut  ostium uteri internum dan pintu di vagina
disebut ostium uteri eksternum. Secara histologis, dinding uterus
terdiri atas :

1.    Endometrium (selaput lendir) di korpus uteri


  Endometrium terdiri atas epitel pubik, kelenjar-kelenjar dan
jaringan dengan banyak pembuluh darah.  Endometrium terdiri atas
epitel selapis silindris, banyak  kelenjar tubuler bersekresi lendir. Dua
pertiga bagian atas kanal servikal dilapisi selaput lendir dan sepertiga
bawah dilapisi epitel berlapis gepeng, menyatu dengan epitel vagina.
Endometrium  melapisi seluruh kavum uteri dan mempunyai arti
penting dalam siklus haid. Endometrium merupakan bagian dalam dari
korpus uteri yang membatasi cavum uteri. Pada endometrium terdapat
lubang-lubang kecil yang merupakan muara-muara dari saluran-saluran
kelenjar uterus yang dapat menghasilkan secret alkalis yang
membasahi cavum uteri.  Epitel endometrium berbentuk seperti
silindris.
2.    Myometrium  / Otot-otot polos
Lapisan otot polos di sebelah dalam berbentuk sirkuler dan di sebelah
luar berbentuk longitudinal. Di antara kedua lapisan itu terdapat lapisan
otot oblik, berbentuk anyaman, lapisan ini paling kuat dan menjepit
pembuluh-pembuluh darah yang berada di sana.  Myometrium merupakan
bagian yang paling tebal. Terdiri dari otot polos yang disusun
sedemikian rupa hingga dapat mnedorong isinya keleuar saat
persalinan. Di antara serabut-serabut otot terdapat pembuluh-pembuluh
darah, pembuluh lympa dan urat saraf. Otot uterus terdiri dari 3
bagain :
a.    Lapisan luar, yaitu lapisan seperti kap melengkung melalui fundus
menuju kearah ligamenta
b. Lapisan dalam, merupakan serabut-serabut otot yang berfungsi ini
sebagai sfingter dan terletak pada  ostium internum tubae dan orificium
uteri  internum
c. Lapisan tengah, terletak antara ke dua lapisan di atas, merupakan
anyaman serabut otot yang tebal ditembus oleh pembuluh-pembuluh
darah. Jadi, dinding uterus terutama dibentuk oleh lapisan tengah ini.

3.    Perimetrium
Perimetrium yakni lapisan serosa / terdiri atas  peritoneum
viserale yang meliputi dinding uterus bagian luar. Ke anterior
peritoneum  menutupi fundus dan korpus, kemudian membalik ke atas
permukaan kandung kemih. Lipatan peritoneum ini membentuk
kantung vesikouterina. Ke posterior, peritoneum menutupi menutupi
fundus, korpus dan serviks, kemudian melipat pada rektum dan
membentuk kantung rekto-uterin. Ke lateral, hanya fundus yang
ditutupi karena peritoneum membentuk lipatan ganda dengan tuba
uterin pada batas atas yang bebas. Lipatan ganda ini adalah ligamentum
latum yang melekatkan uterus pada sisi pelvis.
Uterus sebenarnya terapung dialam rongga pelvis dengan jaringan ikat
dan ligamenta yang menyokongnya, sehingga terfiksasi dengan baik.

Ligamenta yang memfiksasi uterus adalah sebagai berikut :


1.    Ligamentum kardinale sinistrum et dekstrum  (Mackenrodt)
yakni ligamentum yang trepenting, mencegah supaya uterus tidak
turun, terdiri atas jaringan ikat tebal dan berjalan dari serviks dan
puncak vagina kearah lateral dinding pelvis.
2.    Ligamentum sakro- uterinum sinistrum et dekstrum
yakni ligamentum yang menahan uterus supaya tidak banyak
bergerak, berjalan dari serviks bagian belakang, kiri dan kanan, kearah
os sacrum kiri dan kanan.
3.    Ligamentum rotundum sinistrum et dekstrum
yakni ligamentum yang menahan uterus dalam antefleksi dan
berjalan dari sudut fundus uteri kiri dan kanan, ke daerah inguinal kiri
dan kanan. Pada kehamilan kadang-kadang terasa sakit di daerah
inguinal pada waktu berdiri cepat karena uterus berkontraksi kuat
dan ligamentum rotundum menjadi kencang serta mengadakan tarikan
pada daerah inguinal. Pada persalinan ia pun terba kencang dan terasa
sakit bila dipegang.
4.    Ligamentum latum sinistrum et dekstrum
yakni ligamentum yang meliputi tuba, berjalan dari uterus kearah sisi,
tidak banyak mengandung jaringan ikat. Sebenarnya ligamentum ini
adalah bagian dari peritoneum viserale  yang meliputi uterus dan kedua
tuba dan berbentuk sebagai lipatan. Di bagian dorsal, ligamentum ini
ditemukan indung telur (ovarium sinistrum et dekstrum ). Untuk
memfiksasi uterus, ligamentum latum ini tidak banyak artinya.
5.    Ligamentum infundibulo-pelvikum
yakni ligamentum yang menahan tuba Falloppi berjalan dari arah
infundibulum ke dinding pelvis. Di dalamnya ditemukan urat-urat saraf,
saluran-saluran limfe, arteria dan  vena ovarica.

Adapun nama ligament-ligament pada uterus yaitu :


1.    Ligamentum latum
yakni berupa lipatan  peritoneum sebelah lateral kanan kiri dari pada
uterus, meluas sampai ke dinding panggul dan dasar panggul, sehingga
seolah-olah menggantung pada tubae.
2.    Ligamentum rotundum (ligamentum teres uteri)
yakni terdapat dibagain atas lateral dari uterus, caudal dari  insertie
tuba, kedua ligament ini melalui  canalis inguinalis  ke bagian cranial
labia mayor.
3.    Ligamentum infundibulo pelvicum  (ligamentum suspensorium
ovari) yakni dua buah kiri kanan dari infundibulum dan ovarium ke
dinding panggul. Ligamentum ini menggantungkan uterus pada dinding
panggul. Antara sudut tuba dan ovarium terdapat  ligamentum ovarii
proprium.
4.    Ligamentum cardinale
yakni kiri kanan dari servix setinggi  ostium uteri internum ke dinding
panggul
5.    Ligamentum sarco uterinum
yakni kiri kanan dari servix sebelah belakang ke sacrum mengelilingi
rektum.
6.    Ligamentum vesico uterinum
yakni dari uterus ke kandung kemih
SistemPerkemihan
1. Pengertian
Sistem perkemihan merupakan suatu sistem organ tempat terjadinya
proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat – zat yang tidak
dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat – zat yang masih dipergunakan oleh
tubuh. Zat – zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan
berupa urin. (Purnomo, 2008)

2. Fungsi sistem perkemihan.

a) Membuang sisa metabolisme :

- Sisa metabolisme Nitrogenous : ureum, creatinin, uric acid.

- Racun-racun/Toxins

- Obat-obat/Drugs

b) Pengaturan homeostasis :

- Keseimbangan air
- Elektrolit

- Keseimbangan asam-basa darah

- Tekanan darah

- Produksi darah merah

- Mengaktifkan vitamin D

3. SusunanSistemPerkemihan
a) Ginjal (Ren)

Gambar 27: ren


(Sumber :proses-pembentukan-urin/2013.)

Ginjal terletak pada dinding posterior abdomen di belakang


peritoneum pada keduasisi vertebra thorakaliske 12 sampai vertebra lumbalis ke-3.
Bentuk ginjal seperti biji kacang. Ginjal kanan sedikit lebih rendah dari ginjal kiri,
karena adanya lobus hepatis dexter yang besar.

1) Fungsi ginjal
a) Memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksis atau
racun,
b) Mempertahankan suasana keseimbangan cairan,
c) Mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan tubuh,
d) Mengeluarkan sisa - sisa metabolisme akhir dari protein ureum,
kreatinin dan amoniak.

2) Persarafan Ginjal

Ginjal mendapatkan persarafan dari fleksus renalis


(vasomotor). Saraf ini berfungsi untuk mengatur jumlah darah yang masuk kedalam
ginjal, saraf ini berjalan bersamaan dengan pembuluh darah yang masuk ke ginjal.

3) Proses pembentukan urin


1. Proses Filtrasi ,
Pada tahapan filtrasi ini terjadi penyaringan zat beracun dalam darah yang
terjadi pada bagian malphigi. Pada bagian malphigi, kapsula bowman berperan
dalam menyaring zat – zat dalam darah yang berada dalam Glomerulus. Dalam
darah itu mengandung urea, gua, garam, air, dan zat lainnya. Ketika selesai
dalam proses penyaringan ini terbentukla filtrat glomerulus. Filtrat glomerulus
ini disebut dengan urin primer. Pada urin primer masih terkandung zat - zat yang
dibutuhkan dalam tubuh seperti asam amino, garam urea, glokosa, asam urat.
Dalam urin primer ini tidak ditemukan adanya protein. Pada filtrat glomerulus
atau urine primer ini sebanyak 99% akan diserap kembali.

2. Proses Reabsorbsi (Penyerapan Kembali)


Pada proses ini urine primer yang masih terdapat zat-zat yang
diperlukan dalam tubuh akan dialirkan dari glomerulus menuju Tubulus
Proksimal. Di dalam tubulus proksimal, zat - zat yang masih terdapat pada
urin primer diserap kembali seperti air, asam amino, dan glukosa. Zat yang
telah diserap kembali akan dialirkan menuju dalam darah melalui
pembuluh kapiler darah yang terdapat di sekitar tubulus. Terjadi juga
penyerapan Natrium di Lengkung Henle. Sisa dari reabsorpsi ini
dinamakan urin sekunder. Di dalam urin sekunder sudah tidak terdapat lagi
zat-zat yang masih diperlukan dalam tubuh.

3. Augmentasi

Urine sekunder yang sudah terbentuk tadi akan dialirkan menuju


Tubulus Distal. Di dalam tubulus distal terjadi augmentasi yaitu proses
penyerapan air dan juga penambahan zat – zat seperti Ion K+ dan ion H+,
kreatinin dan juga urea dalam urin. Jadi di dalam proses augmentasi ini
sudah tidak terdapat zat - zat yang tidak berguna lagi dalam tubuh. Bisa
dikatakan pada proses augmentasi inilah terbentuk urin yang
sesungguhnya.Urin yang telah terbentuk ini akan dialirkan menuju
kandung kemih (kandung kencing/ vesika urinaria) melalui saluran yang
bernama Ureter. Pada saluran kencing ini urin di tamping sementara saja.
Urin kemudian disalurkan melalui saluran lagi yang bernama Uretra untuk
menuju Lubang Seni.
Gambar 28: tempat proses pembuatan urin
(Sumber : proses-pembentukan-urine/2016.)
b)Ureter

Gambar 29: ureter


(Sumber : www.amongguru.com/ )
Terdiri dari 2 saluran pipa masing - masing bersambung dari ginjal kevesika
urinaria. Panjangnya ± 25-30 cm, dengan penampang 0,5 cm. Ureter sebagian terletak
pada rongga abdomen dan sebagian lagi terletak pada rongga pelvis.
1) Lapisan dinding ureter terdiri dari:
1. Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)
2. Lapisan tengah lapisan otot polos
3. Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa
Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan - gerakan peristaltic yang
mendorong urin masuk kedalam kandung kemih.

c) Vesika Urinaria (Kandung Kemih)

Gambar 30: vesika urinaria


(Sumber : /anatomi-dan-fisiologi-ginjal-dan-saluran-perkemihan)

Vesika urinaria bekerja sebagai penampung urin. Organ ini berbentuk


seperti buah pir (kendi). letaknya di belakang simfisis pubis di dalam rongga
panggul.Vesika urinaria dapat mengembang dan mengempis seperti balon karet.

1)Dinding kandung kemih terdiri dari:


1. Lapisan sebelah luar (peritoneum).
2. Tunika muskularis (lapisan berotot).
3. Tunika sub mukosa.
4. Lapisan mukosa (lapisan bagian dalam).

d) Uretra
Merupakan saluran sempit yang berpangkal pada vesika urinaria yang
berfungsi menyalurkan air kemih keluar.

Pada laki – laki panjangnya kira - kira 13,7 - 16,2 cm, terdiri dari:
1. Urethra pars Prostatica
2. Urethra pars membranosa ( terdapat spinchter urethra
externa)
3. Urethra pars spongiosa.
Urethra pada wanita panjangnya kira - kira 3,7 - 6,2 cm
(Taylor), 3 - 5 cm (Lewis). Sphincter urethra terletak di sebelah atas vagina
(antara clitoris dan vagina) dan urethra disini hanya sebagai saluran ekskresi.

1) Dinding urethra terdiridari 3 lapisan:


1. Lapisan otot polos, merupakan kelanjutan otot polos dariVesika
urinaria. Mengandung jaringan elastic dan otot polos. Sphincter
urethra menjaga agar urethra tetap tertutup.
2. Lapisan sub mukosa, lapisan longgar mengandung pembuluh darahdan
saraf.
3. Lapisan mukosa.

e) Urin (Air Kemih)


1) Sifat fisis air kemih, terdiri dari:
a) Jumlah ekskresi dalam 24 jam ± 1.500 cc tergantung dari
pemasukan (intake) cairan dan faktor lainnya.
b) Warna, bening kuning muda dan bila dibiarkan akan menjadi
keruh.
c) Warna, kuning tergantung dari kepekatan, diet obat
obatan dan sebagainya.
d) Bau, bau khas air kemih bila dibiarkan lama akan b berbau
amoniak.
e) Berat jenis 1,015 - 1,020.

1. Reaksi asam, bila lama - lama menjadi alkalis, juga tergantung dari
pada diet (sayur menyebabkan reaksi alkalis dan protein memberi
reaksi asam).
a) Komposisi air kemih, terdiri dari:
1. Air kemih terdiri dari kira - kira 95% air.
2. Zat – zat sisa nitrogen dari hasil metabolisme protein, asam urea,
amoniak dan kreatinin.
3. Elektrolit, natrium, kalsium, NH3, bikarbonat, fospat dan sulfat.
4. Pagmen (bilirubin dan urobilin).
5. Toksin.
6. Hormon.

f) Mikturisi
Mikturisi ialah proses pengosongan kandung kemih setelah terisi dengan urin.
Mikturisi melibatkan 2 tahap utama, yaitu:
a) Kandung kemih terisi secara progresif hingga tegangan pada
dindingnya meningkat melampaui nilai ambang batas (Hal ini terjadi
bila telah tertimbun 170 - 230 ml urin), keadaan ini akan mencetuskan
tahap ke 2.
b) Adanya reflex saraf (disebut reflex mikturisi) yang akan
mengosongkan kandung kemih. (Syaifuddin, 1992).

B. Proses Berkemihdan Hal yang Mempengaruhi


1. Proses Berkemih
Pengeluaran urin secara volunteer biasanya dimulai dengan cara
berikut : Mula - mula, orang tersebut secara volunteer mengkontraksikan otot
perutnya, yang akan meningkatkan tekanan di dalam kandung kemih dan
memungkinkan urin tambahan memasuki leher kandung kemih dan uretra
posterior dalam keadaan di bawah tekanan, sehingga meregangkan
dindingnya. Hal ini memicu reseptor regang, yang mencetuskan reflex
mikturisi dan secara bersamaan menghambat sfingter uretra eksterna.
Biasanya, seluruh urin akan dikeluarkan, dan menyisakan tidak lebih dari 5 -
10 mili meter urin di dalam kandung kemih.
Atau dapat dijelaskan melalui skema berikut :
Pertambahan vol urine → tek intra vesicalis → keregangan dinding
vesicalis (m. detrusor) → sinyal – sinyal miksi kepusat saraf lebih tinggi (pusat
kencing) → untuk diteruskan kembali kesaraf saraf spinal → timbul refleks spinal →
melalui n. Pelvicus → timbul perasaan tegang pada vesica urinaria sehingga
akibatnya menimbulkan permulaan perasaan ingin berkemih. (Virgiawan, 2008 ).

 Faktor-faktor yang mempengaruhi eliminasi urin menurut Tarwoto &


Wartonah (2006) antara lain :
1. Pertumbuhan dan perkembangan. Usia dan berat badan dapat
mempengaruhi jumlah pengeluaran urin. Pada usia lanjut volume
kandung kemih berkurang, perubahan fisiologis banyak ditemukan
setelah usia 50 tahun. Demikian juga wanita hamil sehingga frekuensi
berkemih juga akan lebih sering.
2. Sosiokultural. Budaya masyarakat dimana sebagian masyarakat hanya
dapat berkemih pada tempat tertutup dan sebaliknya ada masyarakat
yang dapat berkemih pada lokasi terbuka.
3. Psikologis. Pada keadaan cemas dan stres akan meningkatkan stimulasi
berkemih.
4. Kebiasaan seseorang. Misalnya seseorang hanya bisa berkemih di
toilet sehingga ia tidak dapat berkemih menggunakan pot urin.
5. Tonus otot Eliminasi urin membutuhkan tonus otot kandung kemih,
otot abdomen, dan pelvis untuk berkontraksi. Jika ada gangguan tonus
otot, dorongan untuk berkemih juga akan berkurang. Mekanisme awal
yang menimbulkan proses berkemih volunter belum diketahui dengan
pasti. Salah satu peristiwa awal adalah relaksasi otot-otot dasar
panggul, hal ini mungkin menimbulkan tarikan yang cukup besar pada
otot detrusor untuk merangsang kontraksi. Kontraksi otot-otot perineum
dan sfingter eksterna dapat dilakukan secara volunter sehingga mampu
mencegah urin mengalir melewati uretra atau menghentikan aliran urin
saat sedang berkemih (Guyton, 2006).
6. Intakecairan dan makanan. Alkohol menghambat anti diuretik hormon,
kopi, teh, coklat, dan cola (mengandung kafein) dapat meningkatkan
pembuangan dan ekskresi urin.
7. Kondisi penyakit Pada pasien yang deman akan terjadi penurunan
produksi urin karena banyak cairan yang dikeluarkan melalui kulit.
Peradangan dan iritasi organ kemih menyebabkan retensi urin.
8. Pembedahan. Penggunaan anastesi menurunkan filtrasi glomerulus
sehingga produksi urin akan menurun.
9. Pengobatan. Penggunaan diuretik meningkatkan output urin, anti
kolinergik dan nantihipertensi menimbulkan retensi urin.
10. Pemeriksaan diagnostic Intravenus pyelogram dimana pasien dibatasi
intake sebelum prosedur untuk mengurangi output urin. Eliminasi urin
atau mikturisi biasanya terjadi tanpa nyeri dengan frekuensi lima
sampai enam kali sehari, dan kadang-kadang sekali pada malam hari.
Rata-rata individu memproduksi dan mengeluarkan urin sebanyak
1200-1500 dalam 24 jam. Jumlah ini tergantung asupan cairan,
respirasi, suhu lingkungan, muntah atau diare.

Proses berkemih pada seseorang dapat mengalami gangguan sehingga


tidak dapat berjalan dengan normal. Kondisi umum yang terjadi sebagian
besar adalah ketidakmampuan individu untuk berkemih karena adanya
obstruksi uretra. Pada kondisi ini perlu dilakukan intervensi untuk
mengosongkan kandung kemih yaitu dengan pemasangan kateter.

 Warna Urine yang Menandakan Kondisi Kesehatan


Warna urine yang normal ialah yang mempunyai warna keemasan atau
pun kuning muda sedangkan warna ini berasal dari pigmen tubuh yang diberi
nama urochrome. Jika warna urine bening atau tanpa warna menunjukkan jika
tubuh Anda telah terhidrasi dengan baik. Meskipun warna urine bening karena
menandakan sedang mengonsumsi obat yang memang untuk mengeluarkan
urine.Jika warna urine Anda tak normal atau tidak biasa maka bisa disebabkan
karena adanya berbagai masalah kesehatan yang sedang Anda alami atau juga
dipengaruhi oleh apa yang dikonsumsi. Sebagai contoh, makanan atau buah
yang dikonsumsi, dehidrasi serta kondisi medis tertentu.

b) Beberapa warna urine yang tak sehat

a. Cokelat tua

Jika urine Anda berwarna cokelat tua atau pun cokelat bisa
menandakan Anda sedang bermasalah dengan organ hati dan ini pun
menandakan Anda sedang mengalami dehidrasi. Sedangkan dehidrasi sendiri
bisa terjadi karena tubuh sedang mengalami kehilangan lebih banyak cairan
jika dibandingkan dengan yang sudah masuk ke dalam tubuh.

b. Orange

Jika urine Anda berwarna jingga atau orange itu menandakan adanya
beberapa masalah. Seperti masalah kesehatan, dehidrasi serta konsumsi obat
tertentu. Selain itu obat yang biasanya membuat warna urine seperti obat
kemoterapi, obat anti inflamasi atau sulfasalazine, obat pencahar dan juga
pyridium.

Selain itu, untuk kondisi kesehatan yang bisa membuat warna urine
orang yang merupakan gangguan pada hati atau pun saluran empedu yang
diikuti oleh warna feses yang kelihatan pucat.
c. Pink atau merah muda

Jika warna urine Anda berwarna pink atau merah muda maka
perhatikanlah gejala yang lain. Karena bisa saja warna ini dihasilkan oleh
makanan atau obat yang Anda konsumsi, darah atau pun terdapat penyakit
tertentu.Sebagai contohnya, terdapat infeksi saluran kemih, tumor, penyakit
ginjal serta masalah prostat. Selain itu, obat-obatan seperti obat untuk infeksi
saluran kemih serta antibiotic rifampin yang dapat memberikan warna merah
mudah pada urine.

d. Hijau atau Biru

Hijau atau biru merupakan warna urine yang mungkin bisa membuat
Anda cukup terperanjat karenanya. Memang bisa dibilang warna seperti ini
bisa disebabkan oleh adanya kondisi medis yang memang jarang terjadi.
Tetapi hal ini pun bisa disebabkan oleh konsumsi obat asma dan propofol
anestesi. Jika warna urine Anda tak kunjung normal maka sebaiknya hubungi
dokter.

Adanya perubahan urine yang terjadi karena adanya beberapa hal


seperti makanan atau minuman yang dikonsumsi atau masalah adanya
kesehatan.  Walaupun warna urine yang memang disebabkan adanya obat atau
makanan yang disarankan untuk memperhatikan secara lebih detail dengan
kondisi urine

A. Bahan-bahan yang Dieksresi dan Tidak Dieksresi Kedalam Urine


Ginjal adalah suatu organ yang secara struktural kompleks dan telah
berkembang untuk melaksanakan sejumlah fungsi penting yaitu ekskresi produk sisa
metabolisme, pengendalian air dan garam, pemeliharaan keseimbangan asam yang
sesuai dan sekresi berbagai hormon autokoid. Ginjal tersusun dari sekitar 1,3 juta
nefron yang akan melakukan ultrafiltrasi terkait dengan ekskresi dan reabsorpsi.
Kerja ginjal dimulai saat dinding kapiler glomerulus melakukan ultrafiltrasi untuk
memisahkan plasma darah dari sebagian besar air, ion-ion dan molekul-molekul.
Didalam ginjal terdapat nefron. Fungsi dasar nefron adalah untuk membersihkan atau
menjernihkan plasma darah dari zat-zat yang tidak dikehendaki ketika ia mengalir
melalui ginjal tersebut. Zat-zat yang harus dikeluarkan terutama meliputi produk
akhir metabolisme seperti reatinin, asam urat, dan urea. Di samping itu banyak zat
lain yang, seperti ion natrium, ion kalium, ion klorida dan ion hydrogen cenderung
terkumpul di dalam tubuh dalam jumlah berlebihan; nefron tersebut juga berfungsi
untuk membersihkan plasma dari kelebihan ini.
Mekanisme utama nefron tersebut membersihkan plasma dari zat-zat yang
tidak dikehendaki adalah: (1) ia menyaring sebagian besar plasma, biasanya kira-kira
seperlima dari jumlah plasma, melalui membrane glomerulus ke dalam tubulus
nefron. (2) kemudian, ketika cairan yang difiltrasi ini mengalir melalui tubulus
tersebut, zat-zat yang tidak dikehendaki tidak diabsorpsi sedangkan zat dikehendaki,
terutama air dan bamyak elektrolit, direabsorpsi kembali kedalam plasma kapiler
peritubulus. Dengan kata lain, bagian yang dikehendaki dari cairan tubulus
dikembalikan kedalam darah, sedangkan bagian yang tidak dikehendaki ke luar
kedalam urina. Mekanisme kedua nefron membersihkan plasma dari zat-zat yang
tidak dikehendaki adalah dengan seksresi. Yaitu zat-zat diseksresidari plasma
langung melewati sel-sel epitel yang melapisi tubulus dan masuk ke dalam cairan
tubulus tersebut. Jadi, urina yang akhirnya terbentuk terutama terdiri dari zat-zat yang
difiltrasikan tetapi juga sejumlah kecil zat-zat yang disekskresikan (Guyton Arthur,
1990).
Gambar31: komposisi urin normal

Komposisi urine normal


Urine terutama terdiri atas air, urea dan natrium klorida. Pada seseorang yang
menggunakan diet yang rata-rata berisi 80 – 100 gram protein dalam 24 jam, jumlah
persen air dan benda padat dalam urine adalah seperti berikut:
Air 96%

Benda Padat 4 %(terdiri atas urea 2% dan produk


metabolic lain 2%)

Produk Akhir Metabolisme yang Diekskresi:

1. Ureum adalah hasil akhir metabolisme protein. Berasal dari asam amino yang telah
dipindah ammonianya di dalam hati dan mencapai ginjal, dan diekskresikan rata-
rata 30 gram sehari. Kadar ureum darah yang normal adalah 30 mg setiap seratus
ccm darah, tetapi hal ini tergantung dari jumlah normal protein yang dimakan dan
fungsi hati dalam pembentukan ureum.

2. Asam urat. Pada normal asam urat di dalam darah adalah 2 – 3 mg setiap 100 cm,
sedagkan 1,5 – 2 mg setiap hari diekskresikan ke dalam urine.

3. Keratin adalah hasil buangan keratin dalam otot. Produk metabolisme lain
mencakup benda-benda purin, oksalat, fosfat, sulfat, dan uratik.

4. Elektrolit atau garam, seperti natrium dan kalium klorida, diekskresikan untuk
mengimbangi jumlah yang masuk melalui mulut.

Tabel. Perlakuan ginjal terhadap beberapa komponen plasma manusia dewasa normal
dengan diet biasa.

Dalam 24 jam Persentase


yang
Zat Tempat
Direabsorps
i
Filtrasi Reabsorpsi Sekresi Ekskresi

Ureum 870 4603 410 53 P,H,D,K

(mmol)

Kreatini 12 14 14 12
n (mmol)

Asam 50 49 4 5 98 P
Urat

(mmol)

Glukosa 800 800 0 100 P


(mmol)

Zat 54.000 53.400 100 700 98,9 P,H,D,K


terlarut
total
(mosm)

Air (mL) 180.000 179.000 1000 99,4 P, H, D,


K

P, tubulus proksimal; H, ansa Henle; D, tubulus distal; K, ductus koligentes.

Tabel Kader beberapa zat yang peting secara fisiologis dalam urine dan plasma.
Kadar dalam

Zat Urin (P) Plasma (P) Rasio U/P

Glukosa (mg/dL) 0 100 0

Na+ (MgmL) 90 150 0,6

Urea 900 15 60

Kreatinin 150 1 150

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Urine terbentuk setelah melalui proses penyaringan darah di ginjal.
Proses pembentukan urine di ginjal tepatnya terjadi di neuron. Berdasarkan tiga
rangkaian proses pembentukan urine ada beberapa bahan yang diekskresikan ke
dalam urine dan ada juga bahan yang tidak diekskresikan kedalam urine. Tujuan
ekskresi dalam proses pembentukan urine adalah untuk membuang sisa metabolisme
dan benda yang tidak dikehendaki atau tidak berguna agar tidak menghambat
jalannya proses lainnya. Zat-zat yang harus dikeluarkan terutama meliputi produk
akhir metabolisme seperti urea, kreatinin, asam urat, dan urea. Di samping itu banyak
zat lain yang, seperti ion natrium, ion kalium, ion klorida dan ion hydrogen
cenderung terkumpul di dalam tubuh dalam jumlah berlebihan; nefron tersebut juga
berfungsi untuk membersihkan plasma dari kelebihan ini.

B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini tentunya masih terdapat banyak kekurangan
yang perlu diperbaiki untuk itu diharapkan kritik serta saran dari pembaca guna
terwujudnya makalah yang lebih sempurna kedepannya. Dan diharapkan pembaca
mampu memahami mengenai bahan-bahan yang diekskresi dan tidak diekskresi
kedalam urine.

DAFTAR PUSTAKA
https://dosenbiologi.com/manusia/anatomi-ginjal diakses pada tanggal 11 oktober
2018 pada pukul 08:39

https://usaha321.net/anatomi-ginjal-manusia-dan-fungsinya.html diakses pada


tanggal 11 oktober 2018 pada pukul 08:45

https://hellosehat.com/hidup-sehat/fakta-unik/mengenal-anatomi-ginjal/ diakses pada


tanggal 11 oktober 2018 pada pukul 09:29

http://gurupintar.com/threads/jelaskan-bagian-bagian-nefron-dan-sebutkan-
fungsinya.6137/ diakses pada tanggal 11 oktober 2018 pada pukul 09:42

Drs.H. Syaifuddin,AMK. 2012. Anatomi Fisiologi Kurikulum Berbasis Kompetensi :


Jakarta : EGC.

Drs. Syaifuddin, B.Ac. 1994. Anatomi Fisiologi Untuk Siswa Perawat. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran

Wayan Ariyani, Sri Erawati, Ketut Somoyani. 2015. Modul Praktek Anatomi.. :
Denpasar: Poltekkes Kemenkes Denpasar Jurusan Kebidanan.

R.Putz & R. Pabst, 2003. Atlas Anatomi Sobotta Batang badan, Panggul,Ekstremitas
Bawah. Edisi 21. : EGC.

https://ritaelfianis.com/pengertian-fungsi-struktur-dan-bagian-bagian-vesika-urinaria-
kandung-kemih/ Diakses : Kamis, 11 Oktober 2018

https://www.google.co.id/search?
q=ureter+pada+pria&safe=strict&tbm=isch&source=iu&ictx=1&fir=Fj5O_I7mP
LXrkM%253A%252CrQsCDakHIqslqM%252C

Diakses : Kamis, 11 Okober 2018

https://www.google.co.id/search?safe=strict&biw=1356&bih=602&tbm=isch&sa
Diakses : Kamis, 11 Okober 2018

https://ritaelfianis.com/pengertian-fungsi-struktur-dan-bagian-bagian-vesika-urinaria-
kandung-kemih/

Diakses : Kamis, 11 O

Evelyn. 1992.Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta:Penerbit PT Gramedia


Pustaka Utama

Guyton, Arthur C.1981.Buku Teks Fisiologi Kedokteran.Jakarta:Penerbit Buku


Kedokteran EGC

https://plus.kapanlagi.com/infeksi-saluran-kemih-kenali-dulu-gejala-dan-
penyebabnya-e376e7.html (saluran perkemihan) diakses pada tanggal 19 Oktober
2018

http://giziklinikku.blogspot.com/2016/06/sistem-urinaria-sistem-perkemihan.html
(sistem perkemihan) diakses pada tanggal 19 Oktober 2019

https://www.medkes.com/2015/07/kanker-kandung-kemih-gejala-penyebab-
pengobatan.html (kandung kemih) 21 Oktober 2019

Syaifuddin.1992.Anatomi Fisiologi untuk Siswa Perawat.Jakarta:Penerbit Buku


Kedokteran EGC

Drs. H. Syaifuddin, AMK.2011.Anatomi Fisiologi Kurikulum Berbasis


Kompetensi.Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC
Guyton, Arthur C.1981.Buku Teks Fisiologi Kedokteran.Jakarta:Penerbit Buku
Kedokteran EGC

https://id.scribd.com/doc/13417100/Mekanisme-Kerja-Ginjal-Berdasarkan-Tahapan-
Filtrasi

https://rebanas.com

www.hrysains.wordpress.com
Broom, Bryan. 2005. Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia dan Sistem Reproduksi.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Corwin, Elizabeth J. 2000. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Duenhoelter, Johanan H. 1988. Ginekologi Greenhill. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC
Guyton, Arthur C. 1976. Fisiologi Kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC
Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta: P.T Bina Pustaka
Syaifuddin. 1992. Anatomi Fisiologi Untuk Siswa Perawat. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC
Syaifuddin. 2017. Anatomi Fisiologi Untuk Keperawatan dan Kebidanan. Jakarta:
PenerbitBukuKedokteran EGC

https://laporanipa.wordpress.com/2013/02/28/penyakit-dan-kelanan-pada-urinaria/

(Diakses Kamis, 11 Oktober 2018)

https://doktersehat.com/macam-macam-penyakit-dan-kelainan-ginjal/
(Diakses Kamis, 11 Oktober 2018)
Drs. Syaifuddin, B, Ac., AnatomiFisiologiUntukSiswaPerawat. 1992.
BukuKedoktean EGC. Jakarta.

https://zumrohhasanah.wordpress.com/2010/07/06/mekanisme-buang-air-kecil/
Diaksespadatanggal : 11 Oktober 2018

Guyton Arthur C. 1990. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit. Jakarta: EGC

Ganong William. 1998. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC

http://ienris.blogspot.com/p/bahan-bahan-yang-diekskresi-dan-tidak.html

Sumber gambar:
Gambar 1:https://hellosehat.com/hidup-sehat/fakta-unik/mengenal-anatomi-
ginjal/
Gambar 2: http://gurupintar.com/threads/jelaskan-bagian-bagian-nefron-dan-
sebutkan-fungsinya.6137/
Gambar 3: 2014/01/anatomifisiologi-normal-0-false-false.html
Gambar 4: sterlingcare.com
Gambar 5: https://ritaelfianis.com/pengertian-fungsi-struktur-dan-bagian-
bagian-vesika-urinaria-kandung-kemih/
Gambar 6: Sobotta, R.Putz & R. Pabst 2003
Gambar 7: medical science.com
Gambar 8: https://www.gettyimages.com
Gambar 9: https://plus.kapanlagi.com
Gambar 10: https://plus.kapanlagi.com
Gambar 11: https://plus.kapanlagi.com
Gambar 12: http://medicina-islamica-lg.blogspot.com
Gambar 13: https://www.datuopinion.com/uretritis
Gambar 14: http://www.mikirbae.com
Gambar 15: http://abimanyuu25.blogspot.com
Gambar 16: www.hrysains.wordpress.com

Gambar 17: https://rebanas.com


Gambar 18: http://ukmpilarkotaku.blogspot.com/2015/12/anatomi-fisiologi-
sistem-perkemihan.html
Gambar 20: https://radioqta.wordpress.com/2015/11/12/ginjal-ektopik/
Gambar 21: https://m.klikdokter.com/penyakit/penyakit-ginjal-poliklistik
Gambar 22: https://mutialailani.wordpress.com/2010/07/
Gambar 23: http://www.petenfermagem.ufc.br/?p=2149
Gambar24:http://tanyakunurse.blogspot.com/2015/08/hipospadia-dan-
epispadia.html
Gmabar25:http://tanyakunurse.blogspot.com/2015/08/hipospadia-dan-
epispadia.html
Gambar 26: https://www.google.co.id/search?q=uterus&safe :
Gambar 27: proses-pembentukan-urin/2013.
Gambar 28: proses-pembentukan-urine/2016.
Gambar 29: www.amongguru.com/
Gambar 30: /anatomi-dan-fisiologi-ginjal-dan-saluran-perkemihan
Gambar 31: www.bahan+yang+diekskresi+keurin
http://ukmpilarkotaku.blogspot.com/2015/12/anatomi-fisiologi-sistem-
perkemihan.html
(Diakses Kamis, 11 Oktober 2018)
https://radioqta.wordpress.com/2015/11/12/ginjal-ektopik/
( Diakses Sabtu , 20 Oktober 2018)
https://www.chop.edu/conditions-diseases/horseshoe-kidney
( Diakses Sabtu , 20 Oktober 2018)
https://m.klikdokter.com/penyakit/penyakit-ginjal-poliklistik

http://repository.ump.ac.id/4265/3/Suyatni%20BAB%20II.pdf

Anda mungkin juga menyukai