Anda di halaman 1dari 15

Makalah Anatomi Fisiologi

“Ginjal”

Dosen Pengampu :

Kelompok 7
1. Disfa Nancy Puspita P17110233055
2. Claresta Eka Yuwono P17110233060
3. Sonya Maulidya P17110233071
4. Cantika Angela Putri Chrisanti P17110233076
5. Reigita Aulia Krisna P17110234093

PRODI D-III GIZI


JURUSAN GIZI TINGKAT 1B
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan karya tulis berupa makalah ini dengan baik dan
tanpa suatu kendala berarti.
Tidak lupa kami dari kelompok 7 yang beranggotakan 5 orang, yakni:
1. Disfa Nancy Puspita P17110233055
2. Claresta Eka Yuwono P17110233060
3. Sonya Maulidya P17110233071
4. Cantika Angela Putri Chrisanti P17110233076
5. Reigita Aulia Krisna P17110234093
mengucapkan terima kasih kepada Dosen Mata Kuliah Anatomi Fisiologi, Ibu [Nama Dosen],
yang telah membimbing dan memberi arahan dalam penyusunan makalah ini. Makalah berjudul
“Ginjal” ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Anatomi Fisiologi.

Kami memohon maaf apabila terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penyusunan makalah
ini. Karenanya, kami menerima kritik serta saran yang membangun dari pembaca agar kami dapat
menulis makalah secara lebih baik pada kesempatan berikutnya. Besar harapan kami makalah ini
dapat bermanfaat dan berdampak besar sehingga dapat memberi inspirasi bagi para pembaca.

Malang, 20 Agustus 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... i


DAFTAR ISI................................................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................... iiiii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ................................................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................................................ 1
1.3. Tujuan............................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................ 2
2.1. Anatomi dan Struktur Ginjal ............................................................................................ 2
2.1.1. Nefron ....................................................................................................................... 3
2.1.2. Glomerulus ................................................................................................................ 3
2.1.3. Tubulus kontortus proksimal .................................................................................... 3
2.1.4. Ansa henle ................................................................................................................. 4
2.1.5. Tubulus kontortus distal............................................................................................ 4
2.1.6. Duktus koligen medula ............................................................................................. 4
2.2. Fungsi Ginjal .................................................................................................................... 4
2.2.1. Menyaring dan Membuang Limbah.......................................................................... 4
2.2.2. Mengendalikan Keseimbangan Air........................................................................... 4
2.2.3. Mengatur Sel Darah Merah ....................................................................................... 4
2.2.4. Mengatur Tekanan Darah dan Kadar Garam ............................................................ 5
2.2.5. Mengaktifkan Vitamin D .......................................................................................... 5
2.3. Pengaturan Keseimbangan Air dan Elektron ................................................................... 5
2.4. Pengaturan Keseimbangan Asam Basa ............................................................................ 6
2.5. Pengaturan Tekanan Arteri............................................................................................... 8
BAB III PENUTUPAN................................................................................................................. 10
3.1. Kesimpulan..................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 11

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur Anatomi Ginjal.............................................................................................. 2


Gambar 2.1.1. Struktur Anatomi Nefron Ginjal ............................................................................. 3
Gambar 2.1.2 Struktur Anatomi Glomerulus Ginjal ....................................................................... 3
Gambar 2.5. Alat untuk memeriksa tekanan darah (sphigmomanometer atau tensimeter) ............ 9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Ginjal merupakan salah satu organ vital dalam tubuh manusia yang memiliki peran sentral
dalam menjaga keseimbangan dan kesehatan tubuh. Pengetahuan tentang struktur ginjal
manusia menjadi dasar penting dalam memahami cara kerja organ ini. Ginjal terdiri dari
berbagai komponen seperti korteks, medula, pelvis ginjal, serta unit fungsional utama, yaitu
nefron. Ginjal memiliki peran multifungsi yang meliputi penyaringan darah untuk
mengeluarkan produk limbah, regulasi keseimbangan air dan elektrolit dalam tubuh, serta
produksi hormon seperti renin dan eritropoietin yang berperan dalam pengaturan tekanan
darah dan produksi sel darah merah.

Ginjal mengatur keseimbangan air dan elektrolit dengan mengontrol reabsorpsi dan
ekskresi di berbagai bagian tubulus ginjal. Ini memastikan bahwa tubuh mempertahankan
keseimbangan yang diperlukan untuk fungsi normal organ dan sistem lainnya. Ginjal berperan
dalam pengaturan keseimbangan asam basa dalam tubuh dengan mengeluarkan ion hidrogen
dan mengekskresikan ion bikarbonat atau menjaga ion bikarbonat sesuai dengan kebutuhan
tubuh. Ginjal memiliki peran kunci dalam mengatur tekanan arteri melalui pengaturan volume
darah dan pelepasan hormon renin yang mempengaruhi sistem renin-angiotensin-aldosteron,
yang berkontribusi pada regulasi tekanan darah.

1.2. Rumusan Masalah


1.2.1. Bagaimana anatomi dan struktur ginjal manusia?
1.2.2. Apa saja fungsi ginjal manusia?
1.2.3. Bagaimana ginjal mengatur keseimbangan air dan elektron?
1.2.4. Bagaimana pengaturan keseimbangan asam basa pada ginjal manusia?
1.2.5. Bagaimana pengaturan tekanan arteri pada ginjal manusia?

1.3. Tujuan
1.3.1. Mengetahui anatomi dan struktur ginjal manusia
1.3.2. Mengetahui saja fungsi ginjal manusia
1.3.3. Mengetahui pengaturan keseimbangan air dan elektron
1.3.4. Mengetahui pengaturan keseimbangan asam basa pada ginjal manusia
1.3.5. Mengetahui pengaturan tekanan arteri pada ginjal manusia

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Anatomi dan Struktur Ginjal


Ginjal (Ren) adalah suatu organ yang mempunyai peran penting dalam mengatur
keseimbangan air dan metabolit dalam tubuh dan mempertahankan keseimbangan asam basa
dalam darah. Setiap hari, ginjal memproses sekitar 200 liter darah untuk menyaring atau
menghasilkan sekitar 2 liter sampah dan kelebihan air dalam bentuk urin. Berat dan besar
ginjal bervariasi, hal ini tergantung jenis kelamin, umur, serta ada tidaknya ginjal pada sisi
lain. Pada orang dewasa, ratarata ginjal memiliki ukuran panjang sekitar 11,5 cm, lebar sekitar
6 cm dan ketebalan 3,5 cm dengan berat sekitar 120-170 gram atau kurang lebih 0,4% dari
berat badan.

Gambar 2.1 Struktur Anatomi Ginjal

Manusia memiliki sepasang ginjal yang terletak dibelakang perut yaitu dibagian kanan
dan kiri tulang belakang dibawah hati dan limfa. Anatomi ginjal pada manusia sangat kecil
dan sederhana akan tetapi perannya dalam menjaga keseimbangan tubuh sangat vital. Ginjal
memiliki bentuk seperti kacang dengan lekukan yang menghadap ke dalam. Sebagian dari
bagian atas ginjal terlindungi oleh iga kesebelas dan duabelas, kedua ginjal dibungkus soleh
dua lapisan lemak (lemak perirenal dan lemak pararenal) yang membantu meredam
goncangan. Permukaan anterior dan posterior kutu batas dan bawah serta tepi lateral ginjal
berbentuk cembung sedangkan tepi medialnya berbentuk cekung karena adanya hilus.

2
2.1.1. Nefron
Tiap tubulus ginjal dan glomerulus membentuk satu kesatuan (nefron). Ukuran ginjal
terutama ditentukan oleh jumlah nefron yang membentuknya. Tiap ginjal manusia
memiliki kira-kira 1,3 juta nefron. Setiap nefron bisa membentuk urin sendiri. Karena
itu fungsi satu nefron dapat menerangkan fungsi ginjal.

Gambar 2.1.1. Struktur Anatomi Nefron Ginjal


2.1.2. Glomerulus
Setiap nefron pada ginjal berawal dari berkas kapiler yang disebut glomerulus, yang
terletak didalam korteks. Bagian terluar dari ginjal. Tekanan darah mendorong sekitar
120 ml plasma darah melalui dinding kapiler glomerular setiap menit. Plasma yang
tersaing masuk ke dalam tubulus. Sel-sel darah dan protein yang besar dalam plasma
terlalu besar untuk dapat melewati dinding dan tertinggal.

Gambar 2.1.2 Struktur Anatomi Glomerulus Ginjal


2.1.3. Tubulus kontortus proksimal
Berbentuk seperti koil longgar berfungsi menerima cairan yang telah disaring oleh
glomerulus melaui kapsula bowman. Sebagian besar dari filtrat glomerulus diserap

3
kembali ke dalam aliran darah melui kapilerkapiler sekitar tubulus kontortus
proksimal. Panjang 15 mm dan diameter 55µm.
2.1.4. Ansa henle
Berbentuk seperti penjeput rambut yang merupakan bagian dari nefron ginjal, dimana
tubulus menurun kedalam medula, bagian dalam ginjal, dan kemudian naik kembali
ke bagian korteks dan membentuk ansa. Total panajang ansa henle 2-14 mm.
2.1.5. Tubulus kontortus distal
Merupakan tangkai yang naik dari ansa henle mengarah pada koil longgar kedua.
Penyesuaian yang sangat baik terhadap komposisi urin dibuat pada 9 tubulus
kontortus. Hanya sekitar 15% dari filtrat glomerulus (sekitar 20ml/menit) mencapai
tubulus distal, sisanya telah diserap kembali dalam tubulus proksimal.
2.1.6. Duktus koligen medula
Merupakan saluran yang secara metabolik tidak aktif. Pengaturan secara halus dari
eksresi natrium urin terjadi disini. Duktus ini memiliki kemapuan mereabsorbsi dan
mensekresi kalsium.

2.2. Fungsi Ginjal


2.2.1. Menyaring dan Membuang Limbah
Salah satu fungsi ginjal adalah membuang racun, kadar garam berlebih, air dan mineral
yang berlebih, serta limbah yang mengandung nitrogen (urea). Darah dapat
mengalirkan semua limbah ini menuju ginjal untuk dibuang. Limbah tersebut diubah
menjadi urin yang terkumpul di panggul ginjal yang akhirnya keluar dari tubuh. Tanpa
ginjal, limbah dan racun dapat menumpuk di dalam darah dan menimbulkan gangguan
kesehatan.
2.2.2. Mengendalikan Keseimbangan Air
Fungsi ginjal lainnya yang perlu diketahui adalah mengendalikan dan memantau
keseimbangan air dalam tubuh. Melalui organ ini, seluruh jaringan tubuh dipastikan
menerima air agar dapat bekerja dengan baik. Ginjal dapat bereaksi terhadap terjadinya
perubahan kadar air dalam tubuh. Ginjal mampu menahan air saat tubuh
membutuhkannya, sehingga tubuh tidak mengalami dehidrasi.
2.2.3. Mengatur Sel Darah Merah
Fungsi ginjal lainnya yang perlu diketahui adalah mengatur sel darah merah. Peredaran
darah membutuhkan oksigen. Saat tubuh tidak mendapatkan oksigen yang cukup,
maka ginjal akan mengeluarkan hormon eritropoietin. Hormon tersebut dapat

4
merangsang produksi sel darah merah lebih banyak, agar tubuh mendapatkan oksigen
lebih banyak. Jika sel darah merah atau kadar oksigen sudah normal, hormon tersebut
berhenti diproduksi.
2.2.4. Mengatur Tekanan Darah dan Kadar Garam
Mengatur tekanan darah dan kadar garam dalam darah juga merupakan fungsi ginjal
yang tak kalah penting. Ginjal akan memproduksi enzim renin sebagai prosesnya.
Ketika menyaring darah, aliran dan tekanan darah yang stabil dibutuhkan oleh ginjal.
2.2.5. Mengaktifkan Vitamin D
Ginjal juga dapat menjadi konverter vitamin D di dalam tubuh untuk kesehatan tulang.

2.3. Pengaturan Keseimbangan Air dan Elektron


Pergerakan zat dan air di bagian bagian tubuh melibatkan transport aktif yang tidak
membutuhkan energi terdiri dari defusidan osmosis dan transporaktif yang membutuhkan
energy ATP yaitu pompa Na-K. Osmosis adalah bergeraknya molekul melalui membrane sel
permeable dari larutan berkadar lebih rendah menuju larutan berkadar lebih tinggi hingga
kadarnya sama. Seluruh membrane sel dan kapiler permeable terhadap air sehingga tekanan
osmotic cairan tubuh seluruh kompartemen sama. Tekanan osmotik plasma darah ialah 270-
290 mOsm/L.

Difusi adalah proses bergeraknya molekul lewat pori pori. Larutan akan bergerak dari
konsentrasi tinggi kea rah larutan berkonsentrasi rendah. Difusi tergantung pada perbedaan
konsentrasi dan tekanan hidrostatik.Pompa natrium kalium merupakan suatu proses transport
yang memompa ion natrium keluar melalui membrane sel dan pada saat bersamaan
memompa ion kalium dari luar kedalam. Berikut adalah beberapa mekanisme pengaturan
keseimbangan cairan dan elektrolit antar kompratemen :

2.3.1. Keseimbangan donnan


Keseimbangan donnan adalah keseimbangan antara cairan intraseluler dengan cairan
ekstraseluler yang timbul akibat adanya peran dari sel membran. Protein yang
merupakan suatu molekul besar bermuatan negatif,bukan hanya ukuran molekulnya
yang besar namun merupakan suatu partikel aktif dan berperan mempertahankan
tekanan osmotik. Protein ini tidak dapat berpindah, tetapi akan mempengaruhi ion
untuk mempertahankan netralitas electron [keseimbangan muatan positif dan negatif]
sebanding dengan keseimbangan tekanan osmotik di kedua sisi membran. Pergerakan
muatan pada ion akan menyebabkan perbedaan konsentrasi ion yang secara langsung
mempengaruhi pergerakan cairan melalui membrane kedalam dan keluar dari sel
tersebut.

5
2.3.2. Osmolalitas dan Osmolaritas

Osmolalitas digunakan untuk menampilkan konsentrasi larutan osmotik berdasarkan


jumlah partakel, sehubungan dengan berat pelarut. Lebih khusus itu adalah jumlh
osmol di setiap kilogram pelarut. Sedangkan osmolaritas merupakan metode yang
digunakan untuk menggambarkan konsentrasi larutan osmotik. Hal ini di definisikan
sebagai jumlah osmol zat terlarut dalam satu liter larutan. Osmolaritas adalah
property kalogatif, yang berarti tergantung pada jumlah partikel terlarut dalam
larutan. Selain itu osmolaritas juga tergantung pada perubahan suhu.
2.3.3. Tekanan Koloid Osmotik

Tekanan koloid osmotik merupakan tekanan yang dihasilkan oleh molekul koloid yang
tidak dapat berdifusi, misalnya protein yang bersifat menarik air kedalam kapiler dan
melawan tekanan filtrasi. Koloid merupakan molekul protein dengan berat molekul
lebih dari 20.000-30.000. Walaupun hanya merupakan 0,5% dari osmolalitas plasma
total, namun memiliki arti yang sangat penting. Karena hal ini menyebabkan
permeabilitas kapiler terhadap koloid sangat kecil sehingga mempunyai efek penahan
air dalam komponen plasma, serta mempertahankan air antar kompartemen cairan di
tubuh. Bila terjadi penurunan tekanan koloid osmotic, akan menyebabkan timbulnya
edema paru.
2.3.4. Kekeuatan Sratling

Tekanan koloid osmotic plasma kira kira 25mmHg sedang tekanan darah 36mmHg
pada ujung arteri darai kapiler darah dan 15mmHg pada ujung vena. Keadaan ini
menyebabkan terjadinnya difusir air dan ion ion yang dapat berdifusi keluar dari
kapiler masuk kecairan interstsil pada akhir arteri reabsorsi berkisar 90% dari cairan
ini pada ujung venous.

2.4. Pengaturan Keseimbangan Asam Basa


Asam basa merupakan dua golongan kimia yang penting dalam kehidupan sehari-hari.
Asam dan basa memiliki sifat yang berbeda-beda, sehingga kita dapat menentukan sifat
larutan tersebut. Larutan asam memiliki pH kurang dari 7, larutan basa memiliki pH lebih dari
7, sedangkan larutan netral memiliki pH 7.

Keseimbangan asam basa merupakan hal yang penting bagi tubuh karena dapat
memengaruhi fungsi organ vital. Gangguan keseimbangan asam basa yang berat, dapat
memengaruhi kelangsungan hidup pasien. Derajat keasaman (pH) darah manusia normalnya
berkisar antara 7.35 hingga 7.45. Tubuh manusia mampu mempertahankan keseimbangan
asam dan basa agar proses metabolisme dan fungsi organ dapat berjalan optimal.
6
Keseimbangan asam basa adalah suatu keadaan dimana konsentrasi ion hydrogen yang
diproduksi setara dengan konsentrasi ion hydrogen yang dikeluarkan oleh sel. Walaupun
produksi akan terus menghasilkan ion hydrogen dalam jumlah banyak, ternyata konsentrasi
ion hydrogen dipertahankan pada kadar rendah pH 7,4.

Keseimbangan asam basa dalam tubuh manusia diatur oleh dua sistem organ yakni paru-
paru dan ginjal. Paru-paru berperan dalam pelepasan (eksresi CO2) dan ginjal berperan dalam
pelepasan asam.

Pengaturan keseimbangan asam dan basa dalam beberapa hal sama dengan pengaturan
ion-ion lain dalam tubuh. Sebagai contoh, untuk mencapai homeostatis. Harus ada
keseimbangan antara asupan atau produksi ion hydrogen dan pembuangan ion hydrogen dari
tubuh. Ginjal berperan dalam pengaturan-pengaturan ion hydrogen. Pengaturan konsentrasi
ion hydrogen cairan ekstraseluler yang tepat melibatkan banyak eliminasi sederhana ion-ion
hydrogen oleh ginjal. Terdapat juga banyak mekanisme penyangga asam basa yang
melibatkan darah, sel-sel, dan paru-paru yang perlu mempertahankan konsentrasi ion
hydrogen normal dalam cairan ekstraseluler dan intraseluler.

Berbagai mekanisme turut membantu mengatur konsentrasi ion hydrogen, dengan


penekanan khusus pada kontrol sekresi ion hydrogen ginjal dan reabsorpsi, produksi, dan
ekskresi ion-ion bikarbonat oleh ginjal, yaitu salah satu komponen kunci sistem control asam
basa dalam berbagai cairan tubuh.

Konsentrasi ion hidrogen dan pH cairan tubuh normal serta perubahan yang terjadi pada
asidosis dan alkalosis. Konsentrasi ion hidrogen darah secara normal dipertahankan dalam
batas ketat suatu nilai normal sekitar 0,00004 mEq/liter (40nEq/liter). Variasi normal hanya
sekitar 3 sampai 5 mEq/litar, tetapi dalam kondisi yang ekstrim, konsentrasi ion hidrogen yang
bervariasi dari serendah 10 nEq/liter sampai setinggi 160 nEq/liter tanpa menyebabkan
kematian.
Karena konsentrasi ion hidrogen normalnya rendah dan dalam jumlah yang kecil ini tidak
praktis, biasanya konsentrasi ion hidrogen disebutkan dalam skala logaritma, dengan
menggunakan satuan pH. pH berhubungan dengan konsentrasi ion hidrogen.

pH normal darah arteri adalah 7,4, sedangkan pH darah vena dan cairan iterstetial sekitar
7,35 akibat jumlah ekstra karbondioksida (CO2) yang disebabkan dari jaringan untuk
membentuk H2CO3. Karena pH normal darah arteri 7,4 seseorang diperkirakan mengalami
asidosis saat pH turun dibawah nilai ini dan mengalami alkolisis saat pH meningkat diatar 7,4.
Batas rendah pH dimana seseorang dapat hidup lebih dari beberapa jam adalah sekitar 6,8 dan
batas atas adalah sekitar 8,0.

pH intraseluler biasanya sedikit lebih rendah daripada pH plasma karena metabolism sel
menghasilkan asam, terutama H2CO3. Bergantung pada jenis sel, pH cairan intraseluler

7
diperkirakan berkisar antara 6,0 dan 7,4. Hipoksia jaringan dan aliran darah yang buruk ke
jaringan dapat menyebabkan pengumpulan asam dan itu dapat menurunkan pH intraseluler.

pH urin dapat berkisar dari 4,5 sampai 8,0 bergantung pada status asam basa cairan
ekstraseluler. Contoh ekstrim dari suatu cairan tubuh yang bersifat asam adalah HCL yang
diekskresikan ke dalam lambung oleh oksintik (sel-sel parietal) dari mukosa lambung.

Untuk mempertahankan keseimbangan asam basa, ginjal harus mengeluarkan anion asam
non volatile dan mengganti HCO3-. Ginjal mengatur keseimbangan asam basa dengan sekresi
dan reabsorbsi ion hidrogen dan ion bikarbonat. Pada mekanisme pengaturan oleh ginjal
berperan 3 sistem buffer asam karbonat, buffer fosfat, dan pembentukan ammonia. Ion
hydrogen, CO2, dan NH3 diekskresi ke dalam lumen tubulus dengan bantuan energy yang
dihasilkan oleh mekanisme pompa natrium di basolateral tubulus. Pada proses tersebut, asam
karbonat dan natrium dilepas kembali ke sirkulasi untuk dapat berfungsi kembali. Tubulus
proksimal adalah tempat utama rebsorpsi bikarbonat dan pengeluaran asam.

2.5. Pengaturan Tekanan Arteri


Pembuluh darah arteri adalah bagian tubuh yang berotot dan berbentuk menyerupai
tabung kecil bersifat elastis. Fungsi utama arteri adalah untuk mengalirkan darah dari jantung
ke berbagai bagian tubuh. Darah tersebut mengandung oksigen, nutrisi, dan hormon yang
diperlukan oleh organ dalam tubuh agar dapat bekerja dengan optimal.

Tekanan darah arteri adalah tekanan input yang menentukan tekanan perfusi organ dan
dengan demikian dipertahankan dengan ketat melalui berbagai mekanisme sistemik dan lokal
serta mekanisme umpan balik simpatik dan humoral. Umpan balik langsung melalui hubungan
baroreseptor tubuh aorta dan karotis ke keseimbangan sistem saraf otonom simpatis dan
parasimpatis.

Tekanan darah dipengaruhi oleh aktivitas fisik, yang akan lebih tinggi pada saat
mclakukan aktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat. Tanda vital ini mencerminkan aspek
dasar kcsehatan seseorang, bahkan juga kemampuan seseorang untuk bertahan hidup.
Tekanan darah dan denyut nadi seringkali dijadikan acuan sebagai tolak ukur untuk
menentukan takaran latihan, khususnya latihan yang sifatnya melatih sistem kardio respirasi
atau latihan aerobik.

Mekanisme pengaturan tekanan darah dalam tubuh manusia diklasifikasikan menjadi


tiga, yaitu mekanisme pengaturan tekanan darah jangka pendek, jangka menengah, dan jangka
panjang. Pengaturan tekanan darah jangka pendek melibatkan refleks neuronal susunan saraf
pusat dan regulasi curah jantung, mekanisme ini bertujuan untuk mempertahankan mean
arterial blood pressure yang optimal dalam waktu singkat. Pengaturan tekanan darah jangka
menengah dan jangka panjang mengatur homeostasis sirkulasi melalui sistem humoral

8
endokrin dan parakrin vasoaktif yang melibatkan ginjal sebagai organ pengatur utama
distribusi cairan ekstraseluler.

Tekanan darah atau blood pressure adalah tenaga yang diupayakan darah untuk melewati
setiap daerah dari dinding pembuluh darah, timbul dari adanya tekanan pada dinding arteri.
Tekanan arteri terdiri dari tekanan sistolik dan diastolik. Tekanan sistolik adalah tekanan
maksimum dari darah yang mengalir pada arteri saat ventrikel jantung berkontraksi besarnya
sekitar 100- 140 mmHg. Tekanan diastolik yaitu tekanan pada dinding arteri pada saat jantung
relaksasi besarnya sekitar 60-90 mmHg. Tekanan darah dalam arteri biasanya berubah-ubah
berirama sejalan dengan denyut jantung yang sudah mencapai maksimum saat ventrikel kiri
mengeluarkan darah ke dalam aorta atau disebut dengan sistole dan kembali turun selama
diastole yang mencapai minimal sebelum denyut jantung berikutnya.

Faktor yang mempengaruhi tekanan darah adalah curah jantung, ahanan pembuluh darah
perifer, aliran, dan volume darah. Saat yang paling baik untuk mengukur tekanan darah adalah
pada saat istirahat dan dalam keadaan duduk atau berbaring. Tekanan darah dalam satu hari
juga berbeda, paling tinggi di waktu pagi hari dan yang terendah pada saat tidur malam hari.
(Guyton Hall.1997, Ganong.2005)

Gambar 2.5. Alat untuk memeriksa tekanan darah


(sphigmomanometer atau tensimeter)

9
BAB III
PENUTUPAN

3.1. Kesimpulan
Ginjal (Ren) adalah suatu organ yang mempunyai peran penting dalam mengatur
keseimbangan air dan metabolit dalam tubuh dan mempertahankan keseimbangan asam basa
dalam darah. Mengatur Tekanan Darah dan Kadar Garam Mengatur tekanan darah dan kadar
garam dalam darah juga merupakan fungsi ginjal yang tak kalah penting. Selain itu fungsi
ginjal lainnya adalah mengendalikan keseimbangan air, mengatur sel darah merah, dan
mengaktifkan vitamin D.

Pengaturan Keseimbangan Air dan Elektron Pergerakan zat dan air di bagian bagian
tubuh melibatkan transport aktif yang tidak membutuhkan energi terdiri dari defusidan
osmosis dan transporaktif yang membutuhkan energy ATP yaitu pompa Na-K. Osmosis
adalah bergeraknya molekul melalui membrane sel permeable dari larutan berkadar lebih
rendah menuju larutan berkadar lebih tinggi hingga kadarnya sama.

Terdapat juga banyak mekanisme penyangga asam basa yang melibatkan darah, sel-sel,
dan paru-paru yang perlu mempertahankan konsentrasi ion hydrogen normal dalam cairan
ekstraseluler dan intraseluler. Tekanan darah arteri adalah tekanan input yang menentukan
tekanan perfusi organ dan dengan demikian dipertahankan dengan ketat melalui berbagai
mekanisme sistemik dan lokal serta mekanisme umpan balik simpatik dan humoral.

10
DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/700/4/Chapter%202.pdf
https://repository.um-surabaya.ac.id/170/3/BAB_2.pdf
https://eprints.umm.ac.id/46849/3/BAB%20II.pdf
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK507807/
http://erepo.unud.ac.id/id/eprint/19002/1/5a1f9a2d9b46df3dbcb67e6d3b70f19b.pdf
https://www.halodoc.com/kesehatan/fungsi-ginjal

11

Anda mungkin juga menyukai