Anda di halaman 1dari 19

IKTERUS DAN HEPATITIS

Oleh :

1. Ni Putu Ika Canda Lestari ( P07134220038)


2. Slamet Eka Lestari ( P07134220043)
3. Dhea Amanda Putri ( P07134220045)
4. Made Adi Wiadnyana ( P07134220050)
5. Michelle Zevanya Kristiana ( P07134220058)
6. Kharisma Dwiyasmita Ariani ( P07134220072)

Kelas 2B

Prodi Sarjana Terapan


Jurusan Teknologi Laboratorium Medis
Dr. drg. I Gusti Agung Ayu PutuSwastini, M.Biomed

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR


KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
2021

2
KATA PENGANTAR

Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kehadapan Tuhan Yang


Maha Esa karena dapat menyelesaikan tugas paper berjudul “Analisis Non
Instrumental”. Adapun paper ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi
tugas mata kuliah Kimia Analitik. Dalam penyusunan paper ini, penulis sangat
bersyukur karena banyak mendapat bantuan, bimbingan, dan dukungan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu melalui kesempatan ini, penulis mengucapkan
terimakasih kepada:

1. Nur Habibah, S.Si.,M.Sc, selaku dosen mata kuliah Kimia Analitik


yang telah membimbing selama perkuliahan berlangsung.

2. I Wayan Karta, S.Pd., M.Si, selaku dosen mata kuliah Kimia


Analitik yang telah membimbing selama perkuliahan berlangsung.

Kami mengakui bahwa kami hanyalah manusia yang jauh dari kata
sempurna karena memiliki keterbatasan tertentu. Begitu juga dalam
penyusunan paper ini, tidak semua hal dapat kami deskripsikan dengan
sempurna. Maka dari itu, kami menerima setiap saran dan kritik yang akan
diberikan, agar kami dapat menyusun paper yang lebih baik lagi di masa yang
akan datang. Dengan menyelesaikan paper ini, penulis mengharapkan banyak
manfaat yang dipetik dan diambil di dalam karya ini

Denpasar, 28 Januari 2021

(Penulis)

i
DAFTAR ISI

Halaman Depan
KataPengantar...............................................................................................i
Daftar Isi.....................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................1
1.3 Tujuan Penelitian....................................................................................1
1.4 Manfaat penelitian..................................................................................2
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Jenis – Jenis Analisis Kimia........................................................................3
2.2 Metode Analisis Non Instrumental..............................................................4
2.3 Cara Pemilihan Metode Analisis yang Benar.............................................13
2.4 Kelebihan Aalisis Non Instrumental……………………………………..14
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan...........................................................................................15
3.2
Saran..................................................................................................... 15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hati adalah kelenjar terbesar di dalam tubuh yang terletak di bagian teratas
dalam rongga abdomen disebelah kanan di bawah diafragma. Hati secara luas
dilindungi iga-iga. Hati terbagi dalam dua belahan utama, kanan dan kiri.
Permukaan atas berbentuk cembung dan terletak dibawah diafragma; permukaan
bawah tidak rata dan memperlihatkan lekukan, fisura transfersus. Permukaannya
dilintasi oleh berbagai pembuluh darah yang masuk keluar hati. Fisura longitud
ina l memisahkan belahan kanan dan kiri di permukaan bawah, sedangkan
ligament falsiformis melakukan hal yang sama dipermukaan atas hati. Selanjutnya
hati dibagi lagi menjadi empat belahan (kanan, kiri, kaudata dan kwadrata. Dan
setiap belahan atau lobus terdiri atas lobulus. Lobulus ini berbentuk pilihendral
(segi banyak) dan terdiri atas sel hati berbentuk kubus, dan cabang-cabang
pembuluh darah diikat bersama oleh jaringan hati (Lumongga, 2008).
Fungsi utama hati adalah pembentukkan dan ekskresi empedu.Hati
mengekskresikan empedu sebanyak satu liter per hari ke dalam usus halus. Kira-
kira 80% kolesterol yang disintesis dalam hati diubah menjadi garam empedu,
yang kemudian disekresikan ke dalam empedu. Unsur utama empedu adalah air
(97%), elektrolit, garam empedu.Pigmen bilirubun juga diekskresi ke dalam
empedu dan kemudian dikeluarkan ke dalam feses. Bilirubin berwarna kuning
kehijauan. Bilirubin merupakan hasil akhir pemecahan hemoglobin yang penting.
Bilirubin merupakan indikator yang digunakan untuk kelainan darah hemolitik
dan penyakit hati karena bilirubin dapat memberi warna pada jaringan dan cairan
yang berhubungan dengannya (Guyton, 1997). Kadar normal bilirubin total dalam
darah : 0,1- 1 mg/dl atau 1,7-20,5 umol/L (unit SI) .Pada bayi baru lahir : 1-12
mg/dl, anak : 0,2-0,8 mg/dl (Sutedjo, 2009).
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang kami ambil dalam penulisan makalah ini
yakni :
1. Bagaimana definisi dan fungsi hati secara umum?

1
2. Bagaimana definisi dan gejala ikterus?
3. Bagaimana patofisiologi dan etiologi ikterus?
4. Bagaimana komplikasi ikterus?
5. Bagaimana pengobatan, pencegahan dan pemeriksaan ikterus?
6. Bagaimana definisi dan gejala hepatitis?
7. Bagaimana patofisiologi dan etiologi hepatitis?
8. Bagaimana komplikasi hepatitis?
9. Bagaimana pengobatan , pencegahan dan pemeriksaan hepatitis?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari makalah ini adalah :
1. Untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen pengajar untuk Mata
Kuliah Patofisiologi
2. Untuk mengetahui kelainan fungsi hati yakni ikterus dan hepatitis
3. Untuk mengetahui gejala yang ditimbulkan dari kelainan tersebut
4. Untuk mengetahui patofisiologi dan etiologi pada ikterus dan hepatitis
5. Untuk mengetahui bagaimana pencegahan, pengobatan serta pemeriksaan
pada ikterus dan hepatitis
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari makalah ini adalah untuk memahami dan mengetahui hal
terkait kelainan fungsi hati kushusnya ikterus dan hepatitis serta mampu
memberi pemahaman bagi pembacanya.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi dan Fungsi Hati


2.1.1 Definisi Hati

Hati merupakan salah satu organ yang perannya sangat vital dalam
tubuh manusia. Organ yang sering disebut sebagai liver ini merupakan organ
terbesar di dalam tubuh. Organ yang berwarna cokelat ini memiliki berat sekitar
1,5 kilogram. Ia terletak di rongga perut kanan bagian atas, tepat dibawah rusuk
bagian kanan dan kiri. Lobus kanan hati merupakan bagian terbesar yang
ukurannya lima sampai enam kali lebih besar daripada lobus kiri.
2.1.1 Fungsi Hati

Hati memiliki berbagai fungsi bagi kesehatan tubuh secara


keseluruhan. fungsi hati antara lain :

a...................................................................................................................Menghancur

Fungsi ini menghancurkan sel darah merah yang sudah tua. Proses ini
membuat feses berwarna cokelat. Namun jika feses berwarna pucat atau
putih atau urine berwarna gelap , ini bisa jadi menjadi pertanda adanya
masalah pada organ hati. Contohnya , hepatitis yang disebabkan oleh virus

b..................................................................................................................Membersihk

Fungsi ini membersihkan darah dari senyawa berbahaya. Contohnya ,


yang berasal dari obat-obatan , alkohol , hingga racun.

3
c...................................................................................................................Memproduks

Organ ini bertanggung jawab untuk memproduksi protein seperti albumin


yang berfungsi menjaga cairan dalam sirkulasi tubuh. Protein yang
berperan sebagai faktor pembekuan darah dan sistem kekebalan tubuh juga
dihasilkan oleh hati

d..................................................................................................................Penyimpan n

Penyimpanan nutrisi seperti zat besi , vitamin A , B12 , D dan K , serta


asam folat.

e...................................................................................................................Cairan empe

Organ ini berperan dalam produksi empedu yang bertugas membantu


dalam proses pencernaan makanan. Hati juga menyimpan energi untuk
tubuh dalam bentuk glikogen dan mengubah menjadi glukosa ketika
glukosa dalam darah rendah

f...................................................................................................................Trigliserida d

Organ terbesar ini bertanggung jawab atas produksi kolesterol dan


trigliserida. Serta protein pembawanya agar dapat dialirkan dalam darah
dan juga untuk memproduksi hormon pertumbuhan anak-anak

2.2 Definisi dan Gejala Ikterus

Ikterus atau yang biasa disebut penyakit kuning adalah suatu keadaan klinis
pada bayi yang ditandai oleh pewarnaan kuning pada kulit dan sklera
akibat akumulasi bilirubin tak terkonjugasi yang berlebih. Ikterus secara klinis
akan mulai tampak pada bayi baru lahir bila kadar bilirubin darah 5-7 mg/dl2.
Pengidap ikterus biasanya ditandai dengan gejala berupa:

- kulit dan sklera mata penderita berwarna kuning.

- Bagian dalam mulut berwarna kuning

- Urin berwarna gelap atau coklat seperti the

- Feses berwarna pucat seperti dempul.

4
2.3 Patofisiologi dan Etiologi Ikterus

a. Patofisiologi Ikterus
Ikterus terjadi karena adanya hiperbilirubinemia, yaitu keadaan dimana
konsentrasi bilirubin dalam darah sangat tinggi yang dapat disebabkan
penurunan kecepatan penyerapan bilirubin oleh sel hati, gangguan konjugasi
bilirubin dan gangguan ekskresi bilirubin terkonjugasi. Peningkatan kadar
bilirubin tubuh dapat terjadi apabila terdapat penambahan beban bilirubin pada
sel hepar yang berlebihan karena terjadi peningkatan penghancuran eritrosit,
polisitemia, dan gangguan pemecahan bilirubin plasma. Keadaan lain yang
memperlihatkan peningkatan kadar bilirubin adalah apabila ditemukan
gangguan konjugasi hepar atau neonatus yang mengalami gangguan ekskresi
misalnya sumbatan saluran empedu. Pada derajat tertentu bilirubin ini akan
bersifat toksik dan merusak jaringan tubuh. Toksisitas terutama ditemukan
pada bilirubin indirek yang bersifat sukar larut dalam air tapi mudah larut
dalam lemak. Bilirubin indirek akan mudah melalui sawar darah otak apabila
bayi terdapat keadaan berat badan lahir rendah , hipoksia, dan hipoglikemia.
b. Etiologi Ikterus
Penyebab ikterus dapat dibagi kepada tiga fase yaitu :
1. Ikterus Prahepatik
Produksi bilirubin yang meningkat yang terjadi pada hemolisis sel
darah merah. Peningkatan pembentukan bilirubin dapat disebabkan
oleh :
o Kelainan sel darah merah
o Infeksi seperti malaria
o Toksin yang berasal dari luar tubuh seperti : obat-obatan , maupun
yang berasal dari dalam tubuh seperti yang terjadi pada reaksi
transfuse dan eritroblastosis fetalis.
2. Ikterus Pacahepatik
Bendungan pada saluran empedu akan menyebabkan peninggian
bilirubin konjugasi yang larut dalam air. Akibatnya bilirubin
mengalami akan mengalami regurgitasi kembali kedalam sel hati dan
terus memasuki peredaran darah, masuk ke ginjal dan di eksresikan
oleh ginjal sehingga ditemukan bilirubin dalam urin. Sebaliknya
karena ada bendungan pengeluaran bilirubin kedalam saluran
pencernaan berkurang sehingga tinja akan berwarna dempul karena
tidak mengandung sterkobilin.
3. Ikterus Hepatoseluler
Kerusakan sel hati menyebabkan konjugasi bilirubin terganggu
sehingga bilirubin direk akan meningkat dan juga menyebabkan
bendungan di dalam hati sehingga bilirubin darah akan mengadakan

5
regurgitasi ke dalam sel hati yang kemudian menyebabkan peninggian
kadar bilirubin konjugasi di dalam aliran darah. Kerusakan sel hati
terjadi pada keadaan: hepatitis, sirosis hepatic, tumor, bahan kimia, dll.
2.4 Komplikasi Ikterus
2.5 Pengobatan dan Pencegahan Ikterus
a. Pengobatan Ikterus
Penyakit kuning tergantung kepada penyebab yang mendasarinya.
Pengobatan penyakit kuning dibagi menjadi tiga , yaitu
o Pengobatan pre-hepatic , untuk mencegah sel darah merah hancur
terlalu banyak atau cepat , sehingga penumpukan bilirubin dapat
dihindari
o Pengobatan intra-hepatic , untuk memperbaiki kerusakan hati ,
dan mencegah meluasnya kerusakan pada organ tersebut
o Pengobatan post-hepatic , untuk menghilangkan sumbatan di
dalam saluran empedu dan pankreas
b. Pencegahan Ikterus
- Pencegahan Primer
Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya paling sedikit 8-12 kali/
hari untuk beberapa hari pertama.Tidak memberikan cairan tambahan
rutin seperti dekstrose atau air pada bayi yang mendapat ASI dan tidak
mengalami dehidrasi
- Pencegahan Sekunder
Wanita hamil harus diperiksa golongan darah ABO dan rhesus serta
penyaringan serum untuk antibody isoimun yang tidak biasa
Memastikan bahwa semua bayi secara rutin di monitor terhadap
timbulnya ikterus dan menetapkan protokol terhadap penilaian ikterus
yang harus dinilai saat memeriksa tanda-tanda vital bayi , tetapi tidak
kurang dari setiap 8-12 jam
2.4 Definisi, Gejala, dan Etiologi Hepatitis
Hepatitis adalah penyakit yang ditandai dengan peradangan pada organ hati.
Hepatitis umumnya disebabkan oleh infeksi virus, meskipun juga dapat
disebabkan oleh kondisi lain. Selain karena infeksi virus, hepatitis dapat
disebabkan oleh kebiasaan minum alkohol, penyakit autoimun, serta zat racun
atau obat-obatan tertentu. Hepatitis dapat mengganggu berbagai fungsi tubuh,
terutama yang berkaitan dengan metabolisme. Jika disebabkan oleh infeksi virus,
hepatitis bisa menular. Hepatitis dapat dibagi kedalam beberapa jenis, sebagai
berikut:
- Hepatitis A , Disebabkan oleh infeksi virus hepatitis A (HAV) , hepatitis
A ditularkan melalui makanan dan minumam yang terkontaminasi feses

6
penderita hepatitis A yang mengandung virus hepatitis A
Gejala:
Mudah lelah, Mual dan muntah, Nyeri perut kanan atas, Diare,
Kulit dan bagian putih mata menguning (jaundice), Kehilangan
selera makan, Urine berwarna gelap, Demam, Nyeri sendi
- Hepatitis B , disebabkan oleh infeksi virus hepatitis B (HBV). Hepatitis B
dapat ditularkan melalui kontak langsung dengan cairan tubuh penderita
hepatitis B. Cairan tubuh penderita hepatitis B. Cairan tubuh yang dapat
menjadi sarana penularan hepatitis B adalah darah , cairan vagina , dan air
mani.
Gejala:
Umumnya memiliki gejala sama seperti hepatitis A namun ada
beberapa tambahan seperti Nyeri tulang dan otot, Kotoran
berwarna keputihan
- Hepatitis C , disebabkan oleh infeksi virus hepatitis C (HVC). Hepatitis C
juga ditularkan melalui cairan tubuh. Penularan bisa terjadi saat
berhubungan seksual tanpa kondom atau menggunakan jarum suntik bekas
penderita hepatitis C. Jika ibu hamil menderita hepatitis C, bayinya dapat
tertular penyakit ini saat melewati jalan lahir ketika persalinan
Gejala:
Demam, Nafsu makan menurun, Urine berwarna gelap, Sakit perut,
Nyeri sendi, Penyakit kuning

- Hepatitis D , Disebabkan oleh infeksi virus hepatitis D (HDV). Hepatitis


D merupakan jenis hepatitis yang jarang terjadi, tetapi bisa bersifat serius.
Virus hepatitis D tidak bisa berkembang biak di dalam tubuh manusia
tanpa adanya hepatitis B. Hepatitis D ditularkan melalui darah dan cairan
tubuh lainnya.
Gejala:
Kulit dan mata berwarna kuning, Nyeri perut, Muntah, Mudah
kelelahan, Tidak merasa lapar, Nyeri sendi, Urine berwarna gelap
- Hepatitis E , disebabkan oleh infeksi virus hepatitis E ( HEV). Hepatitis E
mudah menular pada lingkungan yang memiliki sanitasi yang buruk. Salah
satunya mellaui kontaminasinya pada sumber air
Gejala:
Gejala hepatitis E bisa muncul sekitar 2–6 minggu setelah virus ini
menyerang tubuh penderitanya. Gejala hepatitis E umumnya mirip
dengan gejala hepatitis jenis lainnya, yaitu demam, mudah lelah,
penurunan nafsu makan, sakit perut, urine berwarna gelap, kulit

7
gatal-gatal, dan penyakit kuning.

Gambaran klinis hepatitis virus dapat berkisar dari asimtomatik sampai


penyakit yang mencolok, kegagalan hati, dan kematian. Terdapat tiga stadium
pada semua jenis hepatitis yaitu :
a. Stadium Prodromal.
Disebut periode praikterus, dimulai setelah periode masa tunas virus selesai
danpasien mulai memperlihatkan tanda-tanda penyakit. Stadium ini disebut
praikterus karena ikterus belu muncul. Antibodi terhadap virus biasanya belum
dijumpai, stdium ini berlangsung 1-2 minggu dan ditandai oleh :
- Malese umum
- Anoreksia
- Sakit kepala
- Rasa malas
- Rasa lelah
- Gejala-gejala infeksi saluran nafas atas
- Mialgia (nyeri otot)
b.Stadium Ikterus.
Dapat berlangsung 2-3 minggu atau lebih, pada sebagian besar orang stadium ini
ditandai oleh timbulnya ikterus, manifestasi lainnya adalah:
- Memburuknya semua gejala yang ada pada stadium prodromal
- Pembesaran dan nyeri hati
- Splenomegali
- Mungkin gatal (pruritus) dikulit
c. Stadium Pemulihan.
Biasanya timbul dalam 2-4 bulan, selama periode ini:
- Gejala-gejala mereda termasuk ikterus
- Nafsu makan pulih
- Apabila tedapat splenomegali, akan segera mengecil

8
2.5 Pafisiologi Hepatitis

Inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh infeksi
virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan- bahan kimia. Virus
atau bakteri ini, menginfeksi manusia masuk ke aliran darah dan terbawa sampai
ke hati. Di sini agen infeksi menetap dan mengakibatkan peradangan dan terjadi
kerusakan sel-sel hati akibat kerusakan ini maka terjadi penurunan penyerapan
dan konjugasi bilirubin sehingga terjadi disfungsi hepatosit dan mengakibatkan
ikterik. peradangan ini akan mengakibatkan peningkatan suhu tubuh sehingga
timbul gejala tidak nafsu makan (anoreksia). Inflamasi pada hepar karena invasi
virus akan menyebabkan peningkatan suhu badan dan peregangan kapsula hati
yang memicu timbulnya perasaan tidak nyaman pada perut kuadran kanan atas.
Hal ini dimanifestasikan dengan adanya rasa mual dan nyeri di ulu hati pucat
(abolis). Karena bilirubin konjugasi larut dalam air, maka bilirubin dapat dieksresi
ke dalam kemih, sehingga menimbulkan bilirubin urine dan kemih berwarna
gelap.

b. Etiologi Hepatitis

Selain disebabkan oleh virus, hepatitis juga dapat disebabkan oleh beberapa
hal kondisi berikut: Konsumsi alkohol secara berlebihan bisa menyebabkan
peradangan pada hati (hepatitis) dan menimbulkan kerusakan permanen pada sel-
sel hati, sehingga fungsi hati akan terganggu. Jika dibiarkan, kondisi ini dapat
berkembang menjadi gagal hati dan sirosis. Penggunaan obat-obatan melebihi
dosis dan paparan racun juga dapat menyebabkan peradangan pada hati. Kondisi
ini disebut toxic hepatitis. Penyakit autoimun Pada hepatitis yang disebabkan oleh
penyakit autoimun, sistem imun tubuh secara keliru menyerang sel-sel hati
sehingga menimbulkan peradangan dan kerusakan sel.

2.6 Komplikasi Hepatitis


Komplikasi hepatitis lebih rentan terjadi pada pasien hepatitis B dan C. Hal
ini juga lebih sering terjadi ketika infeksi HBV berlangsung dalam jangka waktu
yang lama atau termasuk infeksi kronis. Berikut ini beberapa komplikasi yang
muncul akibat gangguan fungsi hati ini.
- Fibrosis Tahap awal dari kerusakan hati adalah fibrosis, yaitu jaringan hati
yang mengeras. Bila dibiarkan, fibrosis akan berkembang menjadi sirosis.
Kondisi ini memerlukan waktu 20 – 30 tahun untuk berkembang dan

9
menghalangi aliran darah ke hati (sirosis).
- Sirosis Peradangan hati yang terjadi akibat infeksi virus hepatitis bisa
menyebabkan luka yang merusak fungsi hati secara jangka panjang.
Sirosis yang ditandai dengan munculnya luka pada hati menyebabkan hati
tidak lagi berfungsi secara normal.
- Kanker hati adalah salah satu komplikasi yang paling rentan terjadi pada
pasien hepatitis. Bila dibiarkan, kanker hati dapat menyebabkan gejala
yang berat. Itu sebabnya, dianjurkan pemeriksaan USG setiap 6 hingga 12
bulan untuk menunjukkan bila ada tumor yang terbentuk. Pengobatan yang
dapat dilakukan adalah dengan melalui operasi pengangkatan sel kanker
dan bagian hati yang rusak ataupun melakukan transplantasi hati.
- Fulminant hepatitis B adalah kondisi ketika sistem imun yang bereaksi
melawan infeksi virus justru menyebabkan kerusakan hati yang parah.
Gejala dari penyakit ini pun beragam, antara lain:pingsan, pembengkakan
pada perut, dan muncul penyakit kuning (jaundice). Penyakit ini
memerlukan penanganan medis secepatnya karena dapat menyebabkan
gagal hati
2.6 Pengobatan, Pencegahan, dan Pemeriksaan Hepatitis
a. Pemeriksaan Hepatitis
1. Tes Fungsi Hati
Tes ini dilakukan dengan mengambil sampel darah, untuk mengecek
kinerja atau fungsi hati. Pada tes ini, kandungan enzim hati dalam darah,
yaitu enzim aspartat aminotransferase dan alanin aminotransferase
(AST/SGOT dan ALT/SGPT), akan diukur. Normalnya, kedua enzim
tersebut terdapat di dalam hati. Namun jika hati mengalami kerusakan
akibat peradangan, kedua enzim tersebut akan tersebar dalam darah
sehingga kadarnya meningkat. Meski demikian, perlu diingat bahwa tes
fungsi hati tidaklah spesifik hanya untuk menentukan penyebab hepatitis
saja.
2. Tes Antibodi Virus Hepatitis
Tes ini bertujuan untuk menentukan keberadaan antibodi yang spesifik
untuk virus HAV, HBV, dan HCV. Ketika seseorang terkena hepatitis
akut, tubuh biasanya akan membentuk antibodi spesifik untuk
memusnahkan virus yang menyerang tubuh. Lalu, antibodi dapat
terbentuk beberapa minggu setelah seseorang terkena infeksi virus
hepatitis. Antibodi yang dapat terdeteksi pada pengidap hepatitis akut
adalah:
Antibodi terhadap hepatitis A (anti HAV).
Antibodi terhadap material inti dari virus hepatitis B (anti HBc).
Antibodi terhadap material permukaan dari virus hepatitis B (anti HBs).
Antibodi terhadap material genetik virus hepatitis B (anti HBe).

10
Antibodi terhadap virus hepatitis C (anti HCV).
3. Tes Protein dan Materi Genetik Virus
Pada pengidap hepatitis kronis, antibodi dan sistem imun tubuh tidak
dapat memusnahkan virus, sehingga virus akan terus berkembang dan
lepas dari sel hati ke dalam darah. Keberadaan virus dalam darah dapat
dideteksi dengan tes antigen spesifik dan material genetik virus, yaitu:
Antigen material permukaan virus hepatitis B (HBsAg).
Antigen material genetik virus hepatitis B (HBeAg).
DNA virus hepatitis B (HBV DNA).
RNA virus hepatitis C (HCV RNA).
4. USG Perut
Dengan menggunakan bantuan gelombang suara, USG perut dapat
mendeteksi kelainan pada hati, seperti adanya kerusakan, pembesaran,
maupun tumor hati. Selain itu, USG perut juga dapat mendeteksi adanya
cairan dalam rongga perut serta kelainan pada kandung empedu.
5. Biopsi Hati
Dalam prosedurnya, sampel jaringan hati akan diambil untuk kemudian
diamati menggunakan mikroskop. Melalui pemeriksaan biopsi hati,
dokter dapat menentukan penyebab kerusakan yang terjadi di dalam hati.

11
12
13
BAB III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

Kimia analitik ini berhubungan dengan teori dan praktek dari metode-
metode yang dipakai untuk menetapkan komposisi bahan. Terdapat dua metode
dalam melakukan analisis kimia yaitu, klasik (Non-Instrumental) dan
Instrumental. Dalam paper ini, penulis membahas mengenai analisis Non
instrumental dimana merupakan analisis tanpa menggunakan alat yang canggih
namun tetap menghasilkan hasil yang akurat dan reliebel dengan metode analisis
kimia yang melibatkan reaksi basah. Metode analisis non instrumental meliputi
ekstraksi, distilasi, titik didih atau titik leleh, gravimetri, rekristalisasi,
kromatrografi, dan titimetri. Dengan menggunakan metode analisis non
instrumental kita memperoleh berbagai keuntungan yakni, dapat menekan jumlah
pengeluaran dalam pembelian alat dan kebutuhan samping lainnya serta tidak
memerlukan keahlian khusus dalam pengoperasiannya karena alat alat yang
digunakan sangat sederhana. Namun, kita juga perlu memahami cara pemilihan
metode analisis yang benar agar menghasilkan hasil yang akurat dan reliable
dalam penelitian yang dilakukan.

3.2 Saran
Dalam paper ini, penulis menyarankan untuk Ahli Teknologi Laboratorium
Medis (ATLM) agar dapat memahami metode analisis yang digunakan untuk
mendapatkan hasil yang akurat dan reliable dan bagi peneliti selanjutkan
diharapkan terus melakukan riset terkait perkembangan dan kemajuan biomedik
untuk terus mengupdate metode analisis dalam meningkatkan efektivitas dan
efesiensi metode sehingga mutu kesehatan dapat terjamin.

14
DAFTAR PUSTAKA

Lully Hanni Endarini, Farmakognisi dan Fitokimia, Badan Pengembangan dan


Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan
Ubay. 2020. Krematografi Adalah : Lapis Tipis, Kertas, Kolom,
Prinsipnya. https://adalah.co.id/kromatografi/. Diakses pada Tanggal
28 Januari 2021
Asfihan, Akbar. 2021. Ekstraksi Adalah : Prinsip Dasar, Contoh, dan
Metode Ekstraksi. https://adalah.co.id/ekstraksi/. Diakses pada
Tanggal 28 Januari 2021
Dosen Pendidikan 3. 2020. Distilasi Adalah- Pengertian, Contoh, Macam,
Cara Kerja, Prinsip. https://www.dosenpendidikan.co.id/distilasi-
adalah/. Diakses pada Tanggal 28 Januari 2021
Dharmawan, Yudhi. 2015. ANALYSIS QUALITATIVE OF ORGANIC
SUBSTANCE "DETERMINING PROPERTIES PHYSICAL". Bali.
UniversitasGanesha.https://www.researchgate.net/publication/341099
942_ANALYSIS_QUALITATIVE_OF_ORGANIC_SUBSTANCE_
DETERMINING_PROPERTIES_PHYSICAL. Diakses pada Tanggal
28 Januari 2021
Anonim.http://rikkyfaperta.staff.unja.ac.id/wpcontent/uploads/2017/08/Pert
emuan-11.-Gravimetri.pptx. Diakses pada Tanggal 29 Januari 2021
Raharjo. Kevin. 2017. Apa yang Dimaksud dengan Rekristalisasi?
https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-
rekristalisasi/13064. Diakses pada Tanggal 29 Januari 2021
Anonim.PengertianVolumetri.https://www.temukanpengertian.com/2016/0
2/pengertian-volumetri.html. Diakses pada Tanggal 29 Januari 2021
Liatyawan, Wawan. 2014. Makalah Kimia Rekristalisasi.
https://www.wawanlistyawan.com/2014/08/makalah-kimia-
rekristalisasi_33.html?m=1. Diakses pada Tanggal 30 Januari 2021

15

Anda mungkin juga menyukai