Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH PROSES DEGENERATIF DAN SISTEM

UROGENITAL

OLEH DOSEN PEMBIMBING NS. SHANTY CHLORANYTA.,M.Kep.,Sp.Kep.MB

DISUSUN OLEH:

Ita Ratna Sari (2027034)


Joe. S.O (2027036)
Kadek Nantri (2027038)
Kadek Sane Wijaya (2027040)
M.Zhaki Pratam Putra (2027042)
Melani (2027044)
Melinda (2027046)
Meri Damayanti (2027048)

STIKES PANCA BHAKTI


JURUSAN DIII KEPERAWATAN
TAHUN 2020

i
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas

segala limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada penyusun sehingga dapat

menyelesaikan makalah laporan ini yang berjudul :‘Sistem Urogenital“

Penyusun menyadari bahwa di dalam pembuatan makalah ini berkat

banntuan Tuhan YME dan tidak lepasdari bantuan berbagai pihak. Untuk itu,

dalam kesempatan ini penyusun menghanturkan rasa hormat dan terimah kasih

kepada dosen Ketrampilan Dasar Kebidanan, serta teman-teman yang membantu

dalam makalah ini.

Penyusun menyadari bahwa dalam proses makalah ini masih jauh dari

kesempatan kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun

demikian, penyusun telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan

yang dimiliki sehingga dapat menyelesaikan dengan baik dan oleh karenanya,

penyusun dengan rendah hati menerima masukan,saran dan usul guna

penyempurnaan makalah ini. Akhirnya penyusun berharap semoga makalah ini

dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Bandar Lampung, Oktober 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................iii
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar belakang .............................................................................1
1.2 Rumusan masalah.........................................................................1
1.3 Tujuan ..........................................................................................2
1.4 Manfaat ........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Generatif.....................................................................3
2.2 Jenis-jenis degeneratif..................................................................4
2.3 penyakit degeneratif
2.4 perubahan anatomi pada degeneratif............................................4
2.5 Pengertian sistem urogenital................................................5
2.6 perubahan fisiologi sistem urogenital pada kehamilan........6

BAB IIIPENUTUP
A. Kesimpulan..................................................................................20
B. Saran.............................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Degenerasi sel atau kemunduran sel adalah kelainan sel yang terjadi akibat cedera
ringan. Cedera ringan yang mengenai struktur dalam sel seperti mitokondria dan sitoplasma
akan mengganggu proses metabolisme sel. Kerusakan ini sifatnya reversibel artinya bisa
diperbaiki apabila penyebabnya segera dihilangkan. Apabila tidak dihilangkan, atau
bertambah berat, maka kerusakan menjadi ireversibel, dan sel akan mati. Kelainan sel pada
cedera ringan yang bersifat reversible inilah yang dinamakan kelainan degenerasi.
Degenerasi ini akan menimbulkan tertimbunnya berbagai macam bahan di dalam maupun di
luar sel.
Degenerasi sel atau penuaan sel ditandai dengan menurunnya fungsi berbagai organ tubuh.
Gejala menua tampak secara fisik dan psikis. Tanda fisik misalnya, masa otot berkurang,
lemak meningkat, fungsi seksual terganggu, sakit tulang dan kemampuan kerja menurun.
Sedangkan tanda psikis berupa sulit tidur, mudah cemas, mudah tersinggung, gairah hidup
menurun dan merasa sudah tidak berarti lagi. Faktor pemicu degenerasi sel antara lain adalah
faktor genetis
Urogenital terdiri dari dua suku kata yaitu cardiac dan vaskuler. Cardiac yang berarti
jantung dan vaskuler yang berarti pembuluh darah. Dalam hal ini mencakup sistem sirkulasi
darah yang terdiri dari jantung komponen darah dan pembuluh darah. Pusat peredaran darah
atau sirkulasi darah ini berawal dijantung, yaitu sebuah pompa berotot yang berdenyut secara
ritmis dan berulang 60-100x/menit. Setiap denyut menyebabkan darah mengalir dari jantung,
ke seluruh tubuh dalam suatu jaringan tertutup yang terdiri atas arteri, arteriol, dan kapiler
kemudian kembali ke jantung melalui venula dan vena
Dalam mekanisme pemeliharaan lingkungan internal sirkulasi darah digunakan sebagai
sistem transport oksigen, karbon dioksida, makanan, dan hormon serta obat-obatan ke seluruh
jaringan sesuai dengan kebutuhan metabolisme tiap-tiap sel dalam tubuh. Dalam hal ini,
faktor perubahan volume cairan tubuh dan hormon dapat berpengaruh pada sistem urogenital
baik secara langsung maupun tidak langsung.
Dalam memahami sistem sirkulasi jantung, kita perlu memahami anatomi fisiologi
yang ada pada jantung tersebut sehingga kita mampu memahami berbagai problematika
berkaitan dengan sistem kardivaskuler tanpa ada kesalahan yang membuat kita melakukan

4
neglicent( kelalaian). Oleh karena itu, sangat penting sekali memahami anantomi fisiologi
urogenital yang berfungsi langsung dalam mengedarkan obat-obatan serta oksigenasi dalam
tubuh dalam proses kehidupan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Pengertian degeneratif?
2. Jenis jenis penyakit pada degeneratif
3. Perubahan anatomi pada generatif?
4. Pengertian sistem urogenital?
5. Perubahan fisiologi sistem urogenital pada kehamilan?

1.3 Tujuan
Makalah ini di buat penulis dengan tujuan agar mahasiswa, tenaga kesehatan atau tenaga
medis dapat memahami bagaimana proses dan perubahan yang terjadi pada degeneratif
dan sistem urogenital pada anatomi dan fisiologi.

1.4 Manfaat
Makalah ini di buat oleh penulis agar meminimalisir kesalahan dalam tindakan praktik
keperawatan yang di sebabkan oleh ketidakpahaman dalam anatomi fisiologi dalam
sistem urogenital sehingga berpengaruh besar terhadap kehidupan klien.

5
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1       Pengertian Degenerasi


Degenerasi merupakan suatu perubahan keadaan secara fisika dan kimia dalam sel,
jaringan atau organ yang bersifat menurunkan efisiensinya.
Degenerasi sel atau kemunduran sel adalah kelainan sel yang terjadi akibat cedera
ringan. Cedera ringan yang mengenai struktur dalam sel seperti mitokondria dan sitoplasma
akan mengganggu proses metabolisme sel. Kerusakan ini sifatnya reversible artinya bisa
diperbaiki apabila penyebabnya segera dihilangkan. Apabila tidak dihilangkan, atau
bertambah berat, maka kerusakan menjadi ireversibel, dan sel akan mati.
Kelainan sel pada cedera ringan yang bersifat reversible inilah yang dinamakan
kelainan degenerasi. Degenerasi ini akan menimbulkan tertimbunnya berbagai macam bahan
di dalam maupun di luar sel.
Degenerasi dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu pembengkakan sel dan
perubahan perlemakan. Pembengkakan sel timbul jika sel tidak dapat mengatur
keseimbangan ion dan cairan yang menyebabkan hidrasi sel. Sedangkan perubahan
perlemakan bermanifestasi sebagai vakuola-vakuola lemak di dalam sitoplasma dan terjadi
karena hipoksia atau bahan toksik. Perubahan perlemakan dijumpai pada sel yang tergantung
pada metabolism lemak seperti sel hepatosit dan sel miokard. (Sudiono dkk, 2003)
Apabila sebuah stimulus menyebabkan cedera sel, maka perubahan yang pertama kali
terjadi adalah terjadinya kerusakan biokimiawi yang mengganggu proses metabolisme. Sel
bisa tetap normal atau menunjukkan kelainan fungsi yang diikuti dengan perubahan
morfologis.

2.2 Jenis-Jenis Degenerasi


Berbagai jenis degenerasi sel yang sering dijumpai antara lain :
Degenerasi Albuminosa
Pembengkakan sel adalah manifestasi awal sel terhadap semua jejas sel. Perubahan morfolofi
yang terjadi sulit dilihat dengan mikroskop cahaya. Bila pembengkakan sel sudah mengenai
seluruh sel dalam organ, jaringan akan tampak pucat, terjadi peningkatan turgor, dan berat
organ.

6
Gambaran mikroskopis menunjukkan sel membengkak menyebabkan desakan pada
kapiler-kapiler organ. Bila penimbunan air dalam sel berlanjut karena jejas sel semakin berat,
akan timbul vakuola-vakuola kecil dan nampak cerah dalam sitoplasma. Vakuola yang terjadi
disebabkan oleh pembengkakan reticulum endoplasmik.
Awalnya terjadi akibat terkumpulnya butir-butir protein di dalam sitoplasma,
sehingga sel menjadi bengkak dan sitoplasma menjadi keruh (cloudy swelling: bengkak
keruh). Contohnya adalah pada penderita pielonefritis atau pada beberapa jam setelah orang
meninggal. Banyak ditemukan pada tubulus ginjal. (Halim, 2010)

Degenerasi Hidrofik (Degenerasi Vakuolar)


Degenerasi hidrofik merupakan jejas sel yang reversible dengan penimbunan
intraselular yang lebih parah jika dengan degenerasi albumin. Merupakan suatu cedera sel
yang menyebabkan sel itu tampak bengkak. Hal itu dikarenakan meningkatnya akumulasi air
dalam sitoplasma.
Sel yang mengalami degenerasi hidropik secara mikroskopis tampak sebagai berikut :
1.         Sel tampak membesar atau bengkak karena akumulasi air dalam sitoplasmanya.
2.         Sitoplasma tampak pucat.
3.         Inti tetap berada di tengah.
4.         Pada organ hati, akan tampak lumen sinusoid itu menyempit.
5.         Pada organ ginjal, akan tampak lumen tubulus ginjal menyempit.
6.         Pada keadaan ekstrim sitoplasma sel akan tampak jernih dan ukuran sel makin membesar
(Balloning Degeneration) sering ditemukan pada sel epidermal yang terinfeksi
epitheliotropic virus, seperti pada pox virus.
Sedangkan secara makroskopis, sel akan tampak normal sampai bengkak, bidang
sayatan tampak cembung, dan lisis dari sel epidermal.
Degenerasi Hidropik sering dijumpai pada sel endothel, alveoli, sel epitel tubulus
renalis, hepatosit, sel-sel neuron dan glia otak. Dari kesekian sel itu, yang paling rentan
adalah sel-sel otot jantung dan sel sel pada otak. Etiologinya sama dengan pembengkakan sel
hanya intensitas rangsangan patologik lebih berat dan jangka waktu terpapar rangsangan
patologik lebih lama.
Secara miokroskopik organ yang mengalami degenerasi hidrofik menjadi lebih besar
dan lebih berat daripada normal dsan juga nampak lebih pucat. Nampak juga vakuola-
vakuola kecil sampai besar dalam sitoplasma.

7
Degenerasi ini menunjukkan adanya edema intraseluler, yaitu adanya peningkatan
kandungan air pada rongga-rongga sel selain peningkatan kandungan air pada mitokondria
dan reticulum endoplasma. Pada mola hedatidosa telihat banyak sekali. gross (gerombolan)
mole yang berisi cairan. Mekanisme yang mendasari terjadinya generasi ini yaitu kekurangan
oksigen, karena adanya toksik, dan karena pengaruh osmotik.

Degenerasi Lemak
Degenerasi lemak dan perubahan perlemakan (fatty change) menggambarkan adanya
penimbunan abnormal trigliserid dalam sel parenkim. Perubahan perlemakan sering terjadi di
hepar karena hepar merupakan organ utama dalam metabolisme lemak selain organ jantung,
otot dan ginjal.
Etiologi dari degenerasi lemak adalah toksin, malnutrisi protein, diabetes mellitus,
obesitas, dan anoksia. Jika terjadi gangguan dalam proses metabolisme lemak, akan timbul
penimbunan trigliserid yang berlebihan. Akibat perubahan perlemakan tergantung dari
banyaknya timbunan lemak. Jika tidak terlalu banyak timbunan lemak, tidak menyebabkan
gangguan fungsi sel, tetapi jika timbunan lemak berlebihan, terjadi perubahan perlemakan
yang menyebabkan nekrosis.

Degenerasi Hyalin (Perubahan Hyalin)


            Istilah hyaline digunakan untuk istilah deskriprif histologik dan bukan sebagai
tanda adanya jejas sel. Umumnya perubahan hyalin merupakan perubahan dalam sel atau
rongga ekstraseluler yang memberikan gambaran homogeni, cerah dan berwarna merah muda
dengan pewarnaan Hematoksilin Eosin. Keadaan ini terbentuk akibat berbagai perubahan dan
tidak menunjukkan suatu bentuk penimbunan yang spesifik. Contoh : degenerasi hialin pada
otot ( penyakit Boutvuur).

Degenerasi Zenker
            Dahulu dikenal sebagai degenerasi hialin pada otot sadar yang mengalami
nekrosis. Otot yang mengalami degenerasi zenker adalah otot rektus abdominis dan
diafragma.

8
Degenerasi Mukoid (Degenerasi Miksomatosa)
Degenerasi Mukoid mukus adalah substansi kompleks yang cerah, kental, dan
berlendir dengan komposisi yang bermacam-macam dan pada keadaan normal disekresi oleh
sel epitel serta dapat pula sebagai bagian dari matriks jaringan ikat longgar tertentu.
Musin dapat dijumpai di dalam sel, dan mendesak inti ke tepi seperti pada
adenokarsinoma gaster yang memberikan gambaran difus terdiri atas sel-sel gaster yang
memiliki sifat ganas dan mengandung musin. Musin tersebut akan mendesak inti ke tepi
sehingga sel menyerupai cincin dinamakan Signet Ring Cell. Musin di jaringan ikat, dahulu
dinamakan degenerasi miksomatosa. Keadaan ini menunjukkan adanya musin di daerah
interselular dan memisahkan sel-sel Stelata (Stellate Cell/ Star Cell). (Sudiono dkk, 2003)

2.3 Penyakit Degeneratif 
Penyakit degeneratif adalah penyakit yang menyebabkan terjadinya kerusakan atau
penghacuran terhadap jaringan atau organ tubuh. Proses dari kerusakan ini dapat disebabkan
oleh penggunaan seiring dengan usia maupun karena gaya hidup yang tidak sehat. Beberapa
contoh penyakit degeneratif yang sering dapat ditemui.
Kencing manis atau diabetes mellitus (DM) tipe 2
            Kencing manis atau diabetes mellitus adalah penyakit yang ditandai dengan
tingginya kadar glukosa atau gula dalam darah yang disebabkan oleh tubuh tidak dapat
menggunakan glukosa atau gula dalam darah sebagai sumber energi. Penyakit ini terdiri dari
beberapa tipe, tipe tersering yang dapat ditemui adalah diabetes mellitus tipe 2. Gejala
klasik :
1.         Cepat merasa haus. Penderita akan cepat merasa haus dan sering minum. Sering kali
penderita tidak menyadari ini sebagai gejala karena merasa banyak minum baik untuk fungsi
ginjal.
2.         Sering buang air kecil (BAK). Seringkali penderita mengira penyebab sering BAK karena
penderita sering minum air dan bukan akibat dari suatu penyakit. Selain itu, gejala ini juga
dapat mengganggu tidur di malam hari karena bolak balik terbangun untuk BAK.
3.         Cepat merasa lapar. Hal ini terjadi karena tubuh tidak dapat menggunakan gula di dalam
darah sebagai sumber energi, padahal kadar gula di dalam darah sudah tinggi. Karena tidak
adanya sumber energi maka tubuh merasa kelaparan sehingga selalu ingin makan.
4.         Gejala akibat komplikasi dari penyakit ini muncul sebagai akibat dari kelaparan pada sel -
sel tubuh. Kelaparan dalam jangka panjang menyebabkan sel tersebut mati.

9
5.         Kesemutan pada ujung - ujung jari tangan dan kaki. Apabila gejala ini muncul artinya telah
terjadi kerusakan pada ujung - ujung saraf. Keluhan lama - lama akan bertambah berat
sehingga merasa baal atau mati rasa. Apabila sudah baal penderita sering tidak sadar apabila
kakinya terluka.
6.         Pengelihatan menjadi buram. Hal tersebut dapat diakibatkan oleh kelainan dari retina,
kornea, maupun lensa dari mata.
7.         Luka yang sulit sembuh. Sel - sel pada tubuh sulit untuk memperbaiki diri untuk menutup
luka yang terjadi. Selain itu, kadar gula yang tinggi disukai oleh kuman - kuman sehingga
mudah terjadi infeksi dan mempersulit penutupan luka.
Faktor resiko yang dapat menyebabkan terjadinya penyakit ini antara lain:
1.         Kebiasaan makan makanan manis
2.         Kelebihan berat badan
3.         Genetik
4.         Jarang berolah raga
Penyebab glukosa tidak dapat digunakan di dalam tubuh pada diabetes tipe 2 adalah:
1.          Resistensi insulin pada sel - sel.
Agar sel dapat menggunakan glukosa dari dalam darah diperlukan insulin. Pada
penderita dengan penyakit ini, ditemukan bahwa sel - sel tersebut menjadi kurang sensitif
terhadap insulin. Walaupun terdapat insulin di dalam tubuh, tetapi sel tersebut tidak dapat
menggunakannya. Hal tersebut menyebabkan kadar gula dalam darah menjadi tinggi.
2.          Produksi insulin yang rendah oleh pancreas
Insulin dihasikanl oleh sel beta pankreas. Produksi insulin yang tidak mencukupi
kebutuhan menyebabkan tubuh tidak dapat menggunakan glukosa di dalam darah.

Osteoartritis (OA)
OA merupakan penyakit degeneratif yang menyebabkan kerusakan jaringan tulang
rawan pada sendi yang ditandai dengan perubahan pada tulang. Faktor resiko terjadinya
penyakit ini adalah genetik, perempuan, riwayat benturan pada sendi, usia dan obesitas.
Gejala yang dapat ditemukan pada penyakit ini adalah:
1.          Nyeri pada sendi terutama setelah beraktivitas dan membaik setelah beristirahat
2.          Kadang dapat ditemukan kekakuan di pagi hari, durasi tidak lebih dari 30 menit.
Gejala tersebut menyebabkan kesulitan untuk melakukan aktivitas sehari - hari dan
bekerja. Umumnya sendi yang terkena adalah sendi - sendi yang menopang tubuh seperti
lutut, panggul, dan punggung.

10
Untuk mendiagnosis penyakit ini diperlukan pemeriksaan fisik terhadap sendi yang
terkena dan pemeriksaan penunjang untuk menyingkirkan kemungkinan penyakit lain.
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan berupa rontgen pada sendi yang terkena dan
laboratorium. Pada roentgen dapat ditemukan perubahan bentuk dari sendi yang terkena.

Osteoporosis
Osteoporosis adalah penyakit degeneratif pada tulang yang ditandai dengan rendahnya
massa tulang dan penipisan jaringan tulang. Hal tersebut dapat menyebabkan tulang menjadi
rapuh dan mudah patah.
Diagnosis dari penyakit ini berdasarkan massa tulang. Disebut osteoporosis apabila
massa tulang <-2,5 standar deviasi (SD) massa tulang normal, dan disebut osteopenia apabila
massa tulang antara -1 hingga -2,5 SD. Karena penyakit ini tidak memberikan gejala hingga
terjadi patah tulang, maka penting untuk dilakukan skrining untuk mencegah penyakit ini.
Selain itu, penderita juga harus menjadi diri dan melakukan penyesuaian agar tidak mudah
jatuh, misalnya kamar mandi menggunakan lantai yang kasar.
Osteoporosis dapat disebabkan oleh:
1.Penyerapan kalsium yang menurun pada wanita post monopause,
2.Usia lebih dari 70 tahun,
3.Penyakit kronis,
4.Defisiensi zat pembentu tulang seperi kalsium, viatamin D.

Penyakit jantung koroner (PJK)


Penyakit jantung koroner adalah penyakit jantung yang disebabkan oleh adanya
sumbatan pada pembuluh darah koroner. Pembuluh darah koroner adalah pembuluh darah
yang memperdarahi jantung. Sumbatan dari pembuluh darah tersebut diakibatkan oleh
adanya proses aterosklerosis atau penumpukan lemak/plak di pembuluh darah sehingga
diameter pembuluh darah makin kecil dan mengeras/kaku. Proses aterosklerosis terjadi
perlahan - lahan seiring dengan waktu, tetapi pada orang - orang dengan kadar kemak di
dalam darah yang tinggi, proses ini di pembuluh darah menjadi semakin cepat dan
banyak. Sumbatan dalam pembuluh darah dapat bersifat:
1.         Parsial, di mana pembuluh darah masih dilalui oleh darah walaupun alirannya sudah
mengecil. Keluhan dapat dirasakan pada saat terjadi kebutuhan akan oksigen yang
meningkat. Contohnya pada saat emosi dan aktivitas berjalan jauh kebutuhan tubuh akan

11
oksigen meningkat tetapi jantung tidak dapat memenuhi kebutuhan tersebut sehingga timbul
nyeri pada dada.
2.         Total, di mana pembuluh darah sudah tidak dapat dilalui oleh darah karena tertutup total.
Penutupan total tersebut dapat disebabkan oleh lepasnya tumpukan lemak dipembuluh darah
dan menyumbat di pembuluh darah yang ukurannya lebih kecil. Sumbatan total menyebabkan
keluhan nyeri dada yang dirasakan lebih berat dan tajam seperti dada ditimpa benda berat.
Pembuluh darah jantung yang tersumbat dapat menyebabkan kematian dari sel
jantung karena tidak mendapatkan asupan nutrisi dan oksigen yang cukup. Sel jantung yang
sudah mati tidak dapat diperbaiki lagi. Gejala yang dapat ditemukan pada penyakit ini :
1.         Nyeri di dada, dengan ciri khas nyeri di dada kiri, nyeri menjalar ke tangan kiri dagu. Pada
beberapa kasus, nyeri dada dapat bersifat tidak khas seperti nyeri di ulu hati, nyeri menjalar
ke punggung, dan nyeri menjalar ke lengan kanan.
2.         Sensasi berat di dada seperti ditimpa benda berat, nyeri yang tajam dan menusuk di dada,
dan seperti diremas - remas.
3.         Jantung berdebar – debar.
4.         Nyeri dan sesak napas timbul apabila beraktivitas berat dan mereda setelah beristirahat.
Kadang, pada awalnya penderita tidak sadar mengalami PJK karena nyeri yang
dirasakan hanya sebentar
Untuk diagnosis dapat dilakukan pemeriksaan di bawah ini:
1.          Elektrokardiografi (EKG) untuk melihat kelistrikan jantung;
2.          Enzim jantung, meningkat terutama saat serangan jantung;
3.Tes treatmil untuk melihat kondisi kelistrikan jantung saat beraktivitas. Tes ini dilakukan pada
tes EKG yang normal tetapi gejala khas dan berulang;
4.          Rontgen dada untuk melihat ukuran dari jantung;
5.          CT scan dengan angiografi koroner untuk melihat kondisi pembuluh darah jantung;
6.          Echokardiografi  berupa pemeriksaan USG pada jantung untuk melihat fungsi jantung untuk
memompakan darah dan melihat luas daerah sel jantung yang terkena.

12
2. 4 perubahan anatomi degeneratif
Pada perubahan anatomi ini terdapat anatomi organ tubuh pada penuaan atau usia rentan terkena
penyakit. Menua adalah suaru proses menghilangkan kemampuan jaringan untukmemperbaiki dan
mengganti diri serta mempertahankan struktur dan fungsi normal. Jadi pada dasarnya pada proses
penuaan terjadi perubahan-perubahan anatomis pada organ-organ tubuh.
Dalam kenyataannya sulit untuk membedakan apakah suatu abnormalitas disesbabkan oleh proses
menua atau proses penyakit. Pembedaan ini sangat penting untuk memberikan pelayanan
kesehatan yang tepat pada usia lanjut, karenaharus dihindari pemberian obat pada abnormalitas
yang diakibatkan proses menua yang normal. Dengan makin lanjutnya usia, maka penurunan
anatomik dan fungsi organ semakin besar. Peneliti andres dan tobin mengintroduksi hukum 1%
setiap tahunnya setelah usia 30 tahun.

2.5 pengertian sistem urogenital

Sistem urogenital merupakan organ sirkulsi darah yang terdiri dari jantung, komponen darah
dan pembuluh darah yang berfungsi memberikan dan mengalirkan suplai oksigen dan nutrisi
keseluruh jaringan tubuh yang di perlukan dalam proses metabolisme tubuh. Sistem
kardivaskuler memerlukan banyak mekanisme yang bervariasi agar fungsi regulasinya dapat
merespons aktivitas tubuh, salah satunya adalah meningkatkan aktivitas suplai darah agar
aktivitas jaringan dapat terpenuhi. Pada keadaan berat, aliran darah tersebut, lebih banyak di
arahkan pada organ-organ vital seperti jantung dan otak yang berfungsi memlihara dan
mempertahankan sistem sirkulasi itu sendiri.
Sistem urogenital mulai berfungsi pada usia 3 minggu kehamilan. Dalam sistem urogenital
terdapat pembuluh darah terbesar yang di sebut Angioblast. Angioblast ini timbul dari :
a. Mesoderm : splanknikus& chorionic
b. Merengkim : yolk sac dan tali pusat
c. Dan dapat juga menimbulkan pembuluh darah dan darah
Dalam awal perkembangannya yaitu pada minggu ketiga, tabung jantung mulai
berkembang di splanknikus yaitu antara bagian pericardial dan IEC dan atap katup uning
telur sekunder(kardiogenik area). Tabung jantung pasangkan membujur endotel berlapis
saluran. Tabung-tabung membentuk untuk menjadi jantung primordial. Jantung tubular
bergabung dalam pembuluh darah di dalam embrio yang menghubungkan tangkai, karian dan
yolk sac membentuk sistem kardivaskuler purba. Pada janin, proses peredaran darah melalui
plasenta.

13
Gambar : Jantung pusat urogenital Gambar : Sistem urogenital

2.6 perubahan fisiologi sistem urogenital pada kehamilan


Terjadi perubahan anatomi pada sistem urogenital, antara lain:
 Penebalan otot dinding ventrikel (trimester I)
 Terjadi dilatasi (pelebaran) secara fisiologi pada jantung
 Karena volume rongga perut (abnomen) meningkat menyebabkan hipertropi jantung
dan posisi jantung bergeser ke atas ke kiri
 Pada fonokardiogram terdapat : spillitting (bunyi jantung tambahan), murnur sistolik
dan murmur diastolik
 Perubahan tekanan darah.

Perubahan sistem urogenital pada ibu hamil trimester I

14
 Sirkulasi darah ibu dalam kehamilan dipengaruhi oleh adanya sirkulasi ke plansenta,
uterus yang membesar dengan pembuluh-pembuluh darah yang membesar pula.
 Volume plasma maternal meningkat pada 10minggu usia kehamilan dan terus
meningkat hingga mencapai puncaknya pada 30-34 minggu.
 Penambahan volume darah ibu hamil sebagian besar berupa plasma dan eritrosit.
 RBC (Red Blood Cell/Sel darah merah) meningkatnya 18% tanpa penambahan
suplementasi zat besi dan meningkatnya 30% jika ibu meminum suplemen zat besi.
Karena volume plasma meningkat hanya 15% sementara massa RBC meningkat 18-
30%, makan terjadi penurunan hematokrit selama kehamilan normal(anemia
fisiologis).
 Tekanan darah menurun selama 24 minggu, disebabkan oleh pengaruh peregangan
otot-otot halus oleh progesterone.
 Tekanansistolik akan turun sekitar 5-10 mmHg dan distolik pada 10-15 mmHg
 Hipertropi (pembesaran) atau dilatasi ringan jantung disebabkan oleh peningkatan
volume darah dan curah jantung karena diafragmater tedorong keatas, jantung
terangkat ke atas dan berotasi kedepan dan ke kiri.
 Pada akhir TM I, sebagian bumil mengalami hidung tersumbat/berdarah karena
pengaruh hormone estrogen dan progesterone, terjadi pembesaran kapiler, relaksasi
otot vaskuler serta peningkatan sirkulasi darah.
Perubahan sistem urogenital pada ibu hamil trimester II
 Pada kehamilan 16 minggu, mulai jelas kelihatan terjadi hemodilusi
 Meningkatnya penurunan konsentrasi hemoglobin dari 15 gr/dl menjadi 12,5 gr/dl,
dan pada 6% perempuan bisa mencapai di bawah 11 gr/dl
 Hemoglobin turun berhubungan dengna defisiensi zat besi

Perubahan sistem kardiovskuler pada ibu hamil trimester III


 Terjadi peningkatan jumlah granulosit dan limfosit CD8 T dan secara bersamaan
terjadi penurunan limfosit dan monosit CD4 T.
 Terjadipenekanan pd aorta akibat pembesaran uterus akan mengurangi aliran darah
uteroplasenta ke ginjal

BAB 3

15
PENUTUP

Kesimpulan
Degenerasi merupakan suatu perubahan keadaan secara fisika dan kimia dalam sel,
jaringan atau organ yang bersifat menurunkan efisiensinya.
Gangguan fungsi bisa bersifat reversible ataupun ireversibel sel tergantung dari
mekanisme adaptasi sel. Cedera reversibel disebut juga cedera subletal dan cedera ireversibel
disebut juga cedera letal.
Jejas sel merupakan keadaan dimana sel beradaptasi secara berlebih atau sebaliknya,
sel tidak memungkinkan untuk beradaptasi secara normal.
Penyakit degeneratif adalah penyakit yang menyebabkan terjadinya kerusakan atau
penghacuran terhadap jaringan atau organ tubuh. Misalnya diabetes militus tipe 2,
osteoporosis, dan lain sebagainya.
Sedangkan pada sistem urogenital yaitu :
1. Urogenital terdiri dari 2 kata yaitu jantung dan pembuluh darah dan 3 komponen yaitu
salah satunya adalah hemoglobin dalam darah yang juga berperan dalam sistem sirkulasi.
2. Jantung telah aktif dalam masa janin ketika berusia 3 bulan dalam kandungan dengan
proses sirkulasi melalui plasenta.
3. Anatomi fisiologi system urogenital sangat penting di pelajari karena perlu adanya
pengetahuan dalam menyelesaikan berbagai problematika kesehatan terkait system
urogenital.
Saran
Degenerasi merupakan suatu bentuk kerusakan sel sebagai akibat dari adanya kerusakan
sel akut atau trauma, di mana kerusakan sel tersebut terjadi secara tidak terkontrol. Oleh
karena itu kita perlu memperhatikan makanan yang akan kita konsumsi, menjaga aktivitas
fisik serta selalu mengutamakan prilaku sehat agar tidak menyebabkan timbulnya gejala-
gejala degenerasi yang dapat merusak sel dan berpotensi menimbulkan masalah kesehatan
yang serius.
penting sekali memahai anatomi sistem urogenital secara tepat agar terhindar dari
kelalaian baik itu dirumah sakit maupun di alam yang berkaitan dengan perubahan fungsi
tubuh akibat kurangnya aktifitas positif untuk memberikan kesehatan terhadap jantung
sebagai pusat kehidupan.

DAFTAR PUSTAKA

16
Janti S, Budi K, Andhy H, Bing D. 2003.  Ilmu PatologiBuku Kedokteran. Jakarta : EGC.
Danny H, Harry M, Ferry S, Arief B, Tono D, Boenjamin S. 2010.Stem Cell Dasar Teori dan
Aplikasi Klinis. Jakarta : Humana Press.
https://id.wikipedia.org/wiki/Degenerasi
Diakses tanggal 25 Februari 2017
https://puzzleinmymind.wordpress.com/2010/03/21/hello-world/
Diakses tanggal 27 Februari 2017
http://revias-clinics.blogspot.co.id/2010/05/degenerasi.html
Diakses tanggal 26 Februari 2017

http://www.scribd.com/doc/55255412/Anatomi-
FisiologiSistemKardiovaskular/07/04/20120_11.00
Syaifuddin,H.2002. Anatomi fisiologi berbasis kompetensi untuk keperawatan dan
kebidanan.Jakarta:Penerbi EKG
Syaifuddin,Haji.2006. Anatomi fisiologis mahasiswa keperawatan. Jakarta Penerbit:EKG
Syaifuddin. 2009. Fisiologi tubuh manusia untuk mahasiswa keperawatan. Jakarta
Penerbit: Salemba Medika.
Muttaqin,Arif.2009. Asuhan keperawatan klien dengan gangguan sistem urogenital. .
Jakarta.Penerbit: Salemba Medika

17

Anda mungkin juga menyukai