Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

ILMU DASAR KEPERAWATAN


KELAINAN RETROGRESSIF

Kelompok 2
Disusun Oleh:
1. MAULANAN HAFID SAPUTRO (202202030084)
2. M. RAFI HERDIANSYAH (202202030095)
3. M. ADDIN NURROSYID S (202202030119)
4. CHIRZATUL LATIFAH (202202030090)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb
Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah
SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah
Ilmu Dasar Keperawatan dengan baik.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas
dari bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari bahwa makalah ini sepenuhnya masih jauh sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh
karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah
ini dapat memberikann manfaat bagi perkembangan dunia Pendidikan.

Wassalamulaikum Wr. Wb

Pekalongan, 25 Maret 2023

2
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN..........................................................................................
KATA PENGANTAR.................................................................................................
DAFTAR ISI................................................................................................................
BAB I............................................................................................................................
PENDAHULUAN.....................................................................................................
A. Latar Belakang..........................................................................................
B. Rumusan Masalah.....................................................................................
C. Tujuan........................................................................................................
BAB II...........................................................................................................................
PEMBAHASAN........................................................................................................
A. Pengertian retrogresif................................................................................
B. Tanda dan gejala......................................................................................
BAB III.......................................................................................................................
APLIKASI DALAM KEPERAWATAN................................................................
A. Asuhan keperawatan klien dengan penyakit parkinson..........................
BAB IV........................................................................................................................
PENUTUP................................................................................................................
A. kesimpulan..............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................

3
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Patologi adalah salah satu dasar ilmu kedokteran, dan memiliki peranan
yangsangat fundamental. Sering kali diagnosis pasti suatu penyakit ditegakkan
dengan patologi (histopatologi). Sedangkan pengertian Patologi dalam arti
yang luas adalah bagian dari ilmu kedokteran yang mengamati sebab dan
akibat dari terjadinya penyakitatau kelainan pada tubuh. Namun pengertian
patofisiologi sendiri adalah reaksi fungsitubuh terhadap suatu penyakit yang
masuk ke dalam tubuh. Mekanisme adaptasi selterdiri dari organisasi sel yaitu
unit kehidupan, kesatuan lahiriah yang terkecilmenunjukkan bermacam-macam
fenomena yang berhubungan dengan hidup dan selalu berhubungan dengan
karakteristik makhluk hidup yaitu: bereproduksi, tumbuh, melakukan
metabolisme dan beradaptasi terhadap perubahan internal dan eksternal.
Regenerasi adalah proses pertumbuhan dan perkembangan sel yang bertujuan
untukmengisi ruang tertentu pada jaringan atau memperbaiki bagian yang
rusak. Nekrosisadalah kematian yang utama. Sel yang mengalami kematian
secara nekrosis umumnyadisebabkan oleh factor dari luar secara langsung,
misalnya: kematian sel di karenakankecelakaan, infeksi virus, radiasi sinar
radio aktif atau keracunanzat kimia. Tanpa adanya tekanan dari luar, sel tidak
akan dapat mati secara nekrosis

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa Pengertian hipertropi, hyperplasia, metaplasia, displasi, atropi.
2. Apa Saja macam-macam kelainan retrogresif.

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui hipertropi, hyperplasia, metaplasia, displasi, atropi
2. Untuk mengetahui macam-macam contoh kelainan retrogresif

4
3.
BAB 2

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN RETROGRESIF

Kelainan Retrogressif adalah proses kemunduran sesuatu jaringan atau organ


yang sebelumnya telah tumbuh mencapai batas normal. Dalam pengertian lain
yaitu terjadi proses kemunduran atau denegerasi /kembali kearah yang kurang
kompleks.
Kelainan Retrogresif = Proses kemunduran
Macam - macam Kelainan Retrogressif:
1. Atropi
2. Degenerasi dan Infiltrasi
3. Gangguan Metabolisme
4. Kematian sel: Nekrosis
5. Apoptropi
6. Postmortal
7. Penimbunan pigment
8. Melanin
9. Mineral
10. Defisiensi

Setiap sel melaksanakan kebutuhan fisiologik yang normal yang


disebutHomeostasis normal. Sel memiliki fungsi dan struktur yang terbatas,
dalammetabolisme, difrensiasi, dan fungsi lainnya karena pengaruh dari sel-sel
sekitarnya dantersedianya bahan-bahan dasar metabolisme.
Sel mendapatkan stimulus yang patologik, fisiologik dan morphologic.
Bilastimulus patologik diperbesar hingga melampaui adaptasi sel maka timbul
jejas sel atausel yang sakit (cell injury) yang biasanya bersifat sementara
(reversible). Namun jikastimulus tetap atau bertambah besar, sel akan
mengalami jejas yang menetap(irreversible) yaitu sel yang mati atau nekrosis.
Perubahan-perubahan tersebut hanya mencerminkan adanya “cedera-cedera
biomolekuler”, yang telah berjalan lama dan baru kemudian dapat dilihat.
Adaptasi, jejas dan nekrosis dianggap sebagai suatu tahapgangguan progresif
dari fungsi dan struktur normal suatu sel. Kelainan retrogesif(regresif) adalah
merupakan suatu proses kemunduran. Yang termasuk kelainan retrogesif
(regresif)

1. Atropi
Atropi adalah perubahan ukuran sel dari normal menjadi lebih kecil akibat
berkurangnya substansi sel sehingga jaringan yang disusun oleh sel tersebut

5
menjadilebih kecil. Mengecilnya alat tubuh tersebut karena sel-sel yang
menjalankan fungsi alattubuh tersebut mengecil. Jadi bukan mengenai sei-sel
jaringan ikat atau stroma alattubuh tersebut. Stroma tampaknya bertambah
yang sebenarnya relative karena stromatetap. Atropi dibedakan menjadi:
a. Atropi fisiologik
Atropi fisiologik adalah atropi yang merupakan proses normal pada
manusia. Beberapa alat tubuh dapat mengecil atau menghilang sama
sekali selama masa perkembangan kehidupan, dan jika alat tubuh
tersebut tidak menghilang pada usiatertentu malah dianggap patologik.
Contoh: kelenjar thymus, ductus thyroglosus. Misalnya pada atropi
senilis, organ tubuh pada usia lanjut akan mengalami pengecilan. Atropi
senilis juga dapat disebut atropi menyeluruh(general) karena terjadi
pada seluruh organ tubuh. Atropi menyeluruh juga terjadi pada keadaan
kelaparan (Starvation).
Penyebab atropi senilis adalah :1. Involusi akibat menghilangnya
rangsang tumbuh (growth stimuli),2. berkurangnya perbekalan darah
akibat arteriosclerosis3. berkurangnya rangsang endokrinVaskularisasi
berkurang karena arteriosklerosis akan menyebabkan kemunduran pada
otak sehingga menimbulkan kemunduran kejiwaan yang disebut
demensia senilis. Begitu pula rangsang endokrin yang berkurang pada
masa menopause menyebabkan payudara menjadi kecil, ovarium dan
uterus menjadi tipis dan keriput.
Starvation atropi terjadi bila tubuh tidak mendapat makanan untuk
waktu yanglama misainya pada yang tidak mendapatkan asupan
makanan seperti orang terdampardilaut, padang pasir, atau pada orang
yang mengalami gangguan saluran pencernaanseperti pada striktura
oesofagus. Karena itu alat-alat tubuh tidak mendapat makanancukup
dan mengecil.
b. Atropi patologik
Atropi patologik dapat dibagi beberapa kelompok:
1. Atropi disuse adalah atropi yang terjadi pada organ yang tidak
beraktifitas dalam jangka waktu lama.
2. Atropi desakan terjadi pada suatu organ tubuh yang terdesak dala
m waktu lama.
3. Atropi endokrin terjadi pada organ tubuh yang aktivitasnya tergant
ung padarangsang hormon tertentu.
4. Atropi vaskuler terjadi pada organ yang mengalami penurunan alir
an darah hinggadibawah nilai krisis.
5. Atropi payah (exhaustion atrophy) terjadi karena kelenjar endokri
n yang terusmenghasilkan hormone yang berlebihan akan mengala
mi atropi payah.
6.  Atropi serosa dari lemak terjadi pada malnutrisi berat atau pada k
akheksia. Jaringanlemak yang mengalami atropi akan menjadi enc
er seperti air atau lender

6
7. Atropi coklat juga memiliki hubungan dengan malnutrisi berat ata
u kakheksia dan organ yang mengalami atropi adalah jantung dan
hati.

2. Degenerasi dan Infiltrasi 


Degenerasi Ialah perubahan-perubahan morfologik akibat jejas-jejas yang
nonfatal. Perubahan perubahan tersebut masih dapat pulih (reversible). Meskip
un sebab yang menimbulkan perubahan tersebut sama, tetapi apabila berjalan l
ama dan derajatnya berlebih akhirnya mengakibatkan kematian sel atau yang di
sebut nekrosis. Jadi sebenarnya jejas sel (cellular injury) dan kematian sel meru
pakan kerusakan sel yang berbeda dalam derajat kerusakannya. Pada jejas sel y
ang berbentu degenerasi masih dapat pulih, sedangkan pada nekrosis tidak dap
at pulih (irreversible).
Infiltrasi terjadi akibat gangguan yang sifatnya sitemik dan kemudian men
genaisel-sel yang semula sehat akibat adanya metabolit – metabolit yang menu
mpuk dalam jumlah berlebihan.
Karena itu perubahan yang awal adalah ditemukannya metabolit-metab
olit didalam sel. Benda-benda ini kemudian merusak struktur sel. Jadi degenera
si terjadi akibat jejas sel, kemudian baru timbul perubahan metabolisme, sedan
gkan infiltrasi mencerminkan adanya perubahan metabolisme yangdiikuti oleh
jejas seluler. Degenerasi dan infiltrasi dapat terjadi akibat gangguan yang bersif
at biokomiawi atau biomolekuler. Sebagai contoh degenerasi dapat  terjadi aki
bat anoxia. Infiltrasi dapat terjadi akibat penumpuka glikogen didalam sel, kare
na itu disebut infiltrasi glikogen.

3. Gangguan Metabolisme
Memang setiap sel selalu terancam mengalami kerusakan, tetapi sel hidup
mempunyai kemampuan untuk coba menanggulanginya. Jejas ini kemudianme
ngakibatkan gangguan dalam metabolisme karbohidrat, protein dan lemak pada
sel. Gangguan metabolisme intraseluler ini  akhirnya mengakibatkan perubaha
n padastruktur sel.

4. Nekrosis
Akibat jelas yang paling ekstrim adalah kematian sel. (celluler death).
Cellulerdeath dapat mengenai seluruh tubuh (somatic death) atau kematian
umum dan dapat pula setempat. Terbatas mengenai suatu daerah jaringan
teratas atau hanya pada sel-seltertentu saja. Perubahan Morfologi yang terjadi
pada kematian sel dalam jaringan padatubuh yang hidup disebut nekrosis.
Sel yang diawetkan dalam larutan fiksatif (contoh formalin) adalah sel
mati tapitidak mengalami nekrosis sebab sel tersebut tidak menunjukkan
perubahan morfologi sel.
Dua proses yang menyebabkan perubahan pada nekrosis adalah:
1.akibat dari pencernaan oleh enzim yang ada dalam sel

7
2.denaturasi protein.
Enzim katalitik berasal dari lisosom sel itu sendiri yang mati, kemudian
mencernaselnya sendiri, proses ini disebut autolysis. Selain autolysis dapat
juga terjadiheterolysis, yaitu sel yang mati dicerna oleh enzim yang berasal dari
lisosom selleukosit yang datang kedaerah nekrotik. Proses morfologi nekrosis
tergantung dari peristiwa mana yang lebih berpengaruh pada nekrosis tersebut
apakah pencernaan oleh enzim atau denaturasi protein. Jika denaturasi protein
lebih berpengaruh pada prosesnekrosis, terjadilah proses nekrosis yang disebut
nekrosis koagulativa.
Namun sebaliknya, bila pencernaan oleh enzim katalitik pada struktur
sel lebih berpengaruhdisebut nekrosis liquefaktif atau nekrosis kolikuativa.
Massa yang terdiri dari sel-sel nekrotik akan menunjukkan gambaran
morfologi antara lain:
1) Nekrosis Koagulativa: proses nekrosis koagulativa khas untuk
kematian hipoksiasel pada semua jaringan kecuali otak. Infark
miokardium merupakan contoh utama.
2) Nekrosis likuefaktif: sebagai akibat autolysis atau heterolisis terutama
khas padainfeksi fokal kuman, karena kuman memiliki rangsang kuat
pengumpulan sel darah putih.
3) Nekrosis Lemak, trauma jaringan lemak, enzim lipase
4) Nekrosis Gangrenosa: berawal dari nekrosis koagulativa hipoksia
yangdimodifikasi oleh tindakan likiefaktif enzim-enzim yang berasal dari
kuman dan seldarah putih sehingga dapat masuk kejaringan nekrosis. Bila
gambaran koagulativa menonjol, dinamakan gangren kering. Bila invasi
kuman mengakibatkan likuefaksiyang berarti disebut gangren basah
5) Nekrosis Fibrinoid: paling sering diterapkan dalam jejas imunolgi
terhadap arteridan arteriol yang ditandai oleh penimbunan masafibrin yang
berwarna merah muda homogen, protein plasma, imonoglobulin, dalam
dinding pembuluh yang terkena sesungguhnya pembuluh menjadi nekrosis
dan ini adalah gabungan kematian seldan endapan bahan menyerupai
fibrin yang menimbulkan istilah nekrosis fibrinoid.
Nekrosis dapat disebabkan oleh:

8
1) Ishkemi: perbekalan (supply) oksigen dan makanan untuk suatu alat
terputus.
2) Agensbiologik: Toksin bakteri yang dapat mengakibatkan kerusakan
dinding pembuluh darah dan thrombosis.
3) Agens Kimia: dapat eksogen maupun endogen. Meskipun zat kimia
yang biasaterdapat dalam tubuh, seperti natrium dan glucose, tapi kalau
konsentrasinya tinggidapat mengakibatkan nekrosis akibat gangguan
osmotik sel. Produk-produkmetabolisme tubuh sendiri dapat bertindak
sebagai racun, yang disebutautointoksikasi, misalnya pada wanita hamil
dengan keracunan kehamilan (toxemiagravidarum), pada payah ginjal
dapat menyebabkan uremi. Gas chloroform tidakmerusak paru-paru tetapi
setelah diserap dapat merusak hati.
4) Agen fisik: Trauma, suhu yang sangat ekstrim baik panas atau dingin,
tenagalistrik, cahaya matahari, tenaga radiasi. Kerusakan sel dapat terjadi
karena timbulkerusakan protoplasma akibat ionisasi atau tenaga fisik,
sehingga timbul kekacauantata kimia protoplasma dan inti.
5) Kerentanan (Ihypersensitivity): kerentanan jaringan dapat timbul
spontan atausecara didapat(accuired) dan menimbulkan reaksi imunologik.

5.Apoptosis
Apoptosis dan nekrosis sama-sama merupakan proses kematian sel.
Apoptosisadalah kematian sel per sel, sedangkan nekrosis melibatkan
sekelompok sel. Membransel yang mengalami apoptosis akan mengalami
penonjolan-penonjolan keluar tanpadisertai hilangnya integritas membran.
Sedangkan pada nekrosis akan mengalamikehilangnya integritas membran.
Sel yang mengalami apoptosis akan menciut danmembentuk badan
apoptosis. Pada nekrosis sel akan membengkak (proses peradangan) untuk
kemudian mengalami lisis. Sel aportosis lisosomnya utuh pada
nekrosismengalami kebocoran lisosom. Sel yang mengalami apoptosis
biasanya akan dimakanoleh sel yang berdekatan atau yang berbatasan langsung
dengannya dan beberapamakrofag. Nekrosis akan dimakan oleh makrofag.
Secara biokimia apoptosis terjadisebagai respon dari dalam sel yang mungkin

9
merupakan proses fisiologis sedangkannekrosis terjadi karena trauma
nonfisiologis
6.Postmortal
Kematian bukanlah akhir dari proses dalam tubuh yang
mengalamikematian. Tubuh akan terus mengalami perubahan. Perubahan ini
dipengaruhi oleh:
1. Suhu lingkungan sekitarnya
2. Suhu tubuh saat terjadi kematian
3. Ada tidaknya infeksi umum
Serangkaian perubahan yang terjadi setelah kematian tubuh antara lain:
a. Autolisis; jaringan yang mati dihancurkan oleh enzim-enzim antara
lain enzim darilisosom, mikroorganisme yang mengifeksi jaringan
mati. Tubuh yang mati akanmencair, kecuali jika dicegah dengan
pengawetan atau pendinginan.
b. Algor Mortis; suhu tubuh menjadi dingin sesuai suhu lingkungan
memerlukanwaktu 24 s/d 48 jam untuk menjadi dingin sesuai suhu
lingkungan. Suhu tubuhmenjadi dingin karena proses metabolisme
terhenti. Jika ditempat yang dinginmaka akan lebih cepat dingin, tetapi
jika ditempat yang panas akan lebih lambat.
c. Rigor Mortis (kaku mayat); timbul setelah 2 s/d 4 jam setelah
kematian. Mencapai puncak setelah 48 jam dan kemudian menghilang
selama 3 sampai 4 hari.
d. Livor Mortis (lebam mayat); Nampak setelah 30 menit kematian dan
mencapai puncaknya setelah 6 hingga 10 jam.Lebam mayat timbul
pada bagian bawah tubuh.
e. Pembekuan Darah postmortal; beku darah post mortal berkonsistensi
lunak, elasticdan seperti gel, berbeda dengan thrombus yang
konsistensinya keras dan kering.
f. Jejas postmortal; enzim dalam tubuh masih aktif untuk beberapa waktu
setelahkematian. Jejas postmortal tidak dijumpai reaksi radang pada
jejas, sedangkan padalesi antemortal Nampak reaksi radang.

10
g. Pembusukan; hancurnya tubuh yang mati karena invasi bakteri. Kulit
menjadikehijauan setelah 1 sampai 2 minggu

7.Penimbunan pigmen
Pigment adalah substansi berwarna yang dapat merupakan bahan normal
dalam sel. Pigmen yang ada dalam tubuh dapat berasal dari endogen yang
disintesa dalam tubuh, dan eksogen berasal dari luar tubuh.
1. Pigmen eksogen dari luar tubuh misal:
a. debu carbon
b. perak, masuk kedalam tubuh sebagai obat-obatan
c. tanda rajah (tattoo)
2. Pigmen endogen
Hampir seluruhnya berasal dari peruntuhan haemoglobin, meliputi:
a. Hemosiderin; adalah pigmen yang berbentuk granular atau
kristal dan berwarnakuning keemasan hingga coklat dan
banyak mengandung zat besi didalam sel(intraselular).
Haemosiderin dibentuk dalam 24 jam.
b. Hematoidin; pigmen bentuk Kristal berwarna coklat
keemasan, tidak mengandungzat besi dan identik dengan
bilirubin. Hematoidin merupakan pigmen ekstraselular.
Haemotoidin dibentuk dalam 7 hari.
c. Bilirubin; pigmen normal yang dijumpai pada empedu,
berasal dari haemoglobintetapi tidak mengandung besi. Jika
konsentrasi pigmen dalam sel dan jaringanmeningkat,
terjadi pigmentasi warna kuning yang disebut ikterus.
Meskipundidistribusikan keseluruh tubuh namun jumlah
terbanyak ditemukan dalam hatidengan produksi normal 0,2
– 0,3 gram, berasal dari penghancuran sel eritrosityang
sudah tua oleh proses fagosif mononuclear di limpa, hati
dan sumsum tulang.

11
8.Melanin
Melanin merupakan pigmen endogen yang berwarna coklat-hitam dan
dapat dijumpai pada rambut, kulit, iris mata dan lain-lain.
Pigmen melanin berasal dari yang oleh enzim tirosin oksidase diubah menjadi 3,4
dihidroksifenilalanin (DOPA), selanjutnya DOPA oleh enzim DOPA oksidase
diubah menjadi melanin. Untuk kerja dari enzim tirosin oksidase dan enzim
DOPA oksidasediperlukan tirosinase (Cu).
Beberapa hal yang dapat mengurangi pengurangan pigmen melanin:
a. Faktor yang menghalangi kualitas enzim tirosinase.
b. Defisiensi tembaga (Cu)
c. Zat yang mengandung belerang seperti glutation dan sistein.
Substansi yang mengandung belerang akan mengikat tembaga yang
diperlukanuntuk pembentukan melanin. Meningkatnya suhu dan sinar
ultraviolet menyebabkanhyperpigmentasi.
Kegunaan pigmen melanin adalah melindungi tubuh dari sinar. Hal ini
didukungoleh tingginya karsinoma kulit pada kulit putih disbanding kulit
hitam. Berikut kelainan yang terjadi pada melanin:
a. Hiperpigmentasi menyeluruh, misal chloasma gravidarum, ACTH
>> à penyakit Addison
b. Hiperpigmentasi lokal, misal bercak tanpa penambahan melanosit
(ephelides), neurofibromatosis
c. Hipopigmentasi menyeluruh pada albino
d. Hipopigmentasi lokal, misal vitiligo, bekas luka

9. Mineral
Selain zat karbon, hydrogen, nitrogen dan oksigen yang merupakan
bagianterpenting dalam jaringan pada tubuh terdapat 13 macam unsur lain yang
juga sangat penting dalam kehidupan manusia, 7 diantaranya terdapat dalam
jumlah banyak yaitukalsium, fosfor, magnesium, natrium, kalium, chlor, dan
sulfur.
Sedangkan 6 lainnya merupakan „trace elements” tetapi vital yaitu
besi, tembaga, mangan, yodium, kobal (Co), dan seng (Zn). Dalam makanan

12
sehari-hari sudah cukup, tetapi pengeluaran berlebihan (muntah, diare) atau
gangguan penyerapan dapat menimbulkan defisiensi. Sebaliknya jumlah yang
berlebihan dalam makanan atau gangguan ekskresi, menimbulkan penimbunan
yang berlebihan pada jaringan atau cairan tubuh dan dapatmenyebabkan
gangguan metabolik, susunan kimiawi dan gejala klinik yang nyata.
10. Defisiensi
Ketidak seimbangan nutrisi merupakan penyebab utama jejas sel
antara laindefisiensi protein, vitamin dan mineral. Jumlah lipid yang berlebihan
merupakan faktor pendukung terjadinya arteriosklerosis yang dapat
menyebabkan sel/jaringan mengalamidefisiensi oksigen dan makanan. Jejas
yang disebabkan oleh defisiensi nutrisi antara lainStarvation, marasmus,
kwashiorkor atau yang lebih dikenal gangguan nutrisi
B. TANDA DAN GEJALA
1. Atropi
Atropi adalah sebuah istilah yang digunakan untuk mendeskripaikan
hilang atau berkurangnya ukuran salah satu bagian dari tubuh. Atropi bisa
disebabkan oleh berbagai faktor baik genetic, lingkungan, gaya hidup, atau
efek samping gejala paling umum yakni bagian tubuh yang tampak
mengecil atau pelemahan dibeberapa sisi tubuuh. Diantaranya adalah:
a. Atropi Otot
Atrofi otot merupakan suatu kondisi saat Anda mulai kehilangan
massa otot karena terjadi penyusutan. Penderita atropi otot memiliki
ciri sebagai berikut:
1. Ukuran lengan atau kaki yang terkena atrofi lebih kecil
daripada lengan atau kaki yang normal.
2. Kelemahan pada satu atau beberapa bagian tubuh.
3. Kesulitan dalam melakukan berbagai aktivitas, seperti:
berjalan, menelan, atau menjaga keseimbangan.

2. Degenerasi

13
Penyakit degeneratif adalah kondisi kesehatan yang menyebabkan
jaringan atau organ memburuk dari waktu ke waktu. Ada cukup banyak
jenis penyakit generatif yang terkait dengan penuaan, atau memburuk
selama proses penuaan, terkait juga masalah genetik dan pilihan gaya hidup.
Diantaranya adalah:
a. Kanker
Penyakit Kanker merupakan penyakit tidak menular yang ditandai
dengan adanya sel/jaringan abnormal yang bersifat ganas, tumbuh cepat
tidak terkendali dan dapat menyebar ke tempat lain dalam tubuh
penderita. Penderita kanker memiliki ciri sebagai berikut:
1. Penurunan berat badan yang tidak bisa dijelaskan. Hal ini
sering dijumpai dengan kanker pankreas, lambung, esofagus,
atau paru.
2. Demam, lebih sering dijumpai setelah kanker menyebar ke
organ lain. Demam juga mungkin merupakan tanda awal
kanker seperti leukemia atau limfoma.
3. Fatigue (sangat lelah yang tidak membaik dengan istirahat).
Kelelahan merupakan gejala yang penting dengan tumbuhnya
kanker.
4. Nyeri merupakan gejala awal beberapa kanker. Sakit kepala
yang terus menerus atau tidak membaik dengan terapi mungkin
merupakan gejala tumor otak, nyeri punggung dapat
merupakan gejala kanker kolon, rektum, atau ovarium. Sering
kali nyeri karena kanker berarti kanker telah bermetastasis.
5. Perubahan kulit dapat terlihat karena beberapa kanker seperti
kulit terlihat lebih gelap, kulit dan mata menguning, kulit
kemerahan, gatal, pertumbuhan rambut berlebih. Adanya kutil,
tahi lalat, atau bintik hitam yang berubah ukuran, bentuk,
warna, tepi harus segera diperiksakan.
6. Perubahan buang air besar atau kecil misalnya konstipasi
jangka panjang, diare, atau perubahan ukuran feses mungkin
merupakan tanda kanker kolon; nyeri saat berkemih, ada darah

14
di urin dapat terkait dengan kanker kandung kemih atau kanker
prostat.
7. Radang yang tidak kunjung sembuh. Kanker kulit dapat
berdarah dan menyerupai radang yang tidak kunjung sembuh,
radang yang berlangsung lama di dalam mulut dapat
merupakan kanker rongga mulut, radang pada penis atau
vagina mungkin merupakan tanda infeksi atau kanker stadium
awal.
8. Bercak putih dalam mulut atau lidah mungkin merupakan
leukoplakia, yang merupakan lesi pra-kanker karena iritasi
terus menerus. Hal ini seringkali disebabkan merokok.
9. Perdarahan atau keluar cairan yang tidak biasa. Batuk dan
mengeluarkan darah dalam dahak mungkin merupakan tanda
kanker paru, darah dalam feses dapat berupa tanda kanker
kolorektal, perdarahan abnormal dari vagina dapat berupa
tanda kanker serviks, keluarnya cairan dari puting payudara
mungkin merupakan tanda kanker payudara.
10. Penebalan atau massa/benjolan, dapat dijumpai pada kanker
payudara, kanker testis, limfoma, kanker jaringan lunak.
11. Gangguan perhatian atau kesulitan menelan. Hal ini mungkin
merupakan tanda kanker esofagus atau lambung.
12. Suara serak. Hal ini dapat merupakan tanda kanker laring atau
tiroid.

3. Gangguan Metabolisme
suatu kejadian yang terjadi karena proses metabolisme yang gagal
dan menyebabkan tubuh memiliki terlalu banyak atau terlalu sedikit zat
yang penting agar tetap sehat. Dengan begitu, beberapa penyakit dapat
terjadi ketika beberapa zat penting tersebut kurang atau lebih. Diantaranya
adalah:

15
a. Diabetes Mellitus
Diabetes terjadi ketika tubuh pengidapnya tidak lagi mampu
mengambil gula (glukosa) ke dalam sel dan menggunakannya sebagai
energi. Kondisi ini pada akhirnya menghasilkan penumpukan gula
ekstra dalam aliran darah tubuh. Penyakit diabetes yang tidak terkontrol
dengan baik dapat menyebabkan konsekuensi serius, menyebabkan
kerusakan pada berbagai organ dan jaringan tubuh. Contohnya organ
seperti jantung, ginjal, mata, dan saraf. Penderita Diabetes memiliki
ciri sebagai berikut:
1. Sering merasa haus atau sangat lapar
2. Sering buang air kecil, terutama pada malam hari
3. Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas
4. Penurunan massa otot
5. Pandangan kabur
6. Urine mengandung keton
7. Tubuh mudah lelah dan lemas
8. Luka menjadi lebih sulit sembuh
9. Mudah mengalami infeksi, seperti di gusi, kulit, vagina, atau
saluran kemih
10.Mulut kering
11.Gatal-gatal di kulit atau timbul prurigo
12.Disfungsi ereksi atau impotensi
13.Rasa terbakar, kaku, dan nyeri pada kaki
14.Hipoglikemia reaktif, yaitu hipoglikemia yang terjadi beberapa jam
setelah makan akibat produksi insulin yang berlebihan
15.Bercak-bercak hitam di sekitar leher, ketiak, dan selangkangan,
(akantosis nigrikans) yang menjadi tanda resistensi insulin
4. Nekrosis
Nekrosis adalah kondisi di mana sel dalam tubuh mengalami
cedera. Kondisi ini dapat mengakibatkan matinya sel dan juga jaringan
tubuh.

16
Penyebab Nekrosis ada dua. Pertama bisa dikarenakan faktor eksternal
seperti mengalami trauma mekanik yang mengakibatkan kerusakan seluler
seperti pembuluh darah menjadi rusak. Akibatnya suplai darah terhambat
masuk jaringan tubuh sehingga suhu tubuh menjadi terlalu rendah dan
terlalu tinggi.
Yang kedua adalah faktor internal di mana penderita mengalami gangguan
Frophoneurotic atau penyakit fungsional. Adanya saraf rusak menyebabkan
asupan nutrisi tidak tersalur dengan benar. Diantaranya adalah:
1. Nekrosis gangren
Gangrene adalah kondisi matinya jaringan tubuh akibat tidak
mendapat pasokan darah yang cukup. Kondisi ini umumnya
terjadi di tungkai, jari kaki, atau jari tangan, tetapi juga bisa
terjadi pada otot serta organ dalam tubuh. Penderita Diabetes
memiliki ciri sebagai berikut:
a. Gejala gangren kering atau gangren basah
1. Berubahnya warna pada bagian tubuh yang terkena
hingga akhirnya kering dan hitam
2. Warna akan berubah dari merah ke hitam pada gangren
kering, atau menjadi bengkak dan berbau busuk pada
gangren basah.
3. Kulit mengkilap dan mengelupas.
4. Tampak batas yang jelas antara kulit sehat dan gangren.
5. Rasa nyeri yang diikuti dengan kebas pada kulit dan
tidak bisa digerakkan.
6. Kulit dingin ketika disentuh dan kehilangan denyut pada
pembuluh darah arteri.
a. Gejala gangren internal
Gangren internal tidak memiliki gejala yang tampak dari
luar. Namun syok sepsis karena infeksi dan komplikasi lain
akan menimbulkan gejala berupa:
1. Demam dan menggigil
2. Kebingungan

17
3. Mual, muntah, dan diare
4. Tekanan darah rendah yang menyebabkan nyaris
pingsan atau pingsan
5. Sesak napas dan jantung berdebar
6. Gejala gangren gas
7. Kulit yang bengkaka dan nyeri
8. Kulit yang awalnya tampak pucat, kemudian berubah
menjadi merah atau kekuningan sebelum menjadi hijau
kehitaman.
9. Gelembung-gelembung pada kulit yang berisi cairan
cokelat-kemerahan.
10. Kulit menghasilkan darah atau cairan berwarna cokelat-
kemerahan yang berbau ketika jaringan gangren bocor
11. Ketika ditekan menyebabkan sensasi retak-retak karena
pergerakan gas di bawah kulit
a. Gangren gas
dikenal dengan nama emfisema subkutan. Gas dihasilkan
oleh infeksi bakteri dan sangat beracun, menyebabkan jaringan
mati menyebar dengan cepat. Gangren ini merupakan kondisi
serius dan mengancam nyawa.

18
BAB III
APLIKASI DALAM KEPERAWATAN
PARKINSON
1. Definisi Parkinson
Penyakit Parkinson (Parkinson disease) adalah kelainan sistem
saraf progresif yang memengaruhi gerakan tubuh. Disebut progresif,
karena penyakit ini berkembang secara bertahap dan memburuk seiring
waktu. Kelainan ini terjadi ketika sel saraf di salah satu bagian otak ada
yang mati, sehingga tidak menghasilkan cukup dopamin, yaitu bahan
kimia otak yang berperan dalam mengendalikan gerakan otot. Akibatnya,
kontrol gerakan otot menjadi menurun, sehingga penderitanya kesulitan
untuk berjalan, bicara, hingga mengalami masalah keseimbangan dan
koordinasi. Penyakit Parkinson adalah kelainan yang tidak dapat sembuh
sepenuhnya. Namun, berbagai pilihan obat dan pengobatan dari dokter
dapat dilakukan untuk membantu meringankan gejala guna menunjang
kualitas hidup yang lebih baik. Pasalnya, meski penyakit ini tidak
berakibat fatal, komplikasi penyakit bisa menjadi sesuatu yang serius.

2. Etiologi
Penyakit Parkinson sering dihubungkan dengan kelainan
neurotransmitter di otak dan faktor-faktor lainnya seperti:
1. Defisiensi dopamin dalam substansi nigra diotak memberikan
respon gejala penyakit Parkinson
2. Etiologi yang mendasarinya mungkin berhubungan dengan virus,
genetic, toksisitas, atau penyebab lain yang tidak diketahui.

3. Gejala Klinis
Penyakit Parkinson mempunyai gejala klinis sebagai berikut:
1. Bradykinesia (pergerakan lambat), hialang secara spontan
2. Tremor yang menetap 4-5 Hz
3. Tindakan dan pergerakan yang tidak terkontrol
4. Gangguan saraf otonom (sulit tidur, berkeringat, hipotensi
ortostatik)
5. Depresi, dimensia
6. Wajah seperti topeng

4. Pemeriksaan Diagnostik
Observasi gejala klinis dilakukan dengan mempelajari hasil foto untuk
mengetahui gangguan.

19
5. Komplikasi
Komplikasi terbanyak dan tersering dari penyakit Parkinson yaitu
dimensia, aspirasi, dan trauma jatuh.

6. Penatalaksanaan Keperawatan
a. Pengkajian
1. Kaji Riwayat gejala dan efeknya terhadap fungsi tubuh
2. Kaji saraf kranial, fungsi serebral (koordinasi) dan
fungsi motoric
3. Observasi gaya berjalan dan saat melakukan aktivitas
4. Kaji kejelasan dan kecepatan bicara
5. Kaji tanda depresi
b. Diagnosa dan intervensi keperawatan
1. Gangguan mobilitas fisik yang berhubungan dengan
bradykinesia, rigiditas, otot, dan tremor.
Ditandai denga:
DS: klien mengatakan sulit melakukan kegiatan
DO: tremor saat beraktivitas
Intervensi:
Tujuan: Meningkatkan mobilitas
1) Bantu klien melakukan olahraga setiap hari
seperti berjalan, bersepeda, berenang, atau
berkebun.
2) Anjurkan klien untuk merentangkan dan olahraga
postural sesuai petunjuk terapis
3) Mandikan klien dengan air hangat dan lakukan
pengurutan untuk membantu relaksasi otot.
4) Instruksikan klien untuk istirahat secara teratur
agar menghindari kelemahan dan frustasi
5) Ajarkan untuk melakukan olahraga postural dan
Teknik berjalan untuk mengurangi kekakuan saat
berjalan dan kemungkinan berajar terus.
6) Instruksikan klien berjalan dengan posisi kaki
terbuka.
7) Buat klien mengangkat tangan dengan kesadaran,
mengangkat kaki saar berjalan, menggunakan
sepatu untuk berjalan, dan berjalan dengan
Langkah memanjang.
8) Beritahu klien berjalan mengikuti irama music
untuk membantu memperbaiki sensorik.
Evaluasi: Klien mengikuti sesi terapi fisik, melakukan
Latihan wajah 10 menit 2 kali sehari

20
2. Gangguan pemenuhan nutrisi: kurang dari kebutuhan
tubuh yang berhubungan dengan kesulitan: menggerakan
makanan, mengunyah, dan menelan.
Ditandai dengan:
DS: klien mengatakan sulit makan, berat badan
berkurang

DO: kurus
Berat badan < 20% berat badan ideal
Pucat
Konjungtiva dan membran mukosa pucat
Intervensi:
Tujuan: mengoptimalkan status nutrisi
1) Ajarkan klien untuk berfikir saat menelan-
menutup bibir dan gigi Bersama-sama,
mengangkat lidah ke belakang dan menelan
sambil mengangkat kepala kebelakang.
2) Instruksikan klien untuk mengunyah dan
menelan, menggunakan kedua dinding mulut
3) Beritahu klien untuk mengontrol akumulasi
saliva secara sadar dengan memegang kepala dan
menelan secara periodik.
4) Berikan rasa aman pada klien, makan dengan
stabil dan menggunakan peralatan
5) Anjurkan makan dalam porsi kecil dan
tambahkan makanan selingan (snack)
6) Monitor berat badan
Evaluasi: klien dapat makan 3 kali dalam porsi dan 2
kali snack, tidak ada penurunan berat badan
3. Gangguan komunikasi verbal yang berhubungan dengan
penurunan kemampuan bicara dan kekakuan otot wajah
Ditandai dengan:
DS: klien/keluarga mengatkan adanya kesulitan dalam
berbicara
DO: Kata-kata sulit dipahami
Pelo
Wajah kaku
Intervensi:
Tujuan: memaksimalkan kemampuan berkomunikasi
1) Jaga komplikasi pengobatan
2) Rujuk ke terapi wicara
3) Ajarkan klien Latihan wajah dan menggunakan
metode bernafas untuk memperbaiki kata-kata,
volume, dan intonasi

21
Evaluasi: klien dapat mengucapkan 4-5 kata perhari
4. Kontstipasi yang berhubungan dengan penurunan fungsi
pergerakan dan ketidakmampuan.
Ditandai dengan:
DS: klien mengatakan sulit BAB
DO: BAB dengan cara mengejan
Peristaltic khusus jelek
Sulit bergerak
Intervensi:
Tujuan: mencegah konstipasi
1) Berikan makanan dengan kandungan serat yang
cukup (sayuran, buah, dan padi)
2) Gunakan toilet yang dapat membantu posisi
normal
3) Bantu klien BAB dengan secara teratur
Evaluasi: klien dapat BAB setiap hari

22
BAB 3
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kelainan retrogresif adalah proses terjadinya kemunduran
(degenerasi atau kembali ke arah yang kurang kompleks) atau
kemerosotan keadaan suatu sel, jaringan, organ, organisme, menuju
keadaan yang lebih primitif (menjadi lebih jelek dengan organisasi
yang lebih rendah tingkatannya), kehilangan kompleksitasnya
termasuk metabolisme, deferensiasi dan spesialisasinya.

23
Daftar Pustaka
https://www.scribd.com/doc/213245923/MAKALAH-KELAINAN-
RETROGRESIF
https://id.scribd.com/document/492629547/Kelainan-Retrogresif-Dan-
Progresif
https://id.scribd.com/presentation/142043151/kelainan-retrogresif
https://id.scribd.com/presentation/333975884/Ppt-Kel-2-Kelainan-
Retrogresif
Price, Sylvia Anderson. Alih bahasa: Peter Anugrah. (1994). Patofisiologi.
Konsep Klinis Prose-Proses Penyakit. Jakarta: EGC
Robbins, Kumar. Alih bahasa: Staff Pengajar Laboratorium Patologi
Anatomik Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Surabaya.
(1992). Buku Ajar Patologi= (basic Patology). Jakarta. EGC.
Fransisca B, Batticaca. (2008). Asuhan Keperawatan pada klien dengan
gangguan system persarafan. Jakarta. Salemba medika

24

Anda mungkin juga menyukai