Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

Adaptasi, Jejas dan Penuaan Sel

Kelompok 1 :
1. Sugiatman p.p dunggio (C01421146)
2. Candra lawani (C01421037)
3. Jessica naurah ibrahim (C01421069)
4. Devi zatira a. maku (C01421045)
5. Siti nur afifah putri woloto (C01421138)
6. Indri cahyani m. dali (C01421065)
7. Yulistiawaty anggraini djafar soga(C014211158)
8. Debi mokoagow (C01421041)
9. Fidya carade (C01421057)

KELAS B KEPERAWATAN 2021

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO

TA 2022/2023
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................................. 3

BAB I...................................................................................................................................................................... 4

PENDAHULUAN.............................................................................................................................................................. 4

A. Aatar Belakani.......................................................................................................................................4

B. Rumusan Masalah................................................................................................................................. 4

C. Zujuan Tenulisan................................................................................................................................... 4

BAB II..................................................................................................................................................................... 7

PEMFAHASAN...................................................................................................................................................... 7

A. Adaptasi Sel.......................................................................................................................................... 7

F. Bgjas Sgl.......................................................................................................................................................................................... 0

C. Tenuaan sel..........................................................................................................................................52

BAB III.................................................................................................................................................................. 54

PENUTUP........................................................................................................................................................................ 54

A. Kesimpulan......................................................................................................................................... 54

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................................ 57
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan
Rahmat,Taufik dan Hidayahnya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sederhana. Semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan maupun pedoman bagi pembaca dengan judul
“ Adaptasi, Jejas dan Penuaan Sel” dalam mata kuliah Ilmu Dasar Keperawatan.

Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun
isi

makalah ini kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
kami miliki sangat kurang. Oleh karena itu, kami harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.

Gorontalo, April 2022

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sel normal merupakan mikroorganisme yang berdenyut tanpa henti. Secara


tetap mengubah struktur dan fungsinya untuk memberi reaksi terhadap tantangan
dan tekanan yang selalu berubah. Bila tekanan atau rangsangan terlalu berat,
struktur dan fungsi sel cenderung bertahan dalam jangkauan yang relative sempit.
Penyesuaian sel mencapai perubahan yang menetap, mempertahankan kesehatan
sel meskipun tekanan berlanjut. Tetapi bila batas kemampuan adaptasi tersebut

melampaui batas maka akan terjadi jejas sel atau cedera sel bahkan kematian sel.
Dalam bereaksi terhadap tekanan yang berat maka sel akan menyesuaikan diri,
kemudian terjadi jejas sel atau cedera sel yang akan dapat pulih kembali dan jika
tidak dapat pulih kembali sel tersebut akan mengalami kematian sel. Dalam
makalah ini akan membahas tentang mekanisme jejas, adaptasidan kematian sel.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Adaptasi. Jejas dan Penuaan Sel ?


2. Apa Penyebab Adaptasi. Jejas dan Penuaan Sel ?
3. Bagaimana Proses Adaptasi. Jejas dan Penuaan Sel ?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui Pengertian Adaptasi.Jejas dan Penuaan Sel
2. Mengetahui Penyebab Adaptasi.Jejas dan Penuaan Sel
3. Menjelaskan Proses Adaptasi.Jejas an Penuaan Sel
BAB II
PEMFAHASAN

A. Adaptasi Sel

1. Pengertian
Adaptasi menurut Lamarck adalah penyesuaian diri makhluk hidup
terhadap perubahan alam yang terjadi baik secara fisiologis dan morfologis.
Namun dalam pembahasan ini yang dimaksud dari adaptasi sel adalah
kemampuan dimana sel mampu mengatur dirinya dengan cara mengubah
struktur dan fungsinya sebagai respons terhadap berbagai kondisi fisiologis
maupun patologis.
Adaptasi ini bisa dibagi menjadi dua yaitu adaptasi fisiologik dan adaptasi
patologik. Adaptasi fisiologik merupakan reaksi sel terhadap stimulus normal
oleh hormone atau bahan kimia endogen, seperti pembesaran kelenjar
mammae dan induksi laktasi pada kehamilan. Adaptasi patologik merupakan
adaptasi sel terhadap stimulus abnormal. Jadi, adaptasi merupakan tahap antara
sel normal dan sel yang sakit.

2. Tipe - Tipe Adaptasi Sel


Terdapat 4 tipe adaptasi sel yaitu
:
a. Atrofi
Atrofi adalah proses adaptasi sel dimana terjadi perubahan ukuran sel
dari normal menjadi lebih kecil akibat berkurangnya substansi sel sehingga
jaringan yang disusun oleh sel tersebut menjadi lebih kecil. Sel yang
mengalami atrofi akan mengalami penurunan fungsi sel tetapi sel tidak
mati. Atrofi dapat disebabkan oleh penurunan beban kerja, hilangnya
intervasi
saraf, berkurangnya vaskularisasi, nutrisi yang tidak adekuat, hilangnya
stimulus endokrin, dan usia lanjut.
Atrofi Fisiologik adalah atrofi yang merupakan proses normal pada
manusia. Misalnya pada atrofi senilis, organ tubuh individu usia lanjut akan
mengalami pengecilan. Atrofi senilis juga dapat disebut atrofi menyeluruh
(general) karena terjadi pada seluruh organ tubuh. Atrofi menyeluruh juga
terjadi pada keadaan kelaparan (starvation). Penyebab atrofi senilis adalah
hilangnya rangsangan tubuh, berkurangnya vaskularisasi darah akibat
arteriosklerosis, dan berkurangnya rangsang endokrin. Vaskularisasi
berkurang akibat arteriosklerosis akan menyebabkan kemunduran pada otak
sehingga menimbulkan kemunduran kejiwaan yang disebut demensia
senilis.

Begitu pula dengan rangsangan endokrin yang berkurang pada periode


menopause, menyebabkan payudara menjadi kecil, ovarium dan uterus
menjadi tipis dan kriput.
Atrofi patologik, contohnya, Atrofi disuse adalah atrofi yang terjadi
pada organ yang tidak beraktivitas dalam jangka waktu lama, misalnya otot
tungkai yang oleh suatu sebab harus difiksasi (digips) sehingga tidak dapat
digerakkan untuk jangka waktu lama. Bila fiksasi dilepas maka tungkai
akan menjadi lebih kecil daripada tungakai sisi lainnya. Begitu pula dengan
atrofi pada otot karena hilangnya persarafan pada penyakit poliomielitis.
Atrofi ini terjadi akibat hilangnya impuls tropik yang dinamakan atrofi
neurotropik.
b. Hipertrofi
Hipertrofi adalah bertambah besar ukuran sel sehingga jaringan atau
organ yang disusun oleh sel tersebut menjadi lebih besar pula. Pada organ
yang mengalami hipertrofi tidak dijumpai sel-sel yang baru, hanya sel yang
menjadi lebih besar. Sel menjadi lebih besar bukan karena penambahan
cairan intraselular seperti pada degenerasi albumin , melainkan karena
sintesis komponen atau struktur sel bertambah. Secara umum, hipertrofi
disebabkan oleh permintaan fungsi yang meningkat dan stimulus hormon
spesifik. Hipertrofi dapat dikelompokkan menjadi fisiologik dan patologik.
Hipertrofi fisiologik contohnya adalah hipertrofi otot rangka atau
tungkai pada pengemudi becak, dan hipertrofi otot rangka pada
binaragawan. Hepertrofik otot lurik ini disebabkan oleh kerja otot yang
berlebihan (permintaan fungsi yang meningkat).
Hipertrofi patologik disebabkan oleh keadaan patologik seperti pada
penderita hipertensi dan stenosis mitralis atau stenosis aorta sehingga otot
jantung menjadi lebih besar.
c. Hiperplasia
Hiperplasia adalah kenaikan absolute jumlah sel pada sebuah jaringan

atau organ yang menyebabkan pembesaran jaringan atau organ tersebut


disertai dengan peningkatan fungsi organ atau jaringan tersebut. Pada
hiperplasia terjadi pembelahan sel atau mitosis. Sering kali hiperplasia dan
hipertropi terjadi bersamaan dan saling berhubungan erat.
Hiperplasia dapat dikelompokkan menjadi fisiologik dan patologik.
Hiperplasia fisiologik terjadi karena sebab yang fisiologis atau normal
dalam tubuh. Hiperplasia ini di bagi menjadi hiperplasia hormonal dan
hiperplasia kompensasi. Contoh hiperplasia hormonal, epitel kelenjar
mammae pada wanita pubertas mengalami hiperplasia sehingga terjadi
pembesaran buah dada, uterus pada wanita hamil akan mengalami
hiperplasia dan hipertrofi. Contoh hiperplasia kompensasi , jika dilakukan
parsial hepatektomi akan menyebabkan aktivitas mitosis sel hepatosit
meningkat. Contoh lain pada penyembuhan luka , terjadi proliferasi sel
fibroblas dan pembuluh darah yang dipicu oleh faktor pertumbuhan (irhwt`
lecth).
Hiperplasia patologik disebabkan oleh stimulus hormonal yang
berlebihan atau efek berlebihan dari hormon pertumbuhan pada sel sasaran.
Contoh hiperplasia karena rangsang hormonal endometrium menyebabkan
hiperplasia glandularis kistika endometrium. Perlu diperhatikan bahwa
hiperplasia patologik dapat berkembang menjadi tumor ganas. Pada
penderita hiperplasia endometrium memiliki resiko tinggi menjadi
adenokarsinoma endometrium. Faktor pertumbuhan yang memicu
terjadinya hiperplasia juga dapat menimbulkan keadaan patologik , contoh
pada kutil yang disebabkan infeksi virus seperti virus jenis papiloma.
Kemampuan tiap sel tubuh untuk mengadaka hiperplasia tidak sama. Sel
yang mudah melakukan daya hiperplasia adalah sel epitel kulit, sel epitel
usus halus, sel hepatosit, fibroblas dan sel sumsum tulang . sel yang masih
memiliki daya hiperplasia walaupun rendah adalah sel tulang, sel tulang
rawan dan sel otot polos. Sedangkan sel yang tidak memiliki daya

hiperplasia adalah sel saraf , sel otot jantung, dan sel otot rangka.
d. Metaplasia
Adaptasi metaplasia adalah perubahan sel matur jenis tertentu
menjadi sek matur jenis lain. Sebagai contoh sel epitel torak pada saluran
pernafasan seorang perokok yang dapat bersekresi diganti dengan sel epitel
gepeng berlapis yang tidak dapat bersekresi. Kondisi ini sangat merugikan
karena lender yang merupakan alat proteksi saluran pernafasan terhadap
bakteri atau benda asing tidak terbentuk sehingga saluran pernafasan mudah
mengalami infeksi.

B. Jejas Sel
Sel normal memiliki fungsi dan struktur yang terbatas dalam
metabolisme, diferensiasi, dan fungsi lainnya karena pengaruh dari sel-sel
di sekitarnya dan tersediannya bahan- bahan dasar metabolisme. Setiap sel
melaksanakan kebutuhan fisiologik normal yang dikenal dengan istilah
homeostasis normal. Bila suatu sel mendapatkan rangsangan atau stimulus
patologik, secara fisiologi k dan morfologik, sel akan mengalami adaptasi,
yaitu perubahan sel sebagai reaksi terhadap stimulus dan sel masih dapat
bertahan hidup serta mengatur fungsinya.reaksi adaptasi dapat berupa
hipertrofi, atrofi, hiperplasia, metaplasia, dan induksi. Bila stimulus
patologik diperbesar hingga melampaui adaptasi sel terhadap stimulus maka
timbul jejas sel atau sel yang sakit (cell injury) yang biasanya bersifat
sementara (reversibel). Namun, jika stimulus menetap atau bertambah besar,
sel akan mengalami jejas yang menetap (ireversibel) yaitu sel akan mati
atau nekrosis. Sel yang mati merupakan hasil akhir dari jejas sel yang
biasanya disebabkan oleh iskemia, infeksi, dan reksi imun. Adaptasi, jejas,
dan nekrosis dianggap sebagai suatu tahap gangguan progresif dari fungsi
dan struktur normal sel.

Berbagai macam cidera dapat mengenai tubuh seorang manusia seperti luka
dan terbakar. Cidera tersebut pada dasarnya secara mikro mengenai sel
karena kita ketahui bahwa sel adalah unit struktural dan fungsional terkecil
dari tubuh manusia. Berikut ini akan dijelaskan berbagai penyebab cidera
Sel.
Banyak penyebab yang dapat menciderai sel bukan hanya luka tetapi
kekurangan oksigen dan suplai makanan ke dalam sel pun dapat
menciderainya. Beberapa penyebab dapat dikelompokkan ke dalam
beberapa jenis penyebab yaitu:
1. Penyebab fisik
Trauma karena suhu yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dapat
mengakibat cidera pada sel. Selain itu ledakan dan peluru juga dapat
menyebabkan cidera sel akibat efek dari banyaknya energi panas yang
dihamburkan kedalam jaringan sepanjang lintasan peluru. Contoh lain yaitu
trauma radiasi dan trauma listrik.
2. Penyebab kimiawi
Bahan kimia termasuk obat-obatan dapat menyebabkan perubahan terhadap

berbagai fungsi sel dan sel menjadi rusak dan mati. Sebagai contoh ulkus
lambung yang terjadi karena penderita sering mengkonsumsi obat analgetik
atau kortikosteroid. Obatobatan tersebut menyebabkan sel mukosa lambung
cidera, rusak dan akhirnya terjadi ulkus. Perhatikan juga obat-obatan yang
disuntikkan melalui vena yang memiliki kemampuanmembakar. Sebagi
contoh diazepam yang disuntikkan ke dalam vena harus hati-hati untuk
menghindari ekstravasasi ke dalam jaringan lunak yang menimbulkan rasa
terbakar dan kerusakan jaringan. Bentuk lain cidera kimia adalah hipoksia,
yaitu cidera sel yang terjadi akibat dari hilangnya suplai darah karena
gangguan aliran darah. Hipoksia dapat juga terjadi karena hilangnya
kemampuan darah mengangkut oksigen seperti anemia atau keracunan.
Respons adaptasi sel terhadap hipoksia tergantung pada tingkat keparahan
hipoksia. Sebagai contoh: Penyempitan

arteri femoralis akan menyebabkan otot eksterimas bawah hipoksia dan


akhirnya otot menjadi mengecil. Berbeda dengan penyempitan arteri koroner
yang akan menyebabkan hipoksia otot jantung yang akhirnya terjadi infark
otot jantung.
3. Penyebab mikrobiologi
Berbagai jenis bakteri, virus, parasit dan jamur yang merupakan organisme
infeksius bila masuk dalam tubuh akan mengeluarkan toksin yang dapat
merusak dinding sel sehingga fungsi sel terganggu dan akhirnya menyebabkan
kematian sel tersebut.
4. Penyebab reaksi Imun
Reaksi imun sering menjadi penyebab kerusakan sel. Sebagai contoh
penyakit alergiyang sering dialami pasien lanjutusia berupa gatal-gatal dan
penyakit dermatitis kontak yang juga memiliki gejala gatal-gatal akan
menyebabkan kerusakan pada sel kulit
5. Kekuatan mekanis
Kekuatan mekanik yang langsung mengenai sel dapat berakibat fatal seperti
kulit yang terkena iris sehingga membran sel daerah yang teriris robek. Hal ini

berakibat tumpahnya sitoplasma keluar dari sel. Contoh lain yaitu udara yang
sangat dingin menyebabkan pembekuan terhadap sel. Membran sel akan
berlubang akibat kristal es dan akhirnya terjadi kerusakan sel. Contoh lain
yaitu jika terjadi perbedaan tekanan osmotik antara intraseluler dan
ekstraseluler maka akan menyebabkan pecahnya membran sel.
6. Kegagalan keutuhan membrane
Perubahan biokimiawi pada sel dapat menyebabkan kerusakan membran.
Hal tersebut dapat diamati seperti pada sel yang terinfeksi virus dengan
mediator sitotoksisitas yaitu perforin menyebabkan sitolitik. Selain ituradikal
bebas juga dapat menyebabkan kerusakan membran sel.
7. Hambatan Metabolisme
Cidera sel dapat terjadi akibat adanya hambatan metabolisme sel baik

bersifat relatif maupun total dari alur mekanisme metabolisme yang ada. Salah
satunya adalah halangan respirasi seluler karena terhalangnya pemakaian
oksigen sebagai sumber energi utama. Sebagai contoh adalah sel otot jantung
yang sangat peka terhadap kebutuhan oksigen dalam metabolisme selnya. Bila
kebutuhan berkurang, maka terjadi cidera sel yang berakibat infark pada
ototjantung.Selain itu hambatan metabolisme sintesa protein dalam sel juga
akan berakibat terjadinya cidera sel.
8. Kerusakan DNA
DNA yang mengalami kerusakan tidak akan segera terlihat kecuali pada
DNA sel daerah genom yang diturunkan. Kerusakan DNA akan mudah
terlihat pada sel yang aktif membelah diri seperti sel epitel yang terkena
radiasi.
9. Defisiensi metabolit
Beberapa metabolit esensial seperti glukosa, hormon dan oksigen bila
mengalami defisisensi maka akan terjadi cidera pada sel. Sebagai contoh pada
sel neuron serebral yang sangat tergantung dan sangat membutuhkan oksigen
dan glukosa. Bila terjadi defisiensi oksigen dan glukosa maka sel neuron akan
mengalami cidera.
C. Penuaan sel
1. Pengertian

Dalam beberapa aspek fisiobiologis, penuaan selular adalah kompensasi


yang menguntungkan dalam menanggapi kerusakan yang mempercepat penuaan
ketika jaringan kehilangan kapasitas regeneratif mereka. Mengingat kompleksitas
ini, beberapa peneliti memperdebatkan peristiwa ini apakah penuaan sel
memenuhi kriteria yang ideal untuk ketiga definisi ciri khas penanda penuaan.
Peningkatan dari tumor supresor protein terbukti dapat memperpanjang umur
panjang (Mathieu et el., 2007, 2009), dan pada saat yang sama, dengan
menghilangkan sel yang mengalami penuaan (senescence cell) dalam
eksperimen model hewan progeria dapat menunda keadaan patologi terkait usia
(Baker et el., 2013). Oleh karena itu, dua intervensi yang secara konseptual
berlawanan dapat memperpanjang usia.

2. Penyebab Penuaan Sel


1) Karena aktifitas sel menurun -Stress oksidatif di dalam sel merupakan
penyebab proses aging -Mitokondria yang menghasilkan ROS (reactive
oxygen spescies) memegang peranan dalam proses aging suatu organisme.
2) Superoksida dgn konsentrasi tertentu dapat menurunkan daya tahan hidup
organisme invertebrata -Pada mamalia, pemberian antioksidan, terbukti

dapat mencegah disfungsi organ2.


3) Penurunan aktifitas OXPHOS (Oxydative Phosphorylation) menyebabkan
penuan sel Akumulasi mutasi mtDNA yg meningkat sejalan dengan
bertambahnya umur, juga dapat mempercepat penuaan sel.
3. Proses Penuaan Sel
1) Selama penuaan terjadi perpendekan telomer pada berbagai
jaringan.Hal ini di modulasi oleh adanya stres oksidatif akibat
terakumulasinya radikal bebas di dalam sel.
2) Telomer merupakan elemen berulang yg berlokasi pada tiap ujung
kromosom dari sel eukariota.
3) Fungsi dari telomer adalah untuk menutup ujung kromosom, sehingga
mencegah DNA “terbuka”, yang dapat menyebabkan kerusakan DNA,
bersatunya kromosom2 dan ketidakstabilan kromosom
4) Disebabkan oleh “ end-replication problem” dari DNA polimerase,
telomer memendek 50 – 100 pb pada tiap pembelahan sel.
5) Ketika telomer mencapai panjang yg kritis, menyebabkan fungsi dari
telomer tidak optimal. Hal ini menginduksi penuaan sel, yang ditandai
oleh adanya gangguan pertumbuhan secara permanent
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Adaptasi fisiologik merupakan reaksi sel terhadap stimulus normal oleh


hormone atau bahan kimia endogen, seperti pembesaran kelenjar mammae dan
induksi laktasi pada kehamilan. Adaptasi patologik merupakan adaptasi sel
terhadap stimulus abnormal. Jadi, adaptasi merupakan tahap antara sel normal
dan sel yang sakit.

Adaptasi menurut Lamarck adalah penyesuaian diri makhluk hidup


terhadap perubahan alam yang terjadi baik secara fisiologis dan morfologis.
Berbagai macam cidera dapat mengenai tubuh seorang manusia seperti luka dan
terbakar. Cidera tersebut pada dasarnya secara mikro mengenai sel karena kita
ketahui bahwa sel adalah unit struktural dan fungsional terkecil dari tubuh
manusia.

Dalam beberapa aspek fisiobiologis, penuaan selular adalah kompensasi


yang menguntungkan dalam menanggapi kerusakan yang mempercepat penuaan
ketika jaringan kehilangan kapasitas regeneratif mereka
DAFTAR PUSTAKA

Anna,KBuepdei rSaewtyaatawna.Pnu.Yrwanoik.2e0rt2o0.P.PeantaofPiseiroslaodgai
Untuk Mahasiswa

Cut,Sriyanti.2016.Patologi.Jakarta.PPSDM Kemenkes RI.

Sri,Endahsatriani.2014.Jejas sel dan adaptasi sel.


https://baixardoc.com/documents/jurnal-adaptasi-sel-5c817f6804144 ( diakses
pada selasa,2 Maret 2021. Pukul 14.30)

http://academicjournal.yarsi.ac.id/index.php/jurnal-fk-yarsi/article/download/309/205
(diakses pada selasa, 2 maret, pukul 20.30 )

Anda mungkin juga menyukai