Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH ILMU DASAR KEPERAWATAN

BIOLOGI SELULER, ADAPTASI SEL, INFLAMASI DAN REGENERASI SEL

Dosen Pembimbing:

Siti Haniyah. S .Kep ., Ns ., M .Kep

Disusun Oleh:
Kesha Dias Naomi Fatihah (220103065)

PROGRAM SARJANA ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA PURWOKERTO
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji Syukur dipanjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya. Atas berkat rahmat dan hidayah-Nya serta berbagai upaya, tugas makalah mata kuliah
Ilmu Dasar Kepeerawatan yang berjudul “BIOLOGI SELULER, ADAPTASI SEL,
INFLAMASI DAN REGENRASI“ dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Makalah
ini ditulis berdasarkan beberapa referensi, serta informasi dari media massa yang
berhubungan dengan ,mata kuliah tersebut. Disadari bahwa makalah ini masih kurang
sempurna. Saya berharap, makalah ini bisa menambah pengetahuan tentang serta kompetensi.
Untuk itu diharapkan berbagai masukan yang bersifat membangun demi kesempurnaannya.
Semoga makalah ini bermanfaat.

Cilacap, 09 Maret 2023

Kesha Dias Naomi Fatihah


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.2 Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Konsep Homeostasis
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Biologi sel adalah sel unit dasar kehidupan. Sel adalah unit struktural dan fungsional
terkecil dari semua makhluk hidup. Adaptasi sel adalah kemampuan sel untuk beradaptasi
dengan perubahan kondisi lingkungan. Inflamasi adalah proses penting untuk melindungi
tubuh dari kerusakan dan infeksi dan merupakan bagian dari sistem kekebalan
tubuh. Regenerasi sel adalah kemampuan sel untuk memperbaiki atau mengganti sel yang
rusak atau mati.

1.2 Rumusan Masalah


1. Jelaskan tentang konsep homeostasis
2. Jelaskan tentang konsep hubungan stress dan penyakit
3. Jelaskan tentang penyebab injuri sel (racun kimia, infeksi, hipoksia)
4. Jelaskan tentang adaptasi sel: perubahan patofisiologi seluler (atropi, hipertropi,
hiperplasia, metaplasia, displasia)
5. Jelaskan tentang degenerasi sel
6. Jelaskan tentang proses penuaan sel
7. Jelaskan tentang faktor yang mempengaruhi penuaan sel
8. Jelaskan tentang kematian sel (nekrosis, apoptosis)
9. Jelaskan tentang penyebab inflamasi
10. Jelaskan tentang proses inflamasi
11. Jelaskan tentang inflamasi akut dan kronik
12. Jelaskan tentang fase perbaikan jaringan rusak
13. Jelaskan tentang regenerasi sel

1.3 Tujuan Masalah


1. Mengetahui tentang konsep homeostasis
2. Mengetahui tentang konsep hubungan stress dan penyakit
3. Mengetahui tentang penyebab injuri sel (racun kimia, infeksi, hipoksia)
4. Mengetahui tentang adaptasi sel: perubahan patofisiologi seluler (atropi, hipertropi,
hiperplasia, metaplasia, displasia)
5. Mengetahui tentang degenerasi sel
6. Mengetahui tentang proses penuaan sel
7. Mengetahui tentang faktor yang mempengaruhi penuaan sel
8. Mengetahui tentang kematian sel (nekrosis, apoptosis)
9. Mengetahui tentang penyebab inflamasi
10. Mengetahui tentang proses inflamasi
11. Mengetahui tentang inflamasi akut dan kronik
12. Mengetahui tentang fase perbaikan jaringan rusak
13. Mengetahui tentang regenerasi sel

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Homeostatis

Homeostatis didefinisikan sebagai proses mempertahankan atau melepaskan panas untuk


menjaga kestabilan tubuh manusia (Rahmawati, 2017). Tubuh manusia akan melepaskan
panas ke udara jika suhu lingkungan panas, sedangkan dalam lingkungan dingin tubuh
manusia berusaha untuk menjaga panas supaya tidak keluar dari tubuh. Secara teknis,
homeostatis adalah mengatur keluar-masuknya panas pada tubuh manusia berdasarkan suhu
lingkungan agar tetap pada rentang 36°𝐶 − 37°.

2.2 Konsep Hubungan Stress dan Penyakit

Stress adalah respon tubuh yang tidak spesifik pada setiap kebutuhan tubuh yang
terganggu oleh fenomena universal yang terjadi dalam kehidupan sehari hari dan tidak dapat
dihindari. Setiap orang mengalami stress. Dampak dari stress secara total pada individu yaitu
fisik, psikologis, intelektual (Rasmund, 2004). Stress yang berkepanjangan terhadap sumber
daya yang dimiliki tubuh, akan mengakibatkan kinerja jantung dan tingkat pernapasan
mengalami penurunan. Kondisi ini bisa membentuk Selye sebagai penyakit adaptasi (disease
of adaptation), mulai dari penyakit alergi sampai penyakit jantung, hingga kematian.
2.3 Penyebab injuri sel (racun kimia, infeksi, hipoksia)

Injury adalah beberapa gangguan yang mengacaukan, bersifat sementara pada


homeostasis sel normal.

1. Racun Kimia
Bahan kimia termasuk obat-obatan menyebabkan perubahan terhadap berbagai fungsi
sel, seperti fungsi penghasil energy, mencerna lipid dan protein sehingga sel menjadi
rusak dan mati. Sebagai contoh ulkus lambung (luka pada lambung) yang sering
terjadi karena sering mengkonsumsi obat analgetik dan kortikosteroid. Hal tersebut
menyebabkan sel mukosa lambung cidera dan rusak dan akhirnya terjadi ulkus (luka).
2. Infeksi
seperti bakteri, virus, parasit (protozoa, helmintiasis) fungi/jamur
3. Hipoksia
Hipoksia adalah cidera sel akibat penurunan konsentrasi oksigen. Hipoksia bisa
terjadi karena hilangnya perbekalan darah akibat gangguan aliran darah. Dapat juga
karena hilangnya kemampuan darah mengangkut oksigen seperti karena anemia atau
keracunan Kondisi berikut dapat menyebabkan masalah seperti iskemia, thrombosis.
Emboli. Infark dan nekrosis (Tambayong, 2016). Cedera ini bersifat reversible, dalam
kondisi tertentu atau dapat tetap permanen (ireversibel)

2.4 Tentang daptasi sel: perubahan patofisiologi seluler (atropi, hipertropi,


hiperplasia, metaplasia, displasia)

 Atropi (Mengurangi ukuran sel)


Kejadian dimana organ atau jaringan yang terbentuk tumbuh mencapai batas normal
tetap kemudian mengalami penyusutan. Sifatnya dapat fisiolgis, misalnya dalam suatu
proses penuaan (senescence) dimana semua bagian tubuh terlihat secara bertahap
menurun. Itu terlihat jelas seiring bertambahnya usia mengalami atrofi endokrin
sehingga produk hormonnya menurun. Atrofi Patologis dapat terjadi pada otot
individu yang mengalami immobilisasi, sehingga otot tidak pernah digerakkan maka
otot akan semakin mengecil.
 Hipertropi (Menambah ukuran sel)
Didefinisikan sebagai pembesaran jaringan atau organ karena pembesaran sel yang
tidak terkendali meningkatkan fungsi organ atau jaringan. Hipertrofi dapat bersifat
fisiologis atau patologis. Sebagai contoh keadaan patologis hipertrofi dapat dilihat
pada jaringan otot jantung dengan peningkatan beban kerja seperti pada pasien
hipertrofi kronis. Sedangkan kondisi fisiologis hipertrofi seperti otot rangka pada
binaragawan yang memang sengaja dibentuk sebagai hasil mengangkat beban berat.

Hipertrofi patologis pada otot jantung

 Hiperplasia (Menambah jumlah sel)


Hiperplasia terjadi karrena kenaikan absolute pada sebuah jaringan atau organ
sehingga menyebabkan pembesaran jaringan atau organ tersebut dan fungsi organ
atau jaringan tersebut juga meningkat. . Hal ini hanya dapat terjadi pada sel labil
seperti sel epidermis atau sel darah. Tidak terjadi pada sel permanent seperti sel otot
rangka, saraf dan jantung. Contoh hiperplasia fisiologis adalah Pembesaran sel rahim
selama wanita hamil sehingga janin dapat tumbuh di dalamnya. Hiperplasia patologis
biasanya disebabkan oleh: stimulasi hormonal yang berlebihan seperti hyperplasia
dalam endometrium akibat pelepasan hormon estrogen tak terkendali dan merupakan
pertanda terjadinya pertumbuhan ganas.

Hiperplasia fisiologik, pembesaran uterus sesuai janin


 Metaplasia (Merubah Sel)
Bentuk adaptasi yang terjadi berupa perubahan sel matur jenis tertentu menjadi sel
matur jenis lain. Misalnya sel epitel torak yang dapat bersekresi diganti oleh sel epitel
gepeng berlapis yang tidak dapat bersekresi yang terjadi pada saluran pernafasan
seorang perokok. Hal ini tidak menguntungkan karena lender yang merupakan alat
proteksi saluran pernafasan terhadap bakteri debu dan benda asing tidak terbentuk
sehingga saluran pernafasan mudah mengalami infeksi.

 Displasia
Dysplasia mengacu pada kerusakan (kelainan structural) akibat fungsi atau organisasi
sel abnormal yang memengaruhi satu jenis jaringan secara keseluruhan. Sebagian
kecil dari kelainan ini menunjukkan ketidakteraturan biokimia. Sel-sel biasanya
memiliki kelainan dalam produksi enzim atau sintetis protein. Sebagian besar
disebabkan oleh mutase gen. Karena jaringan itu sendiri tidak normal secara intrinsik
efek klinisnya menetap atau semakin buruk.

Displasia Fibromuskular

2.5 Degenerasi Sel

Degenerasi sel atau kemunduran sel adalah kelainan sel yang terjadi akibat cedera rigan.
Luka ringan yang mengenai struktur dalam sel seperti mitokondria atau sitoplasma
mengganggu metabolisme sel. Kerusakan ini sifatnya revesibel yang berarti dapat diperbaiki
jika penyebabnya segera dihilangkan. Jika tidak dihilangkan, atau bertambah berat maka
kerusakan menjadi irevesibel dan sel akan mati.
2.6 Proses Penuaan Sel

Proses penuaan adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan kemampuan


jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti diri dan mempertahankan struktur dan
fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan
memperbaiki kerusakan yang diderita (Darmojo, 1994).

Proses menua didefinisikan sebagai perubahan yang terkait waktu,bersifat universal,


intrinsik, progresif dan detrimental. Keadaan tersebut dapat menyebabkan berkurangnya
kemampuan beradaptasi terhadap lingkungan untuk dapat bertahan hidup (Nugroho, 2008).

2.7 Faktor yang Memengaruhi Penuaan Sel

Proses penuaan dapat dipengaruhi oleh factor internal dan eksternal. Proses penuaan
primer adalah proses alami tanpa terpengaruh dari luar, saat proses penuaan berlangsung
akibat stress psikis dan social serta pengaruh lingkungan (proses penuaan sekunder). Penuaan
ini sesuai dengan kronologis yang dipengaruhi oleh faktor endogen. Perubahan ini dimulai
dari sel, jaringan, organ, dan sistem tubuh. Penuaan dapa terjadi secara fisiologis (fisiological
aging).

Sedangkan factor lain yang mempengaruhi proses penuaan adalah factor eksogen,
seperti faktor organic, genetika, dan imunitas. Faktor organic adalah penurunan hormon
pertumbuhan, penurunan hormon testoteron, peningkatan proklatin, penurunan melatonin,
perubahan folikel hormon perangsang dan hormon luteinizing. Kedua, faktor lingkungan dan
gaya hidup. Yang termasuk faktor lingkungan adalah pencemaran lingkungan akibat
kendaraan bermotor, pabrik, bahan kimia, kondisi lingkungan yang tidak bersih, kebiasaan
menggunakan obat dan jamu yang tidak terkendali, radiasi sinar matahari, makanan berbahan
kimia, infeksi, virus, bakteri, dan stress. Ketiga, faktor status kesehatan. Menurut Wahyudi
Nugroho (2008) dalam Asuhan Keperawatan Gerontik, faktor yang mempengaruhi penuaan
adalah hereditas (keturunan). Nutrisi/makanan, status kesehatan, pengalaman hidup,
lingkungan, stres.

2.8 Kematian Sel (nekrosis, apoptosis)


Kematian sel dapat disebabkan kekurangan oksigen (hipoksia), bahan kimia, agen fisik,
agen mikrobiologi dan mekanisme imun. Kekurangan oksigen (hipoksia) adalah penyebab
paling umum cedera dan kematian selular. Kondisi berikut dapat menimbulkan masalah
seperti iskemia, trombosis, emboli, infark dan nekrosis (Tambayong, 2016). Cedera ini
bersifat reversible pada beberapa keadaan, atau dapat berlanjut menjadi permanen
(ireversibel).

1. Nekrosis
Nekrosis adalah suatu kondisi di mana sel mengalami perubahan biokimia dan
morfologi (penampilan) akibat kerusakan mematikan pada sel, sehingga tidak dapat
pulih (reversibel). Nekrosis juga dikenal sebagai kematian sel (cell death), yang dapat
terjadi di mana saja di tubuh (kematian somatik) atau terbatas pada sel tertentu dalam
suatu jaringan.

2.1 Mekanisme terjadinya nekrosis dari sel normal


2. Apoptosis
Apoptosis adalah suatu kematian sel yang terprogram atau programmed cell death.
Sekali terjadi aktivasi akan menyebabkan reaksi enzymatic intraseluler. Sel yang
mengalami apoptsis akan mengeluarkan signal ke ekstraseluler berupa phospholipid
pada membrane selnya yang dapat dikenali oleh sel-sel imun, terutama makrofag. Ciri
marfologi apoptosis adalah pengkerutan sel, penonjolan sel (membrane bebbling),
kondensasi kromatin, dan fragmentasi inti sel.
2.2 Mekanisme terjadinya apoptosis
2.9 Penyebab Inflamasi
Penyebab inflasi banyak dan bervariasi. Inflamasi dapat timbul dari luar tubuh
(eksogen) maupun dari dalam tubuh (endogen). Penyebab umum inflamasi adalah
trauma, pembedahan, infeksi, agen kimia, panas dan dingin yang ekstrim, respon
imun tubuh, dan kerusakan jaringan (iskemik) (Larocco, 1994)

2.10 Proses Inflamasi


Inflamasi adalah respon terhadap cedera jaringan atau infeksi. Inflamasi
merupakan proses alami untuk mempertahankan homeostasis tubuh akibat adanya
agen atau senyawa asing yang masuk(Ikawati, 2011). Proses inflamasi dimediasi
oleh histamin, prostaglandin, eicosanoid, leukotriene, sitokin, oksida nitrat, dan
lain-lain. Menurut Roman (2009), proses terjadinya inflamasi dimulai dengan
kerusakan jaringan akibat stimulus yang menyebabkan pecahnya sel mast diikuti
denganpelepasan mediator inflamasi, dilanjutkan dengan terjadinya vasodilatasi
yang kemudian menyebabkan migrasi sel leukosit.

2.11 Inflamasi Akut dan Kronik


1. Inflamasi Akut
Pada inflamasi akut proses berlangsung singkat beberapa menit hingga
beberapa hari, dengan gambaran utama eksudasi cairan dan protein plasma serta
emigrasi sel leukosit terutama neutrofil. Rubor, kalor, dan tumor pada inflamasi
akut terjadi karena peningkatan aliran darah dan edema. Inflamasi akut biasanya
terjadi tiba-tiba, ditandai oleh tanda-tanda klasik, dimana proses eksudatif dan
vaskularnya dominan.
Gambar 2.1 inflamasi akut
2. Inflamsi Kronik
Inflamasi kronik terjadi bila penyembuhan pada radang akut tidak sempurna,
bila penyebab jejas menetap atau bila penyebab ringan dan timbul berulang-
ulang. Dapat pula diakibatkan oleh reaksi immunologik. Radang berlangsung
lama (berminggu-minggu, berbulanbulan). Radang kronik ditandai dengan
lebih banyak ditemukan sel limfosit, sel plasma, makrofag, dan biasanya
disertai pula dengan pembentukan jaringan granulasi yang menghasilkan
fibrosis

Gambar 2.2 Inflamasi Kronik

2.12 Fase Perbaikan Jaringan Rusak


Perbaikan yang paling sederhana terlihat pada perawatan tubuh terhadap
luka seperti sayatan bedah di mana tepi luka dapat didekatkan untuk proses
pemulihan. Penyembuhan luka yang dibagi dalam tiga fase, yaitu fase
inflamasi, proliferasi, dan penyudahan yang merupakan perupaan kembali
(remodelling) jaringan.

2.13 Regenerasi sel


Regenerasi sel adalah kemampuan sel untuk meregeneasi atau
memperbarui diri ketika rusak atau mati. Proses ini penting untuk
memperbaiki jaringan yang rusak, menyembuhkan luka dan pertumbuhan
normal tubuh.
Beberapa jenis sel memiliki kemampuan regenerasi yang lebih besar
daripada yang lain. Misalnya, sel epitel kulit, saluran pencernaan, dan rambut
memiliki kapasitas regeneratif yang cukup tinggi. sel-sel otot jantung dan
sistem saraf pusat memiliki kemampuan regenerasi yang lebih terbatas.
Beberapa faktor dapat mempengaruhi kemampuan sel untuk
beregenerasi, antara lain usia, pola makan, kondisi lingkungan, dan faktor
genetik. Penelitian terus dilakukan untuk lebih memahami mekanisme
regenerasi sel dan bagaimana hal itu dapat ditingkatkan untuk memfasilitasi
pemulihan dari berbagai penyakit dan kondisi medis

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Biologi sel adalah sel unit dasar kehidupan. Sel adalah unit struktural dan
fungsional terkecil dari semua makhluk hidup. Biologi sel mencakup berbagai topik
termasuk struktur sel, fungsi sel, reproduksi sel, siklus sel dan interaksi sel dengan
lingkungan eksternal.
Adaptasi sel adalah kemampuan sel untuk beradaptasi dengan perubahan kondisi
lingkungan. Sel dapat mengubah struktur dan fungsinya untuk bertahan hidup di
lingkungan yang berubah seperti suhu, tekanan, kelembapan, dan bahan kimia.
Beberapa contoh adaptasi seluler meliputi perubahan bentuk sel, perubahan jumlah
organel dan molekul, serta perubahan aktivitas enzim dan metabolisme.
Inflamasi adalah respons biologis tubuh terhadap cedera atau infeksi. Ini terjadi
ketika jaringan tubuh rusak dan menyebabkan peradangan, pembengkakan, nyeri, dan
panas di area yang rusak. Inflamasi adalah proses penting untuk melindungi tubuh
dari kerusakan dan infeksi dan merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh.
Regenerasi sel adalah kemampuan sel untuk memperbaiki atau mengganti sel
yang rusak atau mati. Beberapa jenis sel memiliki kemampuan regenerasi yang lebih
besar daripada yang lain, seperti sel kulit dan sel hati. Faktor-faktor seperti usia, jenis
sel dan tingkat kerusakan sel dapat merusak kemampuan sel untuk beregenerasi.
Regenerasi sel merupakan proses penting dalam pemulihan dari cedera dan penyakit.
3.2 Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna,kedepannya penulis akan
lebih focus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber-
sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat dipertanggungjawabkan

DAFTAR PUSTAKA
Tambayong, Jan. 2016. Patofisiologi Untuk Keperawatan. 
Jakarta: EGC
Price, Sylvia A. Wilson, Lorraine M. Patofisiologi Konsep
Klinis Proses-Proses Penyakit Volume 2 Edisi 6. Jakarta: 
EGC
Auliawati (2013). Kajian Pemanfaatan Nanopartikel Emas Untuk
Mengurangi Risiko Kerusakan Hati. Medan : Fakultas Kimia
Universitas Negeri Medan
Larocco, M (1994), pathophysiology Concepts Altered Health States (4th Ed.)
Ikawati, Zullies. 2011. Farmakoterapi Penyakit Sistem Saraf Pusat. Yogyakarta:
Bursa Ilmu
Nugroho, Wahyudi. (2008). Keperawatan Gerontik Edisi Kedua. Jakarta:EGC
Darmojo, (1994), Sifat dan Pola Penyakit pada Golongan  Lansia
https://eprints.umm.ac.id/39312/3/BAB%202.pdf
https://eprints.umm.ac.id/58840/3/BAB%202.pdf
http://eprints.undip.ac.id/33716/3/Bab_2.pdf
https://journal.uii.ac.id
https://eprints.umm.ac.id/77125/3/BAB%20II.pdf

Anda mungkin juga menyukai