Dosen Pembimbing:
Disusun Oleh:
Kesha Dias Naomi Fatihah (220103065)
BAB II
PEMBAHASAN
Stress adalah respon tubuh yang tidak spesifik pada setiap kebutuhan tubuh yang
terganggu oleh fenomena universal yang terjadi dalam kehidupan sehari hari dan tidak dapat
dihindari. Setiap orang mengalami stress. Dampak dari stress secara total pada individu yaitu
fisik, psikologis, intelektual (Rasmund, 2004). Stress yang berkepanjangan terhadap sumber
daya yang dimiliki tubuh, akan mengakibatkan kinerja jantung dan tingkat pernapasan
mengalami penurunan. Kondisi ini bisa membentuk Selye sebagai penyakit adaptasi (disease
of adaptation), mulai dari penyakit alergi sampai penyakit jantung, hingga kematian.
2.3 Penyebab injuri sel (racun kimia, infeksi, hipoksia)
1. Racun Kimia
Bahan kimia termasuk obat-obatan menyebabkan perubahan terhadap berbagai fungsi
sel, seperti fungsi penghasil energy, mencerna lipid dan protein sehingga sel menjadi
rusak dan mati. Sebagai contoh ulkus lambung (luka pada lambung) yang sering
terjadi karena sering mengkonsumsi obat analgetik dan kortikosteroid. Hal tersebut
menyebabkan sel mukosa lambung cidera dan rusak dan akhirnya terjadi ulkus (luka).
2. Infeksi
seperti bakteri, virus, parasit (protozoa, helmintiasis) fungi/jamur
3. Hipoksia
Hipoksia adalah cidera sel akibat penurunan konsentrasi oksigen. Hipoksia bisa
terjadi karena hilangnya perbekalan darah akibat gangguan aliran darah. Dapat juga
karena hilangnya kemampuan darah mengangkut oksigen seperti karena anemia atau
keracunan Kondisi berikut dapat menyebabkan masalah seperti iskemia, thrombosis.
Emboli. Infark dan nekrosis (Tambayong, 2016). Cedera ini bersifat reversible, dalam
kondisi tertentu atau dapat tetap permanen (ireversibel)
Displasia
Dysplasia mengacu pada kerusakan (kelainan structural) akibat fungsi atau organisasi
sel abnormal yang memengaruhi satu jenis jaringan secara keseluruhan. Sebagian
kecil dari kelainan ini menunjukkan ketidakteraturan biokimia. Sel-sel biasanya
memiliki kelainan dalam produksi enzim atau sintetis protein. Sebagian besar
disebabkan oleh mutase gen. Karena jaringan itu sendiri tidak normal secara intrinsik
efek klinisnya menetap atau semakin buruk.
Displasia Fibromuskular
Degenerasi sel atau kemunduran sel adalah kelainan sel yang terjadi akibat cedera rigan.
Luka ringan yang mengenai struktur dalam sel seperti mitokondria atau sitoplasma
mengganggu metabolisme sel. Kerusakan ini sifatnya revesibel yang berarti dapat diperbaiki
jika penyebabnya segera dihilangkan. Jika tidak dihilangkan, atau bertambah berat maka
kerusakan menjadi irevesibel dan sel akan mati.
2.6 Proses Penuaan Sel
Proses penuaan dapat dipengaruhi oleh factor internal dan eksternal. Proses penuaan
primer adalah proses alami tanpa terpengaruh dari luar, saat proses penuaan berlangsung
akibat stress psikis dan social serta pengaruh lingkungan (proses penuaan sekunder). Penuaan
ini sesuai dengan kronologis yang dipengaruhi oleh faktor endogen. Perubahan ini dimulai
dari sel, jaringan, organ, dan sistem tubuh. Penuaan dapa terjadi secara fisiologis (fisiological
aging).
Sedangkan factor lain yang mempengaruhi proses penuaan adalah factor eksogen,
seperti faktor organic, genetika, dan imunitas. Faktor organic adalah penurunan hormon
pertumbuhan, penurunan hormon testoteron, peningkatan proklatin, penurunan melatonin,
perubahan folikel hormon perangsang dan hormon luteinizing. Kedua, faktor lingkungan dan
gaya hidup. Yang termasuk faktor lingkungan adalah pencemaran lingkungan akibat
kendaraan bermotor, pabrik, bahan kimia, kondisi lingkungan yang tidak bersih, kebiasaan
menggunakan obat dan jamu yang tidak terkendali, radiasi sinar matahari, makanan berbahan
kimia, infeksi, virus, bakteri, dan stress. Ketiga, faktor status kesehatan. Menurut Wahyudi
Nugroho (2008) dalam Asuhan Keperawatan Gerontik, faktor yang mempengaruhi penuaan
adalah hereditas (keturunan). Nutrisi/makanan, status kesehatan, pengalaman hidup,
lingkungan, stres.
1. Nekrosis
Nekrosis adalah suatu kondisi di mana sel mengalami perubahan biokimia dan
morfologi (penampilan) akibat kerusakan mematikan pada sel, sehingga tidak dapat
pulih (reversibel). Nekrosis juga dikenal sebagai kematian sel (cell death), yang dapat
terjadi di mana saja di tubuh (kematian somatik) atau terbatas pada sel tertentu dalam
suatu jaringan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Biologi sel adalah sel unit dasar kehidupan. Sel adalah unit struktural dan
fungsional terkecil dari semua makhluk hidup. Biologi sel mencakup berbagai topik
termasuk struktur sel, fungsi sel, reproduksi sel, siklus sel dan interaksi sel dengan
lingkungan eksternal.
Adaptasi sel adalah kemampuan sel untuk beradaptasi dengan perubahan kondisi
lingkungan. Sel dapat mengubah struktur dan fungsinya untuk bertahan hidup di
lingkungan yang berubah seperti suhu, tekanan, kelembapan, dan bahan kimia.
Beberapa contoh adaptasi seluler meliputi perubahan bentuk sel, perubahan jumlah
organel dan molekul, serta perubahan aktivitas enzim dan metabolisme.
Inflamasi adalah respons biologis tubuh terhadap cedera atau infeksi. Ini terjadi
ketika jaringan tubuh rusak dan menyebabkan peradangan, pembengkakan, nyeri, dan
panas di area yang rusak. Inflamasi adalah proses penting untuk melindungi tubuh
dari kerusakan dan infeksi dan merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh.
Regenerasi sel adalah kemampuan sel untuk memperbaiki atau mengganti sel
yang rusak atau mati. Beberapa jenis sel memiliki kemampuan regenerasi yang lebih
besar daripada yang lain, seperti sel kulit dan sel hati. Faktor-faktor seperti usia, jenis
sel dan tingkat kerusakan sel dapat merusak kemampuan sel untuk beregenerasi.
Regenerasi sel merupakan proses penting dalam pemulihan dari cedera dan penyakit.
3.2 Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna,kedepannya penulis akan
lebih focus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber-
sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat dipertanggungjawabkan
DAFTAR PUSTAKA
Tambayong, Jan. 2016. Patofisiologi Untuk Keperawatan.
Jakarta: EGC
Price, Sylvia A. Wilson, Lorraine M. Patofisiologi Konsep
Klinis Proses-Proses Penyakit Volume 2 Edisi 6. Jakarta:
EGC
Auliawati (2013). Kajian Pemanfaatan Nanopartikel Emas Untuk
Mengurangi Risiko Kerusakan Hati. Medan : Fakultas Kimia
Universitas Negeri Medan
Larocco, M (1994), pathophysiology Concepts Altered Health States (4th Ed.)
Ikawati, Zullies. 2011. Farmakoterapi Penyakit Sistem Saraf Pusat. Yogyakarta:
Bursa Ilmu
Nugroho, Wahyudi. (2008). Keperawatan Gerontik Edisi Kedua. Jakarta:EGC
Darmojo, (1994), Sifat dan Pola Penyakit pada Golongan Lansia
https://eprints.umm.ac.id/39312/3/BAB%202.pdf
https://eprints.umm.ac.id/58840/3/BAB%202.pdf
http://eprints.undip.ac.id/33716/3/Bab_2.pdf
https://journal.uii.ac.id
https://eprints.umm.ac.id/77125/3/BAB%20II.pdf