Anda di halaman 1dari 8

JAWABAN TUGAS MODUL PRAKTIKUM

Soka Reska Dena


NPM. 2306288181
Kelas B Ekstensi

1. Sebutkan dan jelaskan empat (4) tipe adaptasi seluler!


Jawaban:
Empat tipe adaptasi sel adalah sebagai berikut:
a. Hipertropi : Peningkatan ukuran sel dan organ, seringkali sebagai respon
terhadap peningkatan beban kerja, dan disebabkan oleh factor pertumbuhan yang
dihasilkan sebagai respon terhadap tekanan mekanis atau rangsangan lainyya
(terjadi pada jaringan yang tidak mampu melakukan pembelahan sel). Hipertrofi
patologik dijumpai pada jaringan otot jantung yang mengalami peningkatan
beban kerja (pasien dengan hipertensi menahun). Hipertrofi fisiologik seperti
otot rangka pada binaragawan yang dengan sengaja dibentuk sebagai hasil dari
mengangkat beban berat.
b. Hyperplasia : Peningkatan jumlah sel dalam suatu organ yang berasal dari
peningkatan proliferasi, baik sel yang berdiferensiasi atau sel progeniot yang
kurang. Hiperplasi patologik dijumpai pada sel uterus yang mengalami
pembesaran sel pada wanita hamil. Hiperplasi fisiologik yaitu pada hyperplasia
endometrium akibat pengeluaran hormon estrogen yang tidak terkendali.
c. Metaplasia : perubahan fenotipe sel yang berdiferensiasi, seringkali sebagai
respons terhadap iritasi kronis, yang membuat sel lebih mampu menahan stress.
Contohnya pada saluran pernapasan seorang perokok, sel epitel torak yang dapat
bersekresi diganti oleh sel epitel gepeng berlapis yang tidak dapat bersekresi.
d. Atrofi : penurunan ukuran sel dan organ akibat berkurangnya pasokan atau tidak
digunakannya nutrisi dan kemudian mengalami penyusutan. Atrofi patologik
dijumpai pada proses penuaan dimana seluruh bagian tubuh tampak mengecil
bertahap atau atrofi endokrin dengan hormon menurun. Atrofi fisiologik terjadi
pada individu yang mengalami immobilisasi sehingga otot tidak pernah
digerakkan, akibatnya otot akan semakin mengecil.
(Kumar, Abbas, Aster, & Perkins, 2018).

2. Berikan satu contoh kondisi yang dapat menyebabkan terjadinya atrofi dan
jelaskan mekanismenya!
Jawaban:
Contoh kondisi yang dapat menyebabkan atrofi yaitu seseorang yang diharuskan
immobilisasi karena suatu hal.
Jika otot tidak digunakan dalam jangka waktu yang lama, maka kecepatan
penghancuran protein kontraktil otot (aktin dan myosin) lebih tinggi dibandingkan
pembentukannya, sehingga terjadi penurunan protein kontraktil otot dan terjadi atrofi
otot.
Mekanisme: Otot tidak digunakan dalam jangka waktu yang lama  perubahan
degenerative pada otot (atrofi degeneratif)  penghancuran serabut otot dan
digantikan oleh jaringan fibrosa dan lemak  serabut otot yang tersisa yaitu
membran sel dan nukleus tanpa disertai dengan protein kontraktil  regenerasi
myofibril akan menurun  jaringan fibrosa memliki kecenderungan untuk
memendek (kontraktur)  terjadi atrofi otot (Guyton & Hall, 2014).
3. Jelaskan perbedaan dan dampak dari hipertrofi dan hiperplasia serta beri contoh!
Jawaban:
Perbedaan hipertrofi dan hiperplasi
Hipertrofi Hiperplasia
Definisi Peningkatan ukuran sel Peningkatan jumlah sel dalam
yang kemudian mengalami suatu organ atau jaringan yang
peningkatan ukuran organ. kemudian mengalami
peningkatan volume.
Fisiologis Otot rangka pada  Hiperplasia payudara wanita
binaragawan yang dengan epitel saat pubertas atau
sengaja dibentuk sebagai kehamilan.
hasil dari mengangkat beban  Hiperplasia endometrium
berat. akibat pengeluaran hormon
estrogen yang tidak
terkendali.
Patologis Jaringan otot jantung yang Sel uterus yang mengalami
mengalami peningkatan pembesaran sel pada wanita
beban kerja (pasien dengan hamil.
hipertensi menahun).
Terjadi pada sel permanen Terjadi pada sel labil atau sel
(tidak mampu melakukan stabil.
pembelahan sel)
Dampak Peningkatan kekuatan otot Pada hiperplasia prostat dapat
pada binaragawan. mempengaruhi masalah
Kesehatan pria.
(Kumar, Abbas, Aster, & Perkins, 2018).
4. Menurut Anda apakah hiperplasia merupakan proses fisiologis atau patologis?
Jawaban:
Hiperplasia bisa menjadi proses fisiologis dan maupun patologis, karna bergantung
pada konteksnya. Hiperplasia menjadi respon normal tubuh terhadap rangsangan
tertentu, seperti hyperplasia kelenjar susu selama kehaliman. Namun, jika terjadi
sebagai respons terhadap iritasi atau cedera, atau jika berlanjut secara berlebihan dan
tidak terkendali, itu bisa menjadi patologis.

5. Terdapat beberapa penyebab cedera (jejas) sel. Sebutkan lima (5) dari beberapa
penyebab umum jejas sel!
Jawaban:
Penyebab cedera (jejas) sel adalah sebagai berikut:
- Kekurangan oksigen dan nutrisi
- Infeksi
- Respon imun
- Faktor kimia dan fisik
- Genetik

6. Berdasarkan tingkat kerusakannya, jejas sel dikelompokkan menjadi 2 kategori


utama yaitu?
Jawaban:
Berdasarkan tingkat kerusakannya, jejas sel dikelompokkan menjadi 2 kategori utama
yaitu:
a. Jejas reversible (degenerasi sel) : suatu kedaan ketika sel dapat kembali ke fungsi
dan morfologi semula jika rangsangan perusak ditiadakan.
b. Jejas irreversible (kematian sel) : suatu keadaan saat kerusakan berlangsung
secara terus-menerus, sehingga sel tidak dapat Kembali ke keadaan semula dan
sel itu akan mati.
7. Mekanisme apa yang mendasari terbentuknya mola hidatidosa? Berdasarkan
perubahan sel yang terjadi, apakah ciri khas yang tampak pada makroskopik dan
mikroskopik mola?
Jawaban:
Mekanisme yang mendasari terbentuknya mola hidatidosa melibatkan perubahan sel
yang abnormal, adalah sebagai berikut:
a. Fertilisasi abnormal : terjadi fertilisasi yang abnormal, yaitu menghasilkan satu set
kromosom ayah yang ganda (diploid), atau beberapa set kromosom ayah. Hal ini
mengakibatkan zigot yang tidak dapat berkembang menjadi janin yang normal.
b. Pertumbuhan abnormal : setelah fertilisasi yang tidak normal, mola hidatidosa
dapat tumbuh dengan cepat dan berlebihan, dan mengalami peruubahan
makroskopik serta mikroskopik yang khas.

Berdasarkan perubahan sel yang terjadi, ciri khas yang tampak pada makroskopik dan
mikroskopik mola adalah:
a. Ciri makroskopik
- Terlihat sebagai massa yang mirip dengan anggur. Hal ini karena pertumbuhan
yang cepat dan abnormal dari jaringan trofoblas (bagian yang biasanya
menjadi plasenta).
- Tidak ada pembentukan janin yang normal dalam mola hidatidosa.
b. Ciri mikroskopik
- Pada mikroskop mola hidatidosa menunjukkan perbuhan seperti hyperplasia
(peningkatan jumlah sel) dan trofoblas yang membentuk vesikel vakuola
(gelembung berisi cairan).
- Struktur jaringan yang normal tidak ditemukan dan plasenta biasanya tidak
terbentuk dengan baik.
(Sari, R.D.P., & Octiara, D.L., 2021)
8. Terdapat 2 jenis kematian sel yaitu apotosis dan nekrosis. Perbedaan utama antara
apoptosis dan nekrosis adalah? Jelaskan juga perbedaan antara nekrosis
koagulativa dan liquefactive?
Jawaban:
 Perbedaan utama apoptosis dan nekrosis yaitu sama-sama jenis atau bentuk dari
kematian sel.
 Perbedaan nekrosis koagulativa dan nekrosis liquefactive.
Perbedaan Koagulativa Liquefactive
Definisi Jenis kematian sel yang tidak Jenis nekrosis yang
disengaja yang biasanya disebabkan mengakibatkan
oleh iskemia atau infark. transformasi jaringan
menjadi massa kental
cair.
Mempengaruhi Mengakibatkan terbentuknya Mencerna jaringan
serpihan semi padat (terkoagulasi) nekrotik menjadi bentuk
akibat degenerasi serat protein. cairan kental dan nanah.
Tipe nekrosis Kronik Akut
Mikroskopis Garis sel yang diawetkan tanpa inti. Sel inflamasi dengan
banyak neutrophil.
(Kumar, Abbas, Aster, & Perkins, 2018).

9. Dari etiologi, proses penyakit, dan manifestasi klinik yang terjadi pada neoplasia,
apa dampaknya terhadap biologi, psikologi, sosial, dan spiritual pasien?
Jawaban:
Dampak neoplasia terhadap beberapa aspek kehidupan:
a. Biologi : mengakibatkan gejala fisik seperti nyeri, kelelahan, penurunan berat
badan, dan gangguan fungsi organ. Pengobatan seperti kemoterapi, radioterapi,
atau pembedahan dapat memiliki efek samping pada kesehatan fisik.
b. Psikologi : dapat mengalami stress, kecemasan, depresi, dan perubahan suasana
hati karena kehilangan kontrol atas tubuh dan ketikpastian hasil pengobatan
mempengaruhi kesejahteraan mental penderita.
c. Sosial : penderita harus menghadapi isolasi karena penyakit, perubahan dalam pola
bekerja atau sekolah, serta perannya dalam keluarga.
d. Spiritual : penderita biasanya mencari jawaban pada pertanyaan tentang makna
hidup berserah diri kepada Tuhan agar dapat memberikan ketenangan dan
dukungan dalam menghadapi penyakit.

10. Apa implikasinya dalam asuhan keperawatan kepada pasien neoplasia? Jelaskan
perannya dalam aspek preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif!
Jawaban:
Implikasi asuhan keperawatan pada pasien neoplasia beserta perannya dalam berbagai
aspek adalah sebagai berikut:
a. Preventif :
- Perawat memberikan edukasi kepada pasien tentang perilaku gaya hidup
sehat, faktor risiko kanker, tanda dan gejala awal neoplasia dan pencegahan
primer kanker.
- Perawat melakukan skrining yang diperlukan untuk deteksi dini dan
pemantauan berkala.
b. Promotif :
- Perawat membantu pasien untuk mengadopsi gaya hidup sehat seperti olah
raga, diet seimbang, dan tidak merokok.
- Memberikan informasi tentang perawatan yang direncanakan, efek samping,
dan pentingnya mengikuti rencana perawatan.
- Memberikan dukungan emosional dan konseling.
c. Kuratif :
- Membantu dalam pelaksanaan rencana perawatan seperti kemoterapi,
radioterapi, atau pembedahan.
- Memantau respon klien terhadap perawatan dan mengelola efek samping.
- Mengurnagi gejala dan ketidaknyamanan yang mungkin dialami pasien
selama perawatan.
d. Rehabilitatif : Perawat membantu dalam pemulihan pasca operasi, memantau luka
operasi, dan memberikan perawatan luka yang tepat. Memberikan dukungan
kepada klien dan keluarga dalam menghadapi perubahan fisik dan emosional yang
mungkin timbul akibat penyakit dan perawatan.

REFERENSI JAWABAN

1. Kumar, V., Abbas, A. K., Aster, J. C., & Perkins, J. A. (2018). Robbins basic
pathology (Tenth edition.). Philadelphia: Elsevier.

2. Hall E. (2014). Guyton dan Hall Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi Bahasa
Indonesia 12. Saunders: Elsevier (Singapore) Pte.Ltd.

3. Sari, R.D.P., & Octiara, D.L. (2021). Mola Hidatidosa Vol. 5.


https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/JK/article/view/2933 . Diakses pada
12 September 2023.

4. Setyawan, A.B.S., & Yani. (2020). Patofisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan.


Purwokerto: CV. Pena Persada.

Anda mungkin juga menyukai