Anda di halaman 1dari 74

CELL INJURY AND

CELL DEATH

FERDINANT M.D.

Bagian Patologi Anatomi


FK-UNCEN JAYAPURA
Introduction to Pathology

⚫ Patologi : Pathos (penyakit) dan Logos (ilmu).


⚫ Arti lebih spesifik;
◦ patologi merupakan disiplin ilmu yang menjembatani
ilmu kedokteran dasar dan klinis,
◦ mempelajari perubahan struktur dan fungsional sel,
jaringan, dan organ, yang mendasari suatu penyakit.
⚫ Patologi:
◦ General Pathology: mempelajari reaksi dasar yang terjadi
pada sel dan jaringan terhadap stimulus abnormal yang
mendasari penyakit.
◦ Special / systemic Pathology: mempelajari respons spesifik
jaringan atau organ tertentu terhadap stimulus.

⚫ Empat aspek penyakit yang dipelajari dalam patologi:


◦ etiologi
◦ patogenesis
◦ perubahan morfologi
◦ manifestasi klinis
⚫ Etiologi: penyebab, dibagi 2:
◦ intrinsik atau genetik
◦ didapat (acquired)
⚫ Pathogenesis: urutan terjadinya respons sel atau jaringan
terhadap suatu agent penyebab, mulai dari stimulus awal
sampai timbulnya suatu penyakit.
⚫ Perubahan Morfologi: perubahan struktural pada sel atau
jaringan, yang merupakan karakteristik suatu penyakit.
⚫ Manifestasi Klinis: perubahan morfologi yang terjadi pada
berbagai jaringan / organ mempengaruhi fungsi dan
menentukan gambaran klinis, perjalanan penyakit, dan
prognosis suatu penyakit.
⚫ Rudolf Virchow
(the father of modern pathology)
all forms of organ injury start with
molecular or structural alterations in
cells.
Overview : Cellular Responses to
Stress & Noxious Stimuli

⚫ Sel normal selalu dalam keadaan homeostasis.


⚫ Stress fisiologis dan stimulus patologik
tertentu akan menyebabkan adaptasi sel secara
fisiologik dan morfologik, sehingga akan
tercapai suatu keadaan baru yang dapat
mempertahankan viabilitas dan fungsi sel.
⚫ Bila batas repons adaptif terhadap stimulus
terlampaui, atau jika sel terpapar stimulus/agent
berbahaya 🡪 cell injury.
⚫ Cell injury bersifat reversibel sampai pada titik
tertentu, tetapi bila stimulus penyebab tetap ada,
sel akan mencapai suatu titik (“point of no
return”), 🡪 mengalami irreversible cell injury dan
akhirnya mengalami kematian (cell death).
⚫ Adaptasi
⚫ Reversible injury
⚫ Cell death
🡪 tingkatan kerusakan progresif pada sel normal.
Cellular Adaptations to Stress
⚫ Sel memberikan respons terhadap peningkatan
kebutuhan dan stimulus external melalui
hiperplasi atau hipertrofi.
⚫ Respons sel terhadap penurunan supply nutrisi
maupun growth factor menyebabkan atrofi
pada sel.
⚫ Sel juga dapat mengalami perubahan dari satu
tipe sel ke tipe sel lain, disebut metaplasi
1.Hiperplasi
⚫ Hiperplasi adalah peningkatan jumlah sel dalam suatu
jaringan / organ, dan biasanya mengakibatkan peningkatan
volume jaringan / organ tersebut.
⚫ Hiperplasia ≠ hipertrofi, tetapi keduanya dapat terjadi
bersamaan & dapat dirangsang oleh stimulus yang sama.
⚫ Hiperplasia terjadi pada sel yang mampu mensintesis DNA
dan melakukan pembelahan (mitosis).
⚫ Hiperplasia:
◦ Fisiologis
◦ Patologis
Hiperplasia fisiologis
⚫ Hiperplasia fisiologis dapat dibagi menjadi:
◦ Hormonal Hyperplasia : Proliferasi epitel kelenjar
mamma pada wanita saat pubertas dan hamil.
◦ Compensatory Hyperplasia : Proliferasi sel hepar
setelah partial hepatectomy.
Hiperplasia Patologis
⚫ Kebanyakan disebabkan karena stimulasi hormon atau
growth factor yang berlebihan.
⚫ Contoh:
Hiperplasia endometrium ( ↑ estrogen 🡪 hiperplasia)
bila stimulasi terhenti 🡪proses berhenti.
Hiperplasia patologis merupakan “tanah yang subur” bagi
pertumbuhan kanker.
Pasien dengan hiperplasia endometrium mempunyai
resiko lebih tinggi untuk menderita kanker endometrium.
⚫ Hiperplasia juga penting pada proses
penyembuhan luka
(growth factor🡪 proliferasi fibroblast &
pembuluh darah)
⚫ Hiperplasia juga dapat terjadi sebagai akibat
infeksi virus tertentu seperti HPV.
(infeksi HPV 🡪 stimulasi growth factor 🡪
hiperplastik epitelium 🡪 skin warts)
2. Hipertrofi
⚫ Definisi: peningkatan ukuran sel karena meningkatnya
sintesis komponen struktural (organel) sel 🡪
mengakibatkan peningkatan ukuran suatu organ.
⚫ Hipertrofi 🡪 no new cells, but larger cells.
⚫ Terjadi pada sel yang tidak dapat membelah (sel
permanen), seperti sel otot lurik dan otot
jantung.
⚫ Hipertrofi:
◦ Fisiologis
◦ Patologis
⚫ Hipertrofi Fisiologis:
◦ Beban kerja otot meningkat 🡪 hipertrofi otot,
seperti pada bodybuilders.
◦ Hipertrofi & hiperplasia dapat terjadi bersamaan,
contoh: pembesaran uterus selama kehamilan
⚫ Hipertrofi Patologis:
◦ Hipertrofi otot jantung karena chronic
hemodynamic overload (akibat hipertensi maupun
kelainan katup).
◦ Hipertrofi >> 🡪 cardiac failure 🡪 degenerative
changes : lisis kontraktil element myofibril & sel
myosit mati.
3. Atrofi
⚫ Definisi: mengecilnya (shrinkage) ukuran sel karena
kehilangan substansi (organel) sel.
⚫ Apabila sel yang mengalami atrofi cukup banyak,
maka seluruh jaringan / organ akan mengecil
ukurannya.
⚫ Atrofi:
◦ Fisiologik : contohnya, atrofi ductus thyroglossus
◦ Patologik : tergantung penyebabnya, dapat bersifat
lokal / general.
⚫ Penyebab atrofi ( 🡪 penamaan):
◦ Penurunan beban kerja (atrophy of disuse)
◦ Hilangnya persarafan (denervation atrophy)
◦ Berkurangnya blood supply
◦ Nutrisi tidak adekuat
◦ Kurang / tidak ada stimulasi hormon
◦ Aging (senile atrophy)
◦ Tekanan (pressure)
⚫ Atrofi --- organel <<
⚫ Atrofi --- autophagic
vacuoles >>
(: gabungan lisosom dgn
organel sel & cytosol ---
vacuole yg mengandung
organel yg akan dicerna)
⚫ Beberapa cell debris tidak
dapat dicerna --- recidual
body (e.g. lipofuscin).
4. Metaplasia
⚫ Definisi: perubahan reversible satu jenis sel dewasa
(epitelial maupun mesenkimal) menjadi sel dewasa jenis
lain.
⚫ contoh metaplasia pada epitel:
◦ Epitel columnar bersilia 🡪 bertatah / skuamous pada
tractus respiratorius perokok berat
◦ Batu pada saluran kelenjar liur, pancreas, atau kandung
empedu: metaplasia epitel columnar 🡪 bertatah.
◦ Barret esophagus: metaplasia sel skuamous 🡪 columnar
karena pengaruh reflux asam lambung.
⚫ Metaplastik sel 🡪 lebih tahan terhadap lingkungan, namun
merubah fungsi sel sebelumnya.
⚫ Persisten metaplasia 🡪 dapat memicu terjadinya
perubahan keganasan pada epitel metaplastik.
⚫ Metaplasia pada connective tissue: pembentukan
tulang rawan, tulang, ataupun jaringan lemak
(mesenchymal tissue) pada jaringan yang normalnya
tidak mengandung elemen ini.
contoh:
◦ Myositis ossificans : pembentukan jaringan tulang
dalam jaringan otot, biasanya terjadi setelah
fraktur.
Displasia
⚫ Bukan termasuk adaptasi !
⚫ Dis: salah / sakit, plasia: pertumbuhan
⚫ Merupakan pertumbuhan yang tidak mengikuti aturan
normal, dimana terjadi hilangnya keseragaman sel
secara individual dan juga hilangnya orientasi
susunan sel dalam jaringan.
⚫ Derajat displasia: ringan – sedang – berat.
⚫ Pada fase awal, masih mungkin kembali normal.
⚫ Displasia: sering merupakan pendahulu kanker, contoh:
displasia cervix.
Overview of Cell Injury & Cell Death
⚫ Reversible cell injury

◦ Apabila stimulus dihentikan 🡪 kembali normal


◦ Ditandai oleh:
● Fosforilasi oksidatif ↓
● ATP ↓
● Cellular swelling
⚫ Irreversible cell injury & cell death
◦ Continuing damage 🡪 irreversible injury
◦ Tanda:
● Perubahan Fungsi (e.g. kehilangan permeabilitas
membran)
● Perubahan struktural
⚫ Irreversible injured cells 🡪 morphologic changes 🡪 cell
death.
⚫ Bentuk cell death:
◦ Nekrosis
◦ Apoptosis
Causes of Cell Injury (etiology)
⚫ Oxygen deprivation
◦ Hypoxia : oxygen deficiency
◦ Ischemia : hilangnya blood supply pd jaringan karena
gangguan aliran arteri / berkurangnya drainage vena.
Injury pada ischemic tissue >> hypoxic tissue.
◦ Inadequate oxygenation (e.c. cardiorespiratory failure)
◦ Oxygen carryng capacity (e.c. anemia, CO
poisoning)
⚫ Chemical agents
◦ Semua bahan kimia 🡪 dapat menjadi penyebab cell
injury.
◦ Poisons 🡪merusak permeabilitas membran sel,
menggangu homeostatic osmotik atau integritas
enzim 🡪 cell death.
⚫ Infectious agents
⚫ Physical agents
◦ Trauma, extreme temperatures, radiasi, tegangan
listrik, tekanan atmosfer.
⚫ Immunologic reactions
◦ Anaphylactic shock
◦ Autoimmune diseases
⚫ Genetic defects
⚫ Nutritional imbalance
◦ Undernutrition: protein-calorie deficiencies, deficiency
vit. A
◦ Overnutrition: lipid intake >>
⚫ Aging
THE MORPHOLOGY OF CELL AND TISSUE INJURY
⚫ Cellular swelling, manifestasi yg pertama terlihat,
sulit dilihat dg mikroskop cahaya.
⚫ Organ : peningkatan turgor, berat
⚫ Microscopic : vacuola kecil, jernih pada sitoplasm
⚫ hydropic change or vacuolar degeneration.
⚫ 🡪reversible.
⚫ Fatty change : adanya gambaran vacuola lemak pada
sitoplasma.
Mekanisme jejas sel
⚫ Respon seluler thd stimulus yg berbahaya
bergantung pada tipe cedera, durasi dan
kekuatan rangsangan.
⚫ Jejas pada sel akibat suatu stimulus yang
berbahaya bergantung pada tipe, status,
kemampuan adaptasi dan susunan
genetiknya.
⚫ Jejas sel merupakan hasil dari kelainan
fungsional dan biokimiawi dalam satu atau
lebih dari beberapa komponen seluler yang
penting.
⚫ Reversible injury – 2 bentuk:
◦ Cellular swelling (degenerasi keruh)
◦ Fatty change (degenerasi lemak)
⚫ Cellular swelling
◦ Manifestasi pertama pada hampir semua injury sel
◦ Terjadi karena sel tidak mampu mempertahankan
homeostasis cairan & ion
◦ Organ: lebih pucat, turgor >, weight >.
◦ Microscopic: vacuole kecil & jernih pada sitoplasma sel
hydropic change
Cellular and biochemical sites of damage in cell injury.
Depletion of ATP ( Kekurangan ATP )

⚫ Kekurangan ATP atau sintesa ATP yang


menurun sering berhubungan dgn jejas
hypoxic dan jejas toxic.
Functional and morphologic consequences of decreased
intracellular ATP during cell injury.
⚫ Fatty change (degenerasi lemak)
◦ Terjadi pada hypoxic & toxic / metabolic injury
◦ Terjadi pembentukan lipid vacuole dalam
sitoplasma
◦ Terutama terjadi pada sel yang terlibat dalam
metabolisme lemak ( sel hepar, sel myocard)
⚫ Irreversible cell injury (cell death)
◦ Bila reversibel injury berjalan terus, akan melampaui
daya sel untuk bertahan 🡪 the point of no return 🡪
final stage
◦ Terjadi:
● Kerusakan membran sel
● Kebocoran membran organel 🡪 isi keluar, termasuk
lisosom, autolisis
● Inti sel: mengkerut (piknosis), mencair (karyolisis),
pecah berkeping-keping (karyorhexis)

SEL MATI
⚫ Terdapat 2 bentuk cell death:
◦ Nekrosis
● bentuk kematian sel yang terjadi setelah abnormal
stres (seperti iskemia, trauma kimia, dll)
● Selalu patologik
◦ Apoptosis
● Kematian sel yang terjadi melalui program bunuh
diri yang terkontrol secara internal, untuk
menghilangkan sel yang tidak diinginkan.
● Bersifat fisiologik dan patologik
⚫ Sel yg mati dalam jaringan/organ akan
mengalami perubahan morfologi 🡪 disebut
NEKROSIS
⚫ Perubahan pada nekrosis bersifat sementara 🡪
akan direspon tubuh dengan reaksi radang 🡪
diikuti proses penyerapan & penyembuhan.
Nekrosis
⚫ Definisi: rangkaian perubahan morfologi yang terjadi
setelah kematian sel pada jaringan hidup, sebagai
akibat proses degradatif enzimatik, pada sel yang
terjejas lethal.
⚫ Terdapat 2 proses enzimatik yang penting:
◦ Pencernaan oleh enzim katalitik dari lisosom (sel
sendiri: autolisis, sel radang: heterolisis)
◦ Denaturasi protein
⚫ Jenis nekrosis:
◦Nekrosis koagulatif
◦Nekrosis Liquefaktif
◦Nekrosis Kaseosa (pengejuan)
◦Enzymatic Fat Necrosis
⚫ Necrosis Koagulatif
◦ Terjadi bila proses denaturasi protein > dominan
◦ Terjadi akibat ischemia hebat pada semua organ padat
kecuali otak
⚫ Nekrosis Liquefactif
◦ Terjadi bila proses digesti enzimatik >
◦ Terjadi pada:
● Infeksi bakteri / jamur
● Iskemia Otak
◦ Hasil akhir: jaringan menjadi cair 🡪 pus (nanah).
⚫ Nekrosis Gangrenosa
◦ Bukan termasuk jenis nekrosis
◦ Terminologi yang sering digunakan dalam clinical
practise, biasanya pada anggota gerak khususnya
lower leg.
◦ Akibat gangguan aliran darah 🡪 coagulative
necrosis (gangren kering). Jika terjadi infeksi bakteri
🡪 juga terjadi necrosis liquefactive 🡪 terjadi nanah
🡪 disebut wet gangrene
⚫ Nekrosis Kaseosa
◦Bentuk khusus dari coagulative necrosis, yang
ditemukan terutama pada infeksi tuberculosa.
◦Gross: bagian tengah (area nekrotik) lunak
rapuh kekuningan seperti keju
◦Microscopik: fokus nekrotik tersusun dari
debris granular yang amorph & tidak
berstruktur, dikelilingi oleh jaringan granulasi
yang spesifik (tuberkel).
⚫ Enzymatic Fat Necrosis
◦ Bukan suatu bentuk spesific
dari necrosis
◦ Menunjukkan suatu fokal area
dari destruksi lemak
◦ Terjadi pada penyakit acute
pancreatitis.
◦ Terjadi sebagai akibat
kebocoran enzim pancreas
(lipase) ke cavum abdomen 🡪
fat saponification.
Apoptosis
⚫ adalah bentuk khusus kematian sel yang berbeda dengan
nekrosis (= kematian sel terprogram / programmed cell
death).
⚫ Terjadi pada keadaan fisiologis maupun patologis:
◦ Embryogenesis, al: organogenesis
◦ involusi organ-organ yang “hormone dependent” pada dewasa, al:
lepasnya endometrium saat mens, atresi folikel ovarium pd
menopause, regresi payudara setelah laktasi
◦ penghilangan / pembuangan sel pada sel-sel yang proliferasi.
◦ kematian sel tumor yg sedang tumbuh
◦ kematian sel imun
◦ atrofi organ akibat obstruksi ductusnya
◦ kematian sel akibat cytotoxic T cells
◦ kematian sel akibat virus tertentu.
⚫ Morfologi:
◦ Pengerutan sel, volume sel mengecil, sitoplasma
memadat, organel seolah terikat di tempat
◦ Kondensasi kromatin🡪 kromatin menggumpal di
bagian perifer (membrane inti), terjadi fragmentasi
nucleus (2 atau lebih)
◦ Pembentukan “cytoplasmic blebs” & “apoptotic
bodies”, semua bagian ini diliputi oleh membrane sel
dan sel seolah- olah pecah berkeping-keping.
⚫ Fagositosis apoptotic bodies oleh sel-sel di
sekitarnya (yg sehat) baik sel parenkim maupun
makrofag.
⚫ Apoptotic bodies tsb langsung dicerna oleh
lisosom, dan sel disekitarnya langsung mengisi
tempat lowong yang tadinya ditempati sel yg
mengalami apoptosis.
⚫ Pada apoptosis tidak terjadi reaksi radang di
tempat tersebut.
Intracellular Accumulations
⚫ Salah satu bentuk manifestasi gangguan
metabolik dalam sel adalah akumulasi
intrasel berbagai bahan abnormal. 🡪 3
kategori:
◦ >> Konstituen sel normal.
◦ Abnormal substances (exogen / endogen)
◦ pigment
⚫ Mekanisme:
◦ Abnormal metabolism
(e.g. fatty change in liver)
◦ Mutasi --- perubahan protein
folding & transport (def. α-1
antitripsin)
◦ Deficiensi enzim
(lysosomal storage disease)
◦ Ingestion of indigestable
material (e.g. carbon)
1. Fatty Change (Steatosis)
⚫ Fatty change: akumulasi abnormal trigliserida dalam sel
parenkim.
⚫ Terjadi terutama pada liver, dapat juga terjadi pada
jantung, otot skelet, ginjal, dll.
⚫ Penyebab:
◦ Toxins
◦ Defisiensi protein (pada malnutrisi)
◦ Diabetes melitus
◦ Obesitas
◦ Anoxia.
◦ Alcohol abuse: penyebab tersering fatty liver di negara maju.
2. Cholesterol & cholesterol esters
⚫ Atherosclerosis
◦ Lipid vacuole (cholesterol/cholesterol esters)
terdapat pada sel otot polos & makrofag
dalam lapisan intima pembuluh darah.
◦ Fat-laden macrophages --- rupture ---
extracellular cholesterol esters --- kristalisasi,
bentuk seperti jarium panjang
3. Protein
⚫ Penimbunan protein dapat dijumpai dalam
sel karena:
◦ kelebihan yang ada pada sel
◦ Sintesis protein >>
⚫ Contoh: Renal disease 🡪 kebocoran
protein pada glomerulus 🡪 absorpsi pada
proximal tubulus
4. Glikogen
⚫ Glikogen merupakan sumber energi siap pakai
(readly available energy source) yang terdapat
dalam sitoplasma.
⚫ Endapan glikogen berlebihan pada intrasel
terjadi pada penyakit kelainan metabolisme
glukosa. Contoh: Diabetes Melitus (DM).
⚫ Pada DM : glikogen ditemukan pada sel epitel
tubulus proximal ginjal, liver, & otot jantung.
5. Pigmen
⚫ Pigmen: zat yang berwarna, yang dapat
merupakan kandungan normal dalam sel, dan
dapat juga merupakan kandungan abnormal
dalam sel yang terkumpul dalam kondisi
tertentu.
⚫ Pigmen Exogen:
◦ Carbon --- anthracosis
◦ Coal miner --- pneumoconiosis
◦ Tatto
⚫ Pigmen Endogen:
◦Lipofusin:
● disebut juga lipochrome / aging pigment.
● insoluble pigment, berasal dari peroksidasi lipid.
● Berwarna kuning kecoklatan, bergranular halus dalam
sitoplasma / perinuclear.
◦ Hemosiderin
● Berasal dari hemoglobin, mengandung besi.
● Berwarna kuning keemasan sampai kecoklatan,
bergranular.
● Terjadi pada: lokal (hemorrhage), systemic overload of
iron (anemia hemolitik, transfusi,
diet Fe >>)
◦ Melanin:
● pigmen berwarna coklat kehitaman
● terbentuk karena enzim tyrosinase mengkatalisa oksisdasi
tyrosine menjadi dihidroxyphenilalanine, dalam melanosit.
◦ Bilirubin:
● pigmen normal pada empedu
● Berasal dari hemoglobin, tidak mengandung besi.
● Bilirubin >> --- jaundice
6.Kalsifikasi Patologik
⚫ Adalah timbunan abnormal garam calcium
(bersama sedikit Fe, Mg, dll)
⚫ Ada 2 macam:
◦ Kalsifikasi distrofik
● Timbunan Ca pada jaringan yang mati / hampir mati.
● Terjadi walau Ca serum normal
● Contoh: atheroma pada atherosclerosis
◦ Kalsifikasi Metastatik
● Terjadi pada jaringan normal pada keadaan hipercalcemia
● Sering ditemukan pada jaringan interstitial pembuluh
darah, ginjal, jantung.
Radikal Bebas (Free Radical)
⚫ definisi: bahan kimia yang electron di orbit
terluarnya tidak berpasangan (single unpaired)
🡪 tidak stabil & amat reaktif 🡪 bereaksi
dengan molekul kimia organik / inorganik
(membran sel / asam nukleat) 🡪 memicu
reaksi autokatalitik.
⚫ Free radicals terutama spesies oksigen:
◦ Superoxide radical (O2-)
◦ Hydrogen peroxide (H2O2)
◦ Hydroxyl ions (OH-)
⚫ Pembentukan free radicals, terjadi pada:
◦Jejas bahan kimia
◦Jajas radiasi
◦Keracunan oksigen / gas lain
◦Cara makrofag membunuh kuman
◦Kerusakan akibat radang
◦Penghancuran sel tumor oleh makrofag
◦dll
⚫ Jalur radikal bebas merusak sel, melalui:
- Lipid peroksidase dari membrane sel
maupun membrane organel.
- Modifikasi oksidatif dari protein
menyebabkan degradasi beberapa enzim
penting, yang berakibat kerusakan sel.
- Kerusakan DNA
⚫ Upaya mengatasi radikal bebas:
◦ Dapat menghilang spontan – berubah menjadi
molekul kimia lain (superoxide: oxygen & H2O2)
◦ Antioksidan 🡪 block free radical formation /
menangkap free radical (vit.E, A, C, glutathione pada
cytosol, ikatan sulfhidril, protein serum: albumin,
ceruloplasmin, transferrin)
◦ Enzim 🡪 free-radical scavenger: catalase,
superoxide dismutase, glutathione peroxidase.
Selamat
belajar

terimaka
sih

Anda mungkin juga menyukai