Anda di halaman 1dari 33

ADAPTASI, JEJAS & PENUAAN SEL

Pengertian Adaptasi Sel 2

• Adaptasi sel adalah penyesuaian sel atau


jaringan yang bersifat reversible yang
diakibatkan karena adanya suatu jejas sel.
• Sel mampu mengatur dirinya dengan cara
mengubah struktur dan fungsinya sebagai
respon terhadap berbagai kondisi
fisiologis maupun patologis. Kemampuan
ini disebut dengan adaptasi sel.
3
Atrofi

Hipertrofi

Adaptasi Sel
Hiperplasia

Metaplasia
Tipe Adaptasi Sel 4

1. Atrofi

Adalah berkurangnya
ukuran suatu sel atau
jaringan. Atrofi dapat
terjadi akibat sel atau
jaringan tidak digunakan
misalnya, otot individu yang
mengalami imobilisasi atau
pada keadaan tanpa berat
(gravitasi 0). Atrofi juga
dapat timbul sebagai akibat
penurunan rangsang
hormon atau saraf terhadap
sel atau jaringan.
5

Hipertrofi fisiologis terjadi


sebagai akibat dari peningkatan
beban kerja suatu sel secara
sehat.
2. Hipertrofi
Adalah bertambahnya
ukuran suatu sel atau
jaringan. Hipertrofi Hipertrofi patologis terjadi
merupakan suatu respon sebagai respons terhadap
adaptif yang terjadi apabila suatu keadaan sakit
terdapat peningkatan
beban kerja suatu sel.

Hipertrofi kompensasi
terjadi sewaktu sel tumbuh
untuk mengambil alih peran
sel lain yang telah mati.
6
7

Hiperplasia fisiologis terjadi


setiap bulan pada sel
endometrium uterus selama
stadium folikuler pada siklus
menstruasi.
3. Hiperplasia
Adalah peningkatan
jumlah sel yang terjadi Hiperplasia patologis dapat
terjadi akibat rangsangan
pada suatu organ akibat hormon yang berlebihan.
peningkatan mitosis.

hiperplasia kompensasi
terjadi ketika sel jaringan
bereproduksi untuk
mengganti jumlah sel yang
sebelumnya mengalami
penurunan.
8
Next… Tipe Adaptasi Sel 9

4. Metaplasia
• Metaplasia adalah perubahan sel dari satu subtype ke subtype lainnya.
• Metaplasia biasanya terjadi sebagai respons terhadap cedera atau iritasi
kontinu yang menghasilkan peradangan kronis pada jaringan.
• Dengan mengalami metaplasia, sel-sel yang lebih mampu bertahan
terhadap iritasi dan peradangan kronik akan menggantikan jaringan semula.

Contoh metaplasia yang paling umum adalah perubahan sel saluran


pernapasan dari sel epitel kolumnar bersilia menjadi sel epitel skuamosa
bertingkat sebagai respons terhadap merokok jangka panjang.

Contoh lain yang dapat kita amati pada kasus kanker serviks. Pada perubahan
sel kolumnar endoserviks menjadi sel skuamosa ektoserviks terjadi secara
fisiologis pada setiap wanita yang disebut sebagai proses metaplasia. Karena
adanya faktor-faktor risiko yang bertindak sebagai ko-karsinogen, proses
metaplasia ini dapat berubah menjadi proses displasia yang bersifat patologis.
Next… Tipe Adaptasi Sel 10

Displasia
Adalah kerusakan pertumbuhan sel yang
menyebabkan lahirnya sel yang berbeda ukuran,
bentuk dan penampakannya dibandingkan sel
asalnya.Displasia tampak terjadi pada sel yang
terpajan iritasi dan peradangan kronik.
11
JEJAS SEL 12

Penyebab terjadinya jejas sel (cedera sel) :

1. Hipoksia (pengurangan oksigen) terjadi sebagai akibat


dari :

a. Iskemia (kehilangan pasokan darah)


Dapat terjadi bila aliran arteri atau aliran vena dihalangi
oleh penyakit vaskuler atau bekuan didalam lumen.
b. Oksigenisasi tidak mencukupi karena kegagalan
kardiorespirasi. Misalnya pneumonia.
c. Hilangnya kapasitas pembawa oksigen darah misalnya
anemia, keracunan karbon monooksida.
13
Penyebab terjadinya jejas sel (cedera sel) :

2. Faktor fisik
a. Trauma
Trauma mekanik dapat menyebabkan sedikit
pergeseran tapi nyata, pada organisasi organel
intrasel atau pada keadaan lain yang ekstrem,
dapat merusak sel secara keseluruhan.

b. Suhu rendah
Suhu rendah mengakibatkan vasokontriksi dan
mengacaukan perbekalan darah untuk sel.
Penyebab terjadinya jejas sel (cedera sel) : 14

c. Suhu Tinggi
Suhu tinggi yag merusak dapat membakar jaringan, tetapi jauh
sebelum titik bakar ini dicapai, suhu yang meningkat berakibat
jejas dengan akibat hipermetabolisme. Hipermetabolisme
menyebabkan penimbunan asam metabolit yang merendahkan
pH sel sehingga mencapai tingkat bahaya.

d. Radiasi
Kontak dengan radiasi secara fantastis dapat menyebabkan jejas,
baik akibat ionisasi langsung senyawa kimia yang dikandung
dalam sel maupun karena ionisasi air sel yang menghasilkan
radikal “panas” bebas yang secara sekunder bereaksi dengan
komponen intrasel
15

Penyebab terjadinya jejas sel (cedera sel) :

e. Tenaga Listrik
Tenaga listrik memancarkan panas bila
melewati tubuh dan oleh karena itu dapat
menyebabkan luka bakar dan dapat
mengganggu jalur konduksi saraf dan
berakibat kematian karena aritmi jantung.
16
Penyebab terjadinya jejas sel (cedera sel) :

3. Bahan kimia dan obat-obatan


Misalnya barbiturat menyebabkan perubahan pada sel
hati, karena sel-sel ini yang terlibat dalam degradasi obat
tersebut. Atau bila merkuri klorida tertelan, diserap dari
lambung dan dikeluarkan melalui ginjal dan usus besar. Jadi
dapat menimbulkan dampak utama pada alat-alat tubuh ini.

Bahan kimia dan obat-obatan lain yang dapat menyebabkan


jejas sel :
a. Obat terapeotik misalnya, asetaminofen (Tylenol).
b. Bahan bukan obat misalnya, timbale dan alkohol.
17
Penyebab terjadinya jejas sel (cedera sel) :

4. Bahan penginfeksi atau mikroorganisme


Mikroorganisme yang menginfeksi manusia
mencakup berbagai virus, ricketsia, bakteri,
jamur dan parasit.
5. Reaksi imunologik, antigen penyulut dapat
eksogen maupun endogen. Antigen endogen
(misal antigen sel) menyebabkan penyakit
autoimun.
6. Faktor genetik : Sindrom Down, anemia sel sabit
Penyebab terjadinya jejas sel (cedera 18

sel) :
7. Ketidakseimbangan nutrisi, antara lain :
a. Defisiensi protein-kalori.
b. Avitaminosis.
c. Aterosklerosis, dan obesitas.

8. Penuaan.
Jenis Jejas Sel 19
1. Jejas Reversible

• Contoh: degenerasi hidropik. Degenerasi ini menunjukkan adanya edema


intraselular, yaitu adanya peningkatan kandungan air pada rongga-rongga
sel selain peningkatan kandungan air pada mitokondria dan retikulum
endoplasma. Pada mola hidatidosa telihat banyak sekaligross
(gerombolan) mole yang berisi cairan. Mekanisme yang mendasari
terjadinya generasi ini yaitu kekurangan oksigen, karena adanya toksik,
dan karena pengaruh osmotik.

2. Jejas Irreversible
• Terdapat dua jenis jejas irreversible (kematian sel) yaitu apotosis dan
nekrosis. Apoptosis merupakan kematian sel yang terprogram.
Sedangkan nekrosis merupakan kematian sel/jaringan pada tubuh yang
hidup di luar dari kendali. Sel yang mati pada nekrosis akan membesar
dan kemudian hancur dan lisis pada suatu daerah yang merupakan
respons terhadap inflamasi (Lumongga, 2008). Jadi, perbedaan apoptosis
dan nekrosis terletak pada terkendali atau tidaknya kematian sel tersebut
20

Jejas Irreversible
PENUAAN SEL 21
22
PENGERTIAN

Cellular Senescence atau


penuaan sel adalah keadaan di
mana sel-sel tidak dapat lagi
membelah. Keadaan permanen
ini bisa menjadi manfaat dan
kerugian bagi organisme
tempat sel hidup.
Faktor Penuaan Sel 23

Adapun faktor-faktor yang mengakibatkan proses penuaan


antara lain :

 Faktor internal
Tertimbunnya produksi lipofuksin yang dikenal sebagai
pigmen penuaan diberbagai bagian tubuh. Terhentinya proses
pertumbuhan dan proses perbaikan sel-sel yang rusak.
Kerusakan pada materi inti yang merupakan pusat control
metabolism sel, sehingga sel gagal melaksanakan fungsi yang
semestinya. Terjadinya akumulasi substansi tertentu pada sel
yang boleh jadi sangat berbahaya bagi sel itu sendiri,
sehingga melumpuhkan system kekebalan yang secara
alamiah dimiliki oleh tubuh setiap manusia normal.
 Faktor eksternal (lingkungan) 24

Beberapa obyek penelitian terpenting, untuk menjelaskan


proses penuaan adalah ragi, cacing, atau lalat buah. Pada
dasarnya terdapat model penuaan pada jamur atau binatang
berderajat rendah itu, yang dapat ditarik pada model seluler
proses penuaan binatang menyusui, termasuk juga manusia.
Pada jamur ragi, proses reproduksi dengan menumbuhkan sel
anakan, melambat dan berhenti pada usia tertentu. Siklus ini
mirip dengan siklus reproduksi manusia. Hal tersebut
merupakan aspek biologis dari penuaan, yang nyaris tidak
berubah dalam proses evolusi.
25
 Faktor kalori

Dalam penelitian ditemukan, pengurangan sumber kalori


pada medium tempat ragi tumbuh, yakni glukosa dari dua
menjadi setengah persen, justru memperpanjang umur sel
ragi. Dimana, dengan lebih sedikitnya masukan kalori makin
panjang umur sel. Begitupun sebaliknya jika pemasukan
kalori berlebihan maka akan memperpendek umur sel.
Demikian pengamatan para peneliti.
26
 Korelasi metabolisme

Proses penuaan sel terjadi akibat oksidasi DNA dan oksidasi


protein. Untuk gampangnya para peneliti membayangkan
proses karat, akibat terjadinya oksidasi logam.
Jika proses metabolism berlangsung lambat, seperti pada
kondisi kekurangan glukosa pada jamur, jumlah radikal bebas
yang diproduksi juga menurun. Sementara pada situasi yang
berkelimpahan makanan, produksi oksigen reaktif juga
meningkat. Akibatnya, proses oksidasi DNA dan protein atau
juga pada unsur pembawa sinyal, yang tergantung pada
status oksidasi semakin cepat. Dampaknya sel juga menua
dengan cepat.
27
Kematian Sel 28
Terdapat 2 jenis kematian sel :

1. Apoptosis
Apoptosis : kematian sel
periodik yang telah
dipersiapkan penggantinya,
atau terprogram
2. Nekrosis
Nekrosis merupakan kematian
sel jaringan akibat jejas saat
individu masih hidup, juga
merupakan kematian sel
sebagai akibat dari adanya
kerusakan sel akut atau
trauma.

Nekrosis merupakan jejas sel


irreversible akibat proses
enzimatik dari kematian
elemen-elemen sel, denaturasi
protein, dan autolisis.
29
30
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai