Munculnya gangguan kardiovaskular disebabkan karena kegagalan dalam mempertahankan pola kehidupan yang baik dan sehat, seperti tidak berolahraga secara teratur, banyak bekerja dalam posisi duduk yang lama serta tidak dibarengi dengan pola makan yang baik (Pahlawi & Sativani, 2021). Prayogi et al. (2019) menyebutkan bahwa penyakit kardiovaskular merupakan penyebab kematian nomor satu di negara maju dan berkembang termasuk Indonesia. Diperkirakan lebih dari 36 juta kematian diakibatkan oleh penyakit tidak menular (PTM) tiap tahun, diperoleh 9 juta dari total kematian terjadi sebelum umur 60 tahun pada negara berkembang. Penyebab utama kematian di benua Asia sendiri dinyatakan oleh World Health Organization (WHO) dikutip dari Pratiwi & Saragi (2018) disebabkan oleh penyakit jantung. Survei yang dilakukan oleh Riset Kesehatan Dasar tahun 2018 menunjukkan prevalensi penyakit jantung koroner berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan dan gejala di Indonesia ialah sebesar 1,5% atau diperkirakan sekitar 2.650.340 orang. Mabruroh & Syarif (2020) menambahkan bahwa penyakit jantung koroner (PJK) atau Coronary Artery Disease (CAD) saat ini menjadi masalah kesehatan yang tinggi di masyarakat. Terdapat 18.2 juta (6.7%) orang dewasa usia lebih dari 19 tahun memiliki riwayat PJK serta menyebabkan 365.914 kematian pada tahun 2017. American Heart Association (AHA) menambahkan, di USA terdapat 15,5 juta orang dengan usia ≥20 tahun menderita PJK. Coronary Artery Disease (CAD) atau yang lebih populer dikenal penyakit jantung koroner merupakan penyakit kardiovaskular penyebab kematian terbesar dan insidensinya pada saat ini cenderung meningkat. Hal ini berkaitan dengan peningkatan taraf hidup dan berubahnya masyarakat agraris menjadi masyarakat industri maupun perubahan pola makanan (Awaludin et al., 2018). Dalam penelitian Pahlawi & Sativani (2021) WHO menyatakan bahwa Cardio Vascular Disease (CVD) mengalami peningkatan secara radikal dengan perkiraan 12 juta orang meninggal tiap tahunnya dan kebanyakan berasal dari negara berkembang. Penyakit jantung koroner (PJK) dianggap sebagai beban pertumbuhan CVD dan menjadi penyebab utama dilakukannya operasi jantung di seluruh dunia. PJK memengaruhi arteri koroner yang mensuplai darah beroksigen otot jantung karena menyebabkan timbulnya plak aterosklerotik di dalam arteri koroner sehingga terjadilah stenosis arteri. Stenosis dan penurunan suplai darah melalui salah satu segmen arteri ini memiliki efek berbahaya pada otot jantung. Salah satu penanganan yang dapat dilakukan untuk memperbaiki keadaan arteri pada penyakit jantung koroner ini adalah dengan dilakukannya Coronary Artery Bypass Graft (CABG). CABG adalah operasi mayor yang digunakan untuk memperbaiki arteri yang tersumbat dan menyempit dengan cara pembuluh darah kaki dicangkok di pembuluh darah jantung seperti sephaenos vein sebagai pengganti arteri cooner sebelah kanan dan arteri mamaria interna kiri (LIMA) sebagai pengganti arteri coroner sebelah kiri yang disebut "graft" (Pahlawi & Sativani, 2021). Selain ada masalah di sirkulasi coroner, ada juga pasien yang bermasalah sirkulasi sistemik yaitu pada katup jantungnya. Suplai darah dipompakan melalui semua ruang jantung dengan bantuan keempat katup yang mencegah agar darah tidak kembali ke belakang dan menjaga agar darah tersebut mengalir ke tempat yang dituju. Keempat katup ini adalah katup trikuspid yang terletak di antara atrium kanan dan ventrikel kanan, katup pulmonal, terletak di antara ventrikel kanan dan arteri pulmonal, katup mitral yang terletak di antara atrium kiri dan ventrikel kiri dan katup aorta, terletak di antara ventrikel kiri dan aorta. Katup mitral memiliki 2 daun (leaflet), yaitu leaflet anterior dan posterior. Katup lainnya memiliki tiga daun (leaflet). Salah satu masalah pada katup yaitu stenosis pada katup mitral. Mitral stenosis adalah penyakit katup mitral yang dicirikan dengan adanya penyempitan ukuran diameter katup mitral. Ditemukan pengurangan ukuran katup mitral ( 2 cm ) yang menimbulkan gangguan aliran darah dari atrium ke ventrikel kiri. Penyempitan katup mitral menyebabkan katup tidak terbuka dengan tepat dan menghambat aliran darah antara ruang-ruang jantung kiri. Ketika katup mitral menyempit (stenosis), darah tidak dapat dengan efisien melewati jantung. Kondisi ini menyebabkan seseorang menjadi lemah dan nafas menjadi pendek serta gejala lainnya. Menurut data dari The World Bank tahun 2015 dikutip dari Harahap et al (2021) sebanyak 4.511.101 per 100.000 populasi dengan posisi tertinggi yaitu benua Asia sebanyak 28.907 dari 100.000 populasi. Berdasarkan data yang diperoleh dari WHO, tercatat di tahun 2011 terdapat 140 juta pasien di seluruh rumah sakit di dunia, sedangkan pada tahun 2012 data mengalami peningkatan sebesar 148 juta jiwa sedangkan untuk kawasan Asia pasien operasi mencapai angka 77 juta jiwa pada tahun 2012. Hasil observasi data di ruang GICU B RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung pasien yang menjalani operasi Coronary Artery Bypass Graft (CABG) dan MVR (Mitral Valve Replecment) sekitar 26 pasien dari total tindakan 116 pasien selama 6 bulan dari April sampai dengan bulan Oktober 2023.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah pada penulisan Makalah ini adalah bagaimana pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien Post Coronary Artery Bypass Graft (CABG) dan Mitral Valve Replecment (MVR). 1.3 Tujuan 1.3.1 Tujuan Umum Diketahuinya asuhan keperawatan pada pasien Coronary Artery Disease (CAD) Post Coronary Artery Bypass Graft (CABG) di ruang GICU B RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung pada tahun 2023.
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Diketahuinya pengkajian keperawatan pada pasien Post Coronary Artery Bypass Graft (CABG) dan Mitral Valve Replecment (MVR). b. Diketahuinya diagnosis keperawatan pada pasien Post Coronary Artery Bypass Graft (CABG) dan Mitral Valve Replecment (MVR). c. Diketahuinya intervensi keperawatan pada pasien Post Coronary Artery Bypass Graft (CABG) dan Mitral Valve Replecment (MVR) d. Diketahuinya implementasi keperawatan pada pasien Post Coronary Artery Bypass Graft (CABG) dan Mitral Valve Replecment (MVR). e. Diketahuinya evaluasi keperawatan pada pasien Post Coronary Artery Bypass Graft (CABG) dan Mitral Valve Replecment (MVR). 1.4 Manfaat 1.4.1 Manfaat Teoritis Makalah ini diharapkan dapat menjadi dasar dalam praktik Pelatihan keperawatan kardiovaskuler tingkat dasar sebagai proses pembelajaran dalam melakukan praktik asuhan keperawatan pada pasien yang mengalami Post Coronary Artery Bypass Graft (CABG) dan Mitral Valve Replecment (MVR). 1.4.2 Manfaat Aplikatif Makalah ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu referensi pemberian intervensi pada pasien Post Coronary Artery Bypass Graft (CABG) Mitral Valve Replecment (MVR), serta berbagai tatanan pelayanan kesehatan dan masyarakat.