Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Munculnya gangguan kardiovaskular disebabkan karena kegagalan
dalam mempertahankan pola kehidupan yang baik dan sehat, seperti tidak
berolahraga secara teratur, banyak bekerja dalam posisi duduk yang lama serta
tidak dibarengi dengan pola makan yang baik (Pahlawi & Sativani, 2021).
Prayogi et al. (2019) menyebutkan bahwa penyakit kardiovaskular
merupakan penyebab kematian nomor satu di negara maju dan berkembang
termasuk Indonesia. Diperkirakan lebih dari 36 juta kematian diakibatkan oleh
penyakit tidak menular (PTM) tiap tahun, diperoleh 9 juta dari total kematian
terjadi sebelum umur 60 tahun pada negara berkembang.
Penyebab utama kematian di benua Asia sendiri dinyatakan oleh
World Health Organization (WHO) dikutip dari Pratiwi & Saragi (2018)
disebabkan oleh penyakit jantung. Survei yang dilakukan oleh Riset
Kesehatan Dasar tahun 2018 menunjukkan prevalensi penyakit jantung
koroner berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan dan gejala di Indonesia ialah
sebesar 1,5% atau diperkirakan sekitar 2.650.340 orang.
Mabruroh & Syarif (2020) menambahkan bahwa penyakit jantung
koroner (PJK) atau Coronary Artery Disease (CAD) saat ini menjadi masalah
kesehatan yang tinggi di masyarakat. Terdapat 18.2 juta (6.7%) orang dewasa
usia lebih dari 19 tahun memiliki riwayat PJK serta menyebabkan 365.914
kematian pada tahun 2017. American Heart Association (AHA)
menambahkan, di USA terdapat 15,5 juta orang dengan usia ≥20 tahun
menderita PJK.
Coronary Artery Disease (CAD) atau yang lebih populer dikenal
penyakit jantung koroner merupakan penyakit kardiovaskular penyebab
kematian terbesar dan insidensinya pada saat ini cenderung meningkat. Hal ini
berkaitan dengan peningkatan taraf hidup dan berubahnya masyarakat agraris
menjadi masyarakat industri maupun perubahan pola makanan (Awaludin et
al., 2018).
Dalam penelitian Pahlawi & Sativani (2021) WHO menyatakan bahwa
Cardio Vascular Disease (CVD) mengalami peningkatan secara radikal
dengan perkiraan 12 juta orang meninggal tiap tahunnya dan kebanyakan
berasal dari negara berkembang. Penyakit jantung koroner (PJK) dianggap
sebagai beban pertumbuhan CVD dan menjadi penyebab utama dilakukannya
operasi jantung di seluruh dunia. PJK memengaruhi arteri koroner yang
mensuplai darah beroksigen otot jantung karena menyebabkan timbulnya plak
aterosklerotik di dalam arteri koroner sehingga terjadilah stenosis arteri.
Stenosis dan penurunan suplai darah melalui salah satu segmen arteri ini
memiliki efek berbahaya pada otot jantung.
Salah satu penanganan yang dapat dilakukan untuk memperbaiki
keadaan arteri pada penyakit jantung koroner ini adalah dengan dilakukannya
Coronary Artery Bypass Graft (CABG). CABG adalah operasi mayor yang
digunakan untuk memperbaiki arteri yang tersumbat dan menyempit dengan
cara pembuluh darah kaki dicangkok di pembuluh darah jantung seperti
sephaenos vein sebagai pengganti arteri cooner sebelah kanan dan arteri
mamaria interna kiri (LIMA) sebagai pengganti arteri coroner sebelah kiri
yang disebut "graft" (Pahlawi & Sativani, 2021).
Selain ada masalah di sirkulasi coroner, ada juga pasien yang
bermasalah sirkulasi sistemik yaitu pada katup jantungnya. Suplai darah
dipompakan melalui semua ruang jantung dengan bantuan keempat katup
yang mencegah agar darah tidak kembali ke belakang dan menjaga agar darah
tersebut mengalir ke tempat yang dituju. Keempat katup ini adalah katup
trikuspid yang terletak di antara atrium kanan dan ventrikel kanan, katup
pulmonal, terletak di antara ventrikel kanan dan arteri pulmonal, katup mitral
yang terletak di antara atrium kiri dan ventrikel kiri dan katup aorta, terletak di
antara ventrikel kiri dan aorta. Katup mitral memiliki 2 daun (leaflet), yaitu
leaflet anterior dan posterior. Katup lainnya memiliki tiga daun (leaflet).
Salah satu masalah pada katup yaitu stenosis pada katup mitral. Mitral
stenosis adalah penyakit katup mitral yang dicirikan dengan adanya
penyempitan ukuran diameter katup mitral. Ditemukan pengurangan ukuran
katup mitral ( 2 cm ) yang menimbulkan gangguan aliran darah dari atrium ke
ventrikel kiri. Penyempitan katup mitral menyebabkan katup tidak terbuka
dengan tepat dan menghambat aliran darah antara ruang-ruang jantung kiri.
Ketika katup mitral menyempit (stenosis), darah tidak dapat dengan efisien
melewati jantung. Kondisi ini menyebabkan seseorang menjadi lemah dan
nafas menjadi pendek serta gejala lainnya.
Menurut data dari The World Bank tahun 2015 dikutip dari Harahap et
al (2021) sebanyak 4.511.101 per 100.000 populasi dengan posisi tertinggi
yaitu benua Asia sebanyak 28.907 dari 100.000 populasi. Berdasarkan data
yang diperoleh dari WHO, tercatat di tahun 2011 terdapat 140 juta pasien di
seluruh rumah sakit di dunia, sedangkan pada tahun 2012 data mengalami
peningkatan sebesar 148 juta jiwa sedangkan untuk kawasan Asia pasien
operasi mencapai angka 77 juta jiwa pada tahun 2012.
Hasil observasi data di ruang GICU B RSUP Dr. Hasan Sadikin
Bandung pasien yang menjalani operasi Coronary Artery Bypass Graft
(CABG) dan MVR (Mitral Valve Replecment) sekitar 26 pasien dari total
tindakan 116 pasien selama 6 bulan dari April sampai dengan bulan Oktober
2023.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah pada
penulisan Makalah ini adalah bagaimana pelaksanaan asuhan keperawatan
pada pasien Post Coronary Artery Bypass Graft (CABG) dan Mitral Valve
Replecment (MVR).
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Diketahuinya asuhan keperawatan pada pasien Coronary Artery
Disease (CAD) Post Coronary Artery Bypass Graft (CABG) di ruang GICU B
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung pada tahun 2023.

1.3.2 Tujuan Khusus


a. Diketahuinya pengkajian keperawatan pada pasien Post Coronary Artery
Bypass Graft (CABG) dan Mitral Valve Replecment (MVR).
b. Diketahuinya diagnosis keperawatan pada pasien Post Coronary Artery
Bypass Graft (CABG) dan Mitral Valve Replecment (MVR).
c. Diketahuinya intervensi keperawatan pada pasien Post Coronary Artery
Bypass Graft (CABG) dan Mitral Valve Replecment (MVR)
d. Diketahuinya implementasi keperawatan pada pasien Post Coronary
Artery Bypass Graft (CABG) dan Mitral Valve Replecment (MVR).
e. Diketahuinya evaluasi keperawatan pada pasien Post Coronary Artery
Bypass Graft (CABG) dan Mitral Valve Replecment (MVR).
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat Teoritis
Makalah ini diharapkan dapat menjadi dasar dalam praktik Pelatihan
keperawatan kardiovaskuler tingkat dasar sebagai proses pembelajaran dalam
melakukan praktik asuhan keperawatan pada pasien yang mengalami Post
Coronary Artery Bypass Graft (CABG) dan Mitral Valve Replecment (MVR).
1.4.2 Manfaat Aplikatif
Makalah ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu referensi
pemberian intervensi pada pasien Post Coronary Artery Bypass Graft (CABG)
Mitral Valve Replecment (MVR), serta berbagai tatanan pelayanan kesehatan
dan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai