Anda di halaman 1dari 4

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Negara Indonesia mengalami peningkatan kasus dengan penyakit
kardiovaskular. Salah satunya adalah penyakit jantung koroner (PJK).
Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan bagian dari penyakit
kardiovaskuler yang menjadi ancaman di dunia modern saat ini. ). American
heart association (AHA) mendefinisikan penyakit jantung koroner adalah
istilah umum untuk penumpukan plak di arteri jantung yang dapat
menyebabkan serangan jantung. Penumpukan plak pada arteri koroner ini
disebut dengan aterosklerosis (AHA, 2017). PJK terjadi karena adanya
penyumbatan atau penyempitan pada pembuluh darah koroner yang
menyebabkan aliran darah ke jantung terbatas (American Heart Association
(AHA), 2019).
Data dari World Health Organization (WHO) (2014a) menunjukkan
bahwa PJK merupakan penyebab kematian pertama di dunia sejak tahun 2000
hingga tahun 2015. Sedangkan di Indonesia, PJK merupakan penyebab
kematian nomor dua dengan jumlah kematian sebanyak 138.400 orang (Biro
Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, 2017; WHO, 2014a). Menurut
WHO,pada tahun 2019, menyebutkan bahwa penyakit tersebut merupakan
penyebab pertama kematian saat ini. Pada 2019 diperkirakan, 17 juta orang
meninggal karena PJK.
Penyakit jantung koroner yang hingga kini masih ditempatkan sebagai
penyebab kematian nomor satu di dunia bisa diatasi dengan salah satu
tindakan pemasangan stent atau yang disebut dengan tindakan PCI, selain itu
juga dapat diatasi dengan tindakan operasi Coronary Artery Bypass Grafting
(CABG) (Yahya, 2017). Coronary Artery Bypass Grafting (CABG) yang
merupakan salah satu penanganan intervensi dari PJK. CABG adalah jenis
tindakan operasi jantung yaitu dengan membuat saluran baru melewati bagian
arteri coronaria yang mengalami penyempitan. Operasi Coronary Artery
Bypass Graft pertama kali dilakukan di Amerika Serikat pada tahun 1960.

1
Coronary Artery Bypass Graft merupakan salah satu metode
revaskularisasi yang umum dilakukan pada pasien yang mengalami
atherosklerosis dengan tiga atau lebih penyumbatan pada arteri koroner atau
penyumbatan yang signifikan pada Left Main Artery Coroner (Chulay &
Burns, 2016). Secara sederhana, CABG adalah operasi pembedahan yang
dilakukan dengan membuat pembuluh darah baru atau bypass terhadap
pembuluh darah yang tersumbat sehingga melancarkan kembali aliran darah
yang membawa oksigen untuk otot jantung yang diperdarahi pembuluh
tersebut.
Operasi ini memberikan hasil jangka panjang yang baik sampai 20 tahun
(Rachmat et al, 2010). Namun, tindakan CABG diketahui memiliki beberapa
komplikasi (Hillis et al, 2011) yaitu stroke 1,4 – 3,8%, infeksi sternum
superficial 2-6%, infeksi sternum dalam 0,45-5%, gagal ginjal akut 2-3%,
aritmia 20-50%, dan 10-20% pasien yang memerlukan transfusi darah pasca
pembedahan. Selain itu tindakan CABG juga mempunyai angka mortalitas
berkisar 5-6% (Moorjani et al., 2013).
Di Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita sudah
melakukan operasi CABG sejak tahun 1990 dan tahun 1998 sudah melakukan
CABG tanpa mesin pintas jantung paru. Menurut data Laporan Kinerja
Instalasi Bedah Dewasa dan Intensif Paska Bedah RS Jantung dan Pembuluh
Darah Harapan Kita, tindakan bedah CABG yang dilakukan pada tahun 2019
sebanyak 747 kasus, dan pada tahun 2020 terjadi penurunan menjadi sebanyak
455 kasus dikarenakan terjadinya pandemi Covid-19. Keberhasilan dan
kesembuhan pasien tergantung berbagai faktor antara lain kondisi pasien
selama pre operasi, intra operasi dan pasca operasi. Oleh karena itu, perawat
memiliki peran penting dalam pemberian asuhan keperawatan terhadap pasien
secara menyeluruh meliputi bio, psiko, sosial, spiritual melalui beberapa aspek
diantaranya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
Masih tingginya tingkat kematian akibat penyakit jantung koroner ini
menyebabkan tingginya tingkat pembedahan dengan Coronary Artery Bypass
Graft. Maka sangat diperlukan pelayanan optimal sehingga pelayanan dituntut
untuk dapat bekerja lebih profesional dari berbagai bidang profesi baik dokter

2
bedah, anastesiologist, perfusionist, dan perawat. Perawat sebagai profesi yang
menjadi ujung tombak pelayanan di Rumah Sakit harus mampu memberikan
asuhan keperawatan yang optimal baik selama preoperasi, intraoperasi dan
pascaoperasi. Sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup pasien sebelum
dilakukan tindakan operasi.
Laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah Rumah Sakit Jantung
dan Pembuluh Darah Harapan Kita pada periode Januari sampai dengan
Desember 2020 menunjukkan jumlah operasi CABG di kamar bedah
sebanyak 455 kasus dengan angka mortalitas 0.7%. Perawatan pasien pasca
bedah jantung pada umumnya dilakukan di unit perawatan kritis atau intensive
care unit (ICU). Asuhan Keperawatan yang spesifik pada pasien pasca bedah
jantung sangat menentukan keberhasilan pasien melewati masa-masa krisis
pasca operasi.
Berdasarkan latar belakang di atas maka dalam makalah ini kelompok
membatasi pembahasan hanya “Asuhan Keperawatan Pada Pasien Ny. S
dengan Post Operasi Coronary Artery Bypass Grafting (CABG) Off Pump Di
Ruang ICU Bedah Dewasa RS Jantung Dan Pembuluh Darah Harapan Kita,
Jakarta”.

1.2 Tujuan Penulisan


1.2.1 Tujuan umum penulisan
Mampu mengaplikasi teori tentang perawatan pada pasien dengan
p a s c a o p e r a s i Coronary Artery Bypass Graft

1.2.2 Tujuan khusus penulisan


1.2.2.1 Mengetahui konsep dasar teori Coronary Artery Bypass Graft
a. Mengetahui definisi Coronary Artery Bypass Graft
b. Mengetahui tujuan Coronary Artery Bypass Graft
c. Mengetahui indikasi Coronary Artery Bypass Graft
d. Mengetahui kontraindikasi Coronary Artery Bypass Graft
e. Mengetahui teknik Coronary Artery Bypass Graft
f. Mengetahui komplikasi Coronary Artery Bypass Graft

3
1.2.2.2 Mengetahui asuhan keperawatan pada pasien dengan pasca
operasi Coronary Artery Bypass Graft (CABG)
a. Mengetahui pengkajian pada pasien dengan pasca operasi
Coronary Artery Bypass Graft
b. Mengetahui diagnosa keperawatan pada pasien dengan
pasca operasi Coronary Artery Bypass Graft
c. Mengetahui rencana keperawatan pada pasien dengan pasca
operasi Coronary Artery Bypass Graft
d. Mengetahui Implementasi keperawatan pada pasien dengan
pasca operasi Coronary Artery Bypass Graft

1.3 Manfaat Penulisan


Hasil dari penulisan ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumber
informasi dan memberikan pengetahuan bagi para petugas kesehatan,
khususnya para perawat dalam melakukan asuhan keperawatan pada pasien
post operasi Coronary Artery Bypass Graft sehingga intervensi keperawatan
yang dilakukan dapat dilakukan lebih optimal.

Anda mungkin juga menyukai