Disusun Oleh :
PRODI D IV FISIOTERAPI
POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA
KARANGANYAR
2019
BEDAH VASKULER
CORONARY ARTERY BYPASS GRAFT(CABG) SURGERY
I. PENGERTIAN
Bedah vaskular ialah prosedur bedah yang bertujuan untuk
mengobati penyakit yang berhubungan dengan vaskular, seperti penyakit
pada pembuluh arteri dan vena. Penyakit pada pembuluh arteri merupakan
kondisi dimana arteriosklerosis, trombosis (pembekuan darah) dan kondisi
dinding pembuluh darah abnormal yang terjadi di pembuluh arteri.
Di sisi lain, penyakit pembuluh vena adalah masalah yang terjadi di
pembuluh darah vena. Terdapat beberapa penyakit atau kondisi yang
terjadi hanya pada pembuluh arteri atau hanya terjadi pada pembuluh vena,
dan hanya sedikit yang melibatkan keduanya (pembuluh vena dan arteri).
Tindakan bedah ini dapat membantu pengembalian aliran darah ke area
tubuh setelah trauma, penyakit atau penyebab lain yang merusak pembuluh
darah.
Kasus-kasus yang berhubungan dengan gangguan pada sistem
pembuluh darah mikro (mikroangiopati) seperti pada ulkus diabetikum dan
ulkus vena. Selain itu, penyakit terkait vaskuler di antaranya
meliputi; Aneurisme otak dan perut, Stroke, Penyakit Arteri Peripheral,
Trombosis Vena dalam, Varises dan Spider veins, Embolisme pulmonari,
Stenosis pada katup jantung dan pembuluh darah, Limfedema,
Hiperlipidema (kolesterol atau triglycerides tinggi).
Coronary Artery Bypass Graft Surgery (CABG) merupakan salah
satu intervensi dari Penyakit Jantung Koronar (PJK), dengan cara
merekonstruksi atau membuat saluran baru melewati bagian Arteri
Coronaria yang mengalami penyempitan atau penyumbatan oleh timbunan
lemak, kolesterol dan zat-zat lain yang secara kolektif dikenal sebagai plak.
II. TUJUAN
Coronary Artery Bypass Graft Surgery (CABG) bertujuan untuk
mengatasi kurang/terhambatnya aliran Arteri Coronariaakibat adanya
penyempitan bahkan penyumbatan ke otot jantungdengan membuat
pintasan (jalan memutar) pada arteri jantung yang tersumbat untuk
memulihkan aliran darah normal ke otot jantung.
Dokter bedah pada umumnya mengambil sebagian pembuluh darah
dari kaki atau dada pasien atau pembuluh darah sehat dari bagian
tubuhlain, seperti arteri besar mamaria interna kiri dan vena saphenous
untukdijahitkan ke sekitar bagian tersumbat dari arteri, mem-bypass arteri
koroner lama yang sakit dan membangun jalur baru bagi darah yang kaya
oksigen untuk mencapai otot jantung.
Sehingga CABGdapat memulihkan aliran darah normal ke otot
jantung, meningkatkan sirkulasi darah ke arteri koroner, mencegah
terjadinya iskemia yang luas, meredakan gejala yang terkait dengan
penyakit jantung koroner termasuk Angina (nyeri dada).
Transplantasi atau cangkok pembuluh darah ini dapat dilakukan
dengan lebih dari satu pembuluh darah,tergantung pada kondisi pasien.
Prosedur ini juga menurunkan risiko serangan jantung, meningkatkan
kualitas hidup, meningkatkan toleransi aktifitas dan memperpanjang masa
hidup.
III. METODE
A. Persiapan sebelum pelaksanaan operasi CABG
1. Persiapan pasien :
a) Informed concern
b) Obat – obatan pra operasi: aspirin, nitrogliserin, nifedipin,
diltiazem
c) Pemeriksaan laborat lengkap terutama: Hb, Hematokrit, jumlah
leukosit, kadar elektrolit, faal hemotasis, foto thorak, EGC,
serta tes fungsi paru –paru (vital capacity)
d) Persiapan darah 6 – 10 bag sesuai golongan darah pasien
e) Puasa malam10 – 2 jam
f) Cukur area pembedahan
g) Lepaskan perhiasan, kontak lensa, mata palsu, gigi palsu
(identifikasi dan simpan yang aman atau berikan keluarganya).
h) Cek benda – benda asing dalam mulut.(Bhimji, 2011)
2. Persiapan alat dan bahan penunjang operasi:
a) Bahan habis pakai (spuit, masker, jarum, benang, dll)
b) Alat penunjang kamar operasi
c) Linen set (3 set)
d) Instrument dasar (1 set dasar bedah jantung dewasa)
e) Instrumen tambahan (1 set tambahan bedah jantung)
f) Intrumen AV graft (1 set)
g) Instrument mikrocoroner (1 set)
h) Instrument kateter (1 set)(Muttaqin, A,2009).
15. Setelah CPB terpasang, operator ditempat klem lintas aorta (aortic
cross clamp)diseluruh aorta dan mengintruksikan perfusionist
untuk memasukkancardioplegia untuk menghentikan jantung.
16. Ujung setiap pembuluh darah grefting dijahit pada arteri koronaria
diluar daerah yang diblok dan ujung alin dihubungkan pada aorta.
17. Jantung dihidupkan kembali; atau pada operasi “off pump” alat
stabilisator dipisahkan. Pada beberapa kasus, aorta didukung
sebagian oleh klem C-Shaped, jantung dihidupkan kembali dan
penjahitan jaringan grafting ke aorta dilakukan sembari jantung
berdenyut.
18. Protamin diberikan untuk memberikan efek heparin.
19. Sternum dijahit bersamaan dan insisi dijahit kembali.
20. Pasien akan dipindahkan ke unit perawatan intensif (ICU) untuk
penyembuhan.
21. Setelah keadaan sadar dan stabil di ICU (sekitar 1 hari), pasien bisa
dipindah ke ruang rawat sampai pasien siap untuk pulang.
IV. INDIKASI DAN KONTRAINDIKASIOPERASI CABG
A. Assesment
Palpasi
Palpasi pada anggota gerak apakah ada oedema atau tidak.
Pemeriksaan sangkar thoraks
B. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan fisioterapi pada coronary artery baypass graft
(CABG) bertujuan untuk meminimalisir komplikasi post operasi seperti
ateectasis, arterial hypoxemia, infeksi pernafasan, yang merupakan
penyebab utama mordibitas dan mortalitas dalam operasi CBAG (Crowe
and Bradley,1997; Matte, Jacquet, Van Dyck, and Goenen,
2000;Oikkonen et al, 1991; Westerdahl et al, 2005)
Penatalaksanaan fisioterapi digunakan untuk mengelola komplikasi
sekunder seperti nyeri dan kekakuan, mengembalikan mobilitas dan
fungsi, dan meningkatkan kualitas hidup pasca operasi (Herdy et al,
2008; Peric et al, 2008).
Menurut Fillbay et al hal-hal yang dapat dilakukan fisioterapis
dalam menangani pasien bedah CBAG yaitu :
Vibrations to the chest wall.
Tujuan teknik ini untuk meningkatkan turbulensi udara
ekspirasi dan melepaskan mukus yang kental. Vibrasi dilakukan
dengan cara meletakkan tangan bertumpang tindih pada dada
kemudian dengan dorongan bergetar dan pada waktu pasien
mengeluarkan nafas (jenkins et al , 1994) . Dilakukan pada pasien
yang diintubasi diruang ICU.
Positioning dan suctioning.
Hal ini dilakukan fisioterapis pada pasien pasca operasi di
ruang ICU yang diintubasi. Apabila dalam auskultasi terdapat
penumpukan skutum maka dilakukan postural drainage.
Deep breathing exercise dan batuk efektif.
Latihan ini dilakukan pada pasien pasca operasi CBAG yang
tidak memiliki komplikasi.
PROM dan AROM exercise
PROM dilakukan saat pasien dalam keadaan tidak sadar
sedangkan AROM dilakukan saat pasien sadar . Tujuan tindakan
ini untuk menjaga lingkup gerak sendi pada anggota gerak atas dan
anggota gerak bawah
Transfer dan Ambulasi.
Pasien diinstruksikan untuk duduk di tempat tidur kemudian
latihan berdiri pada hari pertama pasca operasi, terapis dapat
melatih jalan pasien di dalam ruangan kemudian pada hari kedua
di latih untuk berjalan jarak pendek di koridor dan pada hari ke
tiga, pasien di latih berjalan bebas di koridor, dan naik tangga pada
hari keempat.
Incentive spirometry
Fisioterapi berusaha untuk mencegah dan mengurangi
terjadinya komplikasi paru setelah operasi. Untuk meningkatkan
fungsi paru pasca-operasi, dilakukan latihan dengan incentive
spirometry yang dilakukan secara terus menerus
Cardiovasculer exercise
Setelah melakukan operasi, pasien dianjurkan untuk
berolahraga secara rutin untuk mencapai pemulihan maksimal dan
mencegah penyakit aterosklerotik progresif . Exercise dilakukan
pada dosis rendah-sedang. Exercise yang aman dan efektif pada
pasien post operasi yaitu intense cardiac interval training. (Coyan et
al. ,2014 )
KESIMPULAN !!
DAPUS (?)
BELUM DI MIX:
Komplikasi yang mungkin terjadi segera setelah operasi maupun dalam waktu
yang lebih lama antara lain:
c. Komplikasi ginjal dapat terjadi gagal ginjal ketika terjadi penurunan curah
jantung.
g. Rapid Restenosis Graft (dalam waktu 6 bulan) atau vena graft colap.